com
ISSN 0970-0153
RN 135/AL/84-NTI NAAS
SEJARAH DARIBIOLOGI PERINGKAT : 4.08
Artikel
Efek dariGarcinia manggisEkstrak Kadar ALT dan AST serta Struktur Hati
pada Tikus Diabetes yang diinduksi Streptozotocin
– Raden Joko Kuncoroningrat Susilo, Suhailah Hayaza, Arif Nur Muhammad
Ansori, Bilqis Inayatillah, Siti Istiqomah, Win Darmanto, Dwi Winarni, Ruey-An
Doong dan Saikhu Akhmad Husen . . . 149-153
Potensi Antioksidan Berbagai Fraksi Ekstrak Buah Okra untuk Memperbaiki Liver
Struktur dan Fungsi pada Tikus Diabetes
– Saikhu Akhmad Husen, Dwi Winarni, Sri Puji Astuti Wahyuningsih, Arif Nur
Muhammad Ansori, Suhailah Hayaza, Raden Joko Kuncoroningrat Susilo, Ruey-
An Doong dan Win Darmanto . . . 154-158
Pengaruh Perendaman Umbi Porang Dalam Larutan Asam Terhadap Penurunan Kalsium Oksalat
Tingkat
– Ratih Kusuma Wardani dan Prasetyo Handrianto . . . 173-176
Pengaruh Kimia Mutagen EMS (Ethyl Methane Sulfonate) Terhadap Pertumbuhan dan
Respon Fitokimia dariBaraVarietas Cabai (Capsicum frutescensvar.Bara)
– Wirdhatul Muslihatin dan Andriyani . . . 186-189
Pemodelan Kasus HIV dan AIDS di Indonesia Menggunakan Bi-response Negative Binomial
Pendekatan Regresi Berdasarkan Estimator Linier Lokal
– Amin Tohari, Nur Chamidah dan Fatmawati . . . 215-219
Analisis Ekspresi Limfosit T (CD8+) pada Karies Anak Usia Dini yang Parah
– Muhammad Luthfi, Priyawan Rachmadi, Aqsa Sjuhada Oki dan Agung
Sosiawan . . . 227-231
Pengaruh Daun Wungu [Graptophyllum gambar(L.) Griff] Ekstrak Etanol pada Testis
Histologi Mencit Jantan yang Diinduksi Kadmium
– F. Wirapratama, L. Suhargo dan A. Hayati . . . 248-251
Dampak Kebisingan Terhadap Gangguan Pendengaran pada Siswa SMK yang Menggunakan Mesin di
Indonesia
– Indra Zachreini, Jenny Bashiruddin, Damayanti Soetjipto dan Nyilo Purnami
. . . 276-280
Dinamika Populasi dan Potensi Kelestarian Tuna Ekor Panjang (Thunnus tonggol
Bleeker, 1851) Mendarat di Pelabuhan Perikanan Pekalongan, Indonesia
– R. Fitriani, R. Hartati, S. Sunaryo, I. Irwani, R. Ario dan A. Soegianto...304-310
Fitur Bahan Organik, Klorofil dan Ukuran Butir dari Sedimen dalam Kultur
Pena Laut dariHolothuria atra(Holothuroidea, Echinodermata)
– Retno Hartati, Muhammad Zainuri, Ambariyanto Ambariyanto, Widianingsih
Widianingsih, Edy Supriyo dan Agoes Soegianto . . . 311-316
Optimasi Induksi Kalus dariPiper sirihL.var. Eksplan Nigra dengan Berbagai Macam
Konsentrasi Air Kelapa dan Penambahan 2,4-D dan BAP
– Junairiah, Ely Tri Wijayanti, Yosephine Sri Wulan Manuhara, Ni'matuzahroh
dan Lilis Sulistyorini . . . 324-328
Profil Senyawa Bioaktif dan Aktivitas Antimikroba N-heksana dan Etil Asetat
Ekstrak dariRetrofraktum PiperBuah
– Junairiah, Nuke Dwi Irmayanti, Tri Nurhariyati dan Ni'matuzahroh . . . 329-332
Kadar Spesies Oksigen Reaktif (ROS) dan Antioksidan padaLimnodrilus hoffmeisteri
Cacing Terkena Merkuri
– Irawati Mei Widiastuti, Achmad Rizal dan Agoes Soegianto . . . 333-336
Secara in vitroUji Streptomisin Antituberkulosis yang Dimuat dalam Pengganti Tulang Suntik
– Inten Firdhausi Wardhani, Dyah Hikmawati, Aminatun, Rofi Mega Rizki
Samudra dan Katherine . . . 337-341
Meningkatkan Toleransi Tanaman yang Ditumbuhkan di Tanah Salin: Peran Simbiosis Tripartit
– Yuni Sri Rahayu, Yuliani dan Intan Ayu Pratiwi . . . 346-353
ABSTRAK
Umbi porang merupakan salah satu jenis umbi yang banyak mengandung glukomanan. Glukomanan banyak digunakan
dalam industri makanan sebagai pengental makanan. Di bidang kesehatan, glukomanan merupakan makanan yang baik jika
dikonsumsi oleh penderita hipertensi dan diabetes. Pemanfaatan umbi porang sebagai pangan masih sangat sedikit. Hal ini
disebabkan kandungan kalsium oksalat yang tinggi. Kalsium oksalat dapat menyebabkan rasa gatal dan perih pada lidah
dan tenggorokan bila dikonsumsi serta dapat menyebabkan gangguan pada ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menurunkan kadar kalsium oksalat pada umbi porang. Penurunan kadar kalsium oksalat dilakukan dengan cara merendam
umbi porang dalam bentuk keripik dengan larutan perasan jeruk nipis dan cuka dengan berbagai konsentrasi larutan.
Perendaman umbi porang dalam larutan perasan jeruk nipis 5% menunjukkan hasil yang optimal yaitu mampu menurunkan
kadar kalsium oksalat sebesar 58%. Penggunaan cuka 15% menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
perasan jeruk nipis 5%. Umbi porang yang direndam cuka 15% mengalami penurunan kadar kalsium oksalat sebesar 68%.
Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa perlakuan perendaman dengan larutan perasan jeruk nipis dan cuka efektif
menurunkan kadar kalsium oksalat pada umbi porang.
1, 5 dan 10% masing-masing digunakan untuk volume larutan asam cuka 60 dan 80 ml. Mula-
menurunkan kadar kalsium oksalat pada umbi mula umbi porang diiris menjadi keripik basah
talas. Larutan asam sitrat dan perasan jeruk nipis berukuran 2×2 cm dan tebal 0,5 cm. Keripik
5% merupakan konsentrasi yang optimal untuk porang basah sebanyak 50 g direndam dalam 250
menurunkan kadar kalsium oksalat pada umbi ml larutan perasan jeruk nipis dengan variasi
talas dibandingkan dengan konsentrasi 1 dan 10% konsentrasi 0, 3, 5 dan 7% v/v. Perendaman
(Purwaningsih dan dan Kuswiyanto, 2016). Umbi dilakukan selama 3×15 menit dan dicuci dengan
kimpul merupakan jenis umbi yang mengandung aquades. Setelah proses perendaman, keripik
kalsium oksalat. Kandungan kalsium oksalat pada porang basah dan tepung porang dikeringkan
umbi dapat dikurangi dengan cara merendamnya pada suhu 60°C selama 24 jam (Wardani dan
dalam larutan asam cuka dengan konsentrasi 10, Handrianto, 2019). Keripik tepung porang kering
15 dan 20%. Kadar kalsium oksalat pada umbi ditumbuk hingga halus. Prosedur yang sama juga
yang telah direndam larutan asam cuka dilakukan pada larutan cuka dengan konsentrasi
mengalami penurunan kurang lebih 50-66% 10, 15 dan 20%.
(Agustindkk., 2017).
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah Dua gram sampel (keripik porang yang telah
dilakukan mengenai penurunan kadar kalsium dihaluskan pada tahap sebelumnya) direaksikan
oksalat pada beberapa jenis umbi-umbian, peneliti dengan 200 ml larutan HCl 0,3 M dan dipanaskan
ingin melakukan penelitian mengenai penurunan dalam penangas air hingga mendidih selama 1 jam.
kadar kalsium oksalat pada umbi porang. Upaya Filtrat yang diperoleh kemudian ditambahkan
penurunan kadar kalsium oksalat dilakukan dengan air suling hingga volume 250 ml. Filtratnya
dengan cara merendam umbi porang dalam kemudian diencerkan sebanyak dua kali untuk
larutan perasan jeruk nipis (dengan konsentrasi 3, selanjutnya dianalisis kadar kalsium oksalatnya
5 dan 7%) dan larutan asam cuka (dengan dengan metode titrasi permanganometri (Wardani
konsentrasi 10, 15 dan 20%). Analisis kadar dan Handrianto, 2019).
kalsium oksalat menggunakan metode titrasi Pada saat titrasi, larutan sampel yang digunakan
permanganometri. sebanyak 50 ml. Larutan sampel ditambahkan 10
ml larutan H2SO4 2
4N4 dan dipanaskan hingga suhu
BAHAN DAN METODE larutan 70°C. Larutan tersebut kemudian dititrasi
dengan larutan KMnO 0,1N yang telah 4
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara distandarisasi sebelumnya, hingga warna larutan
lain umbi porang, buah jeruk nipis, larutan asam berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda
cuka 25%, asam oksalat, kalium permanganat, air yang tidak hilang dalam beberapa detik.
suling, asam klorida pekat (HCl) dan asam sulfat
pekat (H SO ). Buah jeruk nipis dan
2
larutan
4
asam
cuka 25% digunakan sebagai larutan marinade. HASIL DAN DISKUSI
Asam oksalat, kalium permanganat, air suling,
asam klorida pekat, dan asam sulfat pekat Senyawa oksalat pada tumbuhan disimpan dalam
digunakan dalam proses analisis kadar kalsium cairan sel tumbuhan dalam bentuk asam oksalat
oksalat. atau kalsium oksalat. Adanya senyawa oksalat
pada umbi-umbian ini menyebabkan rasa gatal
Konsentrasi larutan perasan jeruk nipis yang pada telapak tangan saat dikupas dan rasa gatal
digunakan pada penelitian ini adalah 3, 5 dan 7% v/v. pada mulut, lidah, dan tenggorokan saat
Larutan perasan jeruk nipis 3% dibuat dengan cara mengonsumsinya (Maulinadkk., 2012). Pasalnya,
mencampurkan 3 ml perasan jeruk nipis dengan air tusukan jarum kristal kalsium oksalat dibungkus
suling hingga volume total larutan menjadi 100 ml. dalam kapsul transparan berisi cairan. Kapsul
Larutan perasan jeruk nipis 5 dan 7% dibuat dengan transparan disebut rafid. Jika umbi dikupas atau
cara yang sama dengan volume perasan jeruk nipis dipotong dapat menyebabkan dinding rafid pecah
sebanyak 5 dan 7 ml. Konsentrasi larutan asam cuka dan kristal kalsium oksalat keluar dari rafid ke
yang digunakan pada penelitian ini adalah 10, 15 dan permukaan. Kristal kalsium oksalat yang keluar
20% v/v. Larutan asam cuka 10% dibuat dengan akan menusuk kulit dan menimbulkan rasa gatal
mengencerkan 40 ml larutan asam cuka 25% ke pada kulit tangan, mulut, lidah dan tenggorokan.
dalam 100 ml larutan. Lima belas dan 20% larutan
asam cuka dibuat dengan cara yang sama
Merendam umbi porang dalam larutan asam 175
Senyawa kalsium oksalat merupakan garam setara dengan jumlah mol kalsium oksalat
oksalat yang paling sulit larut dalam air. Kalsium sehingga kadar kalsium oksalat setara dengan
oksalat memiliki kelarutan dalam air sebesar kadar asam oksalat dalam filtrat.
0,0067 g/l pada suhu 13°C (Wardani dan
Handrianto, 2019). Pencucian dengan air hanya Analisis kadar asam oksalat sebenarnya dapat
dapat melarutkan senyawa asam oksalat tetapi dilakukan juga dengan metode alkalimetri namun
tidak dapat melarutkan senyawa kalsium oksalat. pada penelitian ini tidak dapat dilakukan. Hal ini
Kristal kalsium oksalat dapat dihilangkan dengan dikarenakan tahap pemanasan melibatkan larutan
pencucian dan perendaman yang benar beberapa HCl. Dikhawatirkan senyawa HCl masih
kali. Kalsium oksalat tidak larut dalam air tetapi terkandung dalam filtrat dan dapat bereaksi
larut dalam asam encer, sehingga sebaiknya umbi dengan NaOH, sebagai larutan standar sekunder
dicuci dan direndam dalam senyawa asam agar pada metode alkalimetri. Hal ini membuat kadar
senyawa kalsium oksalat dapat dihilangkan secara asam yang diukur tidak hanya kadar asam oksalat
maksimal. Air jeruk nipis mengandung asam tetapi juga kadar asam klorida.
organik seperti asam sitrat dan asam askorbat Kadar kalsium oksalat pada umbi porang setelah
(Purwaningsih dan dan Kuswiyanto, 2016). Kedua direndam dalam cuka (asam asetat) ditunjukkan pada
asam ini mampu mengubah kalsium oksalat yang Tabel 1. Larutan asam cuka 10, 15 dan 20% mampu
tidak larut dalam air menjadi asam oksalat yang menurunkan kadar kalsium oksalat pada umbi
larut dalam air sehingga terbuang bersama air porang sebesar 57, 66 dan 67%. Hasil tersebut sesuai
rendaman. dengan penelitian Agustin (2017) bahwa cuka (asam
asetat) 20% mampu menurunkan kadar kalsium
oksalat pada umbi sebesar 66%. Grafik penurunan
Tabel 1. Kadar kalsium oksalat pada umbi porang setelahnya kadar kalsium oksalat pada umbi porang setelah
direndam dalam cuka direndam dalam larutan asam cuka ditunjukkan pada
Larutan Kesimpulan Replikasi Asam oksalat Rata-rata Gambar 1.
(% b/b) (% b/b)