Kepala Balitkabi
MITRA BESTARI
Dr. Sc.Agr. Agung Karuniawan, MScAgr Kesesuaian Varietas, Jenis Pupuk Organik
Pemuliaan Tanaman dan Pupuk Hayati untuk Peningkatan
Dr. Ir. Yulia Nuraini, MS Produktivitas Kedelai di Lahan Pasang
Ilmu Tanah
Prof. Dr. Ratya Anindita Surut
Ekonomi Pertanian Afandi Kristiono, Runik Dyah Purwaningrahayu,
Prof. Dr. Subiyakto Dian Adi Anggraeni Elisabeth, Andy Wijanarko,
Entomologi
Abdullah Taufiq ........................................................ 94-104
Prof. Ir. Loekas Soesanto, MS, PhD
Penyakit Tanaman
Dr. Ir. Bambang Dwi Argo, DEA Respons Varietas Kedelai Unggul terhadap
Mekanisasi Pertanian
Prof.Dr. Harijono, M.App. SE
Cucumber mosaic virus Strain Soybean
Teknologi Pangan Yunita Fauziah Rahim, Tri Asmira Damayanti, Munif
REDAKSI PELAKSANA Ghulamahdi ............................................................ 105-112
Bambang Sri Koentjoro, SP, MKom
Dian Adi Anggraeni, STP, M.AgrSc, MAP
Dr. Runik Dyah Purwaningrahayu, SP, MP
Analisis Keragaman Genetik dan
Apri Sulistyo, SP, MSi Kekerabatan Genotipe Ubi Jalar
Marida Santi Yudha Ika Bayu, SP, MAgr Berdasarkan Karakter Morfologi
SEKRETARIAT Sri Umi Lestari, Reza Prakoso Dwi Julianto ............ 113-122
Marida Santi Yudha Ika Bayu, SP, MAgr
Indeks Buletin Palawija Volume 18 Nomor 2
FREKUENSI TERBIT
Dua nomor per tahun: Mei dan Oktober
Tahun 2020 ................................................................. 123
ALAMAT
Redaksi Buletin Palawija Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Balitkabi, Jalan Raya Kendalpayak km 8 Kotak Pos 66
Malang 65101 Tel. 0341-801468 Fax. 0341-801496 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
e-mail: bpalawija@gmail.com
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
KATA PENGANTAR
Ungkapan syukur yang sedalam-dalamnya disampaikan kepada Tuhan yang Maha Kuasa,
karena dengan izin-Nya Buletin Palawija Volume 18 Nomor 2 berhasil terbit pada waktunya,
yakni akhir Oktober 2020. Terbitnya Buletin Palawija tidak terlepas dari kesediaan para
penulis/peneliti yang telah mengirimkan naskahnya untuk diterbitkan pada Buletin Palawija
yang terakreditasi Sinta 2, serta kerja keras Tim Redaksi dan Mitra Bestari Buletin.
Buletin Palawija Volume 18 Nomor 2 Oktober 2020 memuat enam judul tulisan, terdiri
atas: empat komoditas kedelai (aspek budi daya, penyakit, dan teknologi pangan), satu
komoditas kacang tanah (aspek penyakit), dan satu komditas ubi jalar (aspek pemuliaan).
Semoga tulisan-tulisan tersebut di atas bermanfaat, baik bagi peneliti, pengambil kebijakan,
dan praktisi dalam rangka mendukung pengembangan pertanian (khususnya komoditas
palawija) di Indonesia.
Redaksi
UGE ET AL. : KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE KACANG TANAH TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN BERCAK DAUN
ABSTRAK
Pertumbuhan tanaman kacang tanah seringkali results showed that the symptoms of rust disease were
menghadapi kendala biotik antara lain infeksi karat observed one week after inoculation (WAI), while that
dan bercak daun akhir yang disebabkan oleh jamur of leaf spots appeared at six WAI. One genotype was
Puccinia arachidis dan Cercosporidium personatum. found to be moderately resistant and the rest was
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketahanan 24 moderately susceptible to susceptible toward leaf rust,
genotipe kacang tanah terhadap penyakit karat dan whereas all genotypes reacted moderately resistant to
bercak daun dengan cara inokulasi kedua patogen resistant to leaf spot at 10 WAI. The highest number
tersebut. Penelitian disusun berdasar rancangan acak of pustules and spots were found in the genotypes which
kelompok, tiga ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap were moderately resistant and resistant and the number
pertumbuhan dan hasil tanaman, perkembangan of leaves decreased along with the increasing of disease
penyakit, jumlah pustul, jumlah dan diameter intensity. LG5/BK10)-89-68 genotype showed
uredospora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala moderately resistant response to rust and leaf spot, while
penyakit karat ditemukan pada minggu pertama setelah Takar 1 and Hypoma 3 varieties were moderately
inokulasi, sedangkan gejala bercak daun pada minggu susceptible and moderately resistant to rust disease at
ke enam setelah inokulasi. Satu genotipe bereaksi agak 10 WAI. Therefore, LG5/BK10)-89-68 genotype, Takar
tahan dan genotipe lainnya agak rentan hingga rentan 1, and Hypoma 3 varieties can be used as parents in
terhadap karat daun, sedangkan terhadap bercak daun, a breeding of groundnut varieties resistant to rust and
semua genotipe bereaksi agak tahan dan tahan pada leaf spot diseases.
10 minggu setelah inokulasi (MSI). Jumlah pustul dan
bercak tertinggi terdapat pada kelompok genotipe agak Keywords: groundnut genotypes, late leaf spot, resistance,
rentan hingga rentan dan jumlah daun berkurang sejalan rust.
dengan peningkatan intensitas penyakit. Genotipe LG5/
BK10)-89-68 memiliki respons agak tahan terhadap PENDAHULUAN
infeksi karat dan bercak daun, sedangkan varietas Takar
1 dan Hypoma 3 memiliki respons agak rentan, dan Kacang tanah merupakan salah satu tanaman
agak tahan terhadap karat daun pada 10 MSI. Oleh pangan penting di Indonesia. Data Badan Pusat Sta-
karena itu, genotipe LG5/BK10)-89-68, varietas Takar tistik (2015) menunjukkan bahwa produksi kacang
1 dan Hypoma 3 dapat digunakan menjadi tetua untuk tanah pada tahun 2013-2015 berturut-turut adalah
perakitan varietas tahan karat dan bercak daun. 701,680 ton, 638,896 ton, dan 605,449 ton. Nilai
Kata kunci: bercak daun, genotipe kacang tanah, produksi ini cenderung menurun dalam periode
ketahanan, penyakit karat yang sama, berbanding lurus dengan data luas
panen yaitu 519.056 ha, 499.338 ha, dan 454.349
ABSTRACT ha. Produksi kacang tanah dipengaruhi oleh
berbagai faktor biotik dan abiotik salah satu
The growth of groundnut plant frequently faces
diantaranya adalah infeksi Puccinia arachidis Speg
various obstacles, including biotic elicitors, such as rust
infection and late leaf spot caused by mold of Puccinia
dan jamur Cercosporidium personatum masing-
arachidis and Cercosporidium personatum, respectively. masing penyebab penyakit karat dan bercak daun
This study aimed to evaluate the resistance of 24 akhir. Penyakit karat merupakan penyakit utama
groundnut genotypes against the rust and leaf spot pada kacang tanah (Varshney et al. 2014). Gejala
diseases using inoculation method of both patogens. penyakit karat ditandai dengan munculnya bercak
The treatment was arranged using a randomized block kecil pada permukaan atas daun dan selanjutnya
design with three replications. Observations were done membentuk pustul (uredinium) berwarna cokelat
for plant growth and yield, disease development, number seperti karat besi pada permukaan bawah daun
of pustule, number and diameter of uredospore. The
74
BULETIN PALAWIJA VOL. 18 NO. 2, OKTOBER 2020
(Daudi et al. 2018), dan umumnya infeksi ditemukan bereaksi rentan hingga sangat rentan terhadap kedua
pada 15 hari setelah inokulasi (HSI). Berbeda patogen ini. Oleh karena itu, perakitan varietas
dengan infeksi P. arachidis, infeksi C. personatum tahan terhadap penyakit karat dan bercak daun
menghasilkan gejala bercak cokelat pada bagian hingga saat ini masih harus terus dikembangkan.
bawah permukaan daun, dan berkembang menjadi Penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketahanan 24
lebih besar. Sesuai dengan namanya bercak ini sering genotipe kacang tanah terhadap infeksi penyakit
ditemukan pada 35 HSI (Bertioli et al. 2010). Infeksi karat dan bercak daun. Genotipe tahan yang
karat daun menyebabkan kerusakan ekonomi pada terseleksi dapat dijadikan pertimbangan sebagai
tanaman hingga 57% (Subrahmanyam dan Mac materi di dalam program pemuliaan tanaman.
Donal 1987 dalam Mondal dan Badigannavar 2015),
sedangkan infeksi ganda bersama bercak daun BAHAN DAN METODE
mengakibatkan kehilangan hasil 61-85% (Inayati
dan Yusnawan 2016). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 24 genotipe kacang tanah, terdiri dari 18
Pengendalian penyakit karat daun umumnya galur hasil persilangan dan 6 varietas pembanding
menggunakan fungisida sintetik, namun pengendali- (Katana 1, Hypoma 1, Takar 1, Litbang Garuda 5,
an ini mulai dibatasi karena berdampak negatif yaitu Hypoma 3, dan Jerapah) (Tabel 1). Penelitian
mengakibatkan resistensi patogen, pencemaran dilakukan di rumah kaca Balai Penelitian Tanaman
lingkungan, dan keamanan lingkungan global (Engin Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) pada bulan Juli
et al. 2016). Pemilihan strategi pengendalian yang hingga Oktober 2019. Penelitian disusun
ramah lingkungan menjadi alternatif karena aman menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan
bagi ekosistem, diantaranya penggunaan ekstrak tiga ulangan, sebagai perlakuan adalah 24 genotipe
nabati tanaman, agensia hayati, pengelolaan teknik kacang tanah yang diinokulasi patogen karat dan
budi daya, dan penggunaan varietas tahan. Varietas bercak daun. Pemupukan diberikan sesuai
tahan dapat ditentukan berdasar pada jumlah bercak rekomendasi (0,65 g Urea/polibag + 1,3 g SP36/
dan tingkat kerusakan pada daun (Inayati dan polibag + 0,65 g KCl /polibag), dan diaplikasikan
Yusnawan 2016), sedangkan pengaruh infeksi pada 1 dan 3 minggu setelah tanam (MST).
terhadap hasil panen dapat terlihat dari peningkatan Pengairan disesuaikan dengan kebutuhan tanah
jumlah polong hampa dan polong cipo (Inayati dan hingga mencapai kapasitas lapang, sehingga
Yusnawan 2016). Tingkat keparahan penyakit dan mendukung perkembangan penyakit.
jumlah polong cipo dan polong hampa yang tinggi
merupakan indikasi tingkat kepekaan yang tinggi Setiap genotipe kacang tanah ditanam dalam
terhadap infeksi. polybag (berukuran 40 cm × 22 cm diameter 40
cm). Pada setiap polibag ditanam 3-4 benih, pada
Hingga saat ini belum banyak ditemukan varietas 14 HST dilakukan penjarangan dan disisakan satu
dengan karakteristik sangat tahan dan tahan terhadap tanaman. Pada umur 3 MST, tanaman diinokulasi
penyakit karat dan bercak daun. Inayati dan dengan inokulum karat dan bercak daun yang
Yusnawan (2016) menguji 13 genotipe kacang tanah diambil dari kacang tanah varietas Kancil yang
yang terdiri dari 7 galur harapan dan 6 varietas, terinfeksi kedua penyakit tersebut. Daun-daun
menunjukkan seluruh genotipe kacang tanah
Tabel 1. Genotipe yang digunakan dalam pengujian ketahanan terhadap penyakit karat dan bercak daun
75
UGE ET AL. : KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE KACANG TANAH TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN BERCAK DAUN
kacang tanah yang terinfeksi karat dan bercak daun dan ditetesi akuades, kemudian diamati di bawah
dikumpulkan, dimasukkan ke dalam tray secara mikroskop (compound microscope) Olympus
terpisah yang dilapisi kertas saring basah, kemudian BX43.
diinkubasi selama 48 jam. Selanjutnya spora Pengamatan komponen pertumbuhan meliputi,
diluruhkan dari daun yang terinfeksi karat dan bercak tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun.
daun dan dihitung masing-masing kerapatannya Pengamatan komponen hasil meliputi jumlah
(minimal 104 mL-1). Suspensi kemudian ditambah polong isi, polong hampa, polong cipo, dan bobot
Tween 80 sebanyak 200 µl tiap 1 L suspensi dan kering brangkasan, serta polong isi, polong hampa,
diaduk. Suspensi kemudian disemprotkan ke daun- dan polong cipo. Pengamatan dilakukan pada saat
daun kacang tanah. Media tanam disiram sampai panen. Data hasil pengamatan dianalisis meng-
lembab untuk membuat lingkungan yang kondusif gunakan sidik ragam dan uji lanjut DMRT pada
bagi perkembangan kedua penyakit tersebut taraf 5%.
(Yusnawan 2014).
Intensitas penyakit diamati mulai 1 MSI hingga HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman siap panen. Pengamatan jumlah pustul dan
bercak dilakukan pada minggu ke-7 dan ke-9 setelah Infeksi patogen penyebab karat daun pada
tanam untuk melihat perkembangan jumlahnya tanaman kacang tanah lebih tinggi dibandingkan
dalam luasan 1×1 cm daun. Skoring ketahanan dengan penyebab bercak daun. Gejala karat daun
genotipe kacang tanah terhadap penyakit karat dan terlihat pada minggu pertama setelah inokulasi
bercak daun dilakukan menurut Subrahmanyam et dan berkembang meningkat hingga 10 MSI.
al. (1995) (Tabel 2). Sedangkan gejala bercak daun terlihat pada 6 MSI
dan berkembang melambat hingga 10 MSI. Dua
Jumlah dan diameter uredospora diamati dengan
puluh tiga genotipe menunjukkan respons agak
mengambil daun pada buku ketiga teratas tanaman
tahan dan satu genotipe (Hypoma 3) tahan
yang mewakili kriteria agak tahan, agak rentan dan
terhadap C. personatum yang tercermin dari nilai
rentan. Masing-masing sampel diambil sebanyak 3
skor penyakit yang rendah pada 10 MSI. Secara
ulangan yang mewakili ujung, tengah, dan pangkal
umum, 23 genotipe ini menunjukkan kepekaan
daun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
terhadap infeksi P. arachidis dengan nilai skor yang
memotong sampel daun ukuran 1×1 cm. Peng-
tinggi (agak rentan dan rentan), sedangkan satu
ambilan sampel dilakukan pada 7 MST. Uredospora
genotipe (LG5/BK10)-89-68) menunjukkan
pada daun bergejala diletakkan pada kaca preparat
76
BULETIN PALAWIJA VOL. 18 NO. 2, OKTOBER 2020
1 2 3 1 2 3
A B
Gambar 1. A: Gejala infeksi karat dan bercak daun pada tanaman kacang tanah; 1) tanaman agak tahan; 2) agak rentan;
3) rentan. B: Tampilan permukaan daun bagian bawah pada 6 MST dari 1) genotip agak tahan, 2) agak rentan,
dan 3) rentan.
respons agak tahan (Tabel 3). Asad et al. (2017) berpengaruh pada proses pertumbuhan bagian-
dan Mohammed et al. (2018) juga telah menguji bagian tanaman seperti daun. Inayati dan Yusnawan
respons beberapa genotipe kacang tanah terhadap (2016) melaporkan bahwa persentase defoliasi pada
C. personatum dan dilaporkan tahan terhadap tanaman yang terinfeksi >50% berkorelasi positif
penyakit bercak daun akhir. dengan intensitas kedua penyakit daun tersebut.
Genotipe-genotipe agak tahan memperlihatkan Keragaan pustul karena infeksi P. arachidis dan
daun berwarna hijau dan segar dengan sedikit gejala bercak daun karena infeksi C. personatum pada
karat dan bercak pada daun bawah dekat pertanaman umur 9 MSI ditunjukkan pada Gambar
permukaan tanah (Gambar 1A.1). Genotipe- 3. Pada genotipe-genotipe agak tahan, gejala
genotipe agak rentan menunjukkan gejala daun penyakit akan lebih ringan dibandingkan pada
menguning, sebagian daun berwarna cokelat, dan genotipe rentan. Hasil penelitian menunjukkan
intensitas daun gugur sedang (Gambar 1A.2). bahwa genotipe BK10/LG5)-295-50 mempunyai
Sedangkan genotipe-genotipe rentan menunjukkan jumlah pustul tertinggi (58 pustul) pada 9 MST.
gejala daun menua dini dengan warna daun cokelat Peningkatan ini akibat menurunnya tingkat ketahan-
kehitaman dan intensitas daun gugur yang tinggi an tanaman dengan semakin bertambahnya umur
(Gambar 1A.3). Secara visual dapat dilihat adanya tanaman (Inayati dan Yusnawan 2016). Jumlah
uredospora pada permukaan bawah daun (6 MSI), pustul meningkat seiring dengan peningkatan
yang menunjukkan tanda infeksi berupa pustul keparahan penyakit.
berwarna cokelat seperti karat besi, dan sedikit Infeksi bercak daun menunjukkan bahwa rata-
ditemukan gejala bercak. Keragaman ketahanan rata jumlah bercak <2 bercak dan 3 bercak masing-
genotipe kacang tanah terhadap penyakit juga masing pada umur 7 dan 9 MST (Tabel 3). Jumlah
dilaporkan oleh Saleh (2010) dan Mau dan Ndiwa ini sesuai dengan nilai intensitas dan kriteria
(2018). Genotipe kacang tanah yang tahan penyakit ketahanannya, sehingga dikategorikan agak tahan
karat memerlukan masa inkubasi penyakit dan pada umur tanaman 6-10 MSI (Gambar 4).
periode laten yang panjang, jumlah pustul, indeks
sporulasi dan frekuensi infeksi rendah Frekuensi infeksi dan persentase area terinfeksi
(Subrahmanyam et al. 1995; Fávero et al. 2009). dapat digunakan sebagai indikator ketahanan
tanaman terhadap infeksi di lapang (Power 2014).
Hasil pengamatan jumlah daun pada genotipe- Berdasarkan perkembangan penyakit karat daun
genotipe uji menunjukkan adanya penurunan jumlah yang terjadi, faktor lingkungan seperti suhu udara
daun mulai 7 MST hingga 9 MST karena rontok dan kelembaban lingkungan sangat mendukung
(Gambar 2). Infeksi penyakit karat yang tinggi dapat tingkat infektivitas inokulum sehingga menimbulkan
terlihat dengan kerapatan pustul yang tinggi pada gejala yang beragam tergantung dari tingkat
permukaan daun bagian bawah . Kerapatan pustul kepekaan genotipe, demikian pula dengan bercak
dan bercak dapat menyebabkan luas dan jumlah daun meskipun perkembangannya lebih lambat.
daun untuk kegiatan fotosintesis berkurang, sehingga Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi per-
fotosintat rendah dan secara tidak langsung kembangan penyakit, yaitu inang rentan, patogen
77
UGE ET AL. : KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE KACANG TANAH TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN BERCAK DAUN
Tabel 3. Skor penyakit karat dan bercak daun pada tanaman kacang tanah umur 6, 8 dan 10 MSI
Gambar 2. Jumlah daun akibat infeksi ganda P. arachidis dan C. personatum pada umur 7 dan 9 MST.
Keterangan genotip seperti pada Tabel 1.
virulen, dan kondisi lingkungan yang menguntung- minimun, dan kelembaban udara) juga dilaporkan
kan bagi perkembangan patogen. Selain ber- berpengaruh terhadap hasil polong dan bobot 100
pengaruh terhadap perkembangan penyakit, biji kacang tanah (Dolinassou et al. 2016). Purnomo
keragaman lingkungan seperti jenis tanah dan tipe et al. (2019) melaporkan bahwa pada pengujian
iklim (curah hujan, suhu udara maksimum dan genotipe terhadap infeksi patogen, musim tanam
78
BULETIN PALAWIJA VOL. 18 NO. 2, OKTOBER 2020
dan lokasi berpengaruh terhadap hasil polong Rata-rata ukuran uredospora P. arachidis adalah
sebesar 47,3% dan genotipe sebesar 23,5%. Oleh 24,96 x 21,22 µm (Mondal dan Badigannavar
karena itu disarankan pentingnya memantau faktor 2015), sedangkan Tashildar et al. (2012) menemu-
lingkungan seperti curah hujan, suhu maksimum kan bahwa rata-rata panjang uredospora berkisar
dan minimun, serta kelembaban udara saat peng- antara 21,69–26,12 µm dengan lebar 18,7-21,7
ujian untuk mengetahui pengaruhnya terhadap µm di beberapa wilayah di India. Perbedaan ukuran
kejadian penyakit dan hasil tanaman. uredospora antarwilayah dapat dipengaruhi oleh
genotipe tanaman inang dan lingkungan. Tanaman
Hasil pengamatan skor penyakit tanaman, jumlah yang cenderung tahan memiliki mekanisme per-
pustul dan bercak menunjukkan bahwa skor tahanan lebih tinggi dibandingkan dengan yang
penyakit tertinggi pada penelitian ini disebabkan oleh rentan, salah satunya dengan mekanisme peng-
Tabel 4. Jumlah pustul dan bercak pada luasan 1×1 cm daun kacang tanah umur 7, 8 dan 9 MST
79
(cm)
UGE ET AL. : KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE KACANG TANAH TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN BERCAK DAUN
A B C
Gambar 4. Diameter uredospora jamur P. arachidis kacang tanah pada genotipe dengan kriteria: A) rentan, B) agak rentan,
dan C) agak tahan.
Gambar 5. Jumlah uredospora (A) dan diameter uredospora ( B) pada sampel tanaman kacang tanah dengan kriteria agak
rentan (AR), rentan (R), dan agak tahan (AT).
hambatan perkembangan patogen termasuk per- agak rentan dan agak tahan terhadap karat daun
kembangan uredospora. Lingkungan yang sesuai pada 10 MSI, sehingga ketiga genotipe ini perlu
untuk perkembangan penyakit ini adalah kondisi dievaluasi kembali kepekaan dan respons hasil
kelembaban tinggi (>78%) dan suhu lingkungan tanaman pada kondisi tercekam kedua penyakit ini.
hangat (22 0C) (Mondal dan Badigannavar 2015).
Pengendalian penyakit karat pada kacang tanah
Secara umum pertumbuhan tanaman normal sebaiknya dilakukan diawal pertumbuhan tanaman.
ditunjukkan dengan keragaan tanaman yang optimal Pengujian yang dilakukan oleh Alehegn et al. (2017)
dengan rata-rata tinggi tanaman 27,4 cm dan jumlah menunjukkan bahwa tanaman kontrol tanpa per-
cabang 7. Genotipe yang tumbuh paling tinggi yakni lakuan pengendalian memberikan tingkat keparahan
Takar 1 (39,3 cm) memiliki respons ketahanan agak penyakit 67,65% dengan kehilangan hasil 35,55%.
rentan terhadap penyakit karat dan agak tahan Pengaruh lainnya adalah kandungan senyawa
bercak daun pada 10 MSI. Jumlah cabang tertinggi metabolit seperti mikronutrien yang cenderung
pada genotipe Litbang Garuda 5 (7,3) dengan kriteria meningkat pada genotipe yang diinokulasi dibanding
rentan terhadap karat daun dan agak tahan terhadap dengan yang tidak diinokulasi (Rojasara et al. 2016).
bercak daun (Tabel 5). Secara keseluruhan jumlah Genotipe tahan cenderung menghasilkan senyawa
dan bobot kering polong isi tertinggi terdapat pada penghambat fenolik maupun flavonoid lebih tinggi
genotipe Takar 1 (13,6 polong dan 15 g). Genotipe setelah terinfeksi yang berperan dalam mekanisme
LG5/BK10)-89-68 memiliki respons agak tahan pertahanan tanaman terhadap patogen (Yusnawan
terhadap infeksi karat dan bercak daun, sedangkan dan Inayati 2016).
varietas Takar 1 dan Hypoma 3 memiliki respons
80
BULETIN PALAWIJA VOL. 18 NO. 2, OKTOBER 2020
Tabel 5. Pertumbuhan dan komponen hasil kacang tanah dengan inokulasi patogen
81
UGE ET AL. : KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE KACANG TANAH TERHADAP PENYAKIT KARAT DAN BERCAK DAUN
Engin YO, Hari DU, Bulent U. 2016. Identification of Saleh N. 2010. Optimalisasi pengendalian terpadu
rust resistance in groundnut using a validated SSR penyakit percak daun dan karat pada kacang tanah.
marker. Euphytica 210(3): 405-411. Pengembangan Inovasi Pertanian 3(4): 289-305.
Fávero AP, Moraes SA, De Augusto A, Garcia F, Subrahmanyam P, McDonald D, Waliayar F, Reddy LJ,
Francisco J, Valls M, Vello NA. 2009. Characterization Nigam SN, Gibbons RW, Ramanatha RV, Singh AK,
of rust, early and late spot resistance in wild and Pande S, Reddy M, Suba RPV. 1995. Screening
cultivated groundnut germplasm. Scientia Agricola methods and sources of resistance to rust and late
66(1): 10–117. leaf spot of groundnut. Information Bulletin 47: 21.
Inayati A, Yusnawan E. 2016. Tanggap genotip kacang Tashildar CB, Adiver SS, Chattannavar SN, Palakshappa
tanah terhadap penyakit bercak daun Cercospora dan MG, Kenchanagaudar PV, Fakrudin B. 2012.
karat daun Puccinia. Jurnal Fitopatologi Indonesia Morphological and isozyme variations in Puccinia
12(1): 9-18. arachidis Speg. causing rust of groundnut. Karnataka
Mau YS, Ndiwa ASS. 2018. Field evaluation of late leaf Journal of Agriculture Science 25(3): 340-345.
spot and leaf rust resistance and the associated yield Varshney RK, Pandey MK, Janila P, Nigam SN, Sudini
losses in Indonesian Groundnut Genotypes. Asian H, Gowda MVC, Sriswathi M, Radhakrishnan T,
Journal of Plant Sciences17(3): 134-141 Manohar SS, Nagesh P. 2014. Marker-assisted
Mohammed KE, Afutu E, Odong TL, Okello DK, introgression of a QTL region to improve rust
Nuwamanya E. 2018. Assesment of Groundnut resistance in three elite and popular varieties of peanut
(Archis hypogaea L) genotypes for yield and resistance (Arachis hypogaea L.). Theoretical Applied Genetics
to late leaf spot and rosette diseases. Journal of 127(8): 1771-1781.
Experimental Agriculture International 21(5): 1-13. Yusnawan E. 2014. Efektivitas ekstrak Methanol dan N-
Mondal S, Badigannavar AM. 2015. Groundnut rust Heksana Amarantus spinosusdalam Pengendalian
(Puccinia arachidis Speg.) diseases: its background Penyakit Karat Kacang Tanah dan Uji Fitokimia
and recent accomplishments towards disease Golongan Senyawa Aktif. Hlm 399-405. Dalam:
resistance breeding. Protoplasma 252: 1409-1420. Saleh N et al. (eds). Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013. Balai
Power IL. 2014. Characterization Paeanut Rust
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Resistance: Determining Its Mechanisms, and the
Genetics of the Groundnut Host and Puccinia Yusnawan E, Inayati A. 2016. Kandungan Flavonoid
Arachidis. [Disertation]. Graduate Faculty of The dan Fenolik total serta aktivitas antioksidan biji galur-
University of Georgia in Partial. galur harapan kedelai yang terinfeksi Phakopsora
pachyrhizi. Hlm 296-301. Dalam: Rahmianna AA et
Purnomo J, Nugrahaeni N, Baliadi Y. 2019. Produktivitas
al. (eds). Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman
beberapa genotipe kacang tanah dan ketahanannya
Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015. Balai
terhadap penyakit layu bakteri Ralstonia
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
solanacearum. Buletin Palawija 17(2): 102-111.
Rojasara YM, Shah R, Dhuve JJ, Dhruj IU. 2016.
Changes in biomolecules of groundnut leaves infected
with rust (Puccinia arachidis Speg). International
Journal of Current Microbiology and Applied Sciences
5(10): 362-369
82
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami penulis KTI berjudul “Ketahanan Beberapa
Genotipe Kacang Tanah terhadap Penyakit Karat (Puccinia arachidis) dan Bercak Daun
(Cercosporidium personatum)”, yang diterbitkan pada jurnal nasional terakreditasi
Buletin Palawija oleh penerbit Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Kementerian Pertanian pada tahun 2020, dengan ini menyatakan bahwa kontributor
penulisan dari KTI tersebut adalah sebagai berikut:
Kontributor Utama:
1. Emerensiana Uge (Peneliti Ahli Pertama)
2. Joko Purnomo (Peneliti Ahli Utama)
3. Eriyanto Yusnawan, Peneliti Ahli Madya
Kontributor Anggota:
-
Kontributor Utama: