Anda di halaman 1dari 8

Siklus Konversi

Pengertian Siklus Konversi


Siklus konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan
operasi pemrosesan data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber
daya input, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead menjadi barang jadi
atau jasa untuk dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997). Kegiatan siklus
konversi di antaranya perencanaan produksi, permintaan bahan baku, penugasan
karyawan, akuntansi biaya, dan penyimpanan barang.

A. Lingkungan Manufaktur Tradisional


Siklus konversi terdiri dari dua sistem, yaitu aktivitas fisik (sistem produksi) dan
aktivitas informasi (sistem akuntansi biaya). Berdasarkan tipe produk yang
diproduksi, perusahaan akan menggunakan salah satu dari berbagai metode
produksi yang di antaranya:
1. Pemrosesan berkelanjutan membuat produk yang sama melalui rangkaian
berkelanjutan berbagai prosedur standar. Biasanya, dibawah pendekatan
ini perusahaan mencoba menyimpan barang jadi pada tingkat yang
dibutuhkan untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
2. Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai
produk yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan. proses ini
diawali dengan pesanan penjualan, bukan oleh rtingkat persediaan yang
menurun.
3. Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang
berbeda. Tiap barang dalam batch hampir sama, yanitu membutuhkan
bahan baku serta operasi yang sama. Metode ini digunakan untuk
memproduksi berbagai produk seperti mobil, perlengkapan rumah tangga,
dan komputer. Meknisme pemicu untuk proses ini adalah kebutuhan untuk

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

mempertahankan tingkat persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi


kebutuhan penjualan.
Sistem Pemrosesan Batch
1. Dokumen dalam pemrosesan batch:
a. Jadwal produksi yaitu, rencana dan otorasi formal untuk memulai
produksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai produk yang akan dibuat,
jumlah yang akan diproduksi dalam tiap batch, serta jadwal produksi
untuk memulai serta menyelesaikan produksinya.
b. Daftar kebutuhan bahan baku menspesifikasi jenis dan kuantitas bahan
baku dan bahan perakitan yang digunakan dalam memproduksi satu
unit barang jadi.
c. Lembar proses kerja menunjukkan jalan produksi untuk sekelompok
produk tertentu selama proses manufaktur. Biasanya
menspesifikasikan urutan operasi (mesin atau perakitan) serta waktu
standar yang dialokasikan untuk tiap pekerjaan.
d. Perintah kerja, atau perintah produksi dibuat berdasarkan BOM dan
lembar proses kerja untuk menspesifikasikan bahan baku dan produksi
untuk tiap batch.
e. Lembar perpindahan mencatat pekerjaan yang dilakukan di tiap tempat
kerja dan mengotorisasi perpindahan suatu batch ke tempat kerja
berikutnya.
f. Permintaan bahan mengotorisasi penjaga ruang penyimpanan untuk
melepaskan bahan baku kepada individu atau pusat kerja dalam
proses produksi.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

2. Aktivitas Produksi Batch


a. Rencana Produksi dan Pengendalian. Tahap ini melibatkan dua
prosedur aktivitas: (1) spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku
dan operasional serta (2) penjadwalan produksi.
b. Kebutuhan bahan baku dan operasional. Kebutuhan bahan baku untuk
sebuah batch dalam perincian produk tertentu adalah menganalisis apa
yang dibutuhkan dibandingkan dengan apa yang tersedia dalam
persediaan bahan baku. Kebutuhan operasional untuk batch meliputi
pemasangan dan atau berbagai aktivitas produksi yang akan
diterapkan dalam produk.
c. Penjadwalan Produksi. Penjadwalan utama untuk pelaksanaan
produksi mengkoordinasi berbagai batch yang berbeda. Penjadwalan
dipengaruhi oleh waktu yang mendesak, ukuran batch, dan spesifikasi
yang berasal dari lembar BOM dan rute.
d. Tempat Kerja dan Gudang (Penyimpanan). Operasional produksi
aktual dimulai ketika para pekerja menerima bahan baku dari staf
gudang sebagai ganti dari permintaan bahan baku. Pada akhirnya
bersama dengan produk yang terselesaikan kemudian dikirim ke
barang jadi di gudang.
e. Pengendali persediaan. Pengendalian persediaan terdiri atas tiga
aktivitas utama. Pertama, memicu keseluruhan proses dengan
menyediakan laporan status persediaan bahan baku dan barang jadi
bagi perencanaan dan pengendalian produksi. Kedua, personel bagian
pengendalian persediaan secara terus-menerus terlibat dalam

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

pembaruan record persediaan bahan baku berdasarkan permintaan


bahan baku, permintaan tambahan bahan baku, dan lembar
pengembalian bahan baku. Terakhir, setelah menerima perintah kerja
dari tempat kerja yang terakhir, bagian pengendali persediaan akan
mencatat produk yang jadi dalam pencatatan persediaan barang jadi.
Tujuan dari pengendalian persediaan adakah mengurangi total biaya
persediaan dengan tetap memastikan bahwa terdapat persediaan
dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan saat ini.
Secara umum model persediaan digunakan adalah model EOQ (model
jumlah pesanaan ekonomi. Pada model ini, bagaimanapun, didasarkan
pada asumsi yang tidak selalu mencerminkan kenyataan ekonomi.
Asumsi-asumsinya adalah: (1) permintaan produk konstan dan
diketahui secara pasti; (2) waktu tunggu pemesanan diketahui secara
pasti dan konstan; (3) semua persediaan yang dipesan tiba pada saat
yang sama; (4) biaya total per tahun untuk memesan bervariasi yang
menurun sejalan dengan peningkatan jumlah pesanan; (5) biaya total
per tahun untuk menyimpan persediaan adalah biaya yang bervariasi
yang akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan jumlah yang
dipesan; (6) tidak ada diskon jumlah.
3. Aktivitas Akuntansi Biaya
Aktivitas akuntansi biaya dari sistem konversi mencatat berbagai pengaruh
finansial dari peristiwa fisik yang terjadi dalam proses produksi.
Penerimaan lembar perpindahan yang terakhir untuk suatu batch
menandakan selesainya proses produksi dan transfer produk dari WIP ke
pesediaan barang jadi. Secara periodik, ringkasan informasi mrngrnai
berbagai beban (debit) ke WIP, mengurangi (kredit) WIP, dan berbagai
selisihnya akan dicatat dalam voucher jurnal serta dikirimkan ke bagian
buku besar untuk dicatat ke dalam akun pengendalinya.
B. Perusahaan Kelas Dunia dan Lean Manufacturing
Berikut adalah beberapa fitur yang mencirikan perusahaan kelas dunia:
1. Perusahaan kelas dunia harus menjaga kelincahan strategis dan dapat
menyala sepeser pun.
2. Perusahaan kelas dunia memotivasi dan memperlakukan karyawan seperti
menghargai aset. Untuk mengaktifkan bakat setiap orang, keputusan

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

didorong ke level terendah dalam organisasi. Hasilnya adalah struktur


organisasi datar dan responsif.
3. Sebuah perusahaan kelas dunia menguntungkan memenuhi kebutuhan
pelanggan. Tujuannya tidak hanya untuk memuaskan pelanggan, tetapi
untuk positif memanjakan mereka.
4. Filosofi kepuasan pelanggan meresapi perusahaan kelas dunia. Setiap
kegiatan didedikasikan untuk melayani pelanggan, yang merupakan
kegiatan berikutnya dalam proses.
5. Akhirnya, perusahaan manufaktur yang mencapai status kelas dunia
melakukannya dengan mengikuti filosofi lean manufacturing terhadap
masalah yang mengancam keberlankutan aliran produksi.
C. Teknik dan Teknologi yang Mengembangkan Lean Manufacturing
1. Reorganisasi Fisik dari Fasilitas Produksi
Ketidakefisienan yang inhern dalam tata letak pabrik tradisional menambah
biaya penanganan,waktu konversi, dan bahkan persediaan dalam proses
produksi. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya diatur disepanjang
garis fungsional,terdapat tendensi adanya kecurigaan antarkaryawan.
2. Otomatisasi dari Proses Produksi
a. Produksi Tradisional
Lingkungan produksi terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-
masing dikendalikan oleh seseorang operator. Karena mesin-mesin ini
membutuhkan banyak waktu penyetelan, biaya penyetelan harus
disebarkan dalam operasi produksi berjumlah besar. Mesin-mesin ini
dan operatornya diatur menjadi berbagai bagian fungsional, seperti
pencampuran, pemotongan, dan pengelasan. WIP selalu mengikuti
rute yang rumit di sepanjang berbagai operasi yang berbeda melintasi
ruang pabrik.
b. Teknologi yang Berdiri Sendiri
Teknologi yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yang
dikendalikan numerik komputer (CNC - Computer Numeric Control)
yang dapat melakukan beberapa operasi dengan keterlibatan manusia
yang lebih sedikit.
c. Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

Produksi yang diintegrasikan komputer adalah lingkungan yang


terotomatisasi secara penuh dengan tujuan untuk mengeliminasi
berbagai aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah.
D. Akuntansi di Lingkungan Lean Manufacturing
1. Apa Yang Salah dengan Informasi Akuntansi Tradisional?
a. Alokasi biaya yang tidak akurat, hubungan yang berubah antara biaya
tenaga kerja langsung, bahan baku, dan biaya overhead dalam
berbagai lingkungan manufaktur yang berbeda.
b. Meningkatkan perilaku non-lean, mendorong untuk menghasilkan
berbagai batch dan berbagai persediaan yang besar dan
menyembunyikan pemborosan dalam alokasi overhead.
c. Ketinggalan waktu, data tertinggal dibelakang aktivitas produksi yang
sesungguhnya dengan asumsi bahwa pengendalian dapat
diaplikasikan setelah kejadian untuk memperbaiki masalah.
d. Orientasi keuangan, data akuntansi menggunakan dollar sebagai unit
standar pengukuran dalam perbandingan antarberbagai bagian yang
dievaluasi.
2. Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC)
ABC adalah metode dari pengalokasian biaya ke produk dan jasa untuk
mendukung rencana dan pengendalian yang lebih baik. Aktivitas
menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan .membuat
pesanan pemelian, menyiapkan produk untuk dikirim, atau
mengoperasikan mesin bubut adalah contoh aktivitas. Objek biaya adalah
alasan untuk melakukan aktivitas. Alasan ini meliputi produk, jasa,
pemasokan, dan pelanggan. ABC berasumsi bahwa aktivitas
menimbiulkan biaya dan produk (serta berbagai objek biaya lainnya)
membuat permintaan atas suatu aktivitas.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

a. Sistem ABC mengijinkan manajernya untuk menyetujui biaya-biaya


untuk prosedur dan aktivitas lebih akurat dari biaya standar. Beberapa
adalah kelebihan ABC:
1) Lebih akurat dalam memperlihatkan biaya-biaya jasa dan
barang.
2) Mengidentifikasi keuntungan dari produk dan pelanggan.
3) Secara akurat melacak biaya dari aktivitas dan proses.
4) Memperlengkapi manajer dengan biaya yang lengkap untuk
melanjutkan pembuktian.
5) Mengidentifikasi aktivitas tanpa nilai tambah.
b. Kekurangan ABC:
1) Begitu lambat-menghabiskan dan disulitkan untuk aplikasi yang
partial lebih dari periode pokok.
2) Meningkatkan kerumitan birokrasi dari konflik dengan filosofi
lean manufacturing.
3. Akuntansi Aliran Nilai
Kerumitan ABC menyebabkan banyak perusahaan melepaskan metodi ini
dan mengubahnya dengan model akuntansi yang lebih seherhana yang
disebut akuntansi aliran nilai. Akuntansi aliran nilai memperlihatkan biaya
dari aliran nilai lebih baik dari departemen atau aktivitas,
E. Sistem Informasi yang Mendukung Lean Manufacturing
1. Perencanaan Permintaan Bahan Baku (MRP)
MRP adalah pengotomatisian rencana produksi dan sistem pengendali
yang digunakan untuk mendukung manajemen persediaan. Operasional ini
bertujuan untuk:
a. Menjamin bahwa bahan baku yang memadahi tersedia untuk proses
produksi.
b. Mempertahankan level terendah yang mungkin untuk persediaan di
Gudang.
c. Membuat skedul produksi dan pembelian dan informasi lain yang
dibutuhkan untuk pengendali produksi.
2. Perencanaan Sumber Daya Produksi (MRP II)
MRP II adalah perluasan dari MRP yang mencakup kelebihan batas dari
manajemen persediaan. Sistem MRP II akan menghasilkan daftar
kebutuhan bahan baku untuk produk terkait, menyesuaikan produksi dari

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065
Siklus Konversi

produk tersebut dalam jadwal produksi induk, membuat perkiraan kasar


perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan tenaga kerja,
dan lebih banyak lagi.

Produsen kelas dunia bias mewujudkan sejumlah manfaat dari system


MRP II yang sangat terintegrasi, dalam hal-hal berikut ini:
a. Perbaikan layanan pelanggan.
b. Pengurangan investasi pada persediaan.
c. Peningkatan produktivitas.
d. Perbaikan arus kas.
e. Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang.
f. Bantuan dalam megelola perubahan.
g. Fleksibilitas dalam proses produksi.
3. Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)
MRP II telah berubah menjadi peranti lunak canggih yang disebut sistem
perencanaan sumber daya perusahaan. Paket peranti lunak komersial ini
mendukung kebutuhan informasi keseluruhan perusahaan, tidak hanya
fungsi produksi.

Nama: A. Rezky Aurillia Putri


NIM: A031211065

Anda mungkin juga menyukai