Siklus pengeluaran perusahaan mengubah (mengkonversi) berbagai sumber daya inmput seperti
bahan baku, tenaga kerja dan overhead , menjadi produk jadi atau jasauntuk dijual.
ganti dari permintaan bahan baku. Pada akhirnya bersama dengan produk
yang terselesaikan kemudian dikirim ke barang jadi di gudang.
Pengendali persediaan. Pengendalian persediaan terdiri atas tiga aktivitas
utama. Pertama, memicu keseluruhan proses dengan menyediakan laporan
status persediaan bahan baku dan barang jadi bagi perencanaan dan
pengendalian produksi. Kedua, personel bagian pengendalian persediaan
secara terus-menerus terlibat dalam pembaruan record persediaan bahan
baku berdasarkan permintaan bahan baku, permintaan tambahan bahan
baku, dan lembar pengembalian bahan baku. Terakhir, setelah menerima
perintah kerja dari tempat kerja yang terakhir, bagian pengendali persediaan
akan mencatat produk yang jadi dalam pencatatan persediaan barang jadi.
Tujuan dari pengendalian persediaan adakah mengurangi total biaya
persediaan dengan tetap memastikan bahwa terdapat persediaan dalam
jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan saat ini.
Secara umum model persediaan digunakan adalah model EOQ (model
jumlah pesanaan ekonomi. Pada model ini, bagaimanapun, didasarkan pada
asumsi yang tidak selalu mencerminkan kenyataan ekonomi. Asumsi-
asumsinya adalah: (1) permintaan produk konstan dan diketahui secara pasti;
(2) waktu tunggu pemesanan diketahui secara pasti dan konstan; (3) semua
persediaan yang dipesan tiba pada saat yang sama; (4) biaya total per tahun
untuk memesan bervariasi yang menurun sejalan dengan peningkatan jumlah
pesanan; (5) biaya total per tahun untuk menyimpan persediaan adalah biaya
yang bervariasi yang akan meningkatkan sejalan dengan peningkatan jumlah
yang dipesan; (6) tidak ada diskon jumlah.
Ketidakefisienan yang inhern dalam tata letak pabrik tradisional menambah biaya
penanganan,waktu konversi, dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu,
karena aktivitas produksi biasanya diatur disepanjang garis fungsional,terdapat tendensi
adanya kecurigaan antarkaryawan, Mendukung mentalitas “ kita vs mereka” yang
berlawanan dengan sikap sebagai .
2. Otomatisasi dari Proses Produksi
a. Produksi Tradisional
Lingkungan produksi terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-masing
dikendalikan oleh seseorang operator. Karena mesin – mesin ini membutuhkan
banyak waktu penyetelan, biaya penyetelan harus disebarkan dalam operasi
produksi berjumlah besar. Mesin-mesin ini dan operatornya diatur menjadi berbagai
bagian fungsional, seperti pencampuran, pemotongan, dan pengelasan. WIP selalu
mengikuti rute yang rumit de sepanjang berbagai operasi yang berbeda melintasi
ruang pabrik.
b. Teknologi yang Berdiri Sendiri
Teknologi yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yang dikendalikan numerik
komputer (CNC-Computer Numeric Control) yang dapat melakukan beberapa
operasi dengan keterlibatan manusia yang lebih sedikit.
c. Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer
Produksi yang diintegrasikan komputer adalah lingkungan yang terotomatisasi
secara penuh dengan tujuan untuk mengeliminasi berbagai aktivitas yang tidak
memiliki nilai tambah.
dari teknologi ini jika dibandingkan dengan system manual meliputi penurunan
kesalahan, perbaikan pengen-dalian persediaan, dan biaya penyimpanan yang lebih
rendah.
Robotika. Sangat berguna untuk lingkungan berbahaya atau melakukan berbagai
pekerjaan berbahaya dan monoton yang cenderung dapat menyebabkan
kecelakaan.
Desain Berbantuan Komputer. Sistem ini dapat meningkatkan produktivitas teknisi,
meningkatkan akurasi dengan otomatisasi pekerjaan desain yang berulang,
memungkinkan perusahaan untuk menjadi responsif pada permintaan pasar.
Produksi Berbantuan Komputer. Sistem ini mengginakan komputer untuk
mengendalikan proses produksi secara fisik. Keuntungan dari penggunaan sistem ini
yaitu, peningkatan produktivitas proses, perbaikan perkiraan biaya dan waktu,
perbaikan pengawasan proses, perbaikan kualitas proses, penurunan waktu
penyetelan, dan pengurangan biaya tenaga kerja.
D. AKUNTANSI DI LINGKUNGAN LEAN MANUFACTURING
1. Apa yang Salah Dengan Informasi Akuntansi Tradisional?
a. Alokasi biaya yang tidak akurat. Hubungan yang berubah antara biaya tenaga kerja
langsung, bahan baku, dan biaya overhead dalam berbagai lingkungan manufaktur
yang berbeda.
b. Meningkatkan perilaku nonlean. Mendorong untuk menghasilkan berbagai batch dan
berbagai persediaan yang besar dan menyembunyikan pemborosan dalam alokasi
overhead.
c. Ketinggalan Waktu. Data tertinggal dibelakang aktivitas produksi yang
sesungguhnya dengan asumsi bahwa pengendalian dapat diaplikasikan setelah
kejadian untuk memperbaiki masalah.
d. Orientasi keuangan. Data akuntansi menggunakan dollar sebagai unit standar
pengukuran dalam perbandingan antarberbagai bagian yang dievaluasi.
2. Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC)
ABC adalah metode dari pengalokasian biaya ke produk dan jasa untuk mendukung
rencana dan pengendalian yang lebih baik. Aktivitas menjelaskan pekerjaan yang
dilakukan dalam perusahaan .membuat pesanan pemelian, menyiapkan produk untuk
dikirim, atau mengoperasikan mesin bubut adalah contoh aktivitas. Objek biaya adalah
alasan untuk melakukan aktivitas. Alasan ini meliputi produk, jasa, pemasokan, dan
pelanggan. ABC berasumsi bahwa aktivitas menimbiulkan biaya dan produk (serta
berbagai objek biaya lainnya) membuat permintaan atas suatu aktivitas.
a. Kelebihan ABC: (1) Lebih akurasi dalam pembiayaan dari produk/jasa, pelanggan,
dan saluran distribusi; (2) Mengidentifikasi sebagian besar dan kecil dari produk
yang menguntungkan dan pelanggan; (3) dengan akurasi jalur biaya dari aktivitas
dan pelanggan; (4) melengkapi manajer dengan keterangan-keterangan biaya untuk
pengarahan peningkatan yang berkelanjutan; (5) menfasilitasi pemasaran campuran
yang lebih baik; (6) mengidentifikas aktivitas yang boros dan tidak memiliki nilai
tambah.
b. Kekurangan ABC: (1) begitu lambat-menghabiskan dan disulitkan untuk aplikasi
yang partial lebih dari periode pokok; (2) meningkatkan kerumitan birokrasi dari
konflik dengan filosofi lean manufacturing.
3. Akuntansi Aliran Nilai
Kerumitan ABC menyebabkan banyak perusahaan melepaskan metodi ini dan
mengubahnya dengan model akuntansi yang lebih simple yang disebut akuntansi aliran
nilai. Akuntansi aliran nilai memperlihatkan biaya dari aliran nilai lebih baik dari
departemen atau aktivitas, seperti dalam ilustrasi berikut:
MRP II adalah perluasan dari MRP yang mencakup kelebihan batas dari manajemen
persediaan. Sistem MRP II akan menghasilkan daftar kebutuhan bahan baku untuk
produk terkait, menyesuaikan produksi dari produk tersebut dalam jadwal produksi induk,
membuat perkiraan kasar perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan
tenaga kerja , dan lebih banyak lagi. Produsen kelas dunia bias mewujudkan sejumlah
manfaat dari system MRP II yang sangat terintegrasi, dalam hal – hal berikut ini :
Perbaikan layanan pelanggan
Pengurangan investasi pada persediaan
Peningkatan produktivitas
Perbaikan arus kas
Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
Bantuan dalam megelola perubahan
Fleksibilitas dalam proses produksi
3. Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)
MRP II telah berubah pelahanmenjadi peranti lunak canggih yang disebut sistem
perencanaan sumber daya perusahaan. Paket peranti lunak komersial ini mendukung
kebutuhan informasi keseluruhan perusahaan, tidak hanya fungsi produksi. Perusahaan
kelas dunia akan memiliki sistem ERP yang berkomunikasi secara eksternal dengan para
pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran data elektronik (EDI).