Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN MATERI KULIAH

SIKLUS KONVERSI

OLEH:

I Wayan Satria Nugraha (1933122057)


Made Putra Darma Yuda (1933122055)

Kelas: F3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, penyusun dapat menyusun ringkasan materi ini. Adapun maksud
penyusunan ringkasan materi ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi.
Penyusun berharap agar ringkasan materi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang siklus
konversi. Penyusun menyadari bahwa ringkasan materi ini masih jauh dari sempurna
dengan keterbatasan yang penyusun miliki.. 

Denpasar, 28 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

1. Lingkungan Manufaktur(Produksi) Tradisional


1.1. Sistem Pemrosesan Batch
1
1.2. Pengendalian dalam Lingkungan Tradisional
4
2. Teknik dan Teknologi dalam Menaikkan Hasil Produksi
2.1. Reorganisasi Fisik dari Fasilitas Produksi
5
2.2. Otomatisasi dan Proses Produksi
5
3. Akuntansi pada Hasil Produksi
3.1. Apa yang Salah dengan Informasi Akuntansi Tradisional
7
3.2. Biaya Berdasarkan Aktifitas
7
3.3. Akuntansi Aliran Nilai
8
4. Sistem Informasi pada Dukungan Hasil Produksi
4.1. Perencanaan Permintaan Bahan Baku
8
4.2. Perencanaan Sumber Daya Produksi
9
4.3. Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
9

Daftar Pustaka 11

ii
iii
1. Lingkungan Manufaktur(Produksi) Tradisional
Siklus konversi terdiri atas dua subsistem: yaitu aktivitas fisik ( sistem produksi)
dan aktivitas informasi (sistem akuntansi biaya). Berdasarkan tipe produk yang
diproduksi, perusahaan akan menggunakan salah satu dari berbagai metode
produksi berikut ini:
 Pemrosesan berkelanjuta membuat produk yang sama melalui rangkaian
berkelanjutan berbagai prosedur standar. Biasanya, dibawah pendekatan ini
perusahaan mencoba menyimpan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan
untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan.
 Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai produk
yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan. proses ini diawali
dengan pesanan penjualan, bukan oleh rtingkat persediaan yang menurun.
 Pemrosesan batch menghasilkan berbagai kelompok (batch) yang berbeda.
Tiap barang dalam batch hampir sama, yanitu membutuhkan bahan baku
serta operasi yang sama. Metode ini digunakan untuk memproduksi
berbagai produk seperti mobil, perlengkapan rumah tangga, dan komputer.
Meknisme pemicu untuk proses ini adalah kebutuhan untuk
mempertahankan tingkat persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi
kebutuhan penjualan.
1.1. Sistem Pemrosesan Batch

1
a. Dokumen dalam Sistem Pemroosesan Batch
 Jadwal produksi ( production schedule ) adalah rencana dan otorasi
formal untuk memulai produksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai
produk yang akan dibuat, jumlah yang akan diproduksi dalam tiap
batch, serta jadwal produksi untuk memulai serta menyelesaikan
produksinya.
 Daftar kebutuhan bahan baku ( bill of material – BOM )
menspesifikasi jenis dan kuantitas bahan baku dan bahan perakitan
yang digunakan dalam memproduksi satu unit barang jadi.
 Lembar proses kerja ( route sheet ) menunjukkan jalan produksi
untuk sekelompok produk tertentu selama proses manufaktur.
Biasanya menspesifikasikan urutan operasi ( mesin atau perakitan )
serta waktu standar yang dialokasikan untuk tiap pekerjaan.
 Perintah kerja, atau perintah produksi ( work order/production
order ) dibuat berdasarkan BOM dan lembar proses kerja untuk
menspesifikasikan bahan baku dan produksi untuk tiap batch.

2
 Lembar perpindahan mencatat pekerjaan yang dilakukan di tiap
tempat kerja dan mengotorisasi perpindahan suatu batch ke tempat
kerja berikutnya.
 Permintaan bahan baku ( material requisition ) mengotorisasi
penjaga ruang penyimpanan untuk melepaskan bahan baku kepada
individu atau pusat kerja dalam proses produksi.
b. Aktivitas Produksi Batch
 Rencana Produksi dan Pengendalian. Tahap ini melibatkan dua
prosedur aktivitas: (1) spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku
dan operasional serta (2) penjadwalan produksi.
 Kebutuhan bahan baku dan operasional. Kebutuhan bahan baku
untuk sebuah batch dalam perincian produk tertentu adalah
menganalisis apa yang dibutuhkan dibandingkan dengan apa yang
tersedia dalam persediaan bahan baku. Kebutuhan operasional untuk
batch meliputi pemasangan dan atau berbagai aktivitas produksi
yang akan diterapkan dalam produk.
 Penjadwalan Produksi. Penjadwalan utama untuk pelaksanaan
produksi mengkoordinasi berbagai batch yang berbeda. Penjadwalan
dipengaruhi oleh waktu yang mendesak, ukuran batch, dan
spesifikasi yang berasal dari lembar BOM dan rute.
 Tempat Kerja dan Gudang (Penyimpanan). Operasional produksi
aktual dimulai ketika para pekerja menerima bahan baku dari staf
gudang sebagai ganti dari permintaan bahan baku. Pada akhirnya
bersama dengan produk yang terselesaikan kemudian dikirim ke
barang jadi di gudang.
 Pengendali persediaan. Pengendalian persediaan terdiri atas tiga
aktivitas utama. Pertama, memicu keseluruhan proses dengan
menyediakan laporan status persediaan bahan baku dan barang jadi
bagi perencanaan dan pengendalian produksi. Kedua, personel
bagian pengendalian persediaan secara terus-menerus terlibat dalam
pembaruan record persediaan bahan baku berdasarkan permintaan
bahan baku, permintaan tambahan bahan baku, dan lembar

3
pengembalian bahan baku. Terakhir, setelah menerima perintah kerja
dari tempat kerja yang terakhir, bagian pengendali persediaan akan
mencatat produk yang jadi dalam pencatatan persediaan barang jadi.
Tujuan dari pengendalian persediaan adakah mengurangi total biaya
persediaan dengan tetap memastikan bahwa terdapat persediaan
dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi permintaan saat ini.
Secara umum model persediaan digunakan adalah model EOQ
(model jumlah pesanaan ekonomi. Pada model ini, bagaimanapun,
didasarkan pada asumsi yang tidak selalu mencerminkan kenyataan
ekonomi. Asumsi-asumsinya adalah: (1) permintaan produk konstan
dan diketahui secara pasti; (2) waktu tunggu pemesanan diketahui
secara pasti dan konstan; (3) semua persediaan yang dipesan tiba
pada saat yang sama; (4) biaya total per tahun untuk memesan
bervariasi yang menurun sejalan dengan peningkatan jumlah
pesanan; (5) biaya total per tahun untuk menyimpan persediaan
adalah biaya yang bervariasi yang akan meningkatkan sejalan
dengan peningkatan jumlah yang dipesan; (6) tidak ada diskon
jumlah.
c. Aktivitas Akuntansi Biaya
Aktivitas akuntansi biaya dari sistem konversi mencatat berbagai
pengaruh finansial dari peristiwa fisik yang terjadi dalam proses
produksi. Penerimaan lembar perpindahan yang terakhir untuk suatu
batch menandakan selesainya proses produksi dan transfer produk dari
WIP ke pesediaan barang jadi. Secara periodik, ringkasan informasi
mrngrnai berbagai beban (debit) ke WIP, mengurangi (kredit) WIP, dan
berbagai selisihnya akan dicatat dalam voucher jurnal serta dikirimkan
ke bagian buku besar untuk dicatat ke dalam akun pengendalinya.

1.2. Pengendalian Dalam Lingkungan Tradisional


Golongan Pengendalian Titik Pengendalian dalam system
1. Otorisasi Transaksi Perintah kerja, Lembar perpindahan, dan
Permintaan bahan baku
2. Pemisahan tugas 1. Pengendalian persediaan terpisah

4
dari bagian penyimpanan
persedian RM dan FG
2. Bagian akuntansi biaya terpisah
dari tempat kerja
3. GL terpisah dari akuntansi
lainnya.
3. Supervisi Supervisor mengawasi penggunaan bahan
baku dan pencatatan jam kerja
4. Akses Membatasi akses fisik ke barang jadi,
persediaaan bahan baku, dan proses
produksi, menggunakan prosedur formal
untuk mengeluarkan bahan baku bagi
produksi
5. Pencatatan Akuntansi File perintah, lembar biaya, lembar
perpindahan, pekerjaan, permintaan
bahan baku, record WIP,
dan filepersediaan barang jadi.
6. Verifikasi Independen Fungsi akuntansi biaya merekonsiliasi
semua biaya produksi. Bagian buku besar
merekonsiliasi seluruh sistem.

2. Teknik dan Teknologi dalam Menaikkan Hasil Produksi


Salah satu cara menaikkan hasil produksi adalah dengan menggunakan
cara Lean manufacturing, dimana lean manufacturing itu adalah praktik produksi
yang mempertimbangkan segala pengeluaran sumber daya yang ada untuk
mendapatkan nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa adanya pemborosan.
Pemborosan inilah yang menjadi target untuk dikurangi. Sebagian besar
perusahaan yang bergerak di bidang produksi akan menggunakan lean
manufacturing. Lean selalu melihat nilai produk dari sudut pandang pelanggan,
di mana nilai sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu yang mau dibayar
oleh pelanggan. Pada dasarnya, lean berpusat pada “mendapatkan nilai dengan
sesedikit mungkin pekerjaan”.
2.1. Reorganisasi Fisik dari Fasilitas Produksi

5
Ketidakefisienan yang inhern dalam tata letak pabrik tradisional
menambah biaya penanganan,waktu konversi, dan bahkan persediaan dalam
proses produksi. Selain itu, karena aktivitas produksi biasanya diatur
disepanjang garis fungsional,terdapat tendensi adanya kecurigaan
antarkaryawan, Mendukung mentalitas “ kita vs mereka” yang berlawanan
dengan sikap kita.
2.2. Otomatisasi dan Proses Produksi
a. Produksi Tradisional
Lingkungan produksi terdiri atas berbagai jenis mesin, yang
masing-masing dikendalikan oleh seseorang operator. Karena mesin –
mesin ini membutuhkan banyak waktu penyetelan, biaya penyetelan
harus disebarkan dalam operasi produksi berjumlah besar. Mesin-mesin
ini dan operatornya diatur menjadi berbagai bagian fungsional, seperti
pencampuran, pemotongan, dan pengelasan. WIP selalu mengikuti rute
yang rumit de sepanjang berbagai operasi yang berbeda melintasi ruang
pabrik.
b. Teknologi yang Berdiri Sendiri
Teknologi yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yang
dikendalikan numerik komputer (CNC-Computer Numeric Control)
yang dapat melakukan beberapa operasi dengan keterlibatan manusia
yang lebih sedikit.
c. Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer
Produksi yang diintegrasikan komputer adalah lingkungan yang
terotomatisasi secara penuh dengan tujuan untuk mengeliminasi
berbagai aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah.

6
Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis. Banyak
perusahaan dapat mening-katkan produktivitas dan profitabilitasnya
dengan mengganti forklift beserta operator manusianya dengan system
penyimpanan penarikan otomatis. Manfaat operational dari teknologi ini
jika dibandingkan dengan system manual meliputi penurunan kesalahan,
perbaikan pengen-dalian persediaan, dan biaya penyimpanan yang lebih
rendah.
Robotika. Sangat berguna untuk lingkungan berbahaya atau
melakukan berbagai pekerjaan berbahaya dan monoton yang cenderung
dapat menyebabkan kecelakaan.
Desain Berbantuan Komputer. Sistem ini dapat meningkatkan
produktivitas teknisi, meningkatkan akurasi dengan otomatisasi
pekerjaan desain yang berulang, memungkinkan perusahaan untuk
menjadi responsif pada permintaan pasar.
Produksi Berbantuan Komputer. Sistem ini mengginakan
komputer untuk mengendalikan proses produksi secara fisik.
Keuntungan dari penggunaan sistem ini yaitu, peningkatan produktivitas
proses, perbaikan perkiraan biaya dan waktu, perbaikan pengawasan
proses, perbaikan kualitas proses, penurunan waktu penyetelan, dan
pengurangan biaya tenaga kerja.

3. Akuntansi Pada Hasil Produksi


3.1. Apa yang Salah Dengan Informasi Akuntansi Tradisional?

7
 Alokasi biaya yang tidak akurat. Hubungan yang berubah antara biaya
tenaga kerja langsung, bahan baku, dan biaya overhead dalam berbagai
lingkungan manufaktur yang berbeda.
 Meningkatkan perilaku nonlean. Mendorong untuk menghasilkan
berbagai batch dan berbagai persediaan yang besar dan
menyembunyikan pemborosan dalam alokasi overhead.
 Ketinggalan Waktu. Data tertinggal dibelakang aktivitas produksi yang
sesungguhnya dengan asumsi bahwa pengendalian dapat diaplikasikan
setelah kejadian untuk memperbaiki masalah.
 Orientasi keuangan. Data akuntansi menggunakan dollar sebagai unit
standar pengukuran dalam perbandingan antarberbagai bagian yang
dievaluasi.
3.2. Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC)
ABC adalah metode dari pengalokasian biaya ke produk dan jasa untuk
mendukung rencana dan pengendalian yang lebih baik. Aktivitas
menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan .membuat pesanan
pemelian, menyiapkan produk untuk dikirim, atau mengoperasikan mesin
bubut adalah contoh aktivitas. Objek biaya adalah alasan untuk melakukan
aktivitas. Alasan ini meliputi produk, jasa, pemasokan, dan pelanggan. ABC
berasumsi bahwa aktivitas menimbiulkan biaya dan produk (serta berbagai
objek biaya lainnya) membuat permintaan atas suatu aktivitas.
 Kelebihan ABC: (1) Lebih akurasi dalam pembiayaan dari produk/jasa,
pelanggan, dan saluran distribusi; (2) Mengidentifikasi sebagian besar
dan kecil dari produk yang menguntungkan dan pelanggan; (3) dengan
akurasi jalur biaya dari aktivitas dan pelanggan; (4) melengkapi manajer
dengan keterangan-keterangan biaya untuk pengarahan peningkatan yang
berkelanjutan; (5) menfasilitasi pemasaran campuran yang lebih baik; (6)
mengidentifikas aktivitas yang boros dan tidak memiliki nilai tambah.
 Kekurangan ABC: (1) begitu lambat-menghabiskan dan disulitkan untuk
aplikasi yang partial lebih dari periode pokok; (2) meningkatkan
kerumitan birokrasi dari konflik dengan filosofi lean manufacturing.
3.3. Akuntansi Aliran Nilai

8
Kerumitan ABC menyebabkan banyak perusahaan melepaskan metodi
ini dan mengubahnya dengan model akuntansi yang lebih simple yang
disebut akuntansi aliran nilai. Akuntansi aliran nilai memperlihatkan biaya
dari aliran nilai lebih baik dari departemen atau aktivitas, seperti dalam
ilustrasi berikut:

4. Sistem Informasi pada Dukungan Hasil Produksi


4.1. Perencanaan Permintaan Bahan Baku (MRP)
 MRP adalah pengotomatisian rencana produksi dan sistem pengendali
yang digunakan untuk mendukung manajemen persediaan. Operasional
ini bertujuan untuk:
 Menjamin bahwa bahan baku yang memadahi tersedia untuk proses
produksi.
 Mempertahankan level terendah yang mungkin untuk persediaan di
gudang
 Membuat skedul produksi dan pembelian dan informasi lain yang
dibituhkan untuk pengendali produksi.

4.2. Perencanaan Sumber Daya Produksi (MRP II)


MRP II adalah perluasan dari MRP yang mencakup kelebihan batas
dari manajemen persediaan. Sistem MRP II akan menghasilkan daftar

9
kebutuhan bahan baku untuk produk terkait, menyesuaikan produksi dari
produk tersebut dalam jadwal produksi induk, membuat perkiraan kasar
perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin dan tenaga kerja ,
dan lebih banyak lagi. Produsen kelas dunia bias mewujudkan sejumlah
manfaat dari system MRP II yang sangat terintegrasi, dalam hal – hal
berikut ini :
 Perbaikan layanan pelanggan
 Pengurangan investasi pada persediaan
 Peningkatan produktivitas
 Perbaikan arus kas
 Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
 Bantuan dalam megelola perubahan
 Fleksibilitas dalam proses produksi

4.3. Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)


MRP II telah berubah pelahanmenjadi peranti lunak canggih yang
disebut sistem perencanaan sumber daya perusahaan. Paket peranti lunak
komersial ini mendukung kebutuhan informasi keseluruhan perusahaan,
tidak hanya fungsi produksi. Perusahaan kelas dunia akan memiliki sistem
ERP yang berkomunikasi secara eksternal dengan para pelanggan dan
pemasoknya melalui pertukaran data elektronik (EDI).

10
DAFTAR PUSTAKA

 Drs. I Cenik Ardana, M.M., Ak., CA. Hendro Lukman, S.E., M.M., Ak.,
CPMA., CA., CPA (Aust). 2016. Sistem Informasi Akuntansi
 http://shiftindonesia.com/belajar-lean-manufacturing-apa-itu-lean/
 https://www.academia.edu/9453317/Siklus_konversi

11
12

Anda mungkin juga menyukai