Anda di halaman 1dari 5

LANCONG

Written by

Haediqal Pawennei
1 EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY 1

Matahari bersinar terik.

Dari segala arah terdengar suara burung berkicau dan serangga


yang berisik.

Suasana tampak asri dan menyegarkan.

Aliran sungai yang tenang.

Rumput yang tertiup angin. Di antaranya, ada kaos kaki ukuran


kecil.

Kemudian, sebuah jembatan yang kosong. Aliran sungai mengalir


di latar belakang dan terlihat samar seseorang yang tengah
mengapung. Lalu dalam waktu yang tidak begitu lama, Malino
melompat dan tergantung di jembatan itu. Kakinya bergerak
sementara dari atas sana suaranya yang tengah bergumul dengan
kematian terdengar samar. Pelan-pelan, suara itu menghilang
bersama kakinya yang berhenti bergerak.

HENING (27), wanita yang tengah mengapung di sungai,


terkejut.

Lantas kaki yang tadinya diam, kembali bergerak.

Lalu terdengar suara terjatuh ke sungai.

TITLE. LANCONG

2 EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY 2

Pepohonan yang rindang.

Suara air sungai yang mengalir.

Jembatan.

Bebatuan yang dialiri sungai.

Lantas, HENING (27) nampak sedang duduk di bebatuan. Basah


kuyup.

Tidak jauh darinya, MALINO (23) juga basah kuyup. Keduanya


saling menatap. Cukup lama. Di bekas luka di leher Malino,
tumbuh bunga-bunga kecil.

Hening kemudian meraih gelas minum yang ada di dekatnya. Dia


meminum air kemudian menyodorkannya pada Malino tetapi Malino
menolak.
2.

Malino melihat Hening yang membawa camilan, minuman, dan


bahkan buku. Sampul bukunya terlihat seperti buku “Siksa
Neraka”. Cukup heran sebenarnya tetapi dia diam-diam saja.

Hening lantas mengambil cokelat stik yang juga tidak jauh


darinya. Dia kembali menyodorkan untuk Malino. Malino sekilas
melihat bekas luka yang ditutupi oleh tatto di pergelangan
tangan Hening.

Malino terdiam. Dia mengambil satu batang cokelat.

HENING
Saya Hening.

Malino melirik Hening yang melihat ke arah lain.

MALINO
Malino.

3 EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY 3

Langit biru. Kemudian tangan Hening yang dibentuk seperti


burung, bergerak-gerak ingin terbang tetapi tidak bisa,
terhalangi oleh frame. Kali ini, luka bekas bunuh diri Hening
terlihat lebih jelas.

Malino yang duduk tidak jauh dari Hening, hanya memperhatikan


wanita itu. Hening tengah berbaring di atas rerumputan. Dia
masih memain-mainkan jemarinya.

Malino menegur Hening. Akhirnya dia mulai berbicara tentang


berbagai macam cara yang dia lakukan untuk bunuh diri tetapi
selalu gagal. Hening menatap Malino.

Keduanya bertatapan dalam waktu yang lama. Dia melihat pada


bekas luka di leher dan tangan Malino.

Hening kemudian mendekati Malino lantas membisik di


telinganya,

HENING
Kau masih hidup atau sebenarnya
sudah mati berkali-kali?

Tatapan Hening seperti memabukkan Malino, membuatnya melihat


Hening seperti orang yang agung.

Malino lantas menanggalkan kemejanya, memperlihatkan luka-


luka yang ada di tubuhnya. Luka-luka itu dipenuhi tanaman
rambat yang berduri.
3.

Hening memperhatikan luka-luka di tubuh Malino, kemudian


menatap dada Malino yang berdetak. Ia melirik Malino kemudian
bertanya,

HENING (CONT'D)
Boleh saya mendengar putingmu?

4 EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY 4

Deg..

Deg...

Deg....

Hening tengah mendengarkan suara detak jantung Malino.

Hening memegang dadanya sendiri. Dia bisa merasakan detak


jantungnya.

Malino merasa malu, dia grogi.

Suara detak Jantung Malino semakin kencang.

Hening melirik Malino. Lantas berputar ke punggung Malino. Ia


memetik bunga di salah satu luka Malino kemudian mengusapkan
ke telapak tangannya. Hening lantas menempelkan tangannya ke
punggung Malino, memperlihatkan bekas seperti sayap di
punggung pria itu.

Giliran Malino yang kini terlihat seolah memiliki sayap.

Namun lama kelamaan, raut wajahnya berubah. Kita tahu Hening


tengah membuka celana Malino.

Lalu kita melihat Hening menanggalkan pakaiannya. Ketika


jatuh ke tanah, dari pakaian itu pemberat (batu atau
semacamnya) berhamburan. Malino tidak memperhatikan hal ini.

Lantas, kumpulan montase terjadi;

- Pusar Malino. Hening berbaring di perut Malino.

- Malino mengusap pipinya di kaki dan betis Hening.

- Jari Hening membuka bibir Malino.

- Pusar Malino. Hening meletakkan sedotan di pusar itu.

- Bibir Hening yang menyedot.

- Malino berbaring menghadap siku Hening. Nafas Malino


memburu, tangan Hening terulur.
4.

- dst. Belum terpikir.

Montase akan diakhiri oleh mata Malino yang ditutup oleh


jemari Hening.

5 EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY 5

Sungai mengalir.

Suasana tenang.

Di taman, Malino tidur di pangkuan Hening. Dia mengenakan


luaran baju Hening sebagai penutup tubuhnya. Malino tampak
sangat manja. Hening mengusap kepala Malino, membuat pria itu
nyaman.

Malino bertanya pada Hening apakah mereka bisa bersama?


Tetapi Hening memberitahu bahwa itu mustahil. Malino
mengerti, dia memberitahu Hening bahwa hari ini saja. Hening
mengiyakan.

Kita bisa melihat Hening yang tengah gundah. Dia baru saja
menyelamatkan Malino. Hening bersenandung, sebuah lagu tidur.
Pelan-pelan, Malino tertidur sementara Hening semakin gundah.

6 EXT. SEBUAH TEMPAT - DAY 6

Hening dan Malino berpisah setelah sedikit berbasa-basi.


Hening menatap nanar pada sungai yang mengalir.

Di sekitar sungai, terlihat papan peringatan bunuh diri dan


telepon.

END

Anda mungkin juga menyukai