Anda di halaman 1dari 16

MUHAMMAD INSA ANSARI, S.H., M.H.

DOSEN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA


DARUSSALAM – BANDA ACEH
PENGANTAR
DILIHAT DARI PERNYATAAN PAILIT
YAKNI KEADAAN BERHENTI
MEMBAYAR, MAKA HAMPIR SELURUH
SUBYEK HUKUM BAIK PERORANGAN
MAUPUN BADAN HUKUM DAPAT
DIPAILITKAN ASALKAN MEMENUHI
SYARAT DALAM PASAL 2 UU
KEPAILITAN DAN PKPU
PERSEORANGAN
 Debitor adalah orang yang mempunyai utang
karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat ditagih di muka
pengadilan.
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.

 Setiap orang adalah orang perseorangan atau


korporasi termasuk korporasi yang berbentuk
badan hukum maupun yang bukan badan hukum
dalam likuidasi
Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.
PERSEORANGAN
Penjamin Pribadi Dinyatakan Pailit Oleh Pengadilan Niaga:
1. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) terhadap PT. Ilmu
Intiswadaya (debitur utama), Linda Januarita Tani (penjamin
pribadi), dan PT. Optimal Teknindo Internasional (penjamin
perusahaan) (Putusan No. 79/PAILIT/2000/PN.NIAGA.JKT.
PST.)
2. Bank Credit Lyonnais Indonesia terhadap PT. Sandjaja Graha
Sarana (penjamin perusahaan), Tjokro Sandjaja (penjamin
pribadi), dan Patricia Sandjaja (penjamin pribadi) (Putusan
No.29/PAILIT/1999/PN.NIAGA/ JKT. PST.)
3. Hasim Sutiono dan PT. Muji Inti Utama terhadap PT. Kutai
Kartanegara Prima Coal (penjamin perusahaan) dan Ny. Iswati
Sugianto (penjamin pribadi) (Putusan No. 18/PAILIT/1998/
PN.NIAGA/JKT.PST.)
Sumber: https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl537/kepailitan-personal-guarantor/
BADAN HUKUM
1. PERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN TERBATAS ADALAH BADAN HUKUM
YANG MERUPAKAN PERSEKUTUAN MODAL,
DIDIRIKAN BEDASARKAN PERJANJIAN,
MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DENGAN MODAL
DASAR YANG SELURUHNYA TERBAGI DALAM
SAHAM DAN MEMENUHI PERSYARATAN YANG
DITETAPKAN DALAM UNDANG-UNDANG INI
DAN PERATURAN PELAKSANAANYA.
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
BADAN HUKUM
2. KOPERASI
Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasar
prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat atas asas
kekeluargaan.
Pasal 1 Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
BADAN HUKUM
3. YAYASAN
YAYASAN ADALAH BADAN HUKUM YANG
TERDIRI ATAS KEKAYAAN YANG
DIPISAHKAN DAN DIPERUNTUKKAN
UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU
DI BIDANG SOSIAL, KEAGAMAAN, DAN
KEMANUSIAAN, YANG TIDAK
MEMPUNYAI ANGGOTA.
BADAN HUKUM
4. BUMN
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya
disebut BUMN, adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
oleh negara melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan.
Pasal 1 Angka 1 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
BADAN HUKUM
5. BUMD
Badan Usaha Milik Daerah yang
selanjutnya disingkat BUMD adalah
badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki
oleh daerah.
Pasal 1 Angka 40 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
PERSEKUTUAN BUKAN BADAN HUKUM
 Perusahaan Perseorangan
Dapat berupa Usaha Dagang (UD) atau
Perusahaan Otobis (PO)

 Persekutuan Perdata
Persekutuan Perdata adalah suatu perjanjian dua
orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan,
dengan maksud membagi keuntungan yang terbit
daripadanya.
PASAL 1618 KUHPERDATA
PERSEKUTUAN BUKAN BADAN HUKUM
 Persekutuan Firma
Persekutuan Firma adalah persekutuan
perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama
bersama.
PASAL 16 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG
PERSEKUTUAN BUKAN BADAN HUKUM
 Persekutuan Komanditer
Perseroan Komanditer merupakan bentuk
badan usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang
atau lebih, dimana 1 (satu) orang atau lebih
dari pendirinya adalah persero aktif, yakni
aktif menjalankan perusahaan dan
bertanggung jawab secara penuh atas
kekayaan pribadinya, sementara 1 (satu)
orang lain atau lebih merupakan persero
pasif, dimana ia hanya bertanggung jawab
sebatas uang yang yang disetor saja.
HARTA PENINGGALAN
Harta kekayaan orang yang meninggal harus
dinyatakan dalam keadaan pailit, apabila dua
atau lebih Kreditor mengajukan permohonan
untuk itu dan secara singkat dapat membuktikan
bahwa:
a. utang orang yang meninggal, semasa hidupnya
tidak dibayar lunas; atau
b. pada saat meninggalnya orang tersebut, harta
peninggalannya tidak cukup untuk membayar
utangnya.
Pasal 207 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
HARTA PE...
(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 207
harus diajukan kepada Pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat tinggal terakhir Debitor
yang meninggal.
(2) Ahli waris harus dipanggil untuk didengar mengenai
permohonan tersebut dengan surat juru sita.
(3) Surat panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
harus disampaikan di tempat tinggal terakhir
Debitor yang meninggal, tanpa keharusan
menyebutkan nama masing-masing ahli waris, kecuali
nama mereka itu dikenal.
Pasal 208 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
HARTA PE...
 Putusan pernyataan pailit berakibat
demi hukum dipisahkannya harta
kekayaan orang yang meninggal dari
harta kekayaan ahli warisnya.
Pasal 209 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

 Permohonan pernyataan pailit harus


diajukan kepada Pengadilan paling
lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
Debitor meninggal.
Pasal 210 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai