Titrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui konsentrasisuatu larutan

dengan mereaksikan secara bertahap antara suatu larutan denganlarutan yang telah di
standarisasi. Hal ini di perkuat dengan pernyataan DayUnderwood (1999) bahwa Titrasi
merupakan suatu proses analisis dimana suatuvolume larutan standar ditambahkan ke dalam
larutan dengan tujuan mengetahuikomponen yang tidak dikenal.Titrasi asam basa memiliki
prinsip prinsip diantaranya: pertama titrasi
asam basa adalah titrasi yang bertujuan menetukan kadar larutan asam atau kadarlarutan basa.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkandalam air menghasilkan
larutan dengan pH kurang dari 7. Kedua titrasi asam basamelibatkan asam maupun basa
sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan denganmenggunakan
larutan basa dan sebaliknya. Ketiga titran ditambahkan titer sedikitdemi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen artinya secara stoikiometri titrandan titer tepat habis bereaksi.
Keadaan ini dosebut sebagai titk ekuivalen.Keempat pada saat evikualen ini maka proses
titrasi dihentikan kemudian dicatatvolume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan
tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer sehingga
dapatdihitung kadar titran.Indikator pH merupakan zat yang dapat berubah warna apabila
pHlingkungannya berubah. Jadi dengan menggunakan indikator kita dapat
mengtahui pH dan jenis larutan yang digunakan. Hal ini sesuai dengan Marwati (2010) bahaw
a untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa dapatditentukan dengan
menggunakan suatu indikator. Indikator pH dapat dibedakanmenjadi indikator tunggal dan
indikator universal. Indikator tunggal adalahindikator yang mempunyai satu macam warna.
Contohnya kertas lakmus,fenolftalein, bromtimol biru, dan metil. Indikator universal adalah
indikator yangmempunyai dua warna, yaitu warna asam dan warna basa. Indikator
kuningalizarin mempunyai warna kuning dalam lingkungan asam (warna asam)
dan berwarna ungu dalam lingkungan basa (warna basa). Beberapa indikator yang penting
dalam titrasi asam-basa dapat dilihat.Pada praktikum titrasi asam basa menggunakan
fenolftalein yang di
teteskan pada larutan basa yaitu larutan NaOH, terjadi perubahan warna menjadi warnaungu
muda. Namun terlihat tidak berwarna atau bening. Hal ini berbeda dengan pernyataan
Marwati (2010) bahwa pada larutan asam dan netral, fenolftalein
tidak berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan berubah
menjadi
merah. pH pada larutan HCl mula mula rendah, penambahan basa menyebabkan pHnaik
secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titk ekuivalendengan pH=7. Hal
itu karena HCl dan NaOH meruppakan asam kuat dan basakuat. Penambahan selanjutnya
menyababkan larutan kelebihan basa sehingga pHterus meningkat. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Day dan Underwood
(1983) bahwa apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya merupakan elektrolitkuat,
larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH=7. Tetapi bila asamnyaataupun basanya
merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalamihidrolisis dan pada titik
ekivalen larutan akan mempunyai pH > 7 (bereaksi basa)atau pH < 7 (bereaksi asam).Pada
praktikum ini dilakukan tiga kali percobaan. Setelah larutan NaOH dimasukkan ke dalam
erlenmeyer sebanyak 25 mL kemudian di tetesi fenolftalein sehingga terjadi perubahan warna
yaitu menjadi berwarna ungu agar larutantersebut berubah menjadi bening perlu dilakukan
titrasi dengan meneteskanlarutan HCl yang ada di buret ke erlenmeyer.Pada praktikum kali ini
terdapat hasil volume HCl yang berbeda-beda setiap percobaan. Pada titrasi ke-1
didapat volume HCl standar sebesar 22,5 mL, Titrasike-2 volume HCl sebesar 17,6 mL,
Titrasi ke-3 volume HCl sebesar 25 mL, titrasike-4 didapat volume HCl standar sebesar 23,5
mL, Titrasi ke-5 volume HClsebesar 24,5 mL dan Titrasi ke-6 volume HCl sebesar 23,8 mL.
Hal itu terjadikarena dalam menggambil data perlu dilakukan pengamatan yang teliti. Tidak
ada pengukuran yang mutlak, tepat, dan akurat. Hal ini disebabkan karenaketerbatasan
manusia. Pengukuran yang akurat sangat tergantung pada metodedan alat ukur yang
digunakan. Keterbatasan tersebut misalnya penglihatan.Dimana para praktikan harus melihat
volume pada saat larutan di dalamerlenmeyer menjadi berwarna bening. Dengan setiap
percobaan yang dilakukanoleh berbeda-beda individu tentunya menghasilkan data
pengamatan yang beda.Oleh karena hasil volume setiap percobaan berbeda maka hasil
perhitungankonsentrasi NaOH setiap percobaan berbeda. Pada titrasi ke-1 didapat
konsentrasisebesar 0,09 N, Pada titrasi ke-2 didapat konsentrasi sebesar 0,07 N, Pada
titrasike-3 didapat konsentrasi sebesar 0,1 N, Pada titrasi ke-4 didapat konsentrasisebesar
0,094 N, Pada titrasi ke-5 didapat konsentrasi sebesar 0,098 N dan Padatitrasi ke-6 didapat
konsentrasi sebesar 0,0956 N

Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
1. konsentrasi titrasi harus diketahui 2. reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang
dianalsis harus diketahui

3. titik stoikhiometri atau titik ekuivalen harus diketahui. 4. volume titran yang dibutuhkan
untuk menentukan titik ekuivalen harus diketahui

setepat mungkin

Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol ekuivalen basa,
maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:

Mol ekuivalen asam mol ekuivalen basa

Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume, maka

rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:

Nx Vasam Nx Vbasa

Normalitas diperoleh dari hasil perkaian antara molaritas dengan jumlah ion H" pada

asam, atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi :

nx Mx Vasam=nx Mx Vbasa

Pada percobaan kedua, kami menggunakan NaOH sebagai larutan standarnya dan juga
phenophtalein sebagai indikator. Titrasi juga dilakukan sampai terjadi perubahan warna dari
yang tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan teoritis yang ada. Volume
yang dihasilkan yaitu 3,9 ml; 3,9 ml; dan 3,8 ml.