Anda di halaman 1dari 6

TUGAS SEJARAH

Nama : 1. Anastasia Adelia Dagho


2. Indah E. J. P. Djo Rake
1. Negara-negara yang Terlibat dalam Perang Dunia I
Perang Dunia I terjadi pada tahun 1914 hingga 11 November 1918. Perang ini
menjadi salah satu peperangan terbesar dalam sejarah yang melibatkan 70
juta personel militer. Perang Dunia I tidak hanya melibatkan negara-negara
Eropa, tetapi mencatut sekitar 135 negara di dunia.
Blok Sentral dan Blok Sekutu
Perang Dunia I melibatkan dua aliansi utama, yakni Triple Alliance (Blok
Sentral) dan Triple Entente (Blok Sekutu).
Berikut ini negara-negara Triple Alliance :
• Jerman
• Austria-Hongaria
• Turki
• Bulgaria
Sedangkan negara-negara Blok Sekutu atau Triple Entente di antaranya :
• Inggris
• Perancis
• Serbia
• Rusia
• Italia (setelah keluar dari Triple Alliance)
• Yunani
• Portugal
• Rumania
• Amerika Serikat

Perang Dunia I tidak berhenti pada Blok Sentral dan Blok Sekutu. Negara-negara di
Eropa, Asia, Amerika, Afrika, dan Australia juga terlibat dengan cara berbeda. Ada
yang secara langsung menyatakan perang karena politik aliansi, ada yang wilayahnya
hanya digunakan sebagai gudang barang dan menahan tawanan perang, ada pula
negara yang memobilisasi jutaan pasukan dan memasok senjata untuk Perang Dunia
I.
Eropa
Sebagian besar pertempuran Perang Dunia I terjadi di benua Eropa. Mayoritas
negara yang tergabung dalam Blok Sekutu dan Blok Sentral pun berasal dari Eropa.
Negara-negara di Eropa yang terlibat Perang Dunia I, antara lain Albania, Austria-
Hongaria, Belgia, Bulgaria, Cekoslowakia, Estonia, Finlandia, Perancis Inggris Raya,
Jerman, Yunani, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Montenegro, Polandia,
Portugal, Rumania, Rusia, Serbia, dan Turki.
Amerika
Amerika Serikat masuk dalam Perang Dunia I pada 1917. Setelah itu, negara ini
mengirim 4 juta pasukan dan memproduksi banyak senjata untuk mendukung
Sekutu. Selain Amerika Serikat, berikut ini negara-negara di Benua Amerika yang
terlibat Perang Dunia I, antara lain Bahama, Barbados, Brasil, Guyana Inggris,
Honduras Inggris, Kanada, Kosta Rika, Kuba, Kepulauan Falkland, Guyana Perancis,
Grenada, Guatemala, Haiti, Honduras, Guadeloupe, Jamaika, Kepulauan Leeward,
Newfoundland, Nikaragua, Panama, St Lucia, Vinsensius, Trinidad dan Tobago.
Asia
Pada masa Perang Dunia I, negara-negara di Asia umumnya tidak terjun langsung ke
medan perang. Banyak di antaranya yang hanya mengirimkan pasukan, kendaraan
perang, staf medis, dan pekerja seperti pilot, mekanik pesawat atau mobil. Berikut
ini negara-negara di Asia yang terlibat Perang Dunia I, antara lain Arab, Bahrain,
Qatar, Kuwait, Yaman, Oman, Sri Lanka, China, India, Jepang, Persia (Iran), Filipina,
Thailand, Singapura.
Afrika
Pada saat Perang Dunia I berkecamuk, sekitar 90 persen wilayah benua Afrika masih
menjadi jajahan bangsa Eropa. Karena itu, negara-negara di Afrika pun terlibat dalam
Perang Dunia I. Banyak rakyat Afrika yang direkrut secara paksa menjadi anggota
militer dan menjadi pekerja. Berikut ini negara-negara koloni di Afrika yang terlibat
Perang Dunia I, antara lain Aljazair, Angola, Sudan, Basutoland, Bechuanaland, Kongo
Belgia, Kenya, Pantai Emas Inggris, Somaliland Inggris, Kamerun, Cabinda, Mesir,
Eritrea, Gabon, Kongo Tengah, Ubangi-Schari, Somaliland Perancis, Afrika Barat
Perancis, Dahomey, Guinea, Pantai Gading, Mauretania, Senegal, Nigeria, Gambia,
Afrika Timur Jerman, Somaliland Italia, Liberia, Madagaskar, Maroko, Mozambik,
Rhodesia Utara, Nyasaland, Sierra Leone, Afrika Selatan, Namibia, Rhodesia Selatan,
Togoland, Tripoli, Tunisia, Uganda dan Zanzibar.
Australia dan Kepulauan Pasifik
Australia, Selandia Baru, Kepulauan Caroline, Kepulauan Cook, Tuvalu, Kepulauan
Fiji, Kepulauan Gilbert, Kepulauan Mariana, Kepulauan Marquesas, Kepulauan
Marshall, Papua Niugini, Kaledonia Baru, Kepulauan Palau, Pitcairn, Kepulauan
Phoenix, Kepulauan Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga.
2. Zona Peperangan Perang Dunia I
Jalannya Perang Dunia I
Pembunuhan Franz-Ferdinand menyebabkan adanya ketegangan politik yang
dinamakan Krisis Juli. Krisis tersebut berubah menjadi Perang Dunia I saat kerajaan
Austria-Hongaria memutuskan untuk menyerang Serbia-Bosnia pada 28 Juli 1914.
Serangan yang dilakukan oleh Austria Hongaria memicu Rusia untuk merebut Serbia-
Bosnia dari Austria-Hongaria. Ketegangan yang terjadi di Eropa Timur ini
dimanfaatkan oleh Jerman untuk melancarkan serangan ke Perancis dan Rusia. Disisi
lain, Inggris sebagai aliansi Sekutu turut menyatakan perang terhadap Jerman pada 4
Agustus 1914.
Dalam buku The Great War 1914-1918 (1998) karya Spencer C Tucker, disebutkan
bahwa Perang Dunia I juga melibatkan negara-negara diluar Eropa. Amerika Serikat,
Australia, Kanada dan Selandia Baru turut bergabung dalam Aliansi Sekutu melawan
Jerman. Disisi lain, Turki Utsmani turut terjun dalam Perang Dunia I dengan
bergabung bersama Aliansi Sentral. Keinginan untuk merebut kembali bekas
wilayahnya di kawasan Eropa Timur menjadi alasan utama Turki Utsmani mengikuti
Perang Dunia I.
Pertempuran Front Barat
Pertempuran Front Barat melibatkan negara Perancis dan Inggris melawan Jerman.
Pada tahun 1915-1917 pertempuran besar terjadi di front Barat yang menggunakan
teknologi persenjataan dan strategi perang modern peratama kali dalam sejarah
manusia. Tercatat, pertempuran mematikan yang terjadi di Front Barat adalah
pertempuran Verdun (1916), Somme (1916) dan Passchendaele (1917).
Pertempuran Front Timur
Pertempuran Front Timur pada Perang Dunia I meliputi kawasan Eropa Timur, Eropa
Tengah, laut Baltik dan laut hitam. Pertempuran di front timur melibatkan Turki
Utsmani, Austria-Hongaria, Jerman (Sentral) melawan Rusia yang kemudian dibantu
oleh Perancis dan Inggris. Pertempuran di front timur berhasil dimenangkan oleh
aliansi Sekutu dengan memukul mundur pasukan Utsmaniyah hingga Sinai, Mesir
dan Palestina. Pada bulan Maret 1917 pasukan Inggris bergerak maju menduduki
Bagdad dan menambah rentetan kekalahan Turki Utsmani.
Akhir Perang Dunia I
Perang Dunia I berakhir dengan hasil kemenangan di pihak aliansi Sekutu.
Berakhirnya Perang Dunia I ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian Versailles
(Jerman dengan Sekutu), perjanjian Sevres (Turki Utsmani dengan Sekutu) dan
perjanjian Trianon (Austria-Hongaria dengan Sekutu).
3. Pengaruh Perang Dunia I

A) Politik
Dampak politik di Indonesia setelah terjadinya perang Dunia 1 menyebabkan
pergerakan politik menjadi semakin kuat. Hal ini dapat dilihat dari sebelum
terjadinya perang, organisasi seperti Sarekat Islam dan Budi Utomo pada
umumnya memiliki sifat yang lunak atau patuh terhadap pemerintah Hindia
Belanda. Kemudian pasca PD I tumbuh sikap radikal, salah satunya dari
Organisasi Budi Utomo yang memunculkan isu penting mengenai pertahanan
sendiri dan menjadi penyokong wajib militer bagi pribumi.
Dampak bidang politik bagi Indonesia selanjutnya yaitu meningkatnya
tuntutan politik serta berkembangnya mobilitas politik yang berlangsung di
masyarakat. Disamping perkembangan politik ini, muncul aktivitas di bidang
lainnya seperti ekonomi sosial dan budaya. Aktivitas ini ditandai dengan
berdirinya koperasi, kursus-kursus kesenian dan pendirian sekolah-sekolah.
Semua aktivitas pada khususnya untuk meningkatkan kesadaran politik bagi
masyarakat.
Aktivitas politik menjadi sangat intensif pada saat terjadinya persiapan
pembentukan Dewan Rakyat. Muncul dua golongan antara lain pro dan
kontra (dua aliran), golongan komunis dan sosialis merupakan golongan
ekstrim kiri yang bersifat radikal. Sementara itu, golongan Budi
Utomo merupakan kumpulan kaum moderat dan golongan Sarekat
Islam berada di kedua golongan tersebut.

B) Sosial dan Ekonomi


Dampak bidang sosial di Indonesia yaitu timbulnya perbedaan antara
masyarakat pribumi dan Eropa yang terlihat sangat mencolok. Usaha untuk
menyelesaikan masalah kemiskinan dan kelaparan hanya dilakukan oleh para
pengusaha daerah di mana tempat mereka mempunyai lahan perkebunan.
Usaha tersebut semata-mata hanya untuk kepentingan kelancaran
perkebunan saja, hal inilah membuat kegelisahan sosial menjadi sangat
meluas.
Dampak Perang Dunia 1 di Indonesia di bidang ekonomi cukup dirasakan
mengalami kemajuan. Pemerintah Hindia Belanda berhasil menguasai
daerah-daerah lain di luar Jawa. Daerah tersebut merupakan penghasil
minyak bumi yang berada di Sumatera. Selain itu, komoditas utama yang
meningkatkan ekonomi khususnya di pulau jawa meliputi karet, kopi, kayu,
teh, gula dan tembakau.
Kemajuan ekonomi tidak berlangsung lama, sebab muncul permasalahan
baru akibat bergesernya kegiatan ekonomi ke daerah diluar Pulau Jawa.
Masalah yang muncul yaitu mengenai kesejahteraan rakyat dan mengenai
tuntutan terhadap 'hutang kehormatan' di Jawa. Pertumbuhan ekonomi
hanya berkaitan dengan bidang infrastruktur saja misalnya perluasan jaringan
trem dan kereta api.
Permasalahan ekonomi muncul ketika terjadinya pertumbuhan penduduk
yang tinggi yang kemudian menyebabkan Pulau Jawa yang notabene
merupakan lumbung padi menjadi kekurangan bahan pangan. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi ini disebabkan karena kesejahteraan rakyat rendah,
tetapi pemerintah Hindia Belanda tidak mengeluarkan kebijakan untuk
mengatasi masalah tersebut.
Setelah terjadinya perang dunia 1, ekspor pemerintah Hindia Belanda
mengalami peningkatan, salah satunya terhadap Amerika Serikat. Namun
kehidupan ekonomi di dalam negeri Indonesia tiba-tiba mengalami
perubahan yang sangat signifikan.
Harga-harga komoditas ekspor mengalami penurunan contohnya harga
ekspor gula. Hal ini disebabkan banyaknya negara yang menghasilkan
komoditas ekspor jenis ini, contohnya negara Jepang dan Inggris. Oleh karena
itu, pemerintah Hindia Belanda hanya mengandalkan produk ekspornya
terutama minyak bumi.

C) Hubungan Internasional
Terjadinya Perang Dunia I pada tahun 1914 berpengaruh pada hubungan
Internasional antar negara-negara di dunia. Lahirnya Ilmu Hubungan
Internasional merupakan salah satu bukti pengaruh Perang Dunia I tersebut.
Pengaruh lainnya pada hubungan Internasional adalah perang ini melibatkan
kekuatan besar di dunia, membuktikan bahwa hubungan internasional
konfliktual, dan mempengaruhi ekonomi dunia. Namun dari tiga faktor
tersebut, yang paling menonjol adalah pengaruhnya dalam ekonomi dunia.
Perang Dunia I juga membawa kesengsaraan dan keterpurukan bagi negara-
negara yang terlibat dan menumbuhkan keinginan untuk menciptakan
perdamaian. Menjelang akhir Perang Dunia I, Presiden Woodrow Wilson
(1856-1924) dari Amerika Serikat mengusulkan 14 pasal perdamaian dunia,
yang kemudian menjadi pendorong terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa
(League of Nations).
Keinginan untuk menciptakan perdamaian dibuktikan dengan munculnya
paham-paham politik baru, yaitu paham Fasisme di Italia, Nazi di Jerman,
Nasionalisme di Turki, Militerisme di Jepang, dan Diktator Proletariat di Rusia.
Hal ini dikarenakan demokrasi dianggap tidak mampu menyelesaikan
kekacauan politik maupun ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai