Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AIK

NAMA :

Wahyuni Kusumaningsih A. Yusuf


(202286206021)\

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
2022
ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam karna
berkat izin dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
sederhana ini pada tepat waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Al-
Islam Kemuhammadiyaan“ . Adapun masalah yang di bahas dalam makalah ini
yaitu “Etika Keluarga, Etika antar umat beragama dan bermedia sosial”. Dalam
penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan dikarenakan
kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah sederhana ini.
Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi
dalam makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis
yakin bahwa penulisan makalah ini masih banyak memimiliki kekurangan, Oleh
karena itu penulis mengucapkan mohon maaf.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun
penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih.

Sorong, 11 November2022

ii
iii

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantari..................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Keluarga ...................................................................................... 3
1. Pengertian Etika keluarga...............................................................3
2. Contoh-contoh etika dalam keluarga..............................................4
B.Etika antar umat beragama.....................................................................5
1. Rumusan Kerukunan Etika beragama........................................... 7
C. Etika dalam Bermedia Sosial ................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 12
Daftar Pustaka.................................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara kita, yakni Indonesia, meskipun memiliki beragam

budaya, suku bangsa, dan agama, akan tetapi sangat menjunjung tinggi

etika untuk saling menghargai dan bertoleransi antarsesama. Etika

adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan

sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan

dan tingkah laku.

Berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola

perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan

sesamanya. Tentu saja sebagaimana hakikat manusia yang bersifat

ganda, yaitu sebagai makhluk individual dan sosial. Karena etika sosial

menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, etika sosial

mempunyai lingkup yang sangat luas. Ia menyangkut hubungan

individual antara orang yang satu dengan orang yang lain, dan

menyangkut interaksi sosial secara bersama, termasuk dalam bentuk

kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), serta pola perilaku dalam

bidang kegiatan masing-masing.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa etika keluarga?

2. Apa Etika antar umat beragama?

3. Apa Etika bermedia sosial ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan tentang etika keluarga

2. Menjelaskan tentang etika antar umat beragama

3. Menjelaskan tentang etika bermedia sosial


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA KELUARGA
1. Pengertian Etika Keluarga
Keluarga dalam bahasa sansekerta : “kulawarga”, “ras” dan
“warga yang berarti “anggota”.

Keluarga adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang

yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok

sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar

individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara

individu tersebut

Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa

individu yang terikat olehadanya hubungan perkawinan atau darah ,

kelurga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak , anak yang sering di

sebut keluarga inti.

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu sistem sosial yang luas

dan kompleks. Kualitas kehidupan keluarga menjadi indikator kualitas

bangsa dan Negara. Keberhasilan dalam membangun kualitas sumber

daya manusia yang unggul, baik kualitas fisik, intelek, emosi, spiritual

maupun kualitas sosial sangat bergantung pada tingkat keberhasilan

dalam pengembangan kualitas keluarga. Anak dan keturunan harus

menjadi perhatian kita, salah satunya dengan menanamkan etika

berkeluarga yang meliputi tanggung jawab kepala keluarga terhadap


4

seluruh anggota keluarga, memberikan nafkah kepada istri dan

anaknya, mendidik istri dan anaknya, memberikan perlindungan

dengan menyediakan tempat tinggal sesuai kemampuan, dan

memperhatian kesehatan keluarga.

Pada kehidupan keluarga inti terdapat berbagai macam norma,

aturan yang terkandungdi dalanmya, nilai-nilai itu seperti

keagamaan, sopan santun (tata krama) kejujuran danlainya,meskipun

kadang kala penerapan nilai itu mengalami kesulitan atau hambatan,

akan tetapi nilai-nilai itu kiranya sangat mendukung suatu keluarga

dalam memprsiapakan dan mewujudkan sumber daya yang

berkualitas.

Jadi etika dalam keluarga adalah etika yang telah diatur di

lingkungan keluarga (didalam rumah), tentang bagaimana kita

berinteraksi dengan orang tua, bagaimana cara menghormati yang

lebih tua, dan bagaimana bersikap saat bersama dengan mereka.

Diaturdan dirancang secara turun temurun oleh sebuah keluarga (yang

biasanya mengikuti etikasosial sesama, namun lebih diatur lebih

ketat).

Dengan kata lain etika dalam keluarga misalnya antara orang

tua, Ayah, ibu, dan anak terjadi hubungan yang harmonis dan

menjalankan perannya masing-masing, jika tidak terjadi demikian

terjadi suatu disfungsional keluarga yang menyebabkan anggota

keluarga tidak harmonis , dan etika harus ditata dalam keluarga agar
5

tiap-tiap individu mengerti berperilaku sesuai dengan perannya

sehingga tercipta keluarga yang harmonis dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Contoh- Contoh Etika dalam keluarga

Berikut adalah beberapa contoh etika dalam kerluarga :

a. Pamitan dan mencium tangan orang tua sebelum pergi ke luar

rumah.

b. Meminta maaf pada orang tua bila melakukan kesalahan.

c. Membantu ibu dalam melakukan pekerjaan rumah.

d. Bertutur kata dengan lembut dan sopan pada orang tua.

e. Tidak membantah perintah orang tua.

f. Tidak menyebutkan nama pada saat memanggil ayah, ibu dan

kakak.

g. Tidak pulang larut malam dan tepat waktu.

h. Saling menghormati dan menghargai.

i. Tidak berbohong pada orang tua.

j. Mendengarkan nasehat orang tua.

k. Tidak berbicara pada saat makan bersama.

l. Tidak membuang angin pada saat makan bersama.

m. Tidak mengeluarkan suara (menyiplak) saat mengunyah

makanan.

B. ETIKA ANTAR UMAT BERGAMA


6

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang sudah ribuan

abad lamanya menghuni bumi. Dalam prosesnya, pembinaan kepribadian

manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan didukung oleh faktor

pembawaan manusia sejak lahir. Terkait dengan itu, manusia sebagai

makhluk sosial, tidaklah terlepas dari nilainilai kehidupan sosial. Oleh

karena nilai akan selalu muncul apabila manusia mengadakan hubungan

sosial atau bermasyarakat dengan manusia lain. Dalam pandangan sosial,

etika dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia

Berbicara masalah etika dan agama tidak terlepas dari masalah

kehidupan manusia itu sendiri. Olehnya itu, etika dan agama menjadi

suatu kebutuhan hidup yang memiliki fungsi. Etika adalah sebuah tatanan

perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu

yang berfungsi mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku

yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk, etika

mengatur dan mengarahkan citra manusia kejenjang akhlak yang luhur

dan meluruskan perbuatan manusia.

Agama sebagai sistem kepercayaan, agama sebagai suatu sistem

ibadah, agama sebagai sistem kemasyarakatan. Agama merupakan

kekuatan yang pokok, dalam perkembangan umat manusia. Agama

sebagai kontrol moral. Agama berfungsi sebagai pelindung yang

memberikan keteduhan dan kesejukan, serta memiliki ketentraman hidup.

Dengan demikian, ajaran agama mencakup berbagai dimensi kehidupan


7

manusia (multi dimensional) senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan dan tidak pernah mengenal istlah ketinggalan zaman (out

of date)

Kedua fungsi tersebut tetap berlaku dan dibutuhkan dalam

kehidupan sosial. Etika mendukung keberadaan agama, dimana etika

sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk

memecahkan masalah. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional

sedangkan agama mendasarkan pada wahyu Tuhan. Dalam agama ada

etika dan sebaliknya. Agama merupakan salah satu norma dalam etika.20

Berdasarkan kedua fungsi tersebut di atas, manusia dapat meningkatkan

dan mengembangkan dirinya menjadi manusia yang memiliki yang

peradaban yang tinggi.

1. Rumusan Etika Kerukunan Umat Beragama

Dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan

Bangsa yang diikuti 250 pemuka agama dari berbagai daerah di

Indonesia, telah merumuskan enam etika kerukunan umat beragama.

Berikut ini enam rumusan Pandangan dan Sikap Umat Beragama

tentang Etika Kerukunan Antar Umat Beragama :

a. Setiap pemeluk agama memandang pemeluk agama lain

sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan dan saudara sebangsa.


8

b. Setiap pemeluk agama memperlakukan pemeluk agama lain

dengan niat dan sikap baik, empati, penuh kasih sayang, dan

sikap saling menghormati.

c. Setiap pemeluk agama bersama pemeluk agama lain

mengembangkan dialog dan kerjasama kemanusiaan untuk

kemajuan bangsa.

d. Setiap pemeluk agama tidak memandang agama orang lain

dari sudut pandangnya sendiri dan tidak mencampuri urusan

internal agama lain.

e. Setiap pemeluk agama menerima dan menghormati

persamaan dan perbedaan masing-masing agama dan tidak

mencampuri wilayah doktrin/akidah/keyakinan dan praktik

peribadatan agama lain.

f. Setiap pemeluk agama berkomitmen bahwa kerukunan antar

umat beragama tidak menghalangi penyiaran agama, dan

penyiaran agama tidak menggangu kerukunan antar umat

beragama.

Rumusan etika tersebut yang dirumuskan sendiri oleh para

pemuka agama amat penting untuk ditaati oleh setiap umat beragama

dalam menjalani kehidupan kemasyarakatan di tengah kemajemukan

kita.

C. ETIKA DALAM BERMEDIA SOSIAL


9

Perkembangan teknologi sudah sangat maju saat ini, khususnya

media sosial. Semua orang pasti memiliki media sosial, mulai dari

kalangan remaja sampai dewasa bahkan anak-anak sudah ada yang

memiliki media sosial. Media sosial sudah menjadi tempat mengemukakan

pendapat, pemikiran dan wajah ekspresi baru bagi masyarakat saat ini.

Kehadiran media sosial menjadi pendorong lahirnya inovasi baru.

Berbagai aplikasi bermunculan untuk memenuhi kebutuhan sosialisai

orang-orang. Aplikasi-aplikasi sosial media yang dapat menghubungkan

informasi dan orang-orang dari berbagai negara. Berbagai sosial media

seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain sebagainya dapat

menyebarkan berbagai informasi dengan cepat ke seluruh belahan dunia.

Bahkan bisa mempertemukan orang-orang yang berbeda negara dan

Bahasa untuk dapat menjalin pertemanan

Realitanya, media sosial banyak digunakan bertentangan dengan

moral dan etika. Kebanyakan perilaku tidak bermoral dan beretika ini di

dominasi oleh kalangan remaja. Etika merupakan aturan yang membantu

manusia untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Oleh

karena itu, setiap individu harus mempunyai “kesadaran” dalam bersosial

media dan mampu membedakan dengan realitas sosial. Setiap individu

harus bisa mengontrol aktivitasnya di media sosial.

Sejak semakin perkembangnya berbagai jenis media sosial semakin

banyak pula kasus-kasus penyalahgunaan di media sosial. Seperti rasisme,

penggunaan kata-kata sarkas, cyber bully dan lain sebagainya. Salah satu
10

kasus yang paling sering ditemukan adalah cyber bully, dimana seseorang

yang melalukan kesalahan atau terlihat memiliki kesalahan akan

“diserang” oleh orang-orang dengan memberikan komentar yang berisi

kata-kata makian, hinaan, ucapan kotor, hingga merendahkan korban

Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi harus

memperhatikan unsur etika agar tidak terjadi kerugian bagi pihak-pihak

tertentu dan berujung pada tindakan pelanggaran hukum. Etika

berkomunikasi di internet di kenal dengan istilah Netiquette.

Netiquette merupakan aturan dan tata cara penggunaan internet

sebagai alat komunikasi dan pertukaran alat komunikasi atau pertukaran

data antara sekelompok orang dalam sistem termediasi. Sama seperti

aturan etika di dunia nyata, netiquette juga mendorong para pengguna

untuk taat pada aturan etis dan moral.

Menurut Mutiah, dkk (2019) menjelaskan bebebrapa etika yang

perlu diperhartikan dalam menggunakan media sosial yaitu: Pertama,

jangan menggunakan kata kasar, provokasi, porno ataupun SARA. Kedua,

jangan memposting artikel atau status yang bohong. Ketiga, jangan

mengcopy paste artikel atau gambar yang mempunyai hak cipta, serta

memberikan komentar yang relevean. Menurut Wahyudin dan Karimah

(2016) etika berkomunikasi di media sosial. Pertama sebaiknya

memposting konten yang bermanfaat atau faedah untuk kepentingan

bersama. Kedua, sebelum memposting sebaiknya memeriksa kembali hal-

hal yang di posting, Dan hala yang perlu di perhatikan adalah menghindari
11

konten yang akan menimbulkan konflik. Ketiga, dapat membedakan hal

yang termasuk ranah ruang pribadi dan ranha publik, sehingga sebelum

memposting perlu mempertimbangkan yang seharusnya tidak untuk di

publikasikan. Keempat, berkomunikasi dengan santun. Kelima,

memberikan komentar secara bijak dan sopan. Keenam, gambar yang

mempunyai hak cipta tidak boleh ditiru serta memberikan komentar

dengan bahasa santun.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Etika berkeluarga juga mengaharuskan seluruh anggota keluarga

memiliki komitmen untuk mewujudkan pola pergaulan yang baik

diantara anggota keluarga.

2. Etika dan agama dalam kehidupan sosial tetap berlaku dan dibutuhkan

dalam suatu masyarakat, keduanya berfungsi menyelidiki dan

menentukan ukuran baik dan buruk dengan melihat pada amal

perbuatan manusia. Etika mengukur seseorang dengan argumen

rasional sedangkan agama mengukur seseorang

3. Kurangnya perilaku moral dan beretika di sosial media mengakibatkan

banyak dampak negatif. Tidak hanya etika dalam memberi komentar

tapi juga etika dalma membuat konten di media sosial. Kesadaran diri

sendiri, pengaruh lingkungan dan bimbingan orang tua dapat

memperbaiki perilaku bermedia sosial.


DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/392399895/ETIKA-DALAM-KELUARGA
http://etheses.iainkediri.ac.id/4611/2/933601816_bab2.pdf
https://www.academia.edu/9069315/Etika_dalam_Keluarga
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/
195105081980031-A._SUHERMAN/MAKALAH/ETIKA_BERAGAMA.pdf
https://jateng.kemenag.go.id/2018/06/memahami-kembali-etika-kerukunan-umat-
beragama-2/
https://media.neliti.com/media/publications/231177-hubungan-etika-dan-agama-
dalam-kehidupan-b0d43e84.pdf
file:///C:/Users/User/Downloads/1461800058_Putri%20Faizatul
%20Cholilah_ETI_ETS%20(1).pdf

http://jce.ppj.unp.ac.id/index.php/jce/article/view/372/168

Anda mungkin juga menyukai