Penilaian kinerja adalah suatu proses menilai hasil kinerja pegawai yang tujuannya untuk
memberikan feedback kepada pegawai dalam memperbaiki kinerjanya. Selain untuk
meningkatkan produktifitas kinerja secara pribadi, dapat juga meningkatkan produktifitas
secara organisasi.
Penilaian kinerja menurut (Sami’an, 2012) merupakan suatu sistem formal yang secara
berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Selain itu juga mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu
proses yang terdiri dari:
Untuk lebih mengetehaui secara jelas tentang elemen dan prosesnya berikut akan
diuraikan dalam bentuk gambar dibawah ini:
Metode – metode dalam melakukan penilaian kinerja ada banyak macamnya, salah
satunya dengan cara metode rating scale dan juga metode checklist. Berikut
1/5
penjelasannya:
Rating Scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala dari yang terendah
hingga tertinggi. Menurut (Ilhami & Rimantho, 2017) rating scale yaitu data mentahan
yang berupa angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian deskriptif, misalnya:
ketat-longgar, sering dilakukan-tidak pernah dilakukan, lemah-kuat, positif-negatif, baik-
buruk, aktif-pasif, besar-kecil. Dalam menilai pegawai harus berdasarkan faktor atau
standar yang telah ditetapkan, contohnya seperti faktor yang berhubungan dengan
jabatan (job related) dan tentang karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh seorang
pegawai. Skala yang digunakan dalam rating scale yakni 1-5 yang terdiri dari:
1. Kurang
2. Cukup
3. Sedang
4. Baik
5. Amat baik
Metode Checklist
2/5
Metode Checklist yaitu penilaian yang didasarkan pada standar – standar kerja yang
sudah ditetapkan dan bobot kinerja yang sudah ditetapkan juga, lalu penilai akan
melakukan pemeriksaan terhadap pegawai tersebut apakah sudah melakukan atau
memenuhi standar kinerja tersebut. Standar – standar yang dimaksud adalah seperti
kesediaan bekerja lembur, memelihara dengan baik fasilitas dan lingkungan kerja,
kepatuhan terhadap atasan dan lainnya. Salah satu keuntungan menggunakan metode
ini yakni kemudahan dalam melakukan penilaiannya. Evaluasi dan penilaian tersebut
dapat dilakukan dengan dasar jawaban dengan hanya memberikan tanda checklist (?).
Menggunakan metode ini dapat menghemat waktu dan tenaga, akan tetapi bisa
menimbulkan bias.
Dalam melakukan penilaian kinerja ada beberapa hambatan yang umum ditemukan,
diantaranya yakni:
Kesalahan penilai
3/5
The leniency and strictness biases, yakni penilai terlalu lunak atau terlalu keras.
Personal prejudice, yakni penilai dipengaruhi oleh prasangka yang tidak baik
terhadap suatu kelompok/ individu.
The recency effect, yakni penilai mendasarkan penilaiannya pada perilaku kerja
yang paling akhir terjadi.
Ketidaksiapan penilai
4/5
Lack of appropriate accountibility, yakni kurangnya tanggung jawab dari atasan
terhadap organisasi mengakibatkan ketidakpedulian kinerja pegawai yang artinya
penilaian kinerja tidak dilakukan dengan baik atau karena adanya kebijakan –
kebijakan yang tidak mendukung.
REFERENSI
Ilhami, R. S., & Rimantho, D. (2017). Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode AHP
dan Rating Scale. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 16(2), 150.
https://doi.org/10.25077/josi.v16.n2.p150-157.2017
5/5