Anda di halaman 1dari 5

PENILAIAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE

RATING SCALE & CHECKLIST DAN HAMBATAN


DALAM PENILAIAN KINERJA
nenianggraeni.blog.widyatama.ac.id/2021/06/29/penilaian-kinerja-menggunakan-metode-rating-scale-checklist-
dan-hambatan-dalam-penilaian-kinerja/

NENI ANGGRAENI June 29, 2021

Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu proses menilai hasil kinerja pegawai yang tujuannya untuk
memberikan feedback kepada pegawai dalam memperbaiki kinerjanya. Selain untuk
meningkatkan produktifitas kinerja secara pribadi, dapat juga meningkatkan produktifitas
secara organisasi.

Penilaian kinerja menurut (Sami’an, 2012) merupakan suatu sistem formal yang secara
berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-
tugasnya. Selain itu juga mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu
proses yang terdiri dari:

1. Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh terhadap


kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengacu pada hasil
analisa jabatan.
2. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada proses ini,
pihak manajemen menentukan kinerja karyawan yang bagaimana yang termasuk
baik dan buruk.
3. Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja. Pihak
manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan potensi
karyawan di organisasi yang bersangkutan.

Untuk lebih mengetehaui secara jelas tentang elemen dan prosesnya berikut akan
diuraikan dalam bentuk gambar dibawah ini:

Berdasarkan gambar 1 diatas menunjukan bahwa pentingnya menentukan standar dan


ukuran dalam melakukan penilaian kinerja k\aryawan karena standar kinerja merupakan
benchmark yang dimiliki setiap perusahaan sehingga hal ini perlu dilakukan dengan
prinsip SMART. Proses penilaian kinerja dalam suatu perusahaan sangatlah penting
karena berkaitan dengan proses pengambilan keputusan sumber daya manusia untuk
melakukan pengembangan pelatihan dan karir karyawan. Dari beberapa pendapat ahli
mengenai pengertian penilaian kinerja, dapat kita ambil kesimpulan bahwa penilaian
kinerja merupakan suatu sistem penilaian yang dilaksanakan setiap periode tertentu
terhadap kinerja karyawan yang berkaitan dengan tugas yang dilaksanakan oleh
karyawan tersebut.

Metode – metode dalam melakukan penilaian kinerja ada banyak macamnya, salah
satunya dengan cara metode rating scale dan juga metode checklist. Berikut

1/5
penjelasannya:

Metode Rating Scale

Rating Scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala dari yang terendah
hingga tertinggi. Menurut (Ilhami & Rimantho, 2017) rating scale yaitu data mentahan
yang berupa angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian deskriptif, misalnya:
ketat-longgar, sering dilakukan-tidak pernah dilakukan, lemah-kuat, positif-negatif, baik-
buruk, aktif-pasif, besar-kecil. Dalam menilai pegawai harus berdasarkan faktor atau
standar yang telah ditetapkan, contohnya seperti faktor yang berhubungan dengan
jabatan (job related) dan tentang karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh seorang
pegawai. Skala yang digunakan dalam rating scale yakni 1-5 yang terdiri dari:

1. Kurang
2. Cukup
3. Sedang
4. Baik
5. Amat baik

Contoh formulir penilaian dengan metode rating scale:

Metode Checklist

2/5
Metode Checklist yaitu penilaian yang didasarkan pada standar – standar kerja yang
sudah ditetapkan dan bobot kinerja yang sudah ditetapkan juga, lalu penilai akan
melakukan pemeriksaan terhadap pegawai tersebut apakah sudah melakukan atau
memenuhi standar kinerja tersebut. Standar – standar yang dimaksud adalah seperti
kesediaan bekerja lembur, memelihara dengan baik fasilitas dan lingkungan kerja,
kepatuhan terhadap atasan dan lainnya. Salah satu keuntungan menggunakan metode
ini yakni kemudahan dalam melakukan penilaiannya. Evaluasi dan penilaian tersebut
dapat dilakukan dengan dasar jawaban dengan hanya memberikan tanda checklist (?).
Menggunakan metode ini dapat menghemat waktu dan tenaga, akan tetapi bisa
menimbulkan bias.

Contoh formulir penilaian dengan metode checklist:

HAMBATAN DALAM PENILAIAN KINERJA

Dalam melakukan penilaian kinerja ada beberapa hambatan yang umum ditemukan,
diantaranya yakni:

Kesalahan penilai

Hallo effect, yakni penyimpangan bersifat pendapat pribadi/ subjektif.


The error central tendency, penilai tidak senang memberikan penilaian jelek atau
baik kepada karyawan.

3/5
The leniency and strictness biases, yakni penilai terlalu lunak atau terlalu keras.
Personal prejudice, yakni penilai dipengaruhi oleh prasangka yang tidak baik
terhadap suatu kelompok/ individu.
The recency effect, yakni penilai mendasarkan penilaiannya pada perilaku kerja
yang paling akhir terjadi.

Ketidaksiapan penilai

Penilai kurang percaya diri


Keterbatasan pengetahuan penilai
Kurangnya waktu untuk melakukan penilaian

Ketidakefektifan praktek dan kebijakan organisasi

Tidak adanya reward penilai


Norms supporting leniency, yakni kebiasaan penilai yang jelek terhadap bawahan
berarti kelemahan atasan dalam membina bawahannya. Sehingga kecenderungan
atasan melakukan penilaian yang baik kepada bawahan.

4/5
Lack of appropriate accountibility, yakni kurangnya tanggung jawab dari atasan
terhadap organisasi mengakibatkan ketidakpedulian kinerja pegawai yang artinya
penilaian kinerja tidak dilakukan dengan baik atau karena adanya kebijakan –
kebijakan yang tidak mendukung.

Formulir penilaian yang kurang baik

Formulir yang kurang baik dalam menentukan standar – standarnya dapat


mempengaruhi penilaian kinerja yang kurang maksimal atau kurang tepat.

REFERENSI

Ilhami, R. S., & Rimantho, D. (2017). Penilaian Kinerja Karyawan dengan Metode AHP
dan Rating Scale. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 16(2), 150.
https://doi.org/10.25077/josi.v16.n2.p150-157.2017

Sami’an. (2012). Penilaian Kinerja.


<http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-kinerja.pdf>

5/5

Anda mungkin juga menyukai