TUGAS TUTORIAL3
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA4214 /MSDM
Penulis Soal/Institusi : Yun Iswanto /UT
Penelaah soal//institusi : Andi Sylvana /UT
Tahun Penulisan : 2020
ButirSoal No. : 1 (satu)
Skor Maks. : 20
CapaianPembelajaran :
1. Dapatmenjelaskanperbedaanantarmetodepenilaiankinerja.
2. Dapatmenjelaskankelebihan dan kelemahanantarmetodepenilaiankinerja.
Indikator :
1. Menjelaskanperbedaanantarmetodepenilaiankinerjakomparatif, atribut, keperilakuan, dan
ManajemenBerdasarkanSasaran.
2. Menjelaskankelebihan dan kekuranganantarmetodepenilaiankinerjakomparatif, atribut, keperilakuan,
dan ManajemenBerdasarkanSasaran.
Saatinitelahtersediabanyakmetodeataupendekatanpenilaiankinerjakaryawansehinggamanajemendapatmemili
hmetode/pendekatanpenilaian yang paling tepatdigunakanuntukorganisasinya. Diantarametode/
pendekatanpenilaiankinerjatersebut:
1. Jelaskan perbedaan utama metode penilaian kinerja dengan pendekatan komparatif dan pendekatan
atribut!
2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan utama metode penilaian kinerja dengan pendekatan
keperilakuan dan Manajemen Berdasarkan Sasaran!
LEMBAR JAWABAN
TUGAS TUTORIAL 3
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2021/22.1
Nama : Nova Sartika
Nim : 042829132
Kode/Nama MK : EKMA4214/Manajemen Sumber Daya Manusia
Tugas : 3
1. Jelaskan perbedaan utama metode penilaian kinerja dengan pendekatan komparatif dan
pendekatan atribut!
Metode skala penilaian berdasarkan perilaku bukan lagi berfokus pada hasil kinerja,
tetapi pada perilaku fungsional yang ditunjukkan pada pekerjaan. Asumsinya adalah
bahwa perilaku fungsional tersebut akan dihasilkan dalam kinerja yang efektif.
BARS merupakan kombinasi dari metode insiden kritis dan penilaian rating dengan
menjangkarkan suatu skala yang dikuantifikasikan dengan contoh-contoh
keperilakuan tertentu dari kinerja yang baik atau buruk.
e. Skala observasi keperilakuan Skala Observasi Keperilakuan (Behavioral
Observation Scales/BOS)
Metode skala observasi berhubungan dengan perilaku ini sangat simpel, yaitu bahwa
perilaku yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik, sedangkan perilaku yang
buruk akan menghasilkan kinerja yang buruk pula. Faktor kunci pengukuran dalam
metode ini ditentukan melalui perilaku di tempat kerja yang berhubungan dengan
sukses atau gagalnya (secara umum atau parsial) suatu pekerjaan. Teknik ini
melibatkan proses identifikasi pokok-pokok tugas dari suatu pekerjaan. Instrumen
dalam BOS merupakan kuesioner berskala ordinal (biasanya 1- 5) yang terkait
dengan frekuensi perilaku yang baik atau buruk. Skor penilaian yang tinggi
diberikan kepada perilaku yang baik, sedangkan skor terendah berarti
frekuensi terendah dari perilaku buruk.
(Sumber : BMP MSDM, Modul 7, Kegiatan Belajar 1, Halaman 7.12-.14)
2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan utama metode penilaian kinerja dengan pendekatan
keperilakuan dan Manajemen Berdasarkan Sasaran!
a) Penilaian Kinerja Berdasarkan Pendekatan Atribut
Kelebihan dari penilaian kinerja berdasarkan pendekatan atribut yaitu sederhana
untuk digunakan, dan memberikan penilaian kuantitatif untuk masing- masing
karyawan.
Kekurangan dari penilaian kinerja berdasarkan pendekatan atribut yaitu:
1) Dalam metode rating scale, misalnya, faktor-faktor yang lazim digunakan seperti sikap,
loyalitas dan kepribadian adalah faktor-faktor yang sulit diukur. Penggunaan faktor-faktor
yang terkait dengan pekerjaan (job related factors) dapat meningkatkan objektivitas.
2) Bisa terjadi bias “Hallo error”. Bias “Hello error” terjadi bila penilai mempersepsikan satu
faktor sebagai kriteria yang paling penting dan memberikan penilaian umum baik atau buruk
berdasarkan faktor tunggal ini. Setiap karyawan mempunyai karakteristik yang berbeda-
beda, sehingga apabila hanya ada satu faktor tunggal yang diutamakan, maka hasil penilaian
menjadi tinggi subyektivitasnya. Dengan banyaknya kriteria faktor dalam penilaian, maka
seorang manajer akan lebih mengerti kelebihan dan kekurangan seorang karyawan secara
mendalam.
3) Penilai menjadi terlalu “longggar” (leniency) karena kecenderungan memberi nilai tinggi
kepada yang tidak berhak, penilai memberi nilai lebih tinggi dari seharusnya. Penilai terlalu
“ketat” (strictness) terlalu kritis atas kinerja seorang pekerja (terlalu “ketat” dalam
memberikan nilai). Penilaian yang terlalu ketat biasanya terjadi bila manajer tidak
mempunyai definisi atau batasan yang akurat tentang berbagai faktor penilaian.
4) Kecenderungan memberi nilai tengah (Central tendency), terjadi bila pekerja di beri nilai
rata-rata secara tidak tepat atau di tengah-tengah skala penilaian, Biasanya, penilai memberi
nilai tengah karena ingin menghindari kontroversi atau kritik.