Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak Daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang

digunakan untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah dan juga untuk

modal pembangunan. Sejak kemerdekaan Indonesia, pemerintah tercatat sudah

mengeluarkan 4 (empat) undang- undang yang berkaitan dengan pajak daerah,

yaitu:

1. UU Darurat No. 11 Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Pajak Daerah.

2. UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

3. UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18

Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

4. UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Dengan adanya undang-undang diatas, membuktikan bahwa pemerintah pusat

sejak dulu memang ingin memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada

pemerintah daerah untuk mengelola serta mengatur pajak daerahnya sendiri.

Pemerintah daerah diharapkan mampu meningkatkan akuntabilitas pemerintah

daerah serta dapat memberikan potensi untuk meningkatkan penerimaan daerah

itu sendiri.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berperan penting dalam rangka

pembiayaan pembangunan suatu daerah, dan Pajak Daerah merupakan salah satu

sumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu sendiri. Jadi, agar Pemerintah

Daerah tetap dapat melakukan kegiatan pembangunan, maka mereka harus


2

mampu memaksimalkan sumber-sumber dari penerimaan daerah tersebut salah

satunya adalah dari pajak daerah.

Kota kediri merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah

Provinsi Jawa Timur yang terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur.

Kota Kediri juga merupakan salah satu kota yang diberi wewenang oleh

Pemerintah Pusat dalam mengelola sumber pendapatan daerahnya sendiri.

Pemerintah Kota diharapkan mampu mengelola dan mengoptimalkan potensi

sumber daya yang ada demi kemajuan daerahnya. Salah satu potensi sumber daya

tersebut adalah dari Pajak Daerah.

Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah

Surabaya dan Malang. Kota Kediri juga memiliki segudang potensi yang luar

biasa mulai dari industri, UMKM, perdagangan, hingga pariwisata. Di Kota

Kediri terdapat beberapa industri- industri besar yang mendukung perekonomian

di Kota Kediri antara lain, Pabrik Gula Pesantren Baru dan PT. Gudang Garam

Tbk., dan juga terdapat banyak UMKM seperti Tenun Ikat Medali Mas sebagai

sentra tenun ikat, Getuk Pisang Raja Manis sebagai makanan khas Kota Kediri,

UD. Mitra Creation bergerak dalam pembuatan kaca hias, dll. Luas Kota Kediri

sendiri adalah 63,40 KM2 , memiliki tiga kecamatan yaitu, kecamatan Mojoroto,

kecamatan Kota, dan kecamatan Pesantren. (Sumber: kedirikota.go.id).

Dengan berlakunya Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

terbaru yaitu UU No. 28 Tahun 2009 maka akan memberikan peluang yang lebih

besar lagi bagi pemerintah daerah Kota Kediri untuk memungut pajak daerah

yang lain, hal ini dikarenakan di dalam Undang-Undang tersebut terdapat


3

beberapa jenis pajak baru yang harus dikelola oleh pemerintah daerah

kabupaten/kota. Berdasarkan Pasal 182 Ayat 1 dan 2 UU No. 28 Tahun 2009

mulai 1 Januari 2011 BPHTB menjadi tanggung jawab Kabupaten/Kota dan mulai

1 Januari 2014 PBB-P2 menjadi tanggung jawab Kabupaten/Kota. Dengan adanya

peraturan tersebut, maka Kota Kediri mempunyai potensi untuk menambah

pendapatan daerahnya melalui Pajak Daerah.

Penelitian tentang Pajak Daerah ini sudah pernah dilakukan salah satunya

oleh Hakim (2013). Dalam penelitian tersebut dilakukan perhitungan mengenai

efektivitas dan efisiensi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan

asli daerah Kota Tasikmalaya, dan yang dijadikan lokasi penelitian adalah pada

Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya. Penelitian tersebut hanya menggunakan

perhitungan efektivitas dan efisiensi untuk menganalisis Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis melakukan penelitian ini

dengan tujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya, yaitu menganilisis Pajak

Daerah dengan menggunakan perhitungan efektivitas, kontribusi, laju

pertumbuhan, dan juga mengidentifaksi faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pemungutan pajak daerah. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan Hakim (2013) yaitu pada lokasi penelitian, dimana penelitian ini

dilakukan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Kediri, sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan pada Dinas Pendapatan Kota

Tasikmalaya. Kemudian ada perbedaan perhitungan dalam menganalisis Pajak

Daerah, dimana pada penelitian ini menggunakan perhitungan efektivitas,


4

kontribusi, laju pertumbuhan, dan juga mengidentifikasi faktor- faktor kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman, sedangkan dalam penelitian sebelumnya

menggunakan perhitungan efektivitas dan efisiensi.

Pajak Daerah merupakan objek penelitian yang cukup menarik untuk

diteliti, karena pajak daerah tersebut merupakan salah sumber pendapatan daerah

yang nantinya digunakan untuk menyelenggarakan program pemerintahan. Oleh

karena itu, perlu dilakukannya analisis terkait dengan tingkat keberhasilan Kota

Kediri dalam melakukan pemungutan Pajak Daerah. Penulis menggunakan Kota

Kediri sebagai lokasi penelitian adalah karena Kota Kediri memiliki potensi yang

tinggi mulai dari perdagangan, banyaknya UMKM serta didukung dengan sektor

industri- industri besar yang berada di Kota Kediri seperti Industri gula dan

Industri rokok. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Keberhasilan Pemungutan Pajak

Daerah di Kota Kediri”.

B. Rumusan Masalah

Salah satu sumber pendapatan daerah adalah dari Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang didalamnya terdapat Pajak Daerah. Keberhasilan dalam pemungutan

pajak daerah daerah akan berdampak juga pada peningkatan pendapatan daerah

itu sendiri, dengan melihat hal tersebut maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat keberhasilan pemungutan Pajak Daerah dilihat dari

efektivitas, kontribusi, dan laju pertumbuhan selama tahun 2009-2013?


5

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam

pemungutan Pajak Daerah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat keberhasilan dalam pemungutan Pajak Daerah ditinjau

dari tingkat efektivitas, tingkat kontribusi, dan laju pertumbuhan.

2. Mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan

dalam pemungutan Pajak Daerah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang penulis harapkan dalam melakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan perpajakan terutama dalam

penerapan teorinya di lapangan terkait masalah pemungutan Pajak Daerah.

2. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam menyusun Karya

Tulis Skripsi sehingga dapat lebih memahami mata kuliah Perpajakan

khususnya mengenai Pajak Daerah.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau acuan dalam

pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya terkait dengan Perpajakan.

4. Hasil peneltian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau

acuan bagi Kota Kediri dalam rangka meregulasi peraturan pemungutan Pajak

Daerah sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan potensi penerimaan Pajak

Daerah.

Anda mungkin juga menyukai