BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan banyak
kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena sebagai sebuah teknologi yang menitik
beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi
kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.
Teknologi informasi (TI) turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Kemajuan TI juga berpengaruh signifikan pada perkembangan akuntansi yang kegiatannya tidak
terlepas dari teknologi informasi tersebut. Semakin maju TI semakin banyak pengaruhnya pada
bidang akuntansi.
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang berkembang dewasa ini memberikan banyak
kemudahan pada berbagai kegiatan bisnis karena sebagai sebuah teknologi yang menitik
beratkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer, TI dapat memenuhi
kebutuhan informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat.
Teknologi informasi (TI) turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Kemajuan TI juga berpengaruh signifikan pada perkembangan akuntansi yang kegiatannya tidak
terlepas dari teknologi informasi tersebut. Semakin maju TI semakin banyak pengaruhnya pada
bidang akuntansi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembahasan sistem penjualan dan manufaktur tanggap cepat adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan penjualan dan manufaktur tanggap cepat ?
2. Apa yang dimaksud Teknologi identifikasi otomatis Teknologi pembuatan barcode,
karakteristik-karakteristik barcode ?
3. Apa saja komponen-komponen system penjualan tanggap cepat, pemrosesan transaksi dalam
system penjualan tanggap cepat, pertimbangan-pertimbangan pengendalian intern khusus.?
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah sistem tanggap cepat-Quick response system tampaknya sudah menjelaskan maksudnya
sendiri. Tentunya sistem ini adalah yang ‘cepat’ dan“responsif”. Tetapi arti dari konsep tangaap
cepat jauh lebih mendalam. Sistem tanggap cepat penting bagi gerakantotal quality
performance (TQP) perusahaan. TQP (kadang-kadang juga disebut total quality management-
TQM)adalah filosofi untuk melaksanakan sesuatu yang tepat dengan tepat pada saatpertama.
TQP mensyaratkan produksi berkualitas tinggi, efisiensi operasional, dan perbaikan terus
menerus dalam operasi. TQP menekankan “kepuasan pelanggan” sedemikian rupa hingga
tercapai “obsesi pelanggan”. Dalam lingkungan dunia bisnis yang sangat kompetitif, TQP adalah
strategi untuk dapat bertahan hidup. Beberapa teknologi berinteraksi agar sistem tanggap cepat
menjadi feasible. Standarisasi perangkat keras dan software dan pergeseran ke arah sistem
terbuka telah membuat hubungan antar sistem komputer menjadi lebih mudah. Pertukaran data
elektronik (electronic data interchange-EDI) adalah hal penting bagi sistem tanggap cepat.
Walaupun EDI penting, tetapi hal itu saja tidak mencukupi. Identifikasi kode bar (bar
code) produk dengan menggunakan kode produk universal (Universal Product Code-UPC) dan
teknologi scanning, seperti pada terminal perusahaan eceran (ritel) di titik penjualan (point of
sale - POS),adalah contoh teknologi penting lainnya. Kode bar UPC di-scan dengan teknologi.
POS pada anjungan(counter) ke luar di toko eceran merupakan titik awal dari rangkaian kegiatan
yang akan berakhir dengan item, yaitu item yang tepat, yang persediaannya perlu segera diisi
kembali agar dapat segera dijual kembali. Ini sangat penting dalam dunia eceran, di mana fads,
yaitu permintaan pelanggan atas produk tertentu dapat dan benar-benar berubah dengancepat.
Apa yang dijual tahun lalu, bulan lalu, atau bahkan minggu lalu boleh jadi tidak lagi diminati
pelanggan saat ini.
EDI yang menghubungkan sistem komputer perusahaan pengecer dengansistem komputer
pemasok akan menghilangkan pemprosesan kertas dan memungkinkan untuk menempatkan dan
memproses pesanan pembelian secara cepat, sehingga mendukung pengiriman tanggap cepat.
Pemasok dapat juga membuat tagihan untuk pengecer melalui EDI. Dalam beberapa kasus,
pembayaran Transfer Dana Secara Elektronik (electronic funds transfer-EFT) dapat dilakukan
oleh pengecer ke rekening pemasok. Semua kejadian ini,termasuk pengambilan pesanan dari
persediaan pemasok, dapat dilakukan tanpa keterlibatan manusia.
Contohnya
Just-in-Time (JIT)
Sistem penjualan eceran tanggap cepat mirip dengan sistem persediaan just-in-time (JIT) yang
digunakan manufaktur. Pesanan pembelian untuk barang-barang persediaan dibuat berdasarkan
konsep “permintaan-tarik” dan bukannya berdasarkan suatu interval tetap (bulanan atau
mingguan) secara “dorong” untuk memenuhi tingkat persediaan tertentu.
Pada lingkungan yang tidak berbasis JIT, proses seperti itu hanya berlangsung terputus-putus.
Kumpulan (batch) produk yang serupa secara periodik diproses untuk memenuhi kebutuhan
masa kini dan rencana masa datang.
Biaya kegiatan “set up” biasanya timbul setiap kali suatu batch dan biayanya umumnya sama,
tidak tergantung pada ukuran pemrosesan batch. Sebagaimana makna dari kata rencana,
sistem batch menggunakan konsep “dorong” dalam mencapai efisiensi. Ukuran batch yang
ekonomis (efisien) dihasilkan dengan menggunakan rumus-rumus, seperti yang terdapat pada
model EOQ (Economic Order Quantity). Untuk lingkungan non JIT, misalnya pada penjualan
eceran, pesanan atas produk baru diproses secara periodik sebagai batch dan dikirimkan kepada
pemasok untuk melengkapi lagi persediaan. Persediaan dijaga dalam tingkat tertentu yang
memadai untuk mengantisipasi kebutuhan masa datang.Biaya pemesanan (set up) diminimalkan
dengan menerapkan konsep EOQ untukkeputusan pemesanan kembali.
Lingkungan JIT merupakan suatu lingkungan arus yang berkelanjutandan bukannya lingkungan
batch. JIT mensyaratkan operasi pemrosesan secara kontinu, untuk meminimalkan atau
mengeliminasi persediaan secara keseluruhan.JIT juga mengeliminasi kesia-siaan dalam proses
manufaktur dan menekankan adanya pengembangan secara terus-menerus dalam operasi. JIT
adalah konsep yang mirip dengan TQM, dan dalam banyak hal sebagai aspek penting
dalam TQM.
Dalam JIT, kegiatan pemrosesan muncul dengan konsep “tarikan”.Kegiatan (seperti pemesanan
produk baru) terjadi hanya pada saat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Permintaan pelanggan, yang ditandai oleh order penjualan saat ini, “menarik” (menyebabkan
pemicu) pesanan mulai dari pemrosesan permintaan ulang; akibatnya dilakukanlah pesanan
kepada pemasok. Pesanan kepada pemasok didasarkan pada penjualan yang aktual untuk mengisi
kembali persediaan yang telah terjual. Permintaan penjualan saat ini”menarik” (secara otomatis
memicu) terjadinya pesanan untuk mengisi persediaan. Pedagang eceran dapat memesan dengan
dasar kecenderungan pembelian yang terjadi saat ini.
Web Commerce
Web Commerce disebut juga perdagangan dengan jaringan internet.Penjualan melalui jaring
internet (World Wide Web) merupakan bagian integraldari perekonomian. Penjualan tersebut
menyediakan banyak keuntungan baik bagi konsumen maupun penyedia barang. Keuntungan
bagi konsumen adalah sebagai berikut :
1. Tidak perlu antri untuk dilayani oleh pramuniaga atau mendapatkaninformasi produk.
2. Melalui software berbasis jaring internet yang canggih, seorang pelanggandapat
memperoleh jawaban yang cepat atas pertanyaan yang kompleksmengenai produk yang
bersangkutan
3. Transaksi berbasiswebbiasanya dilindungi dengan fasilitas enkripsi untukalasan
keamanan.
Keuntungan bagi penyedia barang:
1. Penghematan biaya karena adanya pemesanan secara otomatis
2. Pengkodean elektronis secara otomatis atas data transaksi
3. Rendahnya biaya overhead. Seluruh toko internet dapat ditampung dalamsatu komputer
desktop.
4. Barang dapat dipasarkan ke segenap penjuru dunia
5. Pemutakhiran, pengenalan produk baru dan perubahan harga dapat dilakukansecara
cepat.
Yang banyak menjadi perhatian masyarakat dalam pembelian melalui Web adalah aspek
keamanan dan perlindungan data pribadi. Berdasarkan alasan tersebut, American Institute of
Public Accountant mensponsori adanya “label persetujuan” Web Trust yang dapat diterbitkan
oleh para akuntan publik yang telah secara khusus terlatih, untuk diberikan kepada
situs Web yang memenuhi kriteria.
Electronic Data Interchange (EDI)
Pertukaran data elektronik (EDI) adalah pertukaran dokumen bisnis dari-komputer-ke-komputer
melalui jaringan komunikasi. EDI berbeda dengan E-mail di mana pengiriman pesan e-
mail dibuat dan diinterpretasikan oleh manusia (orang ke orang), sedangkan pesan-pesan EDI
dibuat dan diinterpretasikan oleh komputer. Standar EDI untuk publik, khususnya ANSIX.12,
telah memberikan dampak besar terhadap pengembangan sistem tanggap cepat. Standar EDI
untuk publik menyediakan rancangan umum untuk pertukaran data, dan dengan demikian
mengurangi biaya dan kesalahan referensi silang kode oleh pihak-pihak dalam transaksi EDI.
EDI yang menghubungkan sistem komputer perusahaan pengecer dengan sistem komputer
pemasok akan menghilangkan pemprosesan kertas danmemungkinkan untuk menempatkan dan
memproses pesanan pembelian secara cepat, sehingga mendukung pengiriman tanggap cepat.
Pemasok dapat jugamembuat tagihan untuk pengecer melalui EDI. Dalam beberapa kasus,
pembayaran Transfer Dana Secara Elektronik (electronic funds transfer-EFT) dapat dilakukan
oleh pengecer ke rekening pemasok. Semua kejadian ini,termasuk pengambilan pesanan dari
persediaan pemasok, dapat dilakukan tanpa keterlibatan manusia.
Computer-Integrated Manufacturing (CIM)
Sistem Komputer Terpadu Manufaktur (CIM) adalah pendekatan terpadu untuk pemanfaatan
teknologi informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen-komponen sistem CIM biasanya
mencakup stasiun-stasiun kerja perancangan berbantuan komputer (computer-aided design-
CAD), sistem pengendalian dan monitoring produksi secara real-time, serta sistem pemesanan
dan pengendalian persediaan. Komponen-komponen CIM dihubungkan melalui jaringan
computer dan dilengkapi dengan sistem software yang dirancang untuk mendukung operasi yang
terdistribusi. CIM mengurangi biaya informasi, dan melalui EDI, memungkinkan hubungan yang
lebih dekat antara produsen, pemasok, dan pelanggan.
Otomasi data sumber mengenai kegiatan produksi adalah hal yang penting bagi CIM, karenanya,
kode bar yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanning merupakan komponen-komponen
sistem yang penting. Jika Anda melihat bagian bawah badan sebuah mobil baru, anda akan
melihat banyak simbol kode bar pada banyak bagian, simbol kode bar yang serupa dengan kode
bar UPC yang lazim terdapat pada produk-produk konsumsi. Kode bar, yang lazim terdapat pada
barang- barang pabrik maupun pada barang-barang konsumsi, memungkinkan komputer atau
robot untuk mengidentifikasi material, memproses informasi, dan memulai prosedur apapun
yang diperlukan.
Walau terbukti murah dan dapat dipakai di berbagai bidang, barcode ini ternyata mempunyai
banyak kelemahan yaitu selain karena hanya bisa diidentifikasi dengan cara mendekatkan
barcode tersebut ke sebuah reader, juga karena mempunyai kapasitas penyimpanan data yang
sangat terbatas dan tidak bisa diprogram ulang sehingga menyulitkan untuk menyimpan dan
memperbaharui data dalam jumlah besar untuk sebuah item.
Salah satu solusi menarik yang kemudian muncul adalah menyimpan data tersebut pada suatu
silikon chip. RFID yang merupakan singkatan dari Radio Frequency Identification merupakan
teknologi identifikasi baru yang dalam pengoperasiannya terjadi kontak antara transponder (tag)
atau divais pembawa data yang terbuat dari silikon chip dilengkapi sebuah radio antena kecil dan
reader yang terhubung dengan sistem komputer. Kontak antara RFID tag dengan reader tidak
dilakukan secara kontak langsung atau mekanik melainkan dengan pengiriman gelombang
electromagnet. Berbeda dengan smart card yang biasa dipakai di kartu telepon atau kartu bank
yang juga menggunakan silikon chip, kode-kode RFID tag bisa dibaca pada jarak yang cukup
jauh.
Untuk sebuah produk hasil pertanian yang dijual di supermarket, jika selama ini dengan
menggunakan barcode hanya data jenis produk yang mampu tersimpan, di masa datang
diharapkan RFID tag mampu menyimpan tidak hanya data jenis produk namun juga misalnya
untuk sebuah produk beras dapat diketahui daerah asal produksi beras, kapan beras itu pertama
kali ditanam dan dipanen, metode penanaman dan pembuatannya, bahkan nama dan data
petaninya secara otomatis. Keuntungan lain adalah kasir maupun pembeli dapat mengetahui total
harga barang yang ada di keranjang belanja dalam waktu sekejap, atau bahkan kasir bisa
mengetahui barang-barang yang mungkin saja dikutil oleh pembeli yang tidak diletakkan di
keranjang belanja.
Aplikasi lain penggunaan RFID misalnya dalam pengiriman barang yang selalu dapat diawasi
secara real time (waktu sebenarnya) dalam waktu yang tak lama lagi dapat terwujud. Mr. Tanaka
yang tinggal di Tokyo akan mengirimkan paket kepada rekan bisnisnya Ms. Colin di London,
dimana paket tersebut dilengkapi RFID tag sehingga bisa selalu diamati rute perjalanannya. Mr.
Tanaka dapat mengetahui lokasi-lokasi paket tersebut pada waktu tertentu dengan mengaksesnya
melalui internet saat paket itu mulai dikirim dari rumah Mr. Tanaka di Shibuya sampai ke
Bandara Narita, dia juga tahu kapan paketnya diangkut ke dalam pesawat JAL di Narita dan
kapan paketnya diturunkan dari pesawat di Bandara Heathrow, lalu akhirnya paket itu ada dalam
perjalanan dari bandara sampai di kediaman Ms. Colin di London. Hal ini semua bisa dilakukan
karena paket yang dilengkapi RFID tag itu teridentifikasi oleh reader-reader yang terpasang
pada gate-gate yang dilaluinya, yang tak mungkin dilakukan jika proses identifikasi itu tidak
secara otomatis dan tidak menggunakan gelombang electromagnet.
2. Ubiquitous network
Mungkin dalam beberapa waktu terakhir kita pernah mendengar istilah ubiquitous computing,
atau ubiquitous network. Kata ubiquitous menurut kamus Merriam-Webster bisa diartikan sebagai ada di
berbagai tempat dalam waktu yang sama. Sehingga konsep ubiquitous computing, atau ubiquitous
network itu mungkin bisa diterjemahkan secara sempit misalnya sebagai kemampuan akses ke sebuah
network (internet) di mana saja. Konsep ubiquitous network diharapkan akan menjadi semakin luas di
masa depan berkat hadirnya teknologi RFID. Teknologi yang ada saat ini hanya mampu mengenal dan
mengidentifikasi divais-divais elektronik yang terhubung dengan internet dengan IP address saja.
Di masa depan, dengan berkembangnya pemanfaatan teknologi RFID ini, tidak hanya divais-divais
elektronik seperti computer, PDA atau telepon seluler tetapi juga bahkan diharapkan semua barang-
barang non-elektronik yang ada di sekitar kita dapat diidentifikasi secara otomatis. Perkembangan ini juga
seiring dengan lahirnya teknologi internet protocol baru yang disebut IPv6 yang menggunakan 128 bit
address yang berarti mampu mengakomodasi lebih dari 3x1038 alamat. Sementara IPv4 yang ada saat
ini hanya memiliki 32 bit address sehingga alamat-alamat yang tersedia terasa sudah sangat terbatas.
Teknologi RFID ini diharapkan dapat mewujudkan suatu infrastruktur baru yang mengubah gaya hidup
dan peradaban suatu kelompok masyarakat di masa depan seperti juga perubahan-perubahan yang
terjadi pada gaya hidup masyarakat sejak lahirnya komputer dan internet.
- Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:
- Mengambil dan mengepak pesanan
- Mengirim pesanan tersebut
- Penagihan Kas
Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
- Menangani kiriman uang pelanggan
- Menyimpannya ke bank
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan
waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
2. Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait
yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan
memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk
berfungsi.
Apakah tiga aktivitas bisnis dasar dalam siklus pengeluaran ?
a) Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas utama pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau
perlengkapan.
Metode pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan
ekonomis [EOQ]):
- Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan
jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
Metode-metode pengendalian persediaan alternatif :
- MRP (material requirement planning)
Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara
menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
- JIT (just in time)
Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan
maupun kekurangan persediaan.
b) Menerima dan menyimpan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan
barang yang dipesan.
Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:
- Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
1. Memutuskan apakah menerima pengiriman
2. Memeriksa jumlah dan kualitas barang
Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam
siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk
tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran,
dan jumlah barang yang diterima.
- Membayar barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor
untuk pembbayaran.
1. Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar
2. Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan tentang sistem informasi akuntansi, maka dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut :
1. Teknologi informasi berperan besar terhadap sistem informasi akuntansi yang mana
teknologi informasi tersebut mencakup teknologi komputer (baik hardware maupun software)
dan juga teknologi lain yang mencakup aplikasi-aplikasi pembantu yang digunakan untuk
memproses informasi.
2. Penggunaan sistem teknologi informasi dalam sistem informasi akuntansi `
3. meliputi fungsi sistem informasi, pemakai akhir komputasi (end user computing), dan
teknologi tanggap cepat.
Pengembangan sistem informasi akuntansi dilakukan secara profesional baik secara intern ntuk suatu
perusahaan maupun secara ekstern sebagai konsultan.