PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Lingkungan abiotik : suhu, udara, cahaya atmosfer, air, tanah, api.
b) Lingkungan biotik : makhluk-makhluk hidup diluar lingkungan abiotik.
Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan selain berinteraksi dengan organisme,
juga berinteraksi sesama faktor tersebut, sehingga sulit untuk memisahkan dan mengubahnya
tanpa mempengaruhi bagian lain dari lingkungan itu.
Pencemaran adalah masuknya suatu komponen kedalam suatu lingkungan dengan
kadar yang melebihi batas normal. Masuknya suatu komponen ketempat yang tidak
semestinya, atau masuknya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran lingkungan adalah masuknya bahan-bahan kedalam lingkungan yang
dapat mengganggu kehidupan organisme didalamnya. Pencemaran terjadi baik secara alami
maupun akibat tindakan manusia. Pencemaran alami, seperti meletusnya gunung berapi.
Perubahan lingkungan yang tercemar dapat dilihat dari udara, daratan, dan air. Baik secara
fisik, kimia maupun biologi. Secara fisik, misalnya panas dan radiasi. Secara kimia,
contohnya limbah yang mengandung logam merkuri (Hg), gas CO2, gas CFC dan pestisida.
Secara biologi, contohnya bakteri pada sampah dan kotoran.
2
terbagi menjadi dua, yaitu alami (gunung meletus, kebakaran hutan, debu) dan manusia (hasil
pembakaran bahan bakar fosil pembakaran bahan-bahan kimia, debu/serbuk dari kegiatan
industri).
Dampak pencemaran udara dapat berskala mikro maupun makro. Pada skala mikro.
Pencemaran udara berdampak pada kesehatan manusia, seperti udara yang tercemar gas
karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan dan kematian.
Dampak pencemaran udara berskala makro, misal fenomena hujan asam dalam skala
regional, sedangkan dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
Pencemaran udara diakibatkan oleh gas yang dikeluarkan oleh industry, kendaraan
bermotor, dan kegiatan rumah tangga. Gas-gas tersebut berupa gas hasil pembakaran fosil
(minyak bumi, batu bara) dan penggunaan gas berbahaya, seperti gas CFC (klorofluokarbon).
3
Pada rumah kaca, sinar matahari dapat dengan mudah masuk kedalamnya. Sebagian
sinar matahari tersebut digunakan oleh tumbuhan dan sebagian lagi dipantulkan kembali
kearah kaca yang sinar pantulnya tidak dapat keluar sehingga rumah kaca menjadi panas.
Panas matahari yang mencapai permukaan bumi dipantulkan ke angkasa. Namun,
karena bumi diselubungi gas pencemar, panas tersebut dipantulkan kembali ke bumi,
sehingga suhu bumi meningkat. Peningkatan suhu bumi dikenal dengan istilah pemanasan
global.
Dampak dari peningkatan suhu bumi adalah terjadi perubahan iklim dan mencairnya
gunung es di kutub utara dan selatan. Hal ini akan mengakibatkan naiknya permukaan air
laut, sehingga menyebabkan berbagai kota dan wilayah pinggir laut akan tenggelam,
sedangkan di daerah yang kering menjadi semakin kering. Efek rumah kaca akan
menimbulkan perubahan iklim, seperti kekeringan atau curah hujan yang tinggi di berbagai
tempat sehingga mempengaruhi produktivitas budidaya pertanian, peternakan, perikanan, dan
kehidupan manusia.
b) Gas CFC
CFC (klorofluorokarbon) merupakan gas yang tidak berwarna, tiak berbau, dan tidak
beracun. Gas ini banyak digunakan sebagai gas pengenbang (pembuat karet busa), pendingin
(AC, kulkas) dan penyemprot (hair spray, parfum). Semakin banyaknya penggunaan CFC
akan menyebabkan semakin banyak gas tersebut yang terlepas ke udara dan mencapai bumi.
Di atmosfer terdapat gas ozon (O 3) yang merupakan lapisan gas pelindung bumi dari
cahaya ultraviolet. Adanya lapisan ozon menyebabkan cahaya ultraviolet terpantul ke ruang
angkasa dan hanya sebagian kecil yang mencapai bumi.
Gas CFC di atmosfer dapat bereaksi dengan gas ozon dan menyebabkan ozon
berkurang sehingga terbentuk lubang ozon.melalui lubang ozon tersebut, cahaya ultraviolet
mencapai bumi dan mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, alga dilaut punah, terjadi
mutasi genetik (perubahan sifat organisme), menyebabkan kenker kulit dan mata.
4
Gambar 2.2 Pencemaran Tanah
2) Limbah pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia pemberantas hama
(pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah.
Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi asam yang
selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang
produksinya, dan akhirnya mati.
Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan penyemprotan.
Sisa-sia penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan da akhirnya mengendap di tanah.
Pestisida dan herbisida memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam
tanah. Residu pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan organism tanah. Tanah
yang tercemar pupuk buatan, pestisida, herbisida dapat encemari sungai karena zat-zat
tersebut terbawa air hujan atau erosi.
3) Limbah pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran tanah.
Penambangan emas merupakan salah satu kegiatan penambangan yang memiliki pengaruh
5
besar mencemarkan tanah. Pada penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan
merkuri (Hg) dalam proses pemisahan emas dari bijihnya. Merkuri tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun yang dapat mematikan tumbuhan, organism tanah, dan mengganggu
kesehatan manusia.
2) Limbah industri
Limbah industri yang mempercemarkan air dapat berupa polutan sampah dan kotoran.
Polutan tersebut berasal dari pabrik pengolahan hasil ternak, polutan logam berat, dan polutan
panas antara lain berasal dari air pendingin industri.
6
Sebagian besar industri membuang limbah cairnya ke perairan sungai tanpa diolah
terlebih dahulu. Untuk mengendalikan pencemaran air oleh industri, pemerintah membuat
aturan bahwa limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke sungaisisa
olahan limbah biasanya masih mengandung bahan beracun dan berbahaya seperti merkuri
(Hg), timbale (Pb), krom (Cr), tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni). Polutan tersebut
dapat membahayakan kehidupan organism perairan, missal ikan.jika ikan yang tercemar
tersebut dikonsomsi manusia, akan membahayakan kesehatan manusia sendiri.
3) Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena penggunaan
pupuk buatan, pestisida, dan herbisida. Pencemaran pupuk tersebut dapat meracuni organism
air, seperti plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut, dan juga manusia yang
menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau, serta laut
dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat hara di perairan.peningkatan tersebut
mengakibatkan pertumbuhan ganggang atau enceng gondok menjadi pesat (blooming).
Pertumbuhan ganggang atau enceng gondok yang cepat dan kemudian mati membutuhkan
banyak oksigen untuk menguraikannya. Hal ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan
mendorong terjadinya kehidupan organism anaerob.
4) Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan minyak
lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Tumpahan minyak
merusak kehidupan di laut, di antaranya burung laut dan ikan. Minyak yang menempel pada
burung dan insang ikan dapat mengakbatkan kematian hewan-hewan tersebut.
7
2.2.2 Pencemaran lingkungan menurut macam bahan pencemar
Pencemaran menurut macam bahan pencemar terbagi menjadi 3, yaitu :
1) Pencemaran kimiawi
Bahan pencemar berupa zat-zat kimia, seperti zat radioaktif, logam (Hg, Pb, Cd,
Cr, dan Ni), pupuk anorganik, pestisida, deterjen, dan minyak.
2) Pencemaran biologi
Bahan pencemar berupa mikroorganisme, seperti Escherichia coli, Entamoeba
coli, dan Salmonella thuposa.
3) Pencemaran fisik
Bahan pencemar berupa benda-benda yang sulit terurai di alam, misalnya kaleng-
kaleng, botol, plastik, dan karet.
8
Sebab Pencemaran Lingkungan di Air dan di Tanah :
Erosi dan curah hujan yang tinggi.
Sampah buangan manusia dari rumah-rumah atau pemukiman penduduk.
Zat kimia dari lokasi rumah penduduk, pertanian, industri, dan sebagainya.
Salah satu penyebab pencemaran di air yang paling terkenal adalah akibat penggunaan
zat kimia pemberantas hama DDT. DDT digunakan oleh para petani untuk mengusir dan
membunuh hama yang menyerang lahan pertanian.
DDT tidak hanya berdampak pada hama namun juga binatang-binatang lain yang ada
di sekitarnya dah bahkan di tempat yang sangat jauh sekalipun akibat proses aliran rantai
makanan dari satu hewan ke hewan lainnya yang mengakumulasi zat DDT. Dengan demikian
seluruh hewan yang ada pada rantai makanan akan tercemar oleh DDT termasuk pada
manusia.
DDT yang telah masuk ke dalam tubuh akan larut dalam lemak, sehingga tubuh kita
akan menjadi pusat polutan yang semakin hari akan terakumulasi hingga mengakibatkan efek
yang lebih menakutkan.
Akibat adanya biological magnification / pembesaran biologis pada organisme yang
disebabkan oleh penggunaan DDT.
a) Merusak jaringan tubuh makhluk hidup.
b) Menimbulkan otot kejang, otot lehah dan bisa juga kelumpuhan
Menghambat proses pengapuran dinding telur pada hewan bertelur sehingga telurnya
tidak dapat menetas.
c) Lambat laun bisa menyebabkan penyakit kanker pada tubuh.
2) Peledakan Hama
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah,
maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.
9
4) Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan pestisida dan insektisida dapat berdampak kematian fauna tanah. Hal ini dapat
menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah
menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan
terjadinya hujan asam.
6) Pemekatan hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
10
2.5 Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan tidak akan berhasil jika tidak ada
dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, yaitu :
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan tebagi menjadi 2, yaitu lingkungan abiotik (suhu, udara, cahaya atmosfer, air,
tanah, api), dan lingkunan biotik (makhluk-makhluk hidup diluar lingkungan abiotik).
Pencemaran dapat dibedakan berdasarkan tempat terjadinya, macam bahan pencemar, dan
tingkat pencemaran. Berbagai parameter limbah digunakan untuk mengetahui tingkat limbah
yang ada di lingkungan. Penyebab pencemaran lingkungan tiada lain karena akibat ulah
tangan manusia itu sendiri, dan upaya yang dapat dilakukan adalah dengan Membuang
sampah pada tempatnya, Penanggulangan limbah industri, Penanggulangan pencemaran
udara, Diadakan penghijauan di kota-kota besar, Penggunaan pupuk dan obat pembasmi
hama tanaman yang sesuai, dan Pengurangan pemakaian CFC. Apabila hal ini dapat
diterapkan maka alhasil lingkungan akan terjaga kelestariannya dan tidak tercemar oleh
pencemaran lingkungan.
3.2 Saran
1. Sebagai makhluk sosial hendaknya selalu memelihara dan memperbaiki lingkungan
untuk generasi mendatang.
2. Perlu adanya penelitian secara ilmiah terhadap lingkungan sehingga problem-problem
lingkungan dapat ditanggulangi dengan cepat.
3. Ada kerjasama yang baik dari semua pihak dalam rangka mempertahankan kelestarian
dan mencegah terjadinya kerusakan atau kemusnahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Istamar, Syamsuri, dkk. 2007. IPA Biologi Untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Saktiyono. 2006. IPA Biologi 1SMP dan MTS Untuk KelasVII. Jakarta: Erlangga.
14
PERTANYAAN
1. Apa dampak pencemaran tanah bagi lingkungan?
Jawaban:
Selain manusia, ekosistem alam juga merasakan dampak pencemaran tanah ini. Keseimbangan
ekosistem pun terganggu, karena tanah sudah berubah komposisinya. Akibatnya, tidak ada tanaman
dan hewan yang bisa bertahan hidup dari tanah dan air yang sudah tercemar. Bahkan organisme
yang hidup di dalam tanah pun berkurang.
Banyak cara merawat lingkungan sekolah yang bisa dilakukan, seperti tidak membuang sampah
sembarangan, membersihkan selokan, dan memisahkan jenis sampah. Dengan upaya-upaya
tersebut, lingkungan sekolah akan menjadi lebih bersih dan nyaman.
Penyebab pertama dari terjadinya pencemaran air adalah karena adanya sampah yang mengandung
senyawa organik dan menggenang di air. Sampah jenis ini biasanya berupa sampah industri
makanan, sampah sisa rumah tangga, kotoran hewan hingga manusia.
Pencemaran udara adalah kehadiran substansi fisik, kimia atau biologi di lapisan udara dalam jumlah
padat yang bisa membahayakan seluruh makhluk hidup termasuk manusia serta mengganggu
estetika dan kenyamanan lingkungan.
Pada manusia, minum atau mengonsumsi air yang tercemar akan berakibat buruk pada kesehatan.
Air yang tercemar dapat menyebabkan penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis dan berbagai penyakit
lainnya.
15