Anda di halaman 1dari 4

Analisis Univariat Data Kategorik

Tabel …
Distribusi Frekuensi Asupan Makanan (Recall 2 x 24 Jam)
Asupan Makanan Jumlah (n) Persentase (%)
Cukup 20 30,3
Kurang 46 69,7
Jumlah 66 100
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan grafik , sebanyak 69,7% balita masih kekurangan asupan makanan


sedangkan 30,3% balita sudah mendapatkan asupan makanan yang cukup.
Tabel …
Distribusi Frekuensi Konsumsi Minuman Kafein
>1 kali/sehari 4-6 3 1-2 <1
Jenis Tidak Pernah
(sering sekali) kali/minggu kali/minggu kali/minggu kali/minggu
Minuman n % n % n % n % n % n %
Kopi 25 51,0 11 22,4 3 6,1 2 4,1 2 4,1 6 12,2
Teh
Coklat
Softdrink
Minuman
Energi
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan grafik, sebanyak 51% responden mengonsumsi kopi lebih dari sekali
dalam sehari……
(tips interpretasi hasil tabel ganda (banyak data), perlu diketahui tidak seluruh angka
ditabel dengan data yang banyak efisien untuk diinterpretasikan. Intereptasikan atau
jelaskan hasil dalam bentuk narasi yang bersifat penting saja. Misalnya persentase tertinggi
atau fokus pada kategori tertentu misalnya yang tidak pernah mengkonsumsi minuman
berkafein atau sebaliknya)

Analisis Univariat Data Numerik

1. Model 1

Tabel …
Distribusi Distribusi Rata-rata Umur
Variabel Mean ± SD Median (Min-Mix)
Umur Ibu (Tahun) 29,70 ± 6,378 29 (18-45)
Umur Balita (Bulan) 24,42 ± 15,580 24 (2-60)
Sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel ...., rata-rata umur ibu yang menjadi responden pada
penelitian ini adalah 29,7 tahun dengan standard deviasi 6,708 dan nilai tengah (median)
umur ibu sebesar 29 tahun serta umur minimum hingga maksimum sebesar 18 hingga 45
tahun. Rata-rata umur balita yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah 24,42 bulan
dengan standard deviasi sebesar 15,580 dan median umur balita sebesar 24 bulan serta
umur minimum hingga maksimum balita sebesar 2 bulan hingga 60 bulan.

2. Model 2
Tabel …
Distribusi Distribusi Rata-rata Umur
Variabel Mean SD Median Min Max
Umur 29,70 6,378 29 18 45
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan Tabel ...., rata-rata umur ibu yang menjadi responden pada penelitian ini
adalah 29,7 tahun dengan standard deviasi 6,708 sedangkan median umur ibu sebesar 29
tahun serta umur minimum hingga maksimum sebesar 18 hingga 45 tahun.
Analisis Bivariat Data Kategorik dengan uji Chisquare

Tebel …
Hubungan antara Tingkat Stress dengan Status Gizi

Status Gizi
Jumlah PR
Tingkat Stress p-value
(95% CI)
Tidak Normal Normal
n % n % N %
Beresiko Stress 21 70,0 9 30,0 30 100 1,733
0,019
Tidak Beresiko Stress 21 40,4 31 59,6 52 100 (1,156-2,698)
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan tabel …. Diketahui bahwa, hasil analisis chi square menunjukan bahwa
p-value sebesar 0,019, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stress
terhadap status gizi mahasiswa. Mahasiswa beresiko stress 1,733 kali lebih berisiko memiliki
status gizi yang tidak normal dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak beresiko stress. Pad
a populasi umum, peneliti percaya 95% bahwa tingkat stress merupakan salah satu faktor risi
ko status gizi pada mahasiswa dengan interval kepercayaan 1,156 sampai 2,698.

Tebel …
Hubungan antara Tingkat Stress dengan Status Gizi

Status Gizi
Jumlah PR
Asupan Makanan p-value
(95% CI)
Tidak Normal Normal
n % n % N %
Asupan Berlebih + Kurang 36 52,9 32 47,1 68 100 1,235
0,694
Asupan Normal 6 42,9 8 57,1 14 100 (0,648-2,355)
Sumber: Data Primer 2022

Berdasarkan tabel …. Diketahui bahwa, hasil analisis chi square dengan


penggabungan sel menunjukan bahwa p-value. sebesar 0,694, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara asupan makanan terhadap status gizi mahasiswa
Analisis Bivariat Data Numerik dengan uji korelasi pearson/spearman

1. Model 1

Tabel 4.2 Korelasi Konsumsi Minuman Kafein dengan Tekanan Darah


Variabel n p-value Kekuatan
Korelasi
Konsumsi kafein 49 0,044 -0,289
Dependen: Tekanan darah
Sumber: Data primer 2023

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi spearman, diketahui bahwa p-value


dihasilkan sebesar 0,044 (p-value < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi antara konsumsi minuman kafein terhadap tekanan darah diastolik. Kekuatan
korelasi dihasilkan sebesar -0,289 yang berarti bahwa kekuatan korelasi sedang dengan arah
korelasi negatif. Semakin tinggi konsumsi minuman kafein semakin menurun tekanan darah
diastolik.

2. Model 2

Tabel 4.2 Korelasi Konsumsi Minuman Kafein dengan Tekanan Darah Diastolik
Tekanan Darah Diastolik
Konsumsi Koefisien Korelasi -0,289
Minuman Kafein p-value 0,044
n 49
Sumber: Data Primer 2023
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi spearman, diketahui bahwa p-value
dihasilkan sebesar 0,044 (p-value < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
korelasi antara konsumsi minuman kafein terhadap tekanan darah diastolik. Kekuatan
korelasi dihasilkan sebesar -0,289 yang berarti bahwa kekuatan korelasi sedang dengan arah
korelasi negatif. Semakin tinggi konsumsi minuman kafein semakin menurun tekanan darah
diastolik.

Anda mungkin juga menyukai