Normal
Nama : Weldy Stephan
Pembimbing :
Dr. Dewi Levana Diandra,
Sp. OG
01
Definisi
Persalinan
Normal
Persalinan adalah proses fisiologis dimana janin dikeluarkan
dari rahim ke dunia luar. Ini adalah diagnosis klinis yang
membutuhkan dua elemen: (1) kontraksi uterus fasik teratur yang
meningkat frekuensi dan intensitasnya, dan (2) penipisan dan dilatasi
uterus yang progresif serviks. Persalinan normal terjadi saat aterm.
02
Fisiologi
Persalinan
Normal
Kehamilan secara umum ditandai dengan aktivitas otot polos miometrium
yang relatif tenang yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin sampai dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan, otot polos uterus
mulai menunjukkan aktivitas kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu
periode relaksasi, dan mencapai puncaknya menjelang persalinan, serta secara
berangsur menghilang pada periode postpartum.
03
Mekanisme
Persalinan
Normal
Mekanisme Persalinan Normal
○ Pola kontraksi ini terlihat pada 95% wanita dalam persalinan normal
cukup bulan.
2. Passenger
○ Letak janin: Hubungan antara aksis panjang janin terhadap ibu
disebut dengan istilah letak janin dan terbagi menjadi memanjang atau
melintang. Kadang-kadang, aksis janin dan maternal dapat melewati
sudut 45 derajat, membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu
menjadi letak memanjang atau melintang saat persalinan. Letak
memanjang terjadi pada lebih dari 99% persalinan aterm.
2. Passenger
○ Presentasi Janin : Bagian terpresentasi adalah bagian tubuh janin
yang terendah di dalam maupun di bagian terdekat jalan lahir. Pada
letak memanjang, bagian yang terpresentasi adalah kepala atau
bokong janin, sehingga disebut presentasi kepala dan bokong. Ketika
letak janin pada aksis panjangnya adalah transversal, bahu
merupakan bagian yang terpresentasi dan dirasakan melalui serviks
pada pemeriksaan vagina.
2. Passenger
3. Manuver ketiga dilakukan dengan cara ibu jari dan jari-jari satu tangan menggenggam
bagian terbawah abdomen ibu, tepat di atas simfisis pubis. Jika bagian terendah janin
tidak engaged, akan terasa massa yang dapat digerakkan, biasanya kepala. Perbedaan
antara kepala dan bokong ditentukan seperti pada manuver pertama.
4. Untuk melakukan manuver keempat, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu dan,
dengan ujung tiga jari pertama masing-masing tangan, memberikan tekanan yang
dalam searah aksis apertura pelvis superior. Pada berbagai keadaan, ketika kepala
telah berjalan turun ke dalam pelvis, bagian anterior bahu mudah dibedakan melalui
manuver ketiga.
Leopold 1 (a),
2(b), 3(c), 4 (d)
Sebelum persalinan, diagnosis presentasi dan posisi janin melalui
Pemeriksaan pemeriksaan vagina tidak meyakinkan karena bagian presentasi
janin tertutup segmen uterus terbawah. Saat persalinan dan
Vagina pascadilatasi serviks, presentasi verteks diketahui dengan palpasi
sutura dan fontanel (celah antara tulang kranial bayi yang
membantu bayi keluar dari jalan lahir tanpa cedera) janin.
Presentasi wajah dan bokong masing-masing dapat teridentifikasi
dengan palpasi bentuk wajah dan sakrum janin
Kala II Kala IV
mulai dari pembukaan 2 jam setelah keluarnya
lengkap sampai plasenta
keluarnya janin
Kala I
Dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi
serviks lengkap. Rata-rata durasi total kala I persalinan pada primigravida berkisar dari
3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam. Proses
membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
1) Fase laten: berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi
uterus yang teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
Kala I
2) Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
○ Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
○ Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm.
○ Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam,
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian
akan tetapi terjadi dalam waktu yang lebih pendek.
Kala I
Manajemen kala I:
Bila pasien hadir dengan kala I pada persalinan, tindakan rutin termasuk:
○ Ibu : pulse setiap 30 menit , tekanan darah dan temperature setiap 4 jam, produksi
urin setiap 2 – 4 jam
○ Janin: Pemeriksaan DJJ setiap 30 menit
○ Palpasi abdomen: ukuran janin, letak, presentasi,dan posisi.
○ Kontraksi : Frekuensi, durasi dan intensitas setiap 30 menit.
○ Pemeriksaan vaginal : pembukaan serviks dan penurunan setiap 4 jam.
Kala II
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his
menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin
sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu
his.
Tanda – Tanda Persalinan
Kontraksi (His)
01 Terbagi atas kontraksi palsu dan
kontraksi yang sebenarnya
Pembukaan serviks
02 Dimana primigravida >1,8cm dan
multigravida 2,2cm
1.Kekuatan pada kala II adalah his dan hejan perut. Ibu disuruh mengejan hanya pada saat ada his
supaya efisien dan tidak menimbulkan kelelahan.
2.Bila kepala sudah membuka pintu, pengeluaran jangan terlalu cepat. Bila oksiput telah keluar di bawah
simfisis, ekstensi kepala diatur dengan perasat Ritgen untuk mencegah robekan perineum. Tangan
kanan operator memegang perineum (dengan bantalan kain steril) dengan jari-jari di belakang anus ibu.
Ekstensi kepala diatur dengan menekan muka bayi ke arah simfisis, sedangkan tangan yang lain
mengontrol kecepatan lahirnya kepala.
3.Episiotomi dilakukan pada primigravida atau penderita dengan perineum yang kaku. Dilakukan bila
kepala tampak dengan diameter 3-4 cm pada introitus (kepala membuka pintu).
4.Setelah kepala lahir, ia ditahan sambil mengadakan putar paksi luar.
5.Muka diusap dengan kain steril, lendir di hidung, mulut dan tenggorokan diisap dengan halus.
6.Bila terdapat lilitan tali pusat, kendorkan atau klem dan potong.
7.Bahu dilahirkan dengan cara kepala dipegang pada kedua os parietale, atau satu tangan di muka,
tangan yang lain di oksiput. Kepala ditekan ke bawah untuk melahirkan bahu depan, lalu diangkat untuk
melahirkan bahu belakang.
Perlu ditekankan bahwa operator hanya menekan dan mengangkat kepala untuk memudahkan lahirnya
bahu. Ia tidak boleh melakukan tarikan ke atas karena dapat merusak pleksus brakialis. Kekuatan yang
mendorong keluar adalah tenaga mengejan atau dorongan ringan fundus oleh asisten.
8.Bila bahu telah lahir, dengan mengaitkan pada ketiak, badan dan kedua tungkai dengan mudah dapat
dilahirkan.
9.Usaha resusitasi dilanjutkan, sementara operator memoyong tali pusat. Caranya, klem di dua tempat,
kira – kira 10 cm dari pusat, kemudian potong di antara kedua klem tersebut.
Kala III
Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir. Setelah
bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit
kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya
plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri.
Kala III
Langkah Manajemen Aktif Kala III
Langkah utama manajemen aktif kala III ada tiga langkah yaitu:
Lakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Lahirkan plasenta
dengan peregangan yang lembut mengikuti kurva alamiah panggul (posterior kemudian
anterior).Ketika plasenta tampak di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya. Putar
plasenta secara lembut hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu.
Kala III
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah plasenta lahir. Periode
ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis berlangsung dengan
baik. Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit
untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan
darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama.
Selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu
dipindahkan ke ruangan bersama bayinya.
Kesimpulan
Ada hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan persalinan normal seperti tiga
variabel (dikenal sebagai “3P”): Power, Passenger dan Passage. Setelah memperhatikan
ketiga variable tersebut, perlu juga diperhatikan tanda – tanda kehamilan seperti
kontraksi (his), pembukaan serviks dan bloody show.
Ketika 3P terpenuhi dan tanda – tanda kehamilan terlihat, maka dapat dilakukan persalinan
normal dengan memperhatikan 4 kala persalinan yaitu:
(1) Kala I: mulai dari his teratur sampai pembukaan lengkap;
(2) Kala II: mulai dari pembukaan lengkap sampai keluarnya janin;
(3) Kala III: mulai dari keluarnya janin hingga keluarnya plasenta; dan
(4) Kala IV: 2 jam setelah keluarnya plasenta. Bila episiotomy telah dilakukan dan dalam 2
jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya.
Thank
You