HACCP Pangan Siap Saji - BPOM
HACCP Pangan Siap Saji - BPOM
ISBN 978-602-8781-98-5
Diterbitkan oleh:
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Penyunting :
Halim Nababan
Dyah Sulistyorini
Novinar
Anita Nur Aini
Devi Riani
Teti Rosniawati
Nur Allimah Yunita
Nurita Lastri Tampubolon
Siti Aminah
Puji Lestari
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji V
Kata Pengantar
P
uji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas penerbitan Buku yang berjudul HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji. Buku ini berisi langkah-
langkah untuk menerapkan prinsip HACCP di Industri Pangan Siap Saji yang dimulai dari
penetapan tim HACCP hingga penentuan titik kritis dan sistem dokumentasi. Buku ini juga dilengkapi
dengan HACCP plan untuk beberapa jenis makanan di industri pangan siap saji.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan
Pangan atas upayanya dalam penyusunan panduan ini. Penghargaan khusus disampaikan kepada Prof.
Lilis Nuraida dan tim dari SEAFAST (South East Asia Food and Agriculture Science and Technology Center)
Institut Pertanian Bogor sebagai tenaga ahli dalam penyusunan dan penyempurnaan buku ini. Kami
sangat terbuka dan menghargai saran maupun masukan dalam rangka penyempurnaan buku ini.
Kami berharap buku ini dapat memberikan pengetahuan praktis kepada pembina, pendamping
dan praktisi industri pangan siap saji sehingga dapat bermanfaat dan ikut serta mewujudkan budaya
keamanan pangan di Indonesia.
VI HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Pendahuluan
U
MKM Pangan termasuk industri pangan siap saji atau jasa boga memegang peranan penting
dalam penyediaan pangan di Indonesia. Perkembangan ekonomi, peningkatan jumlah
penduduk, gaya hidup dan keinginan konsumen untuk kepraktisan telah mendukung
pengembangan jasa boga. Industri jasa boga ini mencakup restoran, katering, kantin, pusat jajan
dan usaha-usaha sejenis. Pada sisi lain, pangan yang disediakan oleh industri, termasuk industri jasa
boga harus aman, bermutu dan bergizi. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
tantangan yang dihadapi oleh UMKM khususnya industri jasa boga semakin besar.
Untuk mewujudkan penyediaan pangan yang aman dan bermutu oleh industri pangan
siap saji, industri ini juga dituntut untuk melakukan praktek yang baik berdasarkan pada prinsip-
prinsip sistem manajemen keamanan pangan, antara lain dengan mengimplementasikan HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point) beserta persyaratan-persyaratan yang menyertainya, yaitu Cara
Pengolahan Pangan yang Baik dan Penerapan Sanitasi dan Higiene.
Badan POM sebagaimana tugasnya untuk melakukan pengawasan terhadap keamanan
pangan, memandang perlu untuk menyusun pedoman penyusunan rencana HACCP untuk Industri
Pangan Siap Saji. Pedoman ini disusun bersama-sama dengan SEAFAST (South East Asia Food and
Agriculture Science and Technology) Center Institut Pertanian Bogor. Pedoman ini dapat digunakan oleh
industri jasa boga, kantin atau restoran. Diharapkan pedoman ini dapat memberikan pengetahuan
praktis kepada pembina, pendamping dan praktisi industri pangan siap saji, sehingga pangan aman
dan bermutu dapat disediakan oleh industri jasa boga dan berkontribusi terhadap peningkatan
keamanan pangan.
TIM PENYUSUN
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji VII
Istilah / Definisi Operasional
Pangan siap saji : makanan dan/atau minuman yang sudah diolah dan siap
untuk langsung disajikan di tempat usaha atau di luar
tempat usaha atas dasar pesanan
Bahaya : bahan biologi, kimia atau fisik, atau kondisi pangan yang
berpotensi menimbulkan efek yang merugikan kesehatan
Industri Pangan Siap Saji : Industri pangan yang mengolah bahan pangan melalui
serangkaian proses dan disajikan kepada konsumen secara
langsung
Titik Kendali Kritis (TKK) : suatu langkah dimana pengendalian dapat dilakukan dan
mutlak diterapkan untuk mencegah atau meniadakan
bahaya keamanan pangan, atau menguranginya sampai
pada tingkat yang dapat diterima
Batas Kritis (BK) : suatu kriteria yang memisahkan antara kondisi yang dapat
diterima dan yang tidak dapat diterima
VIII HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Rencana HACCP : dokumen yang dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip
HACCP untuk menjamin pengendalian bahaya yang nyata
bagi keamanan pangan pada bagian rantai pangan yang
sedang dipertimbangkan
Kelompok Pangan Proses 2 : Pangan yang disiapkan pada hari yang sama dengan
penyajian
Kelompok Pangan Proses 3 : Pangan kompleks yang melalui serangkaian proses, dan
dapat disiapkan serta disajikan pada hari yang berbeda
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji IX
Daftar Isi
I. Prinsip HACCP 3
II. Diagram Alir Produksi Pangan dan Tahapan Proses Pada Pangan Siap Saji 14
V. Penutup 69
Daftar Pustaka 70
Lampiran 71
X HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Daftar Tabel
Tabel 1. Suhu pemasakan, penerimaan dan penyimpanan makanan 42
Tabel 2. Kelompok contoh makanan pangan siap saji berdasarkan proses penyiapannya 51
Tabel 3. Tindakan pengendalian yang dapat dilakukan untuk bahaya mikrobiologi pada
pangan 58
Tabel 4. Batas kritis untuk tahapan proses yang menjadi TKK untuk bahaya mikrobiologi 63
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji XI
Daftar Gambar
Gambar 1. Skema proses pangan berdasarkan paparan terhadap zona bahaya 15
Gambar 3. Diagram alir umum penyiapan makanan pada pangan siap saji 52
XII HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Lembar Kerja Penyusunan HACCP Pangan Siap Saji 72
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji XIII
XIV HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Bab I.
Prinsip HACCP
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 1
Keamanan Pangan Pada Pangan Siap Saji
I
ndustri pangan siap saji banyak berkembang di Indonesia, terutama di daerah perkotaan.
Perkembangan ini sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pangan siap saji. Namun,
pengelolaan usaha pangan siap saji ini belum sejalan dengan kesadaran dan pengetahuan pemilik
tentang keamanan pangan produknya. Keamanan pangan pada pangan siap saji masih menjadi
kekhawatiran di Indonesia. Selama tahun 2014, produk pangan dari industri ini masih menjadi penyebab
keracunan pangan, tercatat sebanyak 40 kasus dari 186 kasus (22%) keracunan pangan disebabkan oleh
pangan siap saji. Awal tahun 2015 (Januari-Juni 2015) juga pangan siap saji masih dilaporkan sebagai
penyebab keracunan pangan 29 kasus dari 87 kasus (33%) keracunan pangan yang dilaporkan (BPOM 2015).
Laporan ini menunjukkan keadaan faktor penyebab keracunan dari industri HACCP merupakan konsep yang
industri pangan siap saji yang belum pangan siap saji ini adalah bahan baku melibatkan secara aktif pengendalian
membaik dari periode sebelumnya. berasal dari sumber yang tercemar, suhu untuk menjamin bahwa faktor risiko
Periode tahun 2011-2013, dilaporkan penyimpanan yang tidak tepat, sanitasi terjadinya penyakit akibat pangan
bahwa industri pangan siap saji dan Higiene pekerja, peralatan yang dapat dikendalikan. Sejak tahun 1960an,
menjadi penyebab keracunan pangan tercemar, serta pemasakan yang kurang. telah disadari pentingnya prinsip-
sebanyak 20% (Hariyadi 2015). Analisis prinsip HACCP untuk mengendalikan
lanjutan dari penyebab keracunan ini Oleh karena itu diperlukan upaya faktor risiko yang terkait langsung
menunjukkan agen mikrobiologi (46%) untuk mencegah pangan siap saji dengan penyakit akibat pangan.
sebagai agen utama, disusul oleh agen dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia (18%) (Hariyadi 2015). kimia dan benda fisik lain yang HACCP bukan merupakan program yang
dapat mengganggu, merugikan dan berdiri sendiri, namun harus disusun
Kondisi ini terkait dengan karakteristik membahayakan kesehatan manusia. dan dilaksanakan berdasarkan pada
industri pangan siap saji secara umum. Upaya ini salah satunya melalui suatu landasan yang disebut program
Berbeda dengan industri besar yang penerapan HACCP untuk industri prasyarat. Program prasyarat pada
mempunyai produk dengan jenis yang pangan siap saji. HACCP untuk industri intinya adalah penyediaan fasilitas yang
tidak beragam, industri pangan siap saji pangan siap saji akan berbeda dengan sesuai dengan kaidah Cara Pengolahan
umumnya menyajikan pangan dengan HACCP pada industri besar. Pangan yang Baik (CPPB, GMP=Good
jenis yang banyak dan beragam. Selain itu Manufacturing Practices) dan praktek
penggunaan bahan baku dan ingredient sanitasi sesuai dengan POB (Prosedur
yang bervariasi, tidak melakukan
PRINSIP HACCP Operasional Baku) untuk sanitasi
pengujian produk yang sistematis serta HACCP (Hazard Analysis Critical Control (SSOP=Sanitation Standard Operating
waktu antara produksi dan konsumsi Point) merupakan sistem manajemen Procedure). Keberhasilan program
yang tidak menentu. Jika dilihat dari keamanan pangan. Prinsip-prinsip HACCP tergantung pada fasilitas dan
2 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
personal/manusianya. Fasilitas dan pemasakan dan lain sebagainya) maka tahapan operasi tersebut
peralatan harus didisain sedemikian menjadi bahan pertimbangan bukan TKK. Pada satu proses
rupa untuk memfasilitasi pekerja dalam dalam identifikasi bahaya. Pada pengolahan pada umumnya TKK
melakukan praktek penyiapan dan tahap ini juga dilakukan identifikasi hanya beberapa, karena TKK hanya
penanganan pangan yang baik. Jika pengendalian bahaya yang dapat tahapan operasi yang betul-betul
HACCP diimplementasikan dengan baik, dilakukan untuk menghilangkan penting untuk mengendalikan
maka akan memberikan keuntungan bahaya, mencegah masuknya keamanan pangan.
dalam bentuk: bahaya dan mengurangi bahaya
keamanan pangan. Pengendalian 3. Menentukan Batas
• Kehilangan produk akan rendah bahaya antara lain pendinginan, Kritis.
• Peningkatan kualitas produk pembekuan, pemasakan, penerapan Masing-masing TKK harus memiliki
• Sistem inventory produk lebih baik kebijakan kesehatan pekerja, batas yang dapat membedakan
• Penyiapan produk lebih konsisten membatasi pekerja yang sakit dan pangan yang aman dan pangan
• Keuntungan meningkat cuci tangan dengan benar. yang tidak aman. Batas kritis
• Partisipasi dan kewaspadaan adalah batas yang harus dicapai
pekerja terhadap keamanan 2. Penetapan Titik untuk menjamin bahwa pangan
pangan meningkat. Kendali Kritis yang dihasilkan aman. Sebagai
Setelah pengendalian bahaya contoh, untuk pemasakan ada
ditentukan pada prinsip 1, tahap suhu dan waktu tertentu. Batas
TUJUH PRINSIP selanjutnya adalah mengidentifikasi kritis dapat mengikuti panduan
DASAR HACCP pengendalian yang sangat yang ditetapkan oleh pemerintah
diperlukan atau merupakan misalnya BPOM jika ada. Jika batas
Pada tahun 1997 National Advisory
keharusan untuk menjamin kritis tidak dicapai, pangan yang
Committee for the Microbiological Criteria
keamanan pangan. Titik Kendali dihasilkan mungkin tidak aman.
for Foods (NACMCF) merekomendasikan
Kritis (TKK) adalah tahapan operasi Batas kritis harus dapat diukur,
7 prinsip HACCP yang terdiri dari:
dimana pengendalian bahaya diamati dan harus dijustifikasi.
1. Melakukan Analisis dapat diterapkan dan penting untuk
Bahaya menghilangkan bahaya, mencegah 4. Penetapan Prosedur
Prinsip pertama adalah memahami masuknya bahaya atau mengurangi Pemantauan TKK
dan mengidentifikasi proses dan bahaya sampai pada batas yang Jika TKK dan Batas Kritis sudah
menentukan bahaya keamanan dapat diterima. Jika kehilangan ditetapkan, maka tahapan berikutnya
apa yang mungkin terjadi. Bahaya kendali pada suatu tahapan adalah menetapkan prosedur untuk
keamanan pangan terdiri dari operasi dapat berdampak pada memantau batas kritis pada masing-
bahaya biologis (mikrobiologis), kesehatan, maka tahapan operasi masing TKK. Pemantauan dapat
kimia dan fisik. Bahan baku, bahan tersebut merupakan TKK. Tidak berupa pengamatan langsung
tambahan, proses dan prosedur semua tahapan operasi merupakan untuk memastikan bahwa TKK
penyiapan dan pengolahan TKK. Jika pada tahap berikutnya dalam pengendalian dan batas kritis
pangan seperti penerimaan terdapat tahapan operasi yang tercapai.
bahan, penyimpanan, penyiapan, dapat mengendalikan bahaya,
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 3
5. Penetapan Tindakan 7. Penetapan Rekaman setiap jenis produk, setiap lini
Koreksi. Untuk memverifikasi bahwa produksi dan setiap pabrik.
Tahapan ini menetapkan rencana sistem telah berjalan dengan
yang dilakukan jika batas kritis baik, diperlukan rekaman tertulis.
pada suatu TKK tidak tercapai. Rekaman yang harus ada mencakup HACCP UNTUK
Operator harus memutuskan apa rencana HACCP, hasil monitoring, INDUSTRI PANGAN
tindakan yang dapat diambil, tindakan koreksi, rekaman verifikasi, SIAP SAJI
dikomunikasikan dengan pekerja misalnya rekaman kalibrasi alat.
Rekaman dipelihara sebagai Penerapan HACCP di industri pangan siap
dan dilatih untuk dapat mengambil
bagian dari sistem HACCP untuk saji dan restoran telah dimulai di Amerika
keputusan dengan benar. Jika
menunjukkan bahwa implementasi sejak tahun 80-an. Untuk penerapan
masalah terjadi, maka masalah
HACCP efektif. Sistem penyimpanan di usaha pangan siap saji dan restoran,
harus dikendalikan dan dikoreksi
rekaman harus didisain sesederhana prinsip-prinsip HACCP dimodifikasi
sebelum menyebabkan sakit.
mungkin untuk memudahkan sedikit mengingat banyaknya jenis
produk pangan, masakan yang disajikan
6. Penetapan Prosedur pekerja dapat mengisi rekaman.
dan cara memasaknya. Analisis bahaya
Verifikasi pada industri pangan dilakukan per
Prinsip ini untuk memastikan Pada penyusunan HACCP untuk
industri pangan, sebelum melakukan jenis komoditi dan berdasarkan aliran
bahwa sistem yang disusun secara produksi satu jenis produk. Hal ini
ilmiah dapat diterima dan dapat analisis bahaya, didahului dengan 5
langkah pertama yang terdiri dari: dimungkinkan dilakukan karena pada
mengendalikan bahaya secara industri pangan pada umumnya jenis
efektif. Selain itu tahapan ini Langkah 1. produk yang diproduksi terbatas dan
untuk menjamin bahwa operasi Pembentukan Tim HACCP pada saat yang sama hanya menangani
dijalankan sesuai dengan rencana. Langkah 2. satu jenis produk. Sebaliknya di industri
Kegiatan meliputi penugasan Mendeskripsikan produk pangan siap saji atau restoran, berbagai
manajer yang secara periodik jenis pangan diproduksi atau disiapkan
Langkah 3.
melakukan pengamatan terhadap pada saat yang sama. Hal ini memerlukan
Mengidentifikasi pengguna
hasil pemantauan, mengkalibrasi pendekatan yang berbeda ketika
produk
peralatan dan pengukur melakukan analisis bahaya pada produk-
suhu, mereview rekaman dan Langkah 4.
Membuat diagram alir produk pangan yang diproduksi oleh
mendiskusikan prosedur dengan industri pangan siap saji atau restoran.
pekerja. Kegiatan yang dilakukan Langkah 5.
untuk menjamin bahwa rencana Melakukan verifikasi diagram alir Pada pangan siap saji analisis dilakukan
HACCP berdasarkan pada berdasarkan pada proses penyiapan
pertimbangan keamanan pangan. Oleh karena itu penyusunan HACCP pangan yang umum untuk suatu
Bilamana diperlukan maka dapat untuk industri pangan terdiri dari 12 kelompok produk, sehingga proses ini
dilakukan modifikasi terhadap langkah yang didalamnya terdapat disebut pendekatan proses untuk HACCP.
rencana HACCP yang sudah dibuat. 7 prinsip seperti diuraikan di atas. Pendekatan proses dilakukan dengan
Implementasi sistem HACCP untuk cara mengelompokkan pangan dalam
industri pangan, spesifik untuk kategori yang cukup luas berdasarkan
4 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
pada aktivitas atau tahapan pemasakan Langkah 8. menyajikan makanan siap saji. Prosedur-
pada aliran proses penyiapan pangan, Menetapkan Tindakan Koreksi prosedur tersebut disebut program
diikuti dengan analisis bahaya dan Langkah 9. prasyarat. Program prasyarat mencakup:
menempatkan pengendalian bahaya Melakukan Verifikasi Ongoing • Program sertifikasi vendor/supplier/
untuk setiap kelompok pangan. pemasok/penyedia bahan mentah
Langkah 10.
Penyimpanan Rekaman • Program pelatihan
Langkah-langkah menyusun rencana
Langkah 11.
• Pengendalian alergen
HACCP untuk industri pangan siap saji
Melakukan Validasi Periodik
• Spesifikasi pembeli
berdasarkan manual yang dikeluarkan • Resep/Instruksi proses penyediaan
oleh FDA, lebih sederhana dibandingkan makanan
dengan langkah-langkah penyusunan Langkah 1. • Prosedur penyimpanan dan
rencana HACCP untuk industri pangan. Pembentukan Tim HACCP penggudangan (First In First Out)
Pengembangan rencana HACCP untuk Tim HACCP paling tidak terdiri dari • Prosedur Operasional Baku lainnya
pangan siap saji merupakan kombinasi perwakilan masing-masing bagian yang yang diperlukan.
pengendalian TKK dan penerapan akan terlibat dalam implementasi HACCP.
program prasyarat. Kontrol manajerial Tim terdiri dari pemilik, manajer jika ada, Prosedur-prosedur yang dikembang
secara aktif pada faktor risiko yang umum para chef, tukang masak, pencuci piring, kan harus menjadi dasar implementasi
untuk masing-masing proses dapat pelayan dan personalia lain yang mungkin sistem manajemen keamanan pangan.
dicapai dengan menetapkan tahapan terlibat dalam penyiapan dan penyajian Keberhasilan pengendalian tergantung
operasional tertentu sebagai TKK atau makanan. Tugas tim HACCP adalah: dari kesuksesan mengendalikan dan
dengan menerapkan program prasyarat. 1. Melakukan analisis bahaya melaksanakan program sanitasi. Oleh
2. Mengidentifikasi Titik Kendali Kritis karena itu prosedur yang dikembang
Langkah-langkah penyusunan HACCP 3. Menyusun prosedur pengendalian kan harus menjamin tidak terjadinya
pangan siap saji adalah sebagai berikut: dan operasi standard kontaminasi oleh bahaya biologis, kimia
Langkah 1. 4. Memantau TKK dan fisik, tidak terjadinya pertumbuhan
Pembentukan Tim HACCP 5. Melakukan tindakan koreksi bakteri dan peralatan terpelihara
6. Mengembangkan sistem rekaman dengan baik.
Langkah 2.
Menyusun Program Prasyarat 7. Melakukan verifikasi sistem yang
disusun. Langkah 3.
Langkah 3. Mengelompokkan Menu
Mengelompokkan Menu
Langkah 2. Menu yang disajikan pada industri
Langkah 4. Penyusunan Program pangan siap saji harus diidentifikasi dan
Melakukan analisis bahaya dikelompokkan berdasarkan proses, yaitu:
Prasyarat
Langkah 5. Proses 1: Pangan disiapkan tanpa
Program prasyarat merupakan dasar
Mengidentifikasi TKK pemasakan.
untuk implementasi sistem manajemen
Langkah 6. keamanan pangan secara efektif. Proses 2: Pangan disiapkan pada hari
Menetapkan Batas Kritis Program prasyarat ini mencakup operasi yang sama dengan penyajian.
Langkah 7. dasar dan praktek sanitasi yang harus
Proses 3: Pangan kompleks
Menetapkan Prosedur Pemantauan dilakukan selama menyiapkan sampai
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 5
Penjelasan masing-masing kelompok kan bahaya sampai pada tahap yang lakukan pemantauan, seberapa sering
disampaikan di bawah. Menu harus dapat diterima dapat diimplementasikan pemantauan dilakukan dan siapa
ditempatkan pada proses pengolahan pada Titik Kendali Kritis (TKK) atau melalui yang bertanggung jawab terhadap
yang sesuai. Satu jenis makanan bisa program prasyarat. TKK didefinisikan pemantauan.
disiapkan melalui berbagai tahapan sebagai tahapan operasi yang penting
pengolahan. untuk mencegah, menghilangkan atau Langkah 8.
menurunkan bahaya sampai pada Menetapkan Tindakan
Langkah 4. tahap yang dapat diterima. Jika suatu Koreksi
Melakukan Analisis tahapan merupakan tahapan akhir yang Tindakan koreksi harus dilakukan
Bahaya dapat mengendalikan bahaya, maka ketika batas kritis terlewati. Jika batas
Dalam mengembangkan sistem mana tahapan ini kemungkinan TKK. kritis terlewati maka tindakan koreksi
jemen keamanan pangan siap saji, harus segera dilakukan. Tindakan ko
bahaya yang mungkin ada pada setiap Langkah 6. reksi dapat berupa pemasakan yang
tahapan operasi dari mulai penerimaan Menentukan Batas Kritis dilanjutkan sampai mencapai suhu
bahan sampai pada penyajian makanan Untuk setiap TKK harus ditentukan ba tertentu atau dapat berupa penolakan
kepada konsumen harus diidentifikasi. tas kritisnya. Batas kritis harus ditetap bahan baku.
Dengan melakukan analisis bahaya, kan berdasarkan pada kaidah ilmiah
maka pengendalian yang dapat di yang efektif mengendalikan bahaya Langkah 9.
lakukan untuk menurunkan bahaya pada tahap operasi dimaksud. Untuk Melakukan Verifikasi
sampai tingkat yang dapat diterima pangan siap saji, pengendalian yang Berjalan (Ongoing)
atau menghilangkan bahaya dapat paling umum adalah pengendalian Karena HACCP merupakan sistem
ditentukan. Tindakan pengendalian waktu dan suhu atau pencegahan untuk memelihara pengendalian se
adalah setiap tindakan atau aktivitas kontaminasi silang pada pangan siap cara kontinyu maka implementasi-
yang dapat digunakan untuk mencegah, saji dengan cara tidak mengambil nya perlu diverifikasi. Verifikasi adalah
menghilangkan atau mengurangi ba makanan dengan tangan terbuka. kegiatan untuk memastikan bahwa
haya yang teridentifikasi. Bahaya pada aktivitas yang direncanakan dalam
setiap proses mungkin bervariasi, Langkah 7. sistem manajemen keamanan pangan
namun pengendalian untuk masing- Menetapkan Prosedur dilaksanakan dengan benar. Tahapan
masing menu mungkin sama. Terlepas Pemantauan ini penting dalam menjamin bahwa
dari cara bahaya spesifik yang mungkin Pemantauan adalah mengamati tahap penetapan pengontrolan tepat untuk
ada pada setiap bahan baku, namun an operasi spesifik untuk menentukan mengendalikan bahaya teridentifikasi.
pada umumnya pengendalian terhadap apakah batas kritis terpenuhi. Aktivitas
bahaya tersebut dapat dilakukan dengan ini untuk menentukan apakah Titik Langkah 10.
metode yang sama. Kendali Kritis (TKK) dibawah kendali. Penyimpanan Rekaman
Jika tidak terkendali maka harus dila Prosedur yang efektif untuk merekam
Langkah 5. kukan tindakan koreksi. Hal yang kegiatan yang dilakukan harus
Mengidentifikasi TKK harus ditentukan dalam menetapkan ditetapkan dan diimplementasikan.
Tindakan pengendalian untuk men prosedur pemantauan adalah apa Rekaman akan menunjukkan bahwa
cegah, menghilangkan atau menurun yang akan dipantau, bagaimana me kegiatan dalam rangka pengendalian
6 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
keamanan pangan di industri pangan
siap saji sudah dilaksanakan. Rekaman
juga memberikan bukti bahwa tindakan
koreksi yang benar dilakukan ketika
batas kritis terlewati. Rekaman juga
menunjukkan bahwa verifikasi telah
dilakukan.
Langkah 11.
Melakukan Validasi
Periodik
Setelah sistem manajemen keamanan
pangan ditetapkan, maka tinjauan
harus dilakukan untuk menentukan
apakah bahaya keamanan pangan
dapat dikontrol dengan sistem yang
diimplementasikan. Jika ada perubahan
suplier, produk atau prosedur ope
rasi maka sistem manajemen ke
amanan pangan harus ditinjau ulang
karena perubahan yang kecil dapat
menyebabkan dampak yang besar.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 7
Bab II.
8 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Diagram Alir Produksi Pangan Pada Industri
Pangan Siap Saji dan Faktor Risiko
D
iagram alir produksi pangan pada industri pangan siap saji atau restoran dimulai dari
penerimaan bahan baku sampai pada penjualan atau penyajian kepada konsumen. Aktivitas-
aktivitas dalam diagram alir proses produksi pangan disebut tahapan operasi. Contoh
tahapan operasi adalah penerimaan, penyimpanan, penyiapan, pemasakan, pendinginan,
pemanasan ulang, penahanan pada suhu tertentu (holding), penyusunan untuk penyajian (assembly),
pengemasan, penyajian dan penjualan. FDA membagi diagram alir proses produksi pangan di industri
pangan siap saji menjadi 3 kategori berdasarkan jumlah atau frekuensi pangan tersebut melewati daerah
bahaya (suhu 4° – 60°C) selama proses penyiapan sampai penyajian. Kategori tersebut sebagai berikut:
Proses 1: Pangan disiapkan tanpa pemasakan.
Proses 2: Pangan disiapkan pada hari yang sama dengan penyajian
Proses 3: Pangan komplek
Ketiga proses tersebut diilustrasikan (assembly) makanan dilakukan pada Pengendalian Higiene pekerja dan
pada Gambar 1 di bawah. Tahapan- semua proses penyiapan sebelum pencegahan kontaminasi termasuk
tahapan proses pada industri pangan dijual kepada konsumen. Makanan yang penerapan pengendalian yang harus
siap saji tidak selalu sama, misalnya pada dijual oleh industri pangan siap saji dilakukan pada semua tahapan operasi.
beberapa industri pangan siap saji atau mungkin saja hanya satu jenis, dengan Pengendalian di bawah ini harus
restoran tahapan proses bisa bersamaan cara mengkombinasikan beberapa dilakukan untuk semua proses penyiapan
dengan penyajian, atau penyajian ma komponen yang telah melalui tahapan yang dilakukan:
kanan segera setelah selesai dimasak. proses sebelumnya, misalnya nasi • Makanan siap saji tidak boleh
Praktek ini agak berbeda dengan uduk, gado-gado, dan ketoprak. dipegang dengan tangan terbuka,
kelompok “Pangan disajikan pada hari Walaupun banyak variasi dalam kategori gunakan peralatan untuk mencegah
yang sama” (setelah dimasak makanan berdasarkan penyiapan yang dilakukan, terjadinya kontaminasi silang dari
disimpan pada kondisi panas sebelum pengendalian untuk menghilangkan tangan.
disajikan). Pada satu restoran bisa atau mengurangi bahaya pada semua • Mencuci tangan yang benar untuk
dilakukan seluruh kriteria pemasakan. proses dilakukan berdasarkan pada mencegah perpindahan patogen
Pada pangan siap saji yang dijual secara berapa kali pangan melalui zona bahaya. ke dalam makanan
ritel, pengemasan dan penyusunan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 9
3. Makanan yang dijual dalam bentuk
mentah tetapi akan dimasak oleh
Perjalanan melalui zona suhu bahaya konsumen setelah dibeli, misalnya
burger mentah, ayam.
60 °C
Semua makanan yang ada pada
Zona suhu bahaya
10 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
• Suhu penerimaan terutama untuk Bisa juga makanan yang dimasak dan pada kelompok ini melewati zona
beberapa spesies finfish yang dapat segera disajikan. bahaya lebih dari satu kali sehingga
mengandung histamin ketika tidak potensi terjadinya pertumbuhan
disimpan dingin Disamping pengendalian terhadap bakteri pembentuk spora atau bakteri
• Penandaan tanggal terutama untuk fasilitas, pengendalian keamanan pembentuk toksin lebih tinggi.
pangan siap saji untuk pangan ber pangan harus mencakup dan menjamin
potensi bahaya (Potentially Hazardous bahwa pengendalian dilakukan pada Kegagalan dalam mengendalikan
Foods = PHF) yang disimpan lebih tahapan: suhu makanan merupakan salah
dari 24 jam untuk mengendalikan • Pemasakan untuk membunuh satu faktor risiko yang sering terjadi
pertumbuhan Listeria monocytogenes bakteri dan parasit dan mengakibatkan terjadinya
• Pembekuan jenis-jenis ikan tertentu • Penyimpanan panas untuk penyakit akibat pangan. Selain itu,
untuk konsumsi mentah karena ada mencegah pertumbuhan bakteri pangan pada kategori ini berpotensi
kekhawatiran parasit. pembentuk spora. untuk terkontaminasi ulang oleh L.
• Pendinginan untuk mencegah monocytogenes yang dapat tumbuh
pertumbuhan bakteri pembentuk Memperoleh pangan mentah dari pada suhu dingin. Penyimpanan
spora atau pembentuk toksin. sumber yang sudah dipercaya, makanan ini pada zona suhu bahaya
penerimaan pada suhu yang benar dan harus diminimalkan. Selain harus
penyimpanan pada suhu yang benar mengendalikan fasilitas, pengendalian
sebelum dimasak perlu diperhatikan harus dilakukan pada:
PROSES 2: jika menggunakan bahan baku finfish • Pemasakan untuk membunuh
PANGAN DISIAPKAN karena adanya kekhawatiran toksin bakteri dan parasit
PADA HARI YANG ciguatera dan scrombotoksin. • Pendinginan untuk mencegah per
SAMA DENGAN tumbuhan bakteri pembentuk spora
dan toksin
PENYAJIAN PROSES 3: • Pemberian tanggal untuk makanan
Pangan ini disiapkan dengan tahapan: PANGAN KOMPLEKS siap saji kelompok pangan
Penerimaan, penyimpanan, penyiapan, Pangan ini disiapkan dengan tahapan: yang berpotensi bahaya (PHF =
pemasakan, penyimpanan/penundaan penerimaan, penyimpanan, penyiapan, Potentially Hazardous Foods) yang
proses (holding), penyajian. Pangan pemasakan, pendinginan, pemanasan disimpan lebih dari 24 jam untuk
yang diproduksi dengan tahapan lain ulang, penyimpanan panas (Hot mengendalikan pertumbuhan Listeria
bisa juga dimasukkan ke dalam kategori Holding), penyajian. Pangan yang monocytogenes
proses ini selama hanya satu tahap diproduksi dengan tahapan lain bisa juga • Pemanasan ulang untuk pangan
melewati zona bahaya. dimasukkan ke dalam kategori proses ini yang disimpan panas.
selama dua kali atau lebih tahap proses
Makanan yang disiapkan dengan melewati zona bahaya. Memperoleh pangan mentah dari
proses ini melalui zona bahaya sumber yang sudah dipercaya, pene
hanya satu kali sebelum disajikan ke Makanan pada kelompok ini disiapkan rima
an pada suhu yang benar dan
konsumen. Makanan biasanya dimasak dalam jumlah besar untuk disajikan penyimpanan pada suhu yang benar
dan disimpan panas sampai disajikan. pada hari berikutnya. Makanan sebelum dimasak perlu diperhatikan jika
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 11
menggunakan bahan baku finfish karena dikelompokkan sebagai bahaya Prosedur pemantauan untuk makanan
adanya kekhawatiran toksin ciguatera signifikan selama tahap penerimaan siap saji sebaiknya menyertakan
dan skrombotoksin. makanan siap saji yang didinginkan. pengecekan suhu internal, dengan
Menetapkan program prasyarat mempertimbangkan volume makanan
untuk mengendalikan suhu produk yang disimpan. Frekuensi pengecekan
TAHAP OPERASIONAL pada umumnya cukup memadai suhu refrigerator tergantung pada:
YANG UMUM DI untuk mengendalikan bahaya yang • Apakah suhu yang ditunjukkan
INDUSTRI PANGAN ada pada tahap penerimaan. Selain mencerminkan suhu internal, bukan
mengecek suhu, tampilan, bau dan
SIAP SAJI warna produk, kondisi kemasannya
suhu udara
• Kapasitas refrigerator
Tahapan operasional yang umum harus diperhatikan. Pangan asal laut
dilakukan di industri pangan siap saji baik untuk pangan siap saji maupun
• Volume dan jenis pangan yang
disimpan
mencakup penerimaan, penyimpanan, untuk dimasak memerlukan perhatian
penyiapan, pemasakan, pendinginan, ketika diterima. Pada beberapa jenis • POB yang mendukung proses
ikan dapat terbentuk histamin ketika pemantauan
pemanasan ulang, penyimpanan panas
dan dingin, penyusunan/pengemasan, disimpan pada suhu yang tidak • Perubahan shift dan pertimbangan
penyajian dan penjualan. terkontrol (seharusnya disimpan pada operasional lainnya
suhu dingin). Histamin tidak dapat
Penerimaan dihilangkan dengan pemasakan. POB dapat dikembangkan untuk
Pada penerimaan bahan baku, mengendalikan bahaya dan membantu
hal yang perlu menjadi perhatian Penyimpanan implementasi sistem keamanan pangan
adalah kontaminasi dari patogen dan Penyimpanan pada suhu dingin harus yang meminimumkan pertumbuhan
pembentukan racun. Pengendalian yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri, bakteri dan terjadinya kontaminasi.
direkomendasikan pada saat penerimaan terutama untuk pangan berpotensi Pengawasan kontaminasi silang dapat
bahan adalah: bahaya dan pangan siap saji. Oleh dilakukan dengan memisahkan pangan
karena itu perlu dilakukan pengendalian mentah dengan makanan siap saji
• Menerima bahan pada suhu ketika disimpan. Penyimpanan makanan
yang benar dan mendinginkan suhu untuk menghambat pertumbuhan
bakteri pada makanan siap saji. siap saji yang berpotensi bahaya harus
(menyimpan dingin) pangan yang jauh dari pintu dan disimpan pada
mudah rusak secepatnya. Kontaminasi silang dari pangan mentah
asal hewan terhadap pangan siap saji bagian terdingin karena produk ini tidak
• Memperoleh pangan, ingredient akan dipanaskan sebelum dikonsumsi,
juga harus dicegah. Suhu sebaiknya
dan pengemas dari sumber atau sehingga pertumbuhan bakteri
diatur di bawah batas maksimum yang
pemasok yang dipercaya. pembentuk spora harus dihambat.
dianjurkan sehingga jika terdapat sedikit
deviasi, pangan masih berada pada
Pangan siap saji yang berasal dari Perhatian khusus harus diberikan pada
suhu yang aman. Sebagai contoh, untuk
pangan berpotensi bahaya perlu ikan yang dapat membentuk toksin
pangan siap saji yang disimpan dingin,
mendapat perhatian lebih karena skromboid karena terdapat potensi
batas kritisnya adalah 3°C walaupun
makanan ini tidak akan dimasak sebelum pembentukan histamin. Batas kritis
suhu maksimum untuk penyimpanan
disajikan/ dikonsumsi sehingga pembentukan histamin pada suhu
dingin adalah 4°C.
pertumbuhan bakteri patogen 4°C. Untuk ikan asap yang dikemas
12 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
vakum atau dengan kemasan rendah menjaga suhu yang benar dan mengelola pro
sedur pembersihan dan sanitasi
oksigen, suhu harus dijaga 3°C untuk waktu thawing merupakan pengendalian peralatan juga harus dibuat. Prosedur
menghambat pertumbuhan Clostridium utama untuk meminimalkan pertum atau rancangan area untuk memisahkan
botulinum Type E. buhan bakteri. Thawing dapat dilakukan pangan mentah dari makanan siap
dengan meletakkan wadah berisi pangan santap.
Penyiapan beku di dalam refrigerator, di bawah air
Dari keseluruhan tahap operasi, tahap mengalir atau di dalam microwave. Pangan Pemasakan
penyiapan memiliki variasi yang lebar yang sudah tidak beku harus segera di Tahapan operasional ini hanya berlaku
yang harus dikendalikan, dipantau dan masak, tidak boleh dibekukan kembali. untuk Proses no 2 dan no 3. Pemasakan
didokumentasikan bilamana perlu. Pembekuan berulang akan menyebabkan pangan yang berasal dari hewan
Keragaman termasuk pada menu, ke makanan mudah ditumbuhi mikroba. merupakan tahapan yang paling efektif
ahlian pekerja dan fasilitas yang dapat Tahapan thawing dapat dihilangkan, jika untuk mengurangi atau menghilangkan
berdampak pada penyiapan pangan. direkomendasikan seperti itu oleh pabrik bahaya biologi. Pemasakan pada
Tahap persiapan dapat terdiri dari pengolahnya (contohnya produk nugget). suhu dan waktu yang spesifik dapat
beberapa proses, termasuk thawing, membunuh bakteri patogen dan
pencampuran ingredien (komposisi), Prosedur Operasional Baku untuk me parasit. Oleh karena itu disarankan untuk
pemotongan, penghancuran, peng minimalkan kontaminasi oleh bahaya melakukan pemantauan suhu dan
irisan dan lain sebagainya. Pada tahap biologi, kimia dan fisik selama thawing waktu pemasakan sesering mungkin.
persiapan, program prasyarat atau harus dibuat. Penggunaan bahan yang Pemantauan dilakukan terhadap suhu
POB dapat dikembangkan untuk sudah didinginkan terlebih dahulu ketika internal makanan. Jika suhu yang
mengendalikan bahaya dan membantu membuat salad tuna dapat membantu ditargetkan tidak tercapai, kemungkinan
penerapan sistem keamanan pangan pengendalian suhu ketika penyiapan. bakteri, parasit dan virus akan bertahan.
untuk meminimalkan potensi pertum
buh an bakteri dan kontaminasi dari Program sanitasi yang dirancang Jika makanan dimasak dalam jumlah
pekerja dan peralatan. Penyiapan dalam dengan baik dan dikomunikasikan besar maka pengecekan suhu untuk
jumlah kecil merupakan salah satu cara dengan pekerja akan meminimalkan setiap individu makanan tidak efisien
untuk mengendalikan pertumbuhan potensi kontaminasi bahaya biologi. dan tidak praktis, misalnya pengecekan
bakteri, karena waktu yang diperlukan Program disarankan mencakup cara suhu hamburger pada saat banyak
untuk menyiapkan makanan dalam dan kapan harus mencuci tangan. pembeli. Oleh karena itu, perlu dilakukan
jumlah kecil lebih singkat, sehingga Identifikasi dan pembatasan pekerja verifikasi bahwa proses dan peralatan
berada pada suhu yang mendukung yang sakit diare, muntah dan demam yang digunakan dapat mencapai suhu
pertumbuhan bakteri juga singkat. kontak dengan makanan juga sangat yang ditargetkan. Jika proses yang
penting untuk mencegah kontaminasi. spesifik sudah berjalan dan berfungsi
Perencanaan jumlah makanan yang di mengendalikan bahaya, maka rekaman
siapkan dan waktu yang diperlukan untuk Tangan yang tidak berpelindung dapat dikurangi.
penyiapan makanan dapat meminimal tidak boleh menangani atau kontak Waktu dan suhu kritis bervariasi
kan paparan makanan terhadap suhu dengan makanan siap santap. Prosedur tergantung jenis makanan, sebagaimana
pada zona bahaya. Ketika melakukan operasional baku untuk mencegah disajikan contohnya pada Tabel 1.
thawing (pencairan pangan beku), kontaminasi silang dari peralatan, Sebagai contoh, pemanasan yang
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 13
aman untuk memasak daging unggas Kecukupan waktu pemasakan untuk suhu akan berjalan lambat dan dapat
adalah pada suhu 74 ºC selama 15 berbagai jenis pangan disajikan pada Bab menyebabkan pertumbuhan mikroba.
detik, sementara untuk daging cincang 3 di bawah. Makanan dibagi ke dalam porsi kecil
pada suhu 63 ºC selama 15 detik. Untuk dan dalam kondisi hangat harus segera
menjamin kecukupan panas untuk Pendinginan disimpan dalam kulkas.
menginaktivasi bakteri, maka operasional Tahapan ini hanya terjadi pada proses
pemasakan harus dikendalikan sebagai No.3, dimana setelah dimasak makanan Refrigerator umumnya dirancang
TKK atau sebagai program prasyarat. didinginkan. Proses pendinginan untuk menyimpan makanan dingin
dilakukan segera setelah proses pada suhu yang sesuai, tidak untuk
Memasak pangan terutama daging, pemasakan selesai. Makanan yang mendinginkan makanan dalam
unggas, telur, ikan dan pangan asal laut sudah dimasak dan tidak didinginkan volume besar. Beberapa alternatif
lainnya dengan seksama sampai seluruh dengan benar merupakan salah satu untuk mendinginkan makanan:
bagiannya terpapar panas dan mencapai faktor yang berkontribusi terhadap
suhu minimal 70°C. Kecukupan proses terjadinya penyakit akibat pangan • Menggunakan refrigerator yang
pemasakan dapat dimonitor dengan (foodborne illness). Makanan yang sudah dirancang untuk pendinginan
pengamatan terhadap suhu, pendidihan dimasak namun tidak didinginkan cepat dengan meningkatkan
(pembentukan gelembung) atau dengan benar merupakan media kapasitas kompresor dan
perubahan warna dan tekstur produk. yang baik untuk pertumbuhan bakteri kecepatan aliran udara yang tinggi.
pembentuk spora. Kontaminasi silang • Menghindari mendinginkan
• Masak daging dan unggas sampai makanan matang dari pekerja, dari dalam jumlah besar dengan cara
semua bagian daging tidak lagi produk lain, atau dari peralatan juga mempersiapkan dalam batch yang
berwarna merah muda. perlu diperhatikan pada tahapan ini. kecil dan berdekatan dengan waktu
• Masak ikan laut sampai berwarna Walaupun dilakukan pemanasan ulang, penyajian.
putih kekuningan dan daging namun beberapa toksin mikroba tidak • Merendam wadah berisi makanan
dapat diambil dengan mudah dapat diinaktivasi dengan pemanasan. panas dalam water bath berisi es dan
menggunakan garpu. Perhatian harus diberikan pada mengaduk-aduknya.
• Masak telur sampai putih dan kuning makanan yang dimasak dalam jumlah • Mendinginkan bahan-bahan terlebih
telur menggumpal. besar karena proses pendinginan dahulu ketika menyiapkan salad tuna
• Masak sup dan pangan lain yang memerlukan waktu lama. Jika wadah atau ayam.
direbus sampai mendidih selama makanan panas ditutup rapat, proses
sedikitnya dua menit. pendinginan akan berjalan lambat. Cara Apapun cara pendinginan yang
terbaik adalah dengan mengurangi dilakukan, pemantauan harus terjadwal
Hindari proses pemasakan yang jumlah makanan dalam satu wadah dan frekuensi pencatatan harus
berlebihan dan penggunaan minyak atau membagi makanan ke dalam dievaluasi. Untuk mengendalikan
goreng yang berlebihan atau porsi kecil dan membiarkannya dalam bahaya biologi, tahapan pendinginan
dipakai berulang-ulang karena dapat keadaan tidak tertutup rapat. Makanan disarankan untuk dikendalikan
menghasilkan komponen kimia yang tidak boleh ditumpuk atau didinginkan sebagai TKK pada rencana HACCP
berbahaya. dengan menggunakan wadah (panci) atau ditetapkan dalam POB. Sistem
berukuran besar, karena penurunan rekaman juga harus dirancang untuk
14 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
memfasilitasi pengecekan terhadap tepat, atau tidak ada pengontrolan ditetapkan untuk menjamin bahaya
suhu dan menjamin bahwa proses suhu, atau waktu yang benar, maka terkontrol dan waktu tersedia untuk
berjalan dengan baik. bakteri pembentuk spora akan tumbuh melakukan tindakan koreksi. Sebagai
dengan cepat. Jika makanan disimpan, contoh jika menyimpan pangan siap
Pemanasan Ulang didinginkan dan dipanaskan ulang maka saji yang berpotensi bahaya pada
Pemanasan ulang hanya berlaku pada terjadi peningkatan risiko kontaminasi refrigerator, batas kritisnya adalah
Proses no. 3. Jika makanan disimpan dari pekerja, peralatan dan faktor lainnya. 4ºC atau lebih rendah. Batas operasi
pada suhu yang tidak benar, maka dapat ditetapkan di bawah suhu 4ºC
patogen akan memiliki kesempatan Bakteri patogen yang masuk ke dalam untuk memberikan kisaran yang aman
untuk tumbuh dan mencapai jumlah makanan yang tidak disimpan pada suhu dan memberikan kesempatan jika
yang dapat menyebabkan sakit. yang benar akan tumbuh dalam waktu ada kecenderungan suhu meningkat
Pemanasan ulang yang benar penting singkat. Menyimpan makanan pada dan melakukan tindakan koreksi. Jika
untuk menghilangkan beberapa jenis suhu diatas 60ºC untuk penyimpanan menyimpan makanan mentah dan
mikrorganisme. Namun demikian panas atau di bawah 4ºC efektif untuk matang pada kulkas yang sama, maka
walaupun pemanasan ulang dapat mencegah pertumbuhan mikroba. penyimpanan harus dilakukan dengan
membunuh bakteri patogen, namun Antara suhu 4º – 60ºC merupakan zona cara sebagai berikut:
tidak akan menginaktivasi toksin yang bahaya dimana bakteri dapat tumbuh • daging yang tidak beku dan akan
diproduksi oleh Staphylococcus aureus dengan baik (Gambar 2). Pengendalian segera dimasak pada rak paling
dan Bacillus cereus. Waktu dan suhu Higiene personal dan pencegahan bawah dan dikemas dalam wadah
pemanasan ulang harus diperhatikan. kontaminasi silang juga penting tertutup atau kantung plastik
Pemanasan ulang harus dilakukan dalam tahapan ini. Sebagai alternatif • telur pada rak yang telah disediakan.
sampai panasnya menyeluruh, makanan terhadap pengontrolan suhu, waktu Telur dicuci terlebih dahulu sebelum
berkuah harus dipanaskan sampai bisa digunakan untuk mengendalikan disimpan
mendidih selama sedikitnya dua menit. bahaya. Makanan tidak disimpan lama
pada zona suhu berbahaya.
• sayuran dan buah di rak tengah
Pemanasan ulang disarankan untuk
dikelola sebagai TKK dalam rencana
• makanan matang pada rak paling
Frekuensi pemantauan suhu selama atas
HACCP atau sebagai POB dalam program
prasyarat. penyimpanan panas dan tindakan
koreksi apa yang harus dilakukan jika Untuk mengendalikan bahaya biologi,
disarankan penyimpanan panas atau
Penyimpanan terjadi penyimpangan, harus ditentukan.
dingin atau pengontrolan waktu dikelola
(Panas, Dingin atau Waktu) Tindakan koreksi dapat berupa evaluasi
terhadap waktu dimana makanan sebagai TKK atau sebagai POB pada
Semua proses mungkin melibatkan program prasyarat.
penyimpanan makanan, misalnya berada pada zona bahaya sebagai dasar
penyimpanan panas atau penggunaan apakah makanan tersebut dipanaskan
ulang atau dibuang. Penyusunan dan
kontrol waktu. Jika terdapat tahapan
pemasakan untuk mengeliminasi bakteri,
Pengemasan
Ketika menentukan frekuensi untuk Penyusunan makanan dan
semua bakteri, kecuali bakteri pembentuk
pemantauan suhu dingin, disarankan pengemasan merupakan tahapan
spora dapat diinaktivasi. Jika makanan
interval antar pengecekan suhu operasional yang digunakan untuk
matang tidak disimpan pada suhu yang
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 15
beberapa ritel makanan, misalnya • Penggunaan sarung tangan dengan • Penggunaan kemasan
katering, restoran cepat saji, rumah sakit benar • Adanya petugas penjaga
atau makanan antaran. Penyusunan • Pengontrolan kontak tangan terbuka • Penggunaan lemari display
dan pengemasan mencakup proses dengan makanan siap saji • Menggunakan peralatan yang tepat
pembungkusan, penyusunan dalam • Tidak menyertakan pekerja yang untuk mengambil pangan
nampan, pengemasan untuk
transportasi atau penyajian dalam
sakit untuk menangani makanan. • Tidak mencampur produk lama
dengan yang baru
lemari saji. Makanan dapat disimpan Meminimalkan pertumbuhan bakteri
dalam wadah besar untuk transportasi • Terdapat petugas khusus yang
juga perlu dilakukan ketika makanan memantau
ke masing-masing tempat penyajian, disajikan panas atau dingin dalam
misalnya ke kamar-kamar pasien di lemari saji. Pengendalian dilakukan
• Menghindari kontaminasi silang dari
rumah sakit, ke penumpang di pesawat. peralatan yang kotor.
dengan pengontrolan suhu penyajian.
Sistem manajemen keamanan Kontaminasi dari konsumen harus
pangan harus mempertimbangkan Beberapa hal perlu diperhatikan ketika
dihindari untuk makanan yang disajikan
kemungkinan terjadinya kontaminasi menyajikan pangan siap saji:
pada self-service salad bar atau makanan
atau pertumbuhan bakteri, makanan yang disajikan secara prasmanan, • Pada beberapa pangan siap saji
siap saji kontak dengan tangan terbuka, dengan cara antara lain: seperti soto dan soto mie, daging
dan cuci tangan yang benar.
16 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
yang dimasak harus disimpan
dingin. Jika disimpan pada suhu
ruang, waktu penyimpanan tidak
lebih dari 2 jam. Daging harus
dicelupkan dulu di dalam kuah
mendidih sebelum ditambahkan ke
dalam wadah saji.
• Pada produk seperti mie ayam atau
bubur ayam, daging ayam masak
yang digunakan untuk suwiran
tidak boleh disimpan pada suhu
ruang lebih dari dua jam. Daging
yang tidak habis dalam waktu dua
jam harus dipanaskan kembali.
• Jangan simpan makanan matang
dari pangan berisiko tinggi seperti
daging dan ikan, pada suhu ruang
lebih dari dua jam, pada kondisi ini
mikroba dapat memperbanyak diri
sampai jumlah yang menyebabkan
pangan tidak aman dikonsumsi.
• Semua pangan matang dan yang
mudah rusak disimpan pada suhu
dingin (lebih baik kurang dari 5°C).
Panaskan kembali pangan yang akan
disajikan setelah disimpan di kulkas.
• Sajikan makanan panas dengan suhu
di atas 60°C
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 17
Bab III.
18 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
S
eperti halnya dalam membangun suatu bangunan tertentu, akan sangat mutlak harus membangun
lebih dahulu fondasi yang kuat. Hal yang sama juga diperlukan dalam membangun suatu sistem
manajemen keamanan pangan, termasuk HACCP.
Supaya sistem manajemen keamanan pangan yang akan dibangun berjalan efektif, langkah
pertama yang sangat mutlak adalah mengembangkan dan menerapkan prosedur-prosedur atau program
dasar yang kuat yang berkaitan dengan pengoperasian dasar dan kondisi sanitasi dalam usaha pangan
siap saji kita.
Prosedur-prosedur tersebut secara kolektif disebut Program Prasyarat (Pre-requisite Programs). Jika
program prasyarat telah berjalan dengan baik, perhatian kita akan lebih fokus pada bahaya-bahaya
keamanan pangan yang berhubungan dengan produk dan penyiapannya.
Program Prasyarat harus dikembangkan dan diterapkan dengan tujuan :
1. Melindungi produk dari kontaminasi bahaya biologis, kimia dan fisik.
2. Mengendalikan pertumbuhan mikroba yang dapat timbul karena perubahan suhu.
3. Pemeliharaan peralatan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 19
• Simpan semua makanan matang dan 2. Suplai air
yang mudah rusak pada suhu dingin A. DISAIN DAN a. Air harus bebas dari mikroba dan
(lebih baik pada suhu kurang dari 4°C). KONDISI TEMPAT bahan kimia yang dapat mem
• Jaga makanan tetap panas pada USAHA PANGAN bahayakan kesehatan sese orang,
suhu lebih tinggi dari 60°C, jika
makanan disajikan panas.
SIAP SAJI tidak berwarna dan berbau.
b. Air yang digunakan harus memenuhi
1. Bangunan persyaratan kualitas air bersih dan atau
5. Gunakan Air dan Bahan a. Lantai tempat usaha pangan siap air minum. Air yang akan digunakan
Baku yang Aman saji (katering, restoran, kantin) harus untuk memasak atau mencuci bahan
Gunakan air yang tidak berwarna kedap air, rata, halus tetapi tidak pangan harus memenuhi persyaratan
dan tidak berbau. Air harus bebas licin, kuat, dibuat miring sehingga bahan baku air minum.
dari mikroba dan bahan kimia yang mudah dibersihkan.
dapat membahayakan kesehatan b. Dinding kedap air, rata, halus, ber 3. Tempat pengolahan
seseorang. Pilih bahan pangan warna terang, tahan lama, tidak atau tempat persiapan
yang segar dan utuh. Jangan meng mudah mengelupas, dan kuat
makanan
gunakan bahan pangan setelah sehingga mudah dibersihkan.
a. Ruang pengolahan selalu dalam
tanggal kedaluwarsanya. c. Langit-langit terbuat dari bahan tahan keadaan bersih dan terpisah dari
lama, tidak bocor, tidak berlubang- ruang penyajian dan ruang makan.
lubang, dan tidak mudah mengelupas Ruang pengolahan atau persiapan
PROGRAM PRASYARAT serta mudah dibersihkan. makanan harus tertutup.
Sebelum kita mulai menyusun sistem d. Pintu jendela dan ventilasi usaha
b. Terdapat tempat/meja yang per
manajemen keamanan, sangat pangan siap saji (katering, restoran,
manen dengan permukaan halus,
direkomendasikan untuk menyusun kantin) dibuat dari bahan tahan
tidak bercelah dan mudah diber
lebih dahulu lalu mengembangkan dan lama, tidak mudah pecah, rata, halus,
sihkan untuk pengolahan atau
menerapkan Program Prasyarat. berwarna terang, dapat dibuka-
penyiapan makanan.
tutup dengan baik, dilengkapi
kasa yang dapat dilepas sehingga c. Ruang pengolahan tidak berdesakan
Program Prasyarat dalam rangka HACCP
mudah dibersihkan. sehingga setiap karyawan yang
pada suatu usaha pangan siap saji
sedang bekerja dapat leluasa
umumnya terdiri atas hal-hal sebagai e. Ruang pengolahan dan penyajian
bergerak.
berikut : serta tempat makan di ruangan,
lubang angin/ventilasi minimal d. Terdapat lampu penerangan yang
1. Disain dan Kondisi Tempat Usaha
2 buah dengan luas keseluruhan cukup terang sehingga karyawan
Pangan Siap Saji.
lubang ventilasi 20% terhadap luas dapat mengerjakan tugasnya
2. Program Higiene dan Sanitasi dengan baik, teliti dan nyaman.
lantai harus tersedia.
3. Prosedur Pengendalian Proses Kritis Lampu penerangan tidak berada
f. Lantai, dinding, langit-langit, pintu,
4. Pengelolaan Hama jendela, dan lubang angin/ventilasi langsung di atas meja pengolahan
5. Pelatihan/Kompetensi usaha pangan siap saji (katering, pangan. Jika lampu berada langsung
6. Program Pemilihan dan Evaluasi restoran, kantin) selalu dalam di atas tempat pengolahan, lampu
Pemasok (Supplier Approval) keadaan bersih. tersebut harus diberi penutup.
20 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
e. Terdapat ventilasi yang cukup Meja dan kursi harus selalu dalam disimpan di dalam ruang produksi
agar udara panas dan lembab di keadaan bersih, tidak berdesakan usaha pangan siap saji (katering,
dalam ruangan pengolahan dapat sehingga setiap konsumen dapat restoran, kantin).
dibuang keluar dan diganti dengan leluasa bergerak. Permukaan meja g. Tempat penyimpanan harus mudah
udara segar. harus mudah dibersihkan. dibersihkan dan bebas dari hama
b. Ruang makan harus mempunyai seperti serangga, binatang pengerat
4. Penyajian atau Display ventilasi yang cukup agar udara seperti tikus, burung, atau mikroba
Makanan panas dan lembab di dalam ruangan dan ada sirkulasi udara.
a. Usaha pangan siap saji (katering, pengolahan dapat dibuang keluar h. Penyimpanan bahan baku dan
restoran, kantin) harus mempunyai dan diganti dengan udara segar. produk pangan harus sesuai dengan
tempat penyajian makanan se c. Usaha pangan siap saji (katering, suhu penyimpanan yang dianjurkan.
perti lemari display, etalase atau restoran, kantin) harus mempunyai
lemari kaca yang memungkinkan tempat penyimpanan bahan baku, 6. Peralatan untuk
konsumen dapat melihat makanan tempat penyimpanan makanan pengolahan/persiapan
yang disajikan dengan jelas. Tempat ja
di yang akan disajikan, tempat makanan
penyajian atau display makanan penyim panan bahan bukan pa a. Peralatan harus mudah dibersihkan,
ini harus selalu tertutup untuk ngan dan tempat penyimpanan kuat dan tidak mudah berkarat, mi
melindungi makanan dari debu, peralatan. salnya peralatan dari baja tahan karat.
serangga dan hama lainnya. d. Mempunyai tempat penyimpanan b. Permukaan peralatan yang kontak
b. Makanan camilan harus mempunyai peralatan makan yang bebas pen langsung dengan pangan harus halus,
tempat penyajian yang terpisah cemaran (lemari). Peralatan yang tidak bercelah, tidak mengelupas, dan
dari tempat penyajian makanan telah dibersihkan dan disanitasi tidak menyerap air.
sepinggan. Makanan camilan harus disimpan pada rak/lemari c. Peralatan bermotor seperti penga
yang dikemas dapat digantung yang bersih. Sebaiknya permukaan duk dan blender hendaknya dapat
atau ditempatkan dalam wadah peralatan menghadap ke bawah, dibongkar agar bagian-bagiannya
dan disajikan pada tempat yang supaya terlindung dari debu, kotoran mudah dibersihkan.
terlindung dari sinar matahari atau pencemaran lainnya.
langsung atau debu. e. Tempat penyimpanan bahan men 7. Fasilitas sanitasi
c. Buah potong mempunyai tempat tah termasuk bumbu dan Bahan a. Tersedia bak cuci piring dan per
display tersendiri dan dijaga Tambahan Pangan (BTP) harus alatan dengan air mengalir serta rak
kebersihannya, terhindar dari terpisah dengan produk atau ma pengering.
kontaminasi debu, serta dalam kanan yang siap disajikan. b. Tersedia wastafel dengan sabun/
keadaan dingin/didinginkan. f. Tempat penyimpanan khusus harus detergen dan lap bersih atau tisu
tersedia untuk menyimpan bahan- di tempat makan dan di tempat
5. Tempat Makan bahan bukan pangan seperti bahan pengolahan/persiapan makanan.
a. Usaha pangan siap saji (katering, pencuci dan minyak tanah. Bahan c. Tersedia suplai air bersih yang cukup,
restoran,kantin) harus menye berbahaya seperti pemberantas se baik untuk kebutuhan pengolahan
diakan meja dan kursi dalam rangga, tikus, kecoa, bakteri dan ba maupun untuk kebutuhan pencucian
jumlah yang cukup dan nyaman. han berbahaya lainnya tidak boleh dan pembersihan.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 21
d. Tersedia alat cuci/pembersih yang b. Di dalam maupun di luar usaha • Karyawan yang mengolah
terawat baik seperti sapu lidi, sapu pangan siap saji (katering, restoran, makanan.
ijuk, selang air, kain lap, sikat, kain kantin) harus bebas dari sampah. • Karyawan yang menyajikan
pel, dan bahan pembersih seperti Jarak usaha pangan siap saji dengan makanan.
sabun/deterjen dan bahan sanitasi. tempat penampungan sampah se • Karyawan yang menerima
mentara minimal 20 meter. pembayaran uang.
8. Perlengkapan kerja c. Ada selokan atau saluran pem • Karyawan bagian kebersihan
karyawan buangan air, termasuk air limbah ruang (lantai, meja).
a. Perlengkapan kerja karyawan usaha dan berfungsi dengan baik serta • Karyawan bagian
pangan siap saji (katering, restoran, mudah dibersihkan bila terjadi pembuangan sampah.
kantin) yang harus disediakan antara penyumbatan.
lain baju kerja, tutup kepala, dan d. Terdapat lubang angin yang ber b. Kewajiban Karyawan
celemek berwarna terang, serta lap fungsi untuk mengalirkan udara segar • Pernah mengikuti pelatihan
yang bersih. dan membuang limbah gas hasil prin sip pengolahan dan pe
b. Jika tidak memungkinkan meng- pemasakan makanan. nyajian makanan yang baik mi
gunakan tutup kepala, rambut ha salnya Higiene pribadi, Higiene
rus tertata rapi dengan dipotong makanan, prinsip-prinsip pem
pendek atau diikat. B. Higiene DAN bersihan dan sanitasi, dan lain-
SANITASI USAHA DI lain.
9. Tempat penyimpanan • Memahami pentingnya menjaga
uang
INDUSTRI PANGAN kebersihan dan kesehatan serta
a. Tempat penyimpanan uang harus SIAP SAJI mempraktekkannya.
berada jauh dari etalase atau display 1. Higiene Karyawan • Mengetahui dan mempraktekkan
pangan siap saji. Tujuan penerapan Higiene karyawan Higiene dan sanitasi serta pengo
b. Orang yang menerima pembayaran/ adalah: lahan makanan yang benar.
kasir tidak merangkap sebagai peng
• Mencegah pencemaran pangan • Mengetahui dan mempraktekkan
olah dan/atau penyaji makanan. Jika cara mencuci tangan yang benar.
oleh bahaya yang mungkin dibawa
tidak, harus mencuci tangan setelah
oleh pengolah makanan. • Melaporkan kondisi kesehatan
memegang uang.
• Mencegah penyebaran penyakit dari nya dan melakukan pemeriksaan
pengolah makanan ke konsumen kesehatan secara berkala.
10. Pembuangan limbah • Bekerja dalam keadaan tidak
melalui makanan yang diproduksi.
usaha pangan siap saji
• Menjaga kesehatan karyawan. sedang sakit (batuk, pilek,
(katering, restoran, kantin) muntaber, diare) dan tidak ber
a. Tempat sampah atau limbah padat penyakit menular.
a. Pembagian tugas karyawan
di usaha pangan siap saji (katering,
• Dalam penyelenggaraan usaha
restoran, kantin) harus tersedia
pangan siap saji sebaiknya di
dan jumlahnya cukup serta selalu
laku
kan pembagian tugas,
tertutup.
antara lain:
22 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
c. Kebiasaan Karyawan • Memiliki luka yang terbuka, tidak • Karyawan hendaknya tidak
Apa yang harus dilakukan oleh kar ditutup perban menggunakan perhiasan.
yawan selama menangani pangan • Mengambil makanan dengan
dan menyajikan makanan? tangan langsung. 2. Pembersihan dan
• Selalu mencuci tangan: Sanitasi Peralatan
- sebelum mulai mengerjakan d. Penggunaan pakaian dan Semua peralatan yang digunakan
proses pengolahan pangan. perlengkapan kerja untuk penanganan dan pengolahan
- selesai melakukan tindakan • Pakaian dan perlengkapan kerja produk pangan harus selalu dalam
yang tidak saniter. sebaiknya dikelola secara ter keadaan bersih dan bebas karat, jamur
- setiap kali dari kamar mandi pusat. minyak/oli, cat yang terkelupas serta
dan WC. • Perlengkapan kerja karyawan kotoran-kotoran/sisa-sisa pengolahan
- selesai menangani bahan kios makanan dalam usaha sebelumnya.
mentah atau bahan terkonta pangan siap saji yang harus
minasi lainnya. disediakan antara lain baju kerja Pembersihan bertujuan untuk meng
• Selalu menggunakan sendok berwarna terang, tutup kepala, hilangkan kotoran (sisa bahan pangan
atau penjepit ketika mengambil dan celemek berwarna terang, atau mikroba) pada peralatan atau ruang
atau menyajikan makanan. serta lap yang bersih. pengolahan agar tidak menjadi sumber
• kontaminasi/zat gizi bagi pertumbuhan
Selalu memakai pakaian dan • Karyawan harus mengenakan
mikroba.
perlengkapan kerja dengan pakaian yang bersih dan sopan
benar. serta mengenakan cele mek
Sedangkan sanitasi bertujuan untuk
• Selalu memakai perlengkapan yang berwarna terang, ter
membunuh mikroba vegetatif agar tidak
kerja (misal celemek) yang ber utama untuk karyawan di ba
berkesempatan membentuk spora dan
sih yang tidak dipakai di luar gian pengolahan.
mengontaminasi makanan.
tempat kerja. • Karyawan hendaknya selalu
• Tidak menggunakan peralatan meng gunakan topi atau pe a. Peralatan kecil
dan fasilitas yang bukan untuk nutup rambut lainnya untuk me Untuk peralatan-peralatan yang kecil
keperluannya. lindungi kemungkinan jatuhnya (sendok, garpu, pengaduk, dll) dan
• Selalu menutup mulut dengan rambut dan/atau ketombe ke yang susah dibersihkan, hendaknya
sapu tangan atau kertas tisu bila alat pengolahan atau tercampur direndam dalam larutan deterjen
sedang bersin. dalam bahan pangan yang selama beberapa waktu sebelum
sedang diolah. Jika tidak me disanitasi dengan larutan sanitaiser.
mungkinkan menggunakan tu
Apa yang harus dihindari oleh karya
tup kepala, rambut harus tertata
• Buang sisa makanan, minyak, dan
wan selama menangani pangan dan debu/kotoran yang menempel
rapi dengan dipotong pendek
menyajikan makanan?
atau diikat. • Cuci bersih dengan sabun.
• Menggaruk-garuk badan, me • Sanitasi peralatan dilakukan
ngorek hidung dan meludah. • Karyawan hendaknya menggu
dengan cara merendamnya ke
nakan alas kaki selama bekerja.
• Makan, merokok sambil mena dalam larutan bahan kimia.
ngani makanan.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 23
- Misal Klorin/ Kaporit/Pemutih c. Lemari pajang dan disanitasi setiap akhir suatu
(1 mL/10 L atau ½ tutup • Pembersihan kaca dan periode, misal siang dan sore,
kemasan dalam 1 ember permukaan lemari pajang atau segera setelah penuh.
berisi 5 Liter air. hanya boleh dilakukan dengan
• Sanitasi juga dapat dilakukan senyawa-senyawa kimia
dengan merendam peralatan pembersih yang diijinkan untuk C. PROSEDUR
dengan air panas digunakan pada permukaan PENGENDALIAN
- Suhu air harus lebih dari 80°C; yang kontak dengan makanan.
PROSES KRITIS
- Direndam selama 30 detik. • Pembersihan dan sanitasi harus
dilakukan pada saat lemari Makanan mentah dapat mengandung
• Keringkan dengan cara diangin-
mikroba patogen dan beberapa
anginkan dalam ruang yang pajang dalam keadaan kosong.
bersih. • Pembersihan lemari pajang dari patogen ini akan mampu hidup
sebaiknya dilakukan setiap setelah proses pemasakan. Selain
• Simpan peralatan kecil yang untuk memperoleh cita rasa dan sifat
bersih di dalam lemari/wadah hari, setiap pagi sebelum
memajang makanan dan siang sensori yang diinginkan, pemasakan
tertutup. juga bertujuan menghancurkan setiap
atau sore hari ketika selesai
berjualan. mikroba patogen. Bakteri patogen
b. Peralatan memasak umumnya tumbuh dengan optimal pada
Setiap kali setelah digunakan, semua suhu kira-kira 37°C. Pada suhu 4°C hanya
peralatan pengolahan harus: d. Meja dan ruangan
• Pembersihan dan sanitasi sedikit sekali yang dapat tumbuh (terlalu
• dicuci bersih dengan meja, dinding, dan lantai dingin), demikian pula pada suhu di atas
menggunakan air dan sabun ruang pengolahan pangan 60°C karena terlalu panas. Yang perlu
(deterjen), dibantu dengan hanya boleh dilakukan dengan diperhatikan adalah bahwa pada suhu
menggunakan sikat halus dan/ senyawa-senyawa kimia 4 – 60°C merupakan daerah berbahaya
atau busa. pembersih yang diijinkan untuk dimana mikroba dapat tumbuh.
• dilakukan pembilasan dengan digunakan pada permukaan
air bersih secukupnya dan yang kontak dengan makanan. Pengaturan suhu dalam penyimpanan
disemprot atau dilap dengan dan pemasakan makanan disajikan dalam
• Pada saat pembersihan,
menggunakan larutan sanitaiser Tabel 1.
senyawa pembersih tidak
dan langsung ditiriskan sampai tumpah, tersemprot ke bahan
kering/tuntas. Jika tidak pangan atau ke peralatan yang
digunakan larutan sanitaiser sudah bersih.
D. PENGENDALIAN
dapat dilakukan pembilasan
• Untuk dinding dan lantai, HAMA
dengan menggunakan air
sanitaiser tidak perlu dibilas. Dalam Manajemen Pengendalian Hama
panas (mendidih).
• diletakkan dalam ruang simpan
• Pembersihan dinding, lantai yang disebut treatment umumnya
dan saluran pembuangan terdiri atas dua kategori, yaitu Tindakan
dengan menghadap ke bawah
sebaiknya dilakukan setiap hari. Pencegahan dan Tindakan Pengendalian.
untuk menghindari kontaminasi
dari debu. • Kotak sampah harus Tindakan pencegahan termasuk peng
dikosongkan, dan dibersihkan gunaan penghalang (supaya hama
24 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Tabel 1. Suhu Pemasakan, Penerimaan Dan Penyimpanan Makanan
TAHAPAN PROSES JENIS PRODUK SUHU
Pemasakan ayam, produk daging ayam/ikan/daging untuk 74°C selama 15 detik
isi produk, produk makanan dengan isi daging,
ayam atau ikan, produk yang dipanaskan kembali,
produk yang berisi makanan yang telah dimasak
sebelumnya.
Daging dan ikan giling atau iris 68°C selama 15 detik
Produk berpotensi bahaya lainnya, seperti: daging 63°C selama 15 detik
sapi, daging kambing, ikan, telur, susu.
Produk yang sebelumnya dipanaskan, seperti
pasta dan nasi
Buah dan sayuran 60°C
Pemasakan Microwave Selama pemasakan ada pengadukan, penutupan, 74°C di semua bagian makanan
dan dibiarkan tetap tertutup selama 2 menit
setelah pemasakan untuk memperoleh suhu yang
merata.
Penyajian Panas Semua jenis produk berpotensi bahaya yang akan 60°C atau lebih
disajikan panas
Pemanasan Kembali Semua jenis produk berpotensi bahaya yang akan 74°C selama 15 detik dalam 2 jam
disajikan panas
Pendinginan Produk berpotensi bahaya yang telah dimasak dari 60°C ke 21°C selama 2 jam, dan dari
21°C ke 4°C dalam 4 jam berikutnya.
Produk berpotensi bahaya pada suhu ruang ke 4°C dalam 4 jam
Penyajian Dingin Semua produk berpotensi bahaya yang akan 4°C atau kurang
disajikan dingin
Penerimaan Produk Beku harus beku
Produk Dingin 4°C atau kurang
Penyimpanan Produk Beku harus beku
Produk Dingin 4°C atau kurang untuk 7 hari kalender
setelah dibuka
Thawing dalam Refrigerator Semua produk berpotensi bahaya 4°C atau kurang
Perhatian : Zona Bahaya adalah 4– 60°C
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 25
tetap di luar), sanitasi dan modifikasi Tindakan pengendalian dapat dilakukan pedagang makanan jajanan ketika
lingkungan. Sedangkan Tindakan secara terpisah atau kombinasinya berjualan. Poster ditempelkan di
Pengendalian me liputi pengendalian untuk menghasilkan tingkat pengen area Usaha pangan siap saji.
fisik, mekanik, biologi dan kimia. dalian yang diinginkan. Dalam memilih • Pendidikan mengenai pangan
tindakan pengendalian, pilihlah tindak yang aman harus dilakukan kepada
a. Pencegahan an pengendalian yang : konsumen dengan cara:
Tujuan manajemen pengendalian • Lebih sedikit bahayanya bagi ke - Menyediakan poster tentang
hama dalam usaha pangan siap saji sehatan manusia keamanan pangan.
sebaiknya bersifat pencegahan. Hal • Lebih sedikit sifat toksiknya bagi - Melakukan kampanye tentang
ini dilakukan dengan pemasangan organisma non target pangan sehat.
konstruksi yang bersifat penghalang
ter
hadap serangga dan tikus (untuk
• Lebih kecil kerusakan yang timbul - Melakukan kampanye tentang
bagi lingkungan kebersihan dan buang sampah
membuat hama tetap di luar gedung yang benar.
atau gudang), sanitasi (pembersihan), • Lebih disukai yang menghasilkan
dan modifikasi lingkungan (misalnya perlindungan permanen
penghilangan sumber makanan dan • Lebih murah (cost effective) F. PROGRAM
sumber air). Dalam banyak kasus, hama
dapat dihilangkan atau dikurangi hanya
PENJAMINAN
dengan tindakan pencegahan tersebut. E. PELATIHAN PEMASOK
Metode pencegahan yang diterapkan KARYAWAN (SUPPLIER
juga akan membuat metode lainnya
• Pengusaha dan karyawan usaha APPROVAL)
(yaitu pengendalian) akan lebih efektif.
pangan siap saji harus menyadari Usaha pangan siap saji harus
bahwa keamanan konsumen mempunyai prosedur penjaminan
b. Pengendalian
merupakan tanggung jawabnya. pemasok, yang terdiri atas pemilihan
Idealnya tindakan pengendalian hanya
dilakukan jika tindakan pencegahan • Setiap pengelola usaha pangan siap dan evaluasi pemasok barang, terutama
yang telah dilalukan tidak memecahkan saji harus mengikuti pelatihan: pemasok bahan pangan. Prosedur ini
masalah. Dalam prakteknya, sering - Keamanan pangan, prinsip bertujuan untuk menggariskan tata
juga tindakan pengendalian dilakukan Higiene dan sanitasi, cara cara pemilihan dan evaluasi atas para
tanpa sempat melakukan tindakan pengolahan pangan jajanan yang supplier/pemasok yang memasok
pencegahan. Tindakan pengendalian baik sebelum diberi ijin untuk barang dan bahan baku kebutuhan
hama yang dilakukan dalam industri membuka kios. usaha pangan siap saji, sehingga akan
pangan terdiri atas 4 jenis yaitu - Pengelolaan keuangan. diperoleh pemasok yang benar-benar
pengendalian fisik, pengendalian me • Pelatihan dilakukan oleh Dinas konsisten dalam memenuhi kebutuhan
kanis, pengendalian biologis, dan Kesehatan atau institusi lain yang barang dan bahan baku dengan mutu
pengendalian kimia. Pengendalian kimia berkompeten. prima dan harga yang kompetitif, serta
menggunakan pestisida harus menjadi • Penyediaan poster sederhana selalu siap memasok jika sewaktu-
alternatif terakhir dalam pengendalian mengenai hal-hal yang harus waktu dibutuhkan. Evaluasi pemasok
hama di usaha pangan siap saji. dan tidak boleh dilakukan oleh sebaiknya dilakukan tiap 6 bulan sekali,
atau paling lama satu tahun sekali.
26 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Sebaiknya suatu usaha pangan siap saji
mengelompokkan pemasok menjadi
kelompok berikut :
a. Pemasok Tunggal
Adalah satu-satunya pemasok
untuk barang tertentu yang sudah
terseleksi, sementara belum ada
pembandingnya dalam memasok
barang yang memenuhi kriteria
mutu, delivery time serta harga
kompetitif yang dipersyaratkan.
b. Pemasok Tetap
Adalah Pemasok yang sudah
terseleksi dan memenuhi syarat
dalam memasok barang; dimana
transaksi pembelian terjadi secara
kontinyu.
c. Pemasok Tidak Tetap
Adalah Pemasok yang melayani
pembelian secara insidentil.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 27
Bab IV.
28 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
S
ebagaimana disampaikan di atas, untuk menyusun HACCP untuk industri pangan siap saji
berdasarkan manual yang dikeluarkan oleh FDA tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
Program Prasyarat dikembangkan dan diterapkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. LANGKAH 1 : PEMBENTUKAN TIM HACCP
2. LANGKAH 2 : MENYUSUN PROGRAM PRASYARAT
3. LANGKAH 3 : MENGELOMPOKKAN MENU
4. LANGKAH 4 : MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
5. LANGKAH 5 : MENGIDENTIFIKASI TKK
6. LANGKAH 6 : MENETAPKAN BATAS KRITIS
7. LANGKAH 7 : MENETAPKAN PROSEDUR PEMANTAUAN
8. LANGKAH 8 : MENETAPKAN TINDAKAN KOREKSI
9. LANGKAH 9 : MELAKUKAN VERIFIKASI ONGOING
10. LANGKAH 10 : PENYIMPANAN REKAMAN
11. LANGKAH 11 : MELAKUKAN VALIDASI PERIODIK
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 29
Program PRasyarat • Pengendalian hama secara efektif Pemantauan akan menunjukkan kele
untuk Mengendalikan • Pekerja memakai penutup rambut, mahan prosedur yang disusun. Jika
Kontaminasi baju bersih dan tidak menggunakan terdeteksi adanya penyimpangan
Prosedur harus menjamin bahwa: perhiasan maka dapat dilakukan tindakan koreksi
• Permukaan peralatan yang kotor sesegara mungkin.
dan belum disanitasi, tidak kontak Program Prasyarat
dengan pangan mentah atau Pengendalian
pangan siap saji/santap Pertumbuhan Bakteri LANGKAH 3
• Pekerja dengan gejala tertentu, Prosedur yang dibuat harus menjamin MENGELOMPOKKAN
misalnya muntah-muntah atau diare bahwa pangan yang berpotensi bahaya MENU
tidak diperbolehkan menangani harus diterima dan disimpan pada suhu
makanan refrigerator (4ºC atau lebih rendah). Setelah terbentuk Tim HACCP dan
• Pangan hewani mentah tidak boleh memenuhi program prasyarat seba
mengkontaminasi pangan siap saji. Program Prasyarat gaimana diuraikan pada Bab di atas,
untuk Pemeliharaan maka tahapan berikutnya dalam
• Cara cuci tangan yang benar penyusunan rencana HACCP untuk
dipraktekkan Peralatan
industri pangan siap saji adalah
• Makan, merokok dan minum tidak Prosedur harus menjamin bahwa:
mengelompokkan menu ke dalam
dilakukan pada area penyiapan • Permukaan yang kontak dengan
kelompok berdasarkan proses. Menu-
makanan makanan dalam keadaan bersih,
menu yang ditawarkan dikelom
• Air yang kontak dengan makanan disanitasi dan terpelihara
pokkan ke dalam 3 kelompok proses:
atau permukaan yang kontak • Alat pengontrol suhu (termometer)
dengan makanan atau yang dikalibrasi secara reguler
Proses 1: Pangan
digunakan untuk membuat es • Peralatan masak dan penyimpanan
yang disiapkan tanpa
adalah air minum makanan panas, peralatan penyim
pemasakan.
• Senyawa toksik diberi penanda pan dingin harus dicek secara rutin,
Pangan ini disiapkan melalui tahapan:
(label), disimpan dan digunakan dikalibrasi dan dioperasikan pada
penerimaan, penyimpanan, penyiapan,
dengan aman suhu yang sesuai.
penahanan/penyimpanan (holding),
• Kontaminan seperti kondensat, • Mesin pencuci piring dioperasikan
penyajian.
lubrikan, pestisida, senyawa pem berdasarkan petunjuk dari pabrik
bersih, sanitaiser tidak boleh kontak • Fasilitas toilet harus mencukupi Proses 2: Pangan
dengan makanan, pengemas dan dan dalam kondisi baik.
disiapkan pada hari yang
permukaan peralatan yang kontak
dengan makanan. Penerapan program prasyarat harus
sama dengan penyajian
Pangan ini disiapkan dengan tahapan:
• Pangan, kemasan pangan dan dipantau untuk menjamin bahwa
penerimaan, penyimpanan, penyiapan,
permukaan peralatan yang kon penerapan dilakukan secara efektif.
pemasakan, penyimpanan/penahanan
tak dengan makanan tidak terkon Pemantauan juga diperlukan jika pe
(holding), penyajian.
taminasi bahaya fisik seperti ngendalian bahaya tertentu dilakukan
pecahan kaca, kawat dan lain-lain dengan program prasyarat.
30 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Proses 3: Pangan yang memiliki kesamaan, misalnya
kompleks sup panas, atau salad dingin. Bisa juga LANGKAH 4
Pangan ini disiapkan dengan tahapan: makanan yang sama berada pada MELAKUKAN
penerimaan, penyimpanan, penyiapan, kelompok yang berbeda, tergantung ANALISIS BAHAYA
pemasakan, pendinginan, pemanasan dari proses penyiapannya. Lakukan
identifikasi proses spesifik pada menu Pada industri pangan siap saji analisis
ulang, penyimpanan panas (Hot
yang ditawarkan. Berikut ini adalah bahaya tidak dilakukan untuk setiap item
Holding), penyajian.
contoh pengelompokkan menu pada pangan karena hal ini akan memerlukan
industri pangan siap saji berdasarkan waktu dan tenaga yang banyak. Analisis
Diagram alir umum ketiga kelompok
proses. dilakukan terhadap kelompok pangan
proses tersebut disajikan pada Gambar
yang disiapkan dengan metode yang
3. Mungkin ada beberapa menu yang
Selanjutnya buat diagram alir untuk sama berdasarkan tiga kategori di atas.
penyiapan dan pengolahannya tidak
pangan pada kelompok tersebut, Oleh karena itu sebelum melakukan
sama persis, tetapi dapat dikelompokkan
mulai dari penerimaan bahan sampai analisis bahaya sebuah industri
berdasarkan frekuensinya melewati
dengan penyajian. pangan siap saji atau restoran harus
zona bahaya. Kelompokkan makanan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 31
pengendalian yang digunakan untuk
membunuh patogen pada kedua
makanan tersebut adalah sama yaitu
pemasakan pada suhu yang sesuai.
Selain itu jika produknya disimpan
setelah pemasakan, suhu yang benar
atau pengendalian waktu diperlukan
untuk mengendalikan pertumbuhan
pembentuk spora yang tidak terbunuh
pada pemasakan.
mengelompokkan menu yang dijual/ hari yang sama dengan penyajian), Bahaya spesifik untuk masing-masing
disajikan ke dalam tiga kategori di walaupun masing-masing memiliki produk atau menu mungkin berbeda
atas. Walaupun mungkin setiap jenis bahaya yang unik, misalnya Salmonella namun pengendalian yang direkomen
menu memiliki bahaya unik masing- dan Campylobacter, juga pembentuk dasikan untuk masing-masing produk
masing namun pengendalian bahaya spora seperti Bacillus cereus dan secara umum sama. Terlepas dari bahaya
dengan cara pemasakan dan holding Clostridium perfringens, merupakan spesifik untuk masing-masing produk,
(waktu penyimpanan) yang benar akan bahaya yang signifikan pada ayam; untuk tahapan proses masing-masing
menjamin keamanan pangan yang sementara bahaya signifikan pada produk mungkin bahayanya sama. Oleh
termasuk dalam kategori yang sama. semur daging termasuk Salmonella, karena itu pengendalian bahaya untuk
E. coli O157:H7, Bacillus cereus, dan produk yang berada pada kelompok
Sebagai contoh ayam panggang dan Clostridium perfringens. Walaupun jenis proses yang sama, dapat dilakukan
semur daging yang dapat dikategorikan bahaya yang signifikan pada kedua dengan cara yang sama. Sebagai contoh
ke dalam kategori 2 (Dimasak pada makanan tersebut berbeda, namun pada kelompok 2 mungkin terdapat
32 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
menu ayam panggang, ikan goreng, Semakin kompleks proses yang • Kontaminasi silang:
hamburger dan sate yang disajikan dilakukan, maka kemungkinan bahaya - Kontaminasi dari pengolah
dalam keadaan panas setelah selesai masuk selama pengolahan semakin makanan karena Higiene
dimasak. Walaupun masing-masing besar. Bahaya-bahaya yang ada yang buruk (tangan, pakaian),
makanan tersebut memiliki bahaya dikelompokkan ke dalam: kontaminasi fekal (saluran
yang spesifik, namun pengendalian pencernaan manusia), buruknya
bahayanya sama. Bakteri vegetatif Bahaya Biologi: pengendalian infeksi (penyakit
dikendalikan atau diinaktivasi dengan Bahaya biologi disebabkan oleh tidak dilaporkan).
pemasakan yang benar, pembentuk mikroorganisme patogen atau - Kontaminasi silang dari
spora atau bakteri pembentuk toksin penyebab penyakit pada manusia lingkungan pengolahan karena
dikendalikan dengan penyimpanan melalui infeksi atau racunnya yang sanitasi yang buruk.
panas, bakteri patogen dengan rute tertelan. Yang termasuk dalam bahaya
fekal-oral misalnya Shigella, Salmonella biologi adalah: Bahaya Kimia
dan virus dikendalikan dengan praktek - Sel vegetatif (misalnya Salmonella, Bahaya kimia disebabkan oleh senyawa
sanitasi yang baik seperti cuci tangan Campylobacter, E.coli, dan Vibrio). kimia baik yang secara alami berada
yang bersih, tidak mengambil makanan pada pangan atau ditambahkan se
- Bakteri pembentuk spora atau
dengan tangan terbuka, dan penerapan lama proses pengolahan atau masuk
penghasil toksin (misalnya Bacillus
kebijakan untuk mengendalikan pekerja ke dalam makanan melalui kontaminasi
cereus, Clostridium perfringens,
yang sakit. dan dapat menyebabkan sakit. Yang
Clostridium botulinum, dan
Staphylococcus aureus). termasuk ke dalam bahaya kimia
Bahaya yang harus menjadi pertim adalah:
bangan ketika melakukan analisis - Patogen dengan transmisi melalui
rute fecal-oral (misalnya parasit, - Kontaminan umum, misalnya
bahaya adalah: senyawa pembersih, sanitaiser,
beberapa bakteri tertentu, dan
• Patogen atau toksinnya yang ada virus). pestisida, alergen.
pada pangan ketika diterima - Toksin Skromboid (histamin pada
- Virus (seperti Hepatitis A dan
• Patogen yang masuk selama pe Norovirus). ikan tertentu)
nyiapan, misalnya ketika diguna - Toksin Ciguatera (toksin alami
- Bakteri, parasit atau virus dari
kan bahan pangan hewani sebagai pada ikan)
kontaminasi silang (terutama pada
bahan baku - Toksin dari tanaman
pangan siap saji melalui tangan,
• Patogen yang tumbuh atau meng permukaan kontak pangan, lap dan - Toksin mikroba misalnya
hasilkan toksin selama penyimpan peralatan). mikotoksin
an, penyiapan dan penyimpanan
- Bahan tambahan pangan yang
setelah dimasak (holding). Sumber utama bahaya mikrobiologi: ditambahkan dalam jumlah
• Patogen atau toksin yang tahan • Saluran pencernaan hewan dan berlebih
panas manusia: kontaminasi fekal.
• Kontaminan (patogen, bahaya kimia • Kontaminasi air dan tanah karena Sumber utama bahaya kimia:
dan fisik) yang masuk ke dalam pupuk kandang yang tidak • Bahan baku/penolong: terkontami
makanan melalui pekerja atau diproses. nasi dengan bakteri atau kapang
peralatan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 33
penghasil toksin, pestisida, obat- - Tanpa sengaja dari pengolahan - Apakah telur mentah digunakan
obatan hewan, bahan kima bukan dan penanganan: tulang, kaca, dalam resep?
untuk pangan/tinta yang diguna logam, kayu, mur, baut, kain, lemak, - Apakah makanan laut mentah
kan dalam kemasan. cat, karat, rambut, dan sebagainya. disajikan? Adakah pangan mentah
• Bahan pangan yang mengandung - Memasuki makanan selama distri hewani lainnya yang disajikan?
alergen namun tidak dicantumkan busi, seperti serangga, logam, - Resep mana yang menyajikan
pada label. kotoran, atau batu. makanan sisa hari sebelumnya?
• Permukaan kontak makanan: peng - Sengaja ditambahkan ke dalam Bagaimana menanganinya?
gunaan bahan yang bukan untuk makanan (sabotase karyawan). - Apakah sulfit digunakan?
pangan dapat mengakibatkan - Apakah makanan akan disajikan
migrasi bahan kimia pada produk. Ketika mengevaluasi bahaya keamanan untuk populasi yang sensitif?
• Bahan kimia non-pangan: bahan pangan beberapa hal berikut perlu
kimia untuk sanitasi atau pemeli dipertimbangkan: Terdapat empat kelompok populasi
haraan (yang digunakan atau di yang sensitif, yaitu orang tua, orang
simpan di dekat permukaan kontak Resep atau Menu: yang sedang sakit, orang yang ke
makanan), pewarna atau tinta dari - Apakah terdapat komposisi pangan hilang
an imunitasnya (immuno
mesin pengkode, bahan kimia atau bahan yang sensitif atau compromise) dan bayi.
untuk pengolahan air, dll. pangan yang berpotensi bahaya?
• Karyawan: kesalahan dalam - Apakah pangan berpotensi bahaya Karyawan:
menambahkan Bahan Tambahan ini memerlukan pengendalian - Apakah kebijakan terhadap karyawan
Pangan yang berlebihan atau pada suhu tertentu? yang sakit sudah diterapkan?
bahan bukan untuk pangan. - Apakah pangan tersebut telah - Apakah pekerja mencuci tangan?
diketahui pernah menyebabkan Berapa kali?
Bahaya Fisik: sakit atau keracunan? - Apakah terdapat program
Bahaya fisik disebabkan oleh benda asing - Makanan yang mana yang dibuat pelatihan?
yang keberadaannya tidak ditujukan dalam jumlah besar? - Menu apa yang ditangani secara
untuk pangan dan jika termakan atau - Bagaimana penyajiannya? Segera? ekstensif oleh pekerja?
tertelan dapat menyebabkan sakit. Disimpan dulu atau prasmanan? - Dimana ingredient (komposisi)
Yang termasuk bahaya fisik misalnya - Apakah makanan disiapkan untuk salad dicuci dan disiapkan?
tulang, kawat stapler, potongan tulang, sebelumnya? Berapa lama? - Bagaimana prosedur pembersihan
potongan kayu, kerikil, sisik, pecahan dan sanitasi?
- Apakah makanan perlu disiapkan
gelas, potongan logam, perhiasan,
dengan hati-hati? - Apakah larutan sanitaiser dan lap
rambut, dll.
- Apakah penyiapan makanan melalui digunakan dengan benar?
Sumber utama bahaya fisik:
- Tanpa sengaja terbawa dari panen: proses pemasakan, pendinginan dan
batu, logam, serangga, potongan pemasakan ulang? Pangan berpotensi
yang tidak diinginkan seperti duri - Apakah ada teknik baru dalam bahaya:
atau kayu, kotoran, atau hewan pemasakan, misalnya dipanaskan- Pangan yang berpotensi bahaya antara
kecil. didinginkan? lain:
34 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
- Pangan hewani, misalnya daging, batas kritisnya, dan ditetapkan cara
susu, ikan, kerang, udang, kepiting, LANGKAH 5 pemantauan dan tindakan koreksinya.
daging ayam, atau produk pangan MENGIDENTIFIKASI
yang berisi pangan hewani TKK Sebagai alternatif, pengendalian bahaya
- Pangan nabati dan yang telah dari kontaminasi pekerja dapat dilakukan
dimasak Tindakan pengendalian yang ditetapkan dengan menerapkan POB (Prosedur
- Kecambah biji-bijian pada langkah sebelumnya dapat Operasional Baku) bahwa kontak tangan
diterapkan sebagai Titik Kendali Kritis yang tidak berpelindung dengan
Pangan yang tidak berpotensi bahaya atau program prasyarat. TKK didefinisikan makanan tidak diperbolehkan.
antara lain: sebagai tahapan operasi yang penting
- Telur yang dimasak matang beserta untuk mencegah, menghilangkan atau TKK dapat mencakup:
kerabang (cangkang)nya menurunkan bahaya sampai pada • Pemasakan, pemasanan ulang dan
tahap yang dapat diterima. Jika suatu penyimpanan panas
- Pangan yang memiliki aktivitas air
(aw) 0.85 atau kurang
tahapan merupakan tahapan akhir • Pendinginan, penyimpanan dingin,
yang dapat mengendalikan bahaya, penyajian pada lemari pendingin
- Pangan yang memiliki keasaman
dengan pH 4.6 atau di bawahnya
maka tahapan ini kemungkinan TKK. • Penerimaan, thawing, pencam
Tindakan pengendalian juga dapat pur
an ingredien dan tahap
- Pangan yang telah diproses panas diterapkan dalam program prasyarat. penanganan lainnya
dengan benar secara komersial dan
masih berada dalam wadahnya
Sebagai contoh penyimpanan dingin • Pencegahan kontaminasi silang
yang hermetis (makanan dalam
(cold holding) dapat dikontrol melalui • Higiene Pekerja dan lingkungan
program prasyarat atau HACCP.
kaleng, retort pouch atau tetra pack
yang masing belum dibuka) Pada Lembar Kerja 4, harus ditentukan LANGKAH 6
- Pangan yang sudah dibuktikan
tidak dapat ditumbuhi oleh
apakah tahap operasi merupakan
TKK atau bahaya akan dikontrol
MENETAPKAN BATAS
mikroorganisme patogen. menggunakan Prosedur Operasional KRITIS
Baku pada program prasyarat. Untuk Untuk setiap TKK harus ditentukan
Setelah bahaya teridentifikasi pada menentukan apakah tahapan proses batas kritis yang terukur. Batas kritis
setiap tahapan, selanjutnya dilakukan TKK atau bukan dapat menggunakan memberikan data dasar untuk
identifikasi tindakan pengendalian Pohon Keputusan TKK (Gambar 3). menilai apakah prosedur penjaminan
yang dapat menghilangkan bahaya Pada beberapa tahapan proses, keamanan pangan efektif. Batas kritis
atau mengurangi bahaya sampai pada tahap pemanasan direkomendasikan juga memisahkan batas yang aman
tingkat yang dapat diterima. Tindakan sebagai TKK karena tidak ada alternatif dan tidak aman.
pengendalian yang dapat dilakukan lain yang menjamin bahwa bahaya
misalnya pemasakan, pendinginan dapat dikendalikan. Untuk penyiapan Batas kritis harus ditentukan
dan praktek sanitasi yang baik serta makanan siap santap, kontaminasi dari berdasarkan data ilmiah dan dapat
mencegah kontaminasi silang. Pada tangan pekerja dapat diidentifikasi diterapkan pada tahap operasional.
Tabel 3 disajikan tindakan pengendalian sebagai sumber bahaya. Jika dipilih Contohnya waktu dan suhu untuk
untuk bahaya mikrobiologi. sebagai TKK maka harus diidentifikasi pemasakan, pH dan aktivitas air (aw).
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 35
TABEL 3. TINDAKAN PENGENDALIAN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
BAHAYA MIKROBIOLOGI PADA PANGAN
BAHAYA PANGAN TERKAIT TINDAKAN PENGENDALIAN
Bakteri Bacillus cereus (intoksikasi yang Daging, unggas, pangan karbohidrat/ Pemasakan, pendinginan, penyimpanan
disebabkan oleh panas yang stabil, mengandung pati (beras, kentang), puding, dingin, dan penyimpanan panas
menghasilkan racun emetic atau sup, sayuran matang
infeksi racun karena panas yang labil,
keracunan diare
Campylobacter jejuni Daging unggas, susu mentah Pemasakan, pencucian tangan, pencegahan
kontaminasi silang
Clostridium botulinum (intoksikasi yang Pangan yang dikemas vakum, pangan Proses thermal (waktu dan tekanan), pen
disebabkan oleh pembentukan racun kemasan yang dikurangi oksigennya, dinginan, penyimpanan dingin, penyim
karena panas yang labil) makanan kaleng yang prosesnya tidak panan panas, pengasaman, pengeringan,
sempurna, bawang putih dalam campuran dll
minyak, penyalahgunaan/penyimpangan
waktu dan suhu pada kentang panggang/
tumis bawang merah
Clostridium perfringens Daging dan unggas matang, produk daging Pendinginan, penyimpanan panas,
dan unggas matang termasuk kuah pemanasan ulang, penyimpanan dingin
E.coli O 157:H7 (racun Shiga lainnya Daging giling mentah, kecambah mentah, Pemasakan, tidak kontak langsung dengan
yang diproduksi oleh E.Coli) susu mentah, jus yang tidak dipasteurisasi, tangan (untuk pangan siap saji), kebijakan
pangan yang terkontaminasi karena kesehatan karyawan, pencucian tangan,
infeksi melalui mulut dan kotoran (feses) pencegahan kontaminasi silang, pasteurisasi
karyawan atau perlakuan untuk jus
Listeria monocytogenes Daging dan unggas mentah, keju lunak Pemasakan, tanggal pembuatan,
segar, pasta/pie, hidangan laut yang diasap, penyimpanan dingin, pencucian tangan,
daging deli, dan salad deli pencegahan kontaminasi silang
Salmonella spp Daging dan unggas, hidangan laut, telur, Pemasakan, menggunakan telur yang
kecambah mentah, sayur mentah, susu sudah dipasteurisasi, kebijakan kesehatan
mentah, jus yang tidak dipasteurisasi karyawan, tidak kontak langsung dengan
tangan (untuk pangan siap saji), pencucian
tangan, pasteurisasi atau perlakuan untuk jus
Shigella spp Sayuran dan tanaman herbal mentah, Pemasakan, tidak kontak langsung dengan
pangan yang terkontaminasi karena infeksi tangan untuk pangan siap saji, kebijakan
melalui mulut dan kotoran (feses) karyawan kesehatan karyawan, pencucian tangan
36 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
BAHAYA PANGAN TERKAIT TINDAKAN PENGENDALIAN
Stapylococcus aureus (intoksikasi yang PHF’s pangan siap saji yang kontak langsung Pendinginan, penyimpanan dingin,
disebabkan oleh pembentukan racun dengan tangan setelah dimasak, dan penyimpanan panas, tidak kontak langsung
yang stabil panas) penyimpangan lebih lanjut waktu dan suhu dengan tangan untuk pangan siap saji,
pencucian tangan
Vibrio spp Hidangan laut, kerang-kerangan Pemasakan, sumber bahan baku yang
terpercaya, pencegahan kontaminasi silang
Parasit Anisakis simplex Macam-macam ikan (cod, haddock, fluke, Pemasakan, pembekuan
salmon pasifik, ikan karang, monkfish)
Taenia spp Daging sapi dan daging babi pemasakan
Virus Hepatitis A dan E Kerang-kerangan, dan beberapa pangan Sumber terpercaya, tidak kontak langsung
yang terkontaminasi karena infeksi melalui dengan tangan untuk pangan siap saji,
mulut dan kotoran (feses) karyawan meminimalkan kontak langsung dengan
tangan untuk pangan tidak siap saji, kebijakan
kesehatan karyawan, pencucian tangan
Virus lainnya (rotavirus, norovirus, Beberapa pangan yang terkontaminasi meminimalkan atau tidak kontak langsung
retrovirus) karena infeksi melalui mulut dan kotoran dengan tangan (untuk pangan siap saji),
(feses) karyawan kebijakan kesehatan karyawan, pencucian
tangan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 37
tipis. Untuk menentukan frekuensi Jika dilakukan tindakan koreksi maka
pemantauan, harus dipastikan bahwa LANGKAH 8 sistem manajemen keamanan pangan
interval pemantauan menjamin MENETAPKAN harus ditinjau ulang dan dimodifikasi
bahwa bahaya pada produk dapat TINDAKAN KOREKSI bilamana perlu. Sistem manajemen
dikendalikan. Prosedur pemantauan keamanan pangan berbasis prinsip
harus mudah diikuti. Pemantauan Ketika batas kritis tidak dapat dicapai, HACCP dirancang untuk mendeteksi
dapat dilakukan oleh manajer, maka tindakan koreksi harus dilakukan kesalahan dan mengoreksinya sebelum
supervisor atau pekerja lain yang dengan segera. Tindakan koreksi bahaya terjadi.
dinilai bertanggung jawab. Disarankan, dapat secara sederhana melanjutkan
penanggung jawab pemantauan dilatih pemasakan sampai mencapai suhu Tindakan koreksi harus didokumentasikan
dan diberikan peralatan yang tepat yang ditargetkan, atau lebih kompleks dalam bentuk tertulis. Rekaman tindakan
untuk melaksanakan pemantauan. misalnya menolak bahan baku yang koreksi penting sebagai bukti bahwa
Pemantauan hanya efektif apabila datang, misalnya oyster yang tidak dilabel, tindakan dilakukan dengan segera
pekerja memiliki pengetahuan, keahlian atau menahan produk sampai evaluasi sehingga tidak ada makanan yang tidak
dan tanggung jawab untuk menyajikan selesai dilakukan. aman yang disajikan atau dijual.
makanan yang aman.
38 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Jenis tindakan koreksi harus ditetapkan Gambar 4. Pohon keputusan penentuan Titik Kendali Kritis
dengan menjawab pertanyaan berikut:
• Tindakan apa yang diharapkan
dilakukan oleh pekerja?
• Apakah pekerja mengerti tentang Apakah ada tindakan pencegahan
untuk bahaya yang teridentifikasi?
YA Modifikasi tahap proses
tindakan koreksi?
• Apakah tindakan koreksi mudah TIDAK
dilakukan?
• Apakah terdapat beberapa pilihan YA
Apakah pengendalian tahap proses ini penting
untuk keamanan pangan yang dihasilkan?
YA
tindakan koreksi?
• Bagaimana tindakan koreksi ini akan STOP
didokumentasikan dan dikomunikasi TIDAK Bukan
TKK
kan dengan manajemen sehingga Pertanyaan 2
sistem dapat dimodifikasi untuk men Apakah tahap proses ini secara khusus dirancang untuk
cegah terulangnya masalah? mengurangi/menghilangkan bahaya sampai tingkat YA
LANGKAH 9 TIDAK
MELAKUKAN Pertanyaan 3
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 39
• Observasi terhadap personal yang koreksi jika batas kritis terlampaui perlu - Lembar kerja baru
melakukan prosedur kritis apakah didiskusikan dengan pekerja. - TKK masih berlaku atau jika TKK baru
dilakukan secara benar diperlukan
• Observasi terhadap personal yang Sistem rekaman yang sudah - Batas kritis ditetapkan secara realistik
melakukan monitoring apakah dikembangkan harus dikomunikasikan dan memadai untuk mengontrol
sudah dilakukan sesuai rencana dengan pekerja. Dokumentasi proses bahaya
• Tinjauan terhadap rekaman secara akurat seperti pemasakan, - Peralatan dikalibrasi sesuai dengan
monitoring untuk menentukan pendinginan, pemanasan ulang rencana
apakah diisi dengan akurat dan memberikan jaminan bahwa
konsisten pengawasan manajerial aktif terhadap Validasi membantu:
• Menentukan apakah rekaman faktor risiko. Paling tidak terdapat 5 - Memperbaiki sistem dan rencana
menunjukkan frekuensi monitoring jenis rekaman yang bisa ditetapkan HACCP dengan mengidentifikasi
sesuai dengan rencana. untuk mendukung sistem manajemen kelemahan
keamanan pangan: - Menghilangkan pengontrolan yang
• Apakah rencana tindakan koreksi
dilaksanakan ketika batas kritis • Rekaman yang mendokumentasikan tidak efektif
aktivitas terkait dengan program - Menentukan jika rencana HACCP
terlewati
prasyarat perlu dimodifikasi atau diperbaharui.
• Apakah rekaman kalibrasi
menunjukkan bahwa peralatan
• Rekaman pemantauan
beroperasi dengan baik • Rekaman tindakan koreksi
• Rekaman verifikasi dan validasi
• Rekaman kalibrasi.
LANGKAH 10
PENYIMPANAN LANGKAH 11
REKAMAN MELAKUKAN
Dalam rangka menetapkan sistem VALIDASI PERIODIK
rekaman yang efektif, maka jenis
informasi yang harus didokumentasikan
ATAU VERIFIKASI
harus ditetapkan untuk membantu JANGKA PANJANG
mengelola program pengendalian Validasi dilakukan lebih jarang
bahaya. Sistem penyimpanan dibandingkan dengan verifikasi berjalan
dokumen dirancang sederhana namun (ongoing verification). Tinjauan atau audit
memenuhi keperluan industri pangan terhadap rencana HACCP dilakukan jika:
siap saji. Pekerja merupakan sumber
penting untuk mengembangkan - Terdapat produk/proses/menu baru
sistem rekaman yang efektif. Informasi - Terjadi perubahan suplier, pelanggan,
mengenai cara yang telah dilakukan peralatan dan fasilitas
untuk memonitor TKK atau program - Program prasyarat baru dan
prasyarat serta melakukan tindakan diimplementasikan
40 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Bab V.
Penutup
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 41
I
ndustri pangan siap saji dengan berbagai ukuran usaha, menyajikan beragam jenis menu.
Konsumen tentu saja mengharapkan pangan yang aman dan menilai keamanan produk dari
kebersihan, ketersediaan fasilitas dan penampilan pekerja, termasuk pakaian pekerja dan perilaku
pekerja. Dengan semakin terdidiknya konsumen atau pelanggan, maka industri pangan siap
saji harus lebih siap. Kejadian keracunan lebih banyak diakibatkan oleh ketidaktahuan pekerja terhadap
faktor-faktor kritis yang harus dikendalikan selama menyiapkan, menyimpan, memasak, memajang dan
menyajikan makanan.
Oleh karena itu penting sekali industri pangan siap saji untuk memulai mengidentifikasi pangan yang
berpotensi bahaya dan melakukan pengendalian atau pengontrolan titik kritis selama pengolahan
atau penanganan sehingga masuknya bahaya dapat dicegah, atau bahaya dapat dihilangkan atau
dikurangi sampai tahap yang dapat diterima. Prosedur-prosedur kerja dan kebijakan harus ditetapkan,
dimengerti dan dijalankan oleh seluruh pekerja. Komitmen pimpinan atau manajemen sangat penting
untuk mendukung keberhasilan implementasi sistem manajemen keamanan pangan di industri
pangan siap saji.
42 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Daftar Pustaka
1. Arduser L, Brown DR. 2005. HACCP & Sanitation In Restaurants And Food Service Operations: A
Practical Guide Based On The FDA Food Code. Atlantic Publishing Group, Inc. United State of America
2. FDA. 2005. Food Code. U. S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES Public Health Service
3. FDA. 2006. Managing Food Safety: A Manual for the Voluntary Use of HACCP Principles for Operators
of Food Service and Retail Establishments U.S. Department of Health and Human Services Food and
Drug Administration Center for Food Safety and Applied Nutrition. United State of America
4. FDA. 2009. Food Code. U. S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES Public Health Service
5. Loken JK. The HACCP Food Safety Manual.1995. John Wiley & Sons, Inc. New York, United State of
America
Pengembangan Sentra Pangan Jajanan Siap Saji yang Aman. ISBN: 978-602-96665-8-8. Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI dan SEAFAST Center IPB
7. USDA. 1997. Guidebook For The Preparation Of HACCP Plans. United States Department of
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 43
Lampiran 1
44 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
LEMBAR KERJA 1
Tim HACCP
NAMA Restoran :
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 45
LEMBAR KERJA 2
Pengelompokkan Menu dan Diagram Alir
dst.
46 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
DIAGRAM ALIR
NAMA Restoran :
Kelompok PROSES :
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 47
LEMBAR KERJA 3
Analisis Bahaya
TANGGAL :
Kelompok PROSES :
Bahaya yang
masuk, dapat Apa tindakan
Apakah bahaya
dikendalikan/ pengendalian yang
tersebut harus
Tahapan ditambahkan pada Justifikasi untuk dapat diterapkan
PRODUK ditangani dalam
Proses tahapan ini keputusan untuk mencegah
rencana HACCP
B= Biologis bahaya yang
atau POB?
K = Kimiawi signifikan?
F = Fisik
Penerimaan
Penyimpanan
Penyiapan
Pemasakan
Pendinginan
Pemanasan ulang
Pendiaman
Penyajian
48 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
LEMBAR KERJA 4
Penentuan TKK
TANGGAL :
Titik Kendali Kritis (TKK) merupakan sebuat titik, tahap atau prosedur yang dapat diterapkan dan pengendalian bahaya
keamanan pangan dapat dicegah, dikurangi bahkan dihilangkan.
Jika P2 Tidak,
P3. Apakah P4. Apakah tahapan
P2 : Apakah kontaminasi yang berikutnya sebelum
P1 : Apakah
Bahaya: tahap ini identifikasi bahaya dikonsumsi, dapat
dilakukan
B= Biologis mengurangi atau terjadi kelebihan menghilangkan
Tahapan tindakan
K = Kimia menghilangkan pada tingkat uang bahaya yang telah TKK #
Proses pencegahan
F = Fisik bahaya sampai dapat diterima atau diidentifikasi atau
bahaya pada
dengan tingkat dapat meningkat mengurangi kejadian
tahap ini?
yang diterima? sampai dengan batas sampai dengan batas
yang tidak dapat yang dapat diterima?
diterima?
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 49
LEMBAR KERJA 5
Penetapan Batas Kritis, Pemantauan dan Tindakan Koreksi
TANGGAL :
Prosedur Monitoring
Batas
Tahapan Proses/TKK (Siapa, Apa, Kapan dan Tindakan Koreksi
Kritis
Bagaimana)
Siapa : 1.
Apa : 2.
Kapan : 3.
Bagaimana : 4.
Siapa : 1.
Apa : 2.
Kapan : 3.
Bagaimana : 4.
Siapa : 1.
Apa : 2.
Kapan : 3.
Bagaimana : 4.
50 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
LEMBAR KERJA 6
Penyimpanan Rekaman dan Verifikasi
TANGGAL :
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 51
LEMBAR KERJA 7
Rencana HACCP
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
Penerimaan
Penyimpanan
Penyiapan
Pendiaman
Penyajian
Program
Prasyarat
52 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
LEMBAR KERJA 8
Rencana HACCP
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
Penerimaan
Penyimpanan
Penyiapan
Pemasakan
Pendiaman
Penyajian
Program
Prasyarat
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 53
LEMBAR KERJA 9
Rencana HACCP
Proses 3. Persiapan PANGAN yang kompleks
Penerimaan
Penyimpanan
Penyiapan
Pemasakan
Pendinginan
Pemanasan
Ulang
Pendiaman
Penyajian
Program
Prasyarat
54 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Lampiran 2
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 55
Rencana HACCP
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
DIAGRAM ALIR
Restoran : Lembur NINI
a. Gambar di bawah ini merupakan diagram alir dalam bentuk penulisan sesuai dengan resep pembuatan Karedok.
Penyimpanan sayuran:
Penyimpanan Penyimpanan kacang goreng:
Sayuran disimpan di suhu 5-10°C dan tidak tercampur
(Storage) dengan penyimpanan daging/ikan mentah
Kacang goreng disimpan dalam toples tertutup
56 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
b. Gambar di bawah ini merupakan diagram alir dalam bentuk penulisan sesuai dengan resep pembuatan Jus Buah.
Penerimaan buah:
Penerimaan Penerimaan Es Batu:
Buah yang bersih dari kotoran, segar,
(Receiving) kematangan cukup
Es batu bersih dan beku
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 57
LEMBAR KERJA 3
Analisis Bahaya
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
TANGGAL :
1 2 3 4 5 6
Penerimaan Sayuran Karedok B= Listeria POB Penerimaan dan Penerapan POB Gunakan pemasok
monocytogenes, Penyimpanan Bahan Penerimaan dan terpilih.
Salmonella sp., E. Baku Penyimpanan Bahan Sayuran yang
coli, kapang Baku akan efektif dalam rusak, berlendir,
K= residu pestisida menjamin kualitas sayuran. berkapang ditolak.
F= tanah, kerikil
Kacang goreng Karedok K= aflatoxin POB Penerimaan dan Penerapan POB Gunakan pemasok
Penyimpanan Bahan Penerimaan dan terpilih.
Baku Penyimpanan Bahan
Baku akan efektif dalam
menjamin keamanan
kacang goreng
Buah segar Jus Buah B= Salmonella sp., POB Penerimaan dan Penerapan POB Gunakan pemasok
kapang, ulat, larva Penyimpanan Bahan Penerimaan dan terpilih.
Baku Penyimpanan Bahan Buah yang
Baku akan efektif dalam rusak, berlendir,
menjamin kualitas buah. berkapang ditolak.
Es batu Jus Buah B= E. coli, Vibrio sp. POB Penerimaan dan Penerapan POB Gunakan pemasok
Penyimpanan Bahan Penerimaan dan terpilih.
Baku Penyimpanan Bahan
Baku akan efektif dalam
menjamin keamanan es
batu.
58 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6
Penyiapan Pencucian Pencampuran B= E. coli Rencana HACCP Tahapan yang dapat Penggunaan air
sayuran dan sayuran dan menurunkan bahaya matang atau air
buah bumbu berklorinasi
Pemotongan Karedok B= Staphylococcus POB Penerapan Pekerja selalu
aureus Sanitasi dan Higiene POB mencuci tangan.
Pekerja Sanitasi dan Higiene Penggunaan
Pekerja akan efektif dalam sarung tangan /
mencegah terjadinya plastic disposible
kontaminasi silang
Penghalusan Karedok F= batu pecahan POB Penerapan Pengecekan
bumbu kacang dari ulekan Pemeliharaan POB kondisi ulekan
dengan ulekan Peralatan Pemeliharaan Peralatan secara berkala
akan efektif dalam
mencegah terjadinya
masuknya bahaya fisik pada
karedok
Pencampuran Karedok Tidak ada bahaya - - -
sayuran dan yang signifikan
bumbu
Pengupasan Jus Buah B= Staphylococcus POB Penerapan POB Sanitasi Pekerja selalu
dan aureus Sanitasi dan Higiene dan Higiene Pekerja akan mencuci tangan.
pengambilan Pekerja efektif dalam mencegah Penggunaan
daging buah terjadinya kontaminasi sarung tangan /
silang plastic disposible
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 59
1 2 3 4 5 6
Penyajian Karedok dan B= E. coli, POB pencucian dan Penerapan POB Pengecekan
Jus Buah Salmonella dari sanitasi peralatan Penerapan sanitasi sanitasi peralatan
peralatan makan makan peralatan akan efektif
mencegah kontaminasi
silang dari peralatan makan
60 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
LEMBAR KERJA 4
Penentuan TKK
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
TANGGAL :
Titik Kendali Kritis (TKK) merupakan sebuah titik, tahap atau prosedur yang dapat diterapkan dan pengendalian bahaya
keamanan pangan dapat dicegah, dikurangi bahkan dihilangkan.
Langkah-langkah penyajian potensi risiko keamanan pangan yang signifikan (P1 : Analisis Bahaya) tercantum sebagai
berikut :
P4. Apakah
Jika P2 Tidak, tahapan
P3. Apakah berikutnya
kontaminasi yang sebelum
P2 : Apakah identifikasi bahaya dikonsumsi,
P1 : Apakah
Bahaya: tahap ini terjadi kelebihan dapat
dilakukan
B= Biologis mengurangi atau pada tingkat uang menghilangkan
Tahapan PRODUK tindakan
K = Kimia menghilangkan dapat diterima bahaya TKK #
Proses pencegahan
F = Fisik bahaya sampai atau dapat yang telah
bahaya pada dengan tingkat meningkat sampai diidentifikasi
tahap ini? yang diterima? dengan batas atau mengurangi
yang tidak dapat kejadian sampai
diterima? dengan batas
yang dapat
diterima?
1 2 3 4 5 6 7 8
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 61
LEMBAR KERJA 5
Penetapan Batas Kritis, Pemantauan dan Tindakan Koreksi
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
TANGGAL :
Prosedur Monitoring
Tahapan PRODUK BATAS KRITIS (Siapa, Apa, Kapan dan Tindakan Koreksi
Proses/TKK Bagaimana)
1 2 3 4 5
Pencucian Karedok dan Sayuran dan buah Siapa: Bagian pencucian 1. Sisihkan sayuran dan buah yang masih kotor
sayuran dan Jus Buah terlihat bersih, 2. Mengulang pencucian
buah lama pencucian Apa: Kebersihan sayuran dan lama 3. Menyesuaikan konsentrasi klorin air pencuci
minimal 1 menit waktu pencucian
Bagaimana:
Pengamatan visual kebersihan sayuran,
pengukuran lama waktu pencucian
62 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Lembar Kerja 6
Penyimpanan Rekaman dan Verifikasi
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
TANGGAL :
1 2 3 4
Pencucian Karedok dan Logsheet pencucian 1. Pengujian sayuran dan buah setiap 6 bulan
sayuran dan Jus Buah 2. Pengecekan laporan pencucian sayuran dan buah harian dan
buah Checklist kondisi kebersihan sayuran mingguan
Validasi Periodik akibat perubahan pemasok, jenis bahan baku atau cara pengolahan
1 2 3 4 5
Perubahan bahan baku Karedok dan Pengujian TPC dan mikroba Negatif/memenuhi standar
Jus Buah patogen
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 63
LEMBAR KERJA 8
Rencana HACCP
Proses 1. Persiapan Makanan Tanpa Proses Pemasakan
TANGGAL :
TKK
Tahapan BATAS TINDAKAN
PRODUK BAHAYA (Ya/ MONITORING Verifikasi Rekaman
Proses KRITIS KOREKSI
Tidak)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pencucian Karedok Listeria Ya Sayuran dan Siapa: Bagian 1. Sisihkan 1. Pengujian Logsheet
sayuran dan Jus monocytogenes, buah bersih, pencucian sayuran dan sayuran dan pencucian,
dan Buah Buah Salmonella sp., lama buah yang buah setiap 6 Checklist
E. coli, pencucian Apa: Kebersihan masih kotor bulan kondisi
Kapang minimal 1 sayuran dan 2. Mengulang 2. Pengecekan kebersihan
menit buah, serta lama pencucian laporan sayuran dan
waktu pencucian 3. Menyesuaikan pencucian buah
Konsentrasi konsentrasi sayuran
klorin dalam air Kapan: Setiap klorin air dan buah
2 ppm kali mencuci pencuci harian dan
mingguan
Bagaimana:
Pengamatan
visual kebersihan
sayuran
dan buah,
pengukuran
lama waktu
pencucian
64 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN
• Terima sayuran dan buah dengan kondisi bersih dan baik
• Simpan di suhu 4-10°C
• Terima es batu dan kacang kapri dengan kondisi bersih dan beku
• Simpan pada suhu -18°C
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 65
Rencana HACCP
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
DIAGRAM ALIR
Restoran : Lembur NINI
Kelompok PROSES : Proses 2. Pangan disiapkan pada hari yang sama dengan penyajian
a. Gambar di bawah ini merupakan diagram alir dalam bentuk penulisan sesuai dengan resep pembuatan Udang Saus Tiram
Penerimaan udang: Udang diterima tanpa kepala, Penerimaan kacang kapri, bumbu segar dan bumbu
Penerimaan
bersih dari kotoran dan segar saus tiram: kacang kapri, bumbu segar dalam keadaan
(Receiving) segar dan bersih. Bumbu saus tiram belum kadaluwarsa
Pemasakan:
PeMASAKAN
Bumbu halus dimasak dengan sedikit minyak, dimasukkan udang, kacang kapri dan terakhir diberi saus tiram
(COOKING)
Penyimpanan
Penyimpanan panas:
PANAS
Udang saus tiram disimpan sebelum dikonsumsi
(Holding))
Penyajian Penyajian
(Serving) Sajikan dalam wadah dan tempat yang bersih
66 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
b. Diagram alir proses produksi Telur Bumbu Balado
Penyimpanan Penyimpanan :
Penyimpanan:
(Storage) bumbu segar disimpan pada 1-5°C,
telur 1-5°C
bahan lain pada suhu kamar
Penyiapan
Pencucian, perebusan dan pengupasan telur Bumbu dicuci, dihaluskan dan ditumis sampai harum
(Preparation)
Penyajian Penyajian
(Serving) Sajikan dalam wadah dan tempat yang bersih
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 67
LEMBAR KERJA 3
Analisis Bahaya
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
TANGGAL :
Kelompok PROSES : Proses 2. Pangan disiapkan pada hari yang sama dengan penyajian
1 2 3 4 5 6
Penerimaan udang Udang Saus B= Listeria POB Penerimaan Penerapan POB Gunakan pemasok
Tiram monocytogenes, dan Penyimpanan Penerimaan dan terpilih.
Salmonella sp., E. coli, Bahan Baku Penyimpanan Bahan Terima udang tanpa
Vibrio sp. Baku akan efektif kepala dan dalam
dalam menjamin kondisi dingin.
kualitas udang.
kacang kapri Udang Saus Listeria monocytogenes POB Penerimaan Penerapan POB Gunakan pemasok
beku Tiram dan Penyimpanan Penerimaan dan terpilih.
Bahan Baku Penyimpanan Bahan Terima kacang kapri
Baku akan efektif dalam kondisi beku.
dalam menjamin
kualitas kacang
kapri.
Bumbu segar: Udang Saus B: E. coli, Salmonella sp. POB penerimaan Bumbu segar Gunakan pemasok
Bombay, jahe Tiram dan patogen enterik dan penyimpanan mengandung terpilih
segar, cabe lainnya patogen enterik
hijau/merah yang dapat
dikendalikan
dengan POB
68 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6
Telur Telur Bumbu B : salmonella POB penerimaan Telur yang kotor dan Tolak telur yang kotor
Balado dan penyimpanan retak mengadung dan retak. Gunakan
bahan bahaya biologis. pemasok terpilih.
Penerapan POB
efektif untuk
mengendalikan
bahaya
Bumbu segar: Telur Bumbu B: E. coli, Salmonella dan POB penerimaan Bumbu segar Gunakan pemasok
cabe merah, Balado patogen enterik lainnya dan penyimpanan mengandung terpilih
cabe rawit, bahan patogen enterik
bawang yang dapat
merah, dikendalikan
bawang dengan POB
putih, kemiri,
tomat.
Bumbu: Telur Bumbu Tidak ada bahaya - - -
garam, Balado signifikan
penyedap
rasa
Penyiapan Pencucian Udang Saus B= E. coli POB Pencucian Penerapan POB Penggunaan air
awal udang Tiram pencucian lebih berklorinasi
efektif untuk
menurunkan
bahaya sebelum
penyimpanan
Penyimpanan udang Udang Saus B= Listeria POB Penerimaan Penerapan POB Simpan di suhu
Tiram monocytogenes, dan Penyimpanan Penerimaan dan 0-(-4°C)
Salmonella sp., E. coli, Bahan Baku Penyimpanan Bahan
Vibrio sp. Baku akan efektif
dalam menjamin
tidak ada kerusakan
udang selama
penyimpanan.
Kacang kapri Udang Saus Listeria monocytogenes POB Penerimaan Penerapan POB Simpan di suhu
beku Tiram dan Penyimpanan Penerimaan dan 0-(-4°C)
Bahan Baku Penyimpanan Bahan
Baku akan efektif
menjamin tidak ada
penurunan kualitas
kacang kapri selama
penyimpanan.
Bumbu segar: Udang Saus B: E. coli, Salmonella sp. POB Penerimaan Penerapan POB Simpan di suhu kamar
Bombay, jahe Tiram dan patogen enterik dan Penyimpanan Penerimaan dan
segar, cabe lainnya Penyimpanan Bahan
hijau/merah Baku akan efektif
menjamin tidak
ada penurunan
kualitas bumbu
segar selama
penyimpanan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 69
1 2 3 4 5 6
Telur Telur Bumbu B : salmonella POB penerimaan Telur yang disimpan Penyimpanan pada
Balado dan penyimpanan di suhu tidak sesuai suhu 1 - 5 °C
dapat mengalami Jaminan dari Pemasok
kerusakan biologis. terpilih
Penerapan POB
penyimpanan
telur akan efektif
mengendalikan
bahaya
Penyiapan Thawing Udang Saus B : Pertumbuhan POB Thawing POB cukup efektif Thawing dilakukan
kapri beku Tiram patogen mencegah bahaya pada suhu refrigerator
selama 1 malam,
Jika jumlahnya kecil,
thawing langsung
ketika pemasakan
Pencucian Udang Saus B : Patogen dari air POB Pencucian POB cukup efektif Pencucian dengan air
udang Tiram mencegah bahaya berklorinasi dengan
kadar klorin 2 ppm
Bumbu Telur Bumbu B: Patogen enterik POB Pemeliharaan Penerapan POB
dihaluskan Balado F: Potongan pisau peralatan dan
blender kebersihan pekerja
ditangani melalui
POB
Telur direbus Telur Bumbu B: Patogen enterik POB Higiene dan sanitasi Penerapan POB
dan dikupas Balado pekerja melalui POB
Pemasakan Bumbu segar, Udang Saus B= Listeria Rencana HACCP Bahaya biologis Pemasakan dilakukan
udang dan Tiram monocytogenes, tersebut dapat pada suhu minimal 76
saus tiram Salmonella sp., E. coli, dihilangkan °C dan waktu minimal
Vibrio sp. dan patogen dengan penerapan 1 menit
enterik lainnya suhu dan waktu
pemasakan yang
baik yang dituliskan
dalam Rencana
HACCP
Bumbu Telur Bumbu B: Patogen enterik Rencana HACCP Salmonella Perebusan telur
dihaluskan Balado F: Potongan pisau enteriditis sampai matang
blender dapat tumbuh dan diteruskan
pada telur yang pengorengan telur
kurang dimasak dan pemasakan
(undercooked egg) dengam bumbu
sampai suhu 63°C
minimal 1 menit
70 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6
Produk Udang Saus B= kontaminasi silang S. Rencana HACCP Perlu dilakukan Penyimpanan produk
Matang Tiram aureus pengaturan dilakukan pada suhu
suhu dan lama 60°C selama 6 jam.
penyimpanan dalam Dan pada suhu
rencana HACCP kamartidak boleh
agar tidak terjadi lebih dari 2 jam.
kontaminasi silang Jika melebihi waktu
dari patogen penyimpanan,
dilakukan pemasakan
ulang
Penyimpanan/ Produk Telur Bumbu B: Salmonella dan bakteri Rencana HACCP Jika produk Pembiaran atau
Pendiaman Matang Balado patogen lainnya mengandung telur penyimpanan produk
Produk panas matang dibiarkan pada suhu kamar tidak
lebih 2 jam bakteri lebih dari 2 jam
pathogen dapat
tumbuh
Penyajian Udang Saus Udang Saus B: E. coli, Salmonella POB pembersihan Kontaminasi silang Sanitasi peralatan
Tiram matang Tiram karena kontaminasi dan sanitasi dari peralatan dan Higiene karyawan
silang dari peralatan peralatan makan makan dan pekerja diterapkan
makan, S. aureus dari dikendalikan
pekerja dengan POB
Produk Telur Bumbu Bakteri patogen hasil Rencana HACCP Kontaminasi silang Higiene karyawan
Matang Balado kontaminasi silang dari pekerja dan diterapkan
dikendalikan
dengan POB
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 71
LEMBAR KERJA 4
Penentuan TKK
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
TANGGAL :
Titik Kendali Kritis (TKK) merupakan sebuah titik, tahap atau prosedur yang dapat diterapkan dan pengendalian bahaya
keamanan pangan dapat dicegah, dikurangi bahkan dihilangkan.
Langkah-langkah penyajian potensi risiko keamanan pangan yang signifikan (P1 : Analisis Bahaya) tercantum sebagai
berikut :
P4. Apakah
Jika P2 Tidak, tahapan
P3. Apakah berikutnya
kontaminasi sebelum
P2 : Apakah yang identifikasi dikonsumsi,
P1 : Apakah tahap ini bahaya terjadi
Bahaya: dapat
dilakukan mengurangi kelebihan pada
B= Biologis menghilangkan
Tahapan PRODUK tindakan atau tingkat uang
K = Kimia bahaya TKK #
Proses pencegahan menghilangkan dapat diterima
F = Fisik yang telah
bahaya pada bahaya sampai atau dapat diidentifikasi
tahap ini? dengan tingkat meningkat atau mengurangi
yang diterima? sampai dengan kejadian sampai
batas yang tidak dengan batas
dapat diterima? yang dapat
diterima?
1 2 3 4 5 6 7 8
72 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6 7 8
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 73
LEMBAR KERJA 5
Penetapan Batas Kritis, Pemantauan dan Tindakan Koreksi
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
TANGGAL :
Prosedur Monitoring
Tahapan PRODUK BATAS KRITIS (Siapa, Apa, Kapan dan Tindakan Koreksi
Proses/TKK Bagaimana)
1 2 3 4 5
Pemasakan Udang Saus Suhu pemasakan Siapa: Bagian pemasakan 1. Peningkatan penggunaan api/panas
Tiram dan lebih dari 76°C,
Telur Bumbu Waktu pemasakan Apa: Melakukan pengecekan suhu 2. Penggunaan media air/ minyak yang cukup
Balado lebih dari 1 menit pemasakan, pemerataan suhu dan lama agar merata pemanasan merata pada semua
waktu pemasakan bagian udang dan telur
Penyimpanan/ Udang Saus Penyimpanan Siapa: Bagian penyajian 1. Pemasakan ulang pada suhu > 76°C, minimal 1
Pendiaman Tiram dan produk dilakukan menit
Produk Panas Telur Bumbu pada suhu 60°C Apa: Melakukan pengecekan
Balado selama 6 jam. kondisi suhu penyimpanan dan lama 2. Buang produk yang sudah mengalami
Dan pada suhu penyimpanan penyimpangan bau dan rasa (off flavor).
kamar tidak boleh
lebih dari 2 jam. Kapan: Saat penyimpanan pangan
yang sudah masak
74 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Lembar Kerja 6
Penyimpanan Rekaman dan Verifikasi
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
TANGGAL :
1 2 3 4
Pemasakan Udang Saus Logsheet Masakan Harian 1. Pengujian produk tiap 6 bulan
Tiram dan Checklist Kondisi Pengapian 2. Pengecekan laporan pemasakan produk harian dan
Telur Bumbu Kompor mingguan
Balado
Penyimpanan/ Udang Saus Logsheet Penyajian Produk 1. Pengujian produk tiap 6 bulan
Pendiaman Produk Tiram dan 2. Pengecekan laporan penyajian produk harian dan mingguan
Panas Telur Bumbu
Balado
Validasi Periodik akibat perubahan pemasok, jenis bahan baku atau cara pengolahan
1 2 3 4 5
Perubahan bahan baku Udang Saus Pengujian TPC dan mikroba Negatif/memenuhi standar
(selain udang dan telur) Tiram dan patogen
Telur Bumbu
Balado
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 75
LEMBAR KERJA 8
Rencana HACCP
Proses 2. Persiapan untuk makanan yang disajikan pada hari yang sama
TANGGAL :
TKK
Tahapan BATAS TINDAKAN
BAHAYA (Ya/ MONITORING Verifikasi Rekaman
Proses KRITIS KOREKSI
Tidak)
1 2 3 4 5 6 7 8
Bagaimana:
Pengecekan dengan
thermometer dan jam
76 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN
• Terima bumbu saus tiram dalam botol dan simpan pada suhu kamar
• Terima udang tanpa kepala dan bersih pada suhu dingin
• Cuci udang dan dan Telor, simpan di suhu min. 0°C
• Terima kacang kapri dengan kondisi baik dan beku
• Simpan pada suhu beku
• Terima bumbu segar dengan kondisi bersih
• Simpan pada suhu kamar dalam wadah tertutup
PENYIAPAN
• Buka kemasan kacang kapri dengan tangan yang bersih
PEMASAKAN
• Lakukan pemasakan bumbu segar sampai wangi harum.
TKK 1 •
•
Masukan udang, kacang kapri dan masak dengan suhu pemasakan
Lebih dari 76°C, waktu pemasakan lebih dari 1 menit.
• Masukan bumbu saus tiram dan masak sebentar
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 77
Rencana HACCP
Proses 3. PRODUK KOMPLEKS
DIAGRAM ALIR
Restoran : Lembur NINI
a. Gambar di bawah ini merupakan diagram alir dalam bentuk penulisan sesuai dengan resep pembuatan Ayam Ungkep
Goreng Kuning
Penerimaan Penerimaan daging: Penerimaan bumbu segar:
karkas ayam diterima yang bersih, bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serai,
(Receiving) jeruk nipis, kunyit, ketumbar, daun salam, bumbu
tidak berbau,dan segar.
segar dalam keadaaan segar dan bersih.
Penyiapan Pencucian dan pemotongan ayam, pencampuran Pencucian bumbu segar dan dihaluskan
(Preparation) dengan garam dan jeruk nipis
Penyajian Penyajian
(Serving) Sajikan dalam wadah dan tempat yang bersih
78 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
b. Gambar di bawah ini merupakan diagram alir dalam bentuk penulisan sesuai dengan resep pembuatan Soto Daging
Penerimaan Penerimaan daging: Penerimaan kubis + bumbu segar:
Daging sapi diterima yang bersih, tidak berbau, Kubis dan bumbu segar dalam keadaaan
(Receiving)
tidak berlemak, segar segar dan bersih
Penyajian Penyajian
(Serving) Sajikan dalam wadah dan tempat yang bersih
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 79
LEMBAR KERJA 3
Analisis Bahaya
Proses 3. PRODUK KOMPLEKS
TANGGAL :
1 2 3 4 5 6
Penerimaan Karkas ayam Ayam ungkep B= Listeria POB Penerimaan Penerapan POB Gunakan pemasok
kampung dan goreng dan monocytogenes, dan Penyimpanan Penerimaan dan terpilih.
Daging sapi Soto Daging Salmonella sp., E. coli, Bahan Baku Penyimpanan Bahan Terima daging sapi
Clostridium perfringens Baku akan efektif yang bersih dan
dalam menjamin tidak berbau dalam
kualitas daging sapi. kondisi dingin.
Bumbu Ayam ungkep Tidak ada bahaya - - -
(bawang goreng signifikan
merah, bawang
putih,jahe,
lengkuas, serai,
jeruk nipis,
kunyit bubuk,
ketumbar
bubuk, daun
salam, garam)
Kubis Soto Daging B=Listeria POB Penerimaan Penerapan POB Gunakan pemasok
monocytogenes, dan Penyimpanan Penerimaan dan terpilih.
Salmonella sp., Bahan Baku Penyimpanan Bahan Terima sayuran yang
Ulat/larva Baku akan efektif bersih.
K= residu pestisida dalam menjamin
kualitas sayuran.
Bumbu segar Soto Daging B: E. coli, Salmonella sp. POB Penerimaan Bumbu segar Gunakan pemasok
dan patogen enterik dan Penyimpanan mengandung terpilih
lainnya Bahan Baku patogen enterik
yang dapat
dikendalikan
dengan POB
80 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6
Penyimpanan Karkas ayam Ayam ungkep B= Listeria POB Penerimaan Penerapan POB Simpan di suhu
kampung dan goreng dan monocytogenes, dan Penyimpanan Penerimaan dan beku 0-(-10)°C
daging sapi Soto Daging Salmonella sp., E. coli, bahan baku Penyimpanan Bahan Jaminan Pemasok
Clostridium perfringens Baku akan efektif
dalam menjamin
tidak ada kerusakan
daging sapi selama
penyimpanan.
Kubis Soto Daging B=Listeria POB Penerimaan Penerapan POB Simpan di suhu
monocytogenes, dan Penyimpanan Penerimaan dan 5-15°C
Salmonella sp., bahan baku Penyimpanan Bahan
Ulat/larva Baku akan efektif
K= residu pestisida menjamin tidak ada
penurunan kualitas
sayuran selama
penyimpanan
Bumbu segar Soto Daging B: E. coli, Salmonella sp. POB Penerimaan Penerapan POB Simpan di suhu
dan patogen enterik dan Penyimpanan Penerimaan dan kamar dan kering
lainnya bahan baku Penyimpanan Bahan
Baku akan efektif
menjamin tidak ada
penurunan kualitas
sayuran selama
penyimpanan
Penyiapan bumbu Ayam ungkep B : Salmonella POB persiapan Penanganan yang Penerapan POB dan
(Preparation) dihalus- goreng F : rambut dan benda pengolahan ayam lama dan pengolah Higiene karyawan
kan,karkas asing lain dari pengolah ungkep bisa mengkontami- (penggunaan
ayam disiapkan pangan nasi produk penutup rambut
dengan dan pakaian kerja)
bumbu hingga
meresap
Pencucian Soto Daging B= E. coli POB Penyiapan Penerapan POB Penggunaan air
daging Daging pencucian lebih berklorinasi
efektif untuk
menurunkan
bahaya sebelum
penyimpanan
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 81
1 2 3 4 5 6
Pemotongan Soto Daging B= kontaminasi silang S. POB Penyiapan Kontaminasi silang Higiene karyawan
daging aureus Daging dari pekerja dan diterapkan
dikendalikan
dengan POB
Pemasakan/ Ayam dan Ayam ungkep B: Salmonella dan bakteri Rencana HACCP Salmonella Pemasakan daging
Perebusan bumbu goreng patogen lainnya enteriditis dapat ayam sampai
(Cooking) tumbuh pada matang dan
ayam yang pemasakan dengam
kurang dimasak bumbu sampai suhu
(undercooked 63 °C minimal 1
poultry) menit
Daging Sapi Soto Daging B= Listeria Rencana HACCP Bahaya biologis Pemasakan
monocytogenes, tersebut dapat dilakukan pada
Salmonella sp., E. coli, dihilangkan suhu air mendidih
Vibrio sp. dan patogen dengan penerapan dan waktu minimal
enterik lainnya suhu dan waktu 1 jam
pemasakan yang
baik yang dituliskan
dalam Rencana
HACCP
Pendinginan Ayam ungkep Ayam ungkep B: Salmonella dan bakteri Rencana HACCP B: Salmonella dan Menjaga
Produk dan daging goreng dan patogen lainnya bakteri patogen pendinginan produk
(Cooling) rebus Sato Daging lainnya bisa tumbuh 60°C ke 21°C selama
pada kondisi 2 jam, dan dari 21°C
pendinginan yang ke 4°C dalam 4 jam
tidak sesuai berikutnya.
Penyimpanan dingin
maksimal selama
48 jam
Pemanasan Penggorengan Ayam ungkep B: Salmonella dan bakteri Rencana HACCP Salmonella Pemanasan kembali
Kembali ayam ungkep goreng patogen lainnya enteriditis dapat minimal 74°C,
Produk tumbuh pada 1 menit
ayam yang
(Reheating) kurang dimasak
(undercooked
poultry) kembali
Pemasak-an Soto Daging B= bakteri kontaminan Rencana HACCP Bahaya biologis Pemasakan pada
bumbu/ kuah pada bumbu segar tersebut dapat suhu air mendidih
soto dihilangkan
dengan penerapan
suhu dan waktu
pemasakan yang
baik yang dituliskan
dalam Rencana
HACCP
82 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6
Pemasak-an Soto Daging B= bakteri yang tumbuh Rencana HACCP Bahaya biologis Pemasakan pada
daging dalam saat penyimpanan tersebut dapat suhu lebih dari 76°C,
kuah soto daging yang telah dihilangkan dan waktu minimal
dimasak dengan penerapan 1 menit
suhu dan waktu
pemasakan yang
baik yang dituliskan
dalam Rencana
HACCP
Pencampuran Soto Daging B= bakteri kontaminan Rencana HACCP Bahaya biologis Pemasakan pada
kubis pada bumbu sayuran tersebut dapat suhu lebih dari 76°C,
dihilangkan dan waktu minimal
dengan penerapan 1 menit
suhu dan waktu
pemasakan yang
baik yang dituliskan
dalam Rencana
HACCP
Penyimpanan/ Pendiaman Ayam ungkep B: Salmonella dan bakteri Rencana HACCP Perlu dilakukan Penyimpanan
Produk Panas goreng dan patogen lainnya pengaturan produk dilakukan
(Hot Holding) Soto Daging B= kontaminasi silang S. suhu dan lama pada suhu 60°C
aureus penyimpanan dalam selama 6 jam.
rencana HACCP Dan pada suhu
agar tidak terjadi kamar tidak boleh
kontaminasi silang lebih dari 2 jam.
dari patogen Jika melebih waktu
penyimpanan,
dilakukan
pemasakan ulang
Penyajian Produk Ayam ungkep B: E. coli, Salmonella POB pembersihan Kontaminasi silang Sanitasi peralatan
(Serving) goreng dan karena kontaminasi dan sanitasi dari peralatan dan Higiene
Soto Daging silang dari peralatan peralatan makan makan dan pekerja karyawan diterapkan
makan, S. aureus dari dikendalikan
pekerja dengan POB
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 83
LEMBAR KERJA 4
Penentuan TKK
Proses 3. PRODUK KOMPLEKS
TANGGAL :
P4. Apakah
Jika P2 Tidak, tahapan
P3. Apakah berikutnya
kontaminasi sebelum
P2 : Apakah yang identifikasi dikonsumsi,
P1 : Apakah tahap ini bahaya terjadi dapat
Bahaya: dilakukan mengurangi kelebihan pada menghilangkan
Tahapan PRODUK B= Biologis tindakan atau tingkat uang bahaya TKK #
Proses K = Kimia pencegahan menghilangkan dapat diterima yang telah
F = Fisik bahaya pada bahaya sampai atau dapat diidentifikasi
tahap ini? dengan tingkat meningkat atau mengurangi
yang diterima? sampai dengan kejadian sampai
batas yang tidak dengan batas
dapat diterima? yang dapat
diterima?
1 2 3 4 5 6 7 8
84 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6 7 8
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 85
LEMBAR KERJA 5
Penetapan Batas Kritis, Pemantauan dan Tindakan Koreksi
Proses 3. PRODUK KOMPLEKS
TANGGAL :
Prosedur Monitoring
Tahapan PRODUK BATAS KRITIS (Siapa, Apa, Kapan dan Tindakan Koreksi
Proses/TKK Bagaimana)
1 2 3 4 5
Pemasakan/ Ayam, Daging Ayam dan Daging Siapa: tukang masak 1. Sisihkan ayam yang kurang masak saat
Perebusan dan Bumbu masak dan empuk Apa: kematangan ayam, suhu dan diungkep
(Cooking) dengan suhu waktu masak dalam bumbu 2. Pemasakan diteruskan sampai keseluruhan
minimal 80 °C Kapan: tiap kali produksi produk mencapai suhu 63 °C minimal 1 menit
dan pemasakan Bagaimana: pengamatan visual
dalam bumbu 63°C kematangan ayam
minimal 1 menit
Pemanasan Ayam Ungkep Suhu yang kurang Siapa: Bagian pemasakan 1. Peningkatan penggunaan api/panas
Kembali Goreng dan dari 76°C, Apa:Melakukan pengecekan suhu 2. Penggunaan media air/ minyak yang cukup
Produk Soto Daging Waktu yang kurang pemasakan, pemerataan suhu dan lama merata
dari 1 menit waktu pemasakan
(Reheating) Kapan: Saat pemasakan
Bagaimana: Menggunakan
thermometer dan jam
Penyimpanan/ Ayam Ungkep Penyimpanan Siapa: Penyaji pangan 1. Jika lebih 2 jam, dipanaskan kembali minimal
Pendiaman Goreng dan produk dilakukan Apa: waktu penyimpanan produk 76°C, 1 menit
Produk Panas Soto Daging pada suhu 60°C masak 2. Buang produk yang sudah mengalami
selama 6 jam. Kapan: tiap kali penyimpanan pangan penyimpangan baudan rasa (off flavor).
(Hold Holding) Dan pada suhu Bagaimana: menentukan waktu
kamar tidak boleh maksimal pendiaman produk
lebih dari 2 jam.
Tidak ada
penyimpangan
bau dan rasa
86 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
Lembar Kerja 6
Penyimpanan Rekaman dan Verifikasi
Proses 3. PRODUK KOMPLEKS
TANGGAL :
1 2 3 4
Pemasakan/Perebusan Ayam Ungkep Logsheet Masakan Harian 1. Pengujian produk tiap 6 bulan
(Cooking) Goreng dan Checklist Kondisi Pengapian 2. Pengecekan laporan pemasakan produk harian dan
Ayam, daging dan bumbu Soto Daging Kompor mingguan
Pemanasan Kembali Ayam Ungkep Logsheet Suhu dan lama waktu 1. Pengujian produk tiap 6 bulan
Produk (Reheating) Goreng dan Pemasakan Ulang 2. Pengecekan laporan penyajian produk harian dan mingguan
Soto Daging Checklist Kondisi Pengapian
Kompor
Penyimpanan/ Ayam Ungkep Logsheet Penyajian Produk 1. Pengujian produk tiap 6 bulan
Pendiaman Produk Goreng dan 2. Pengecekan laporan penyajian produk harian dan mingguan
panas (Hot Holding) Soto Daging
Validasi Periodik akibat perubahan pemasok, jenis bahan baku atau cara pengolahan
1 2 3 4 5
Perubahan bahan baku Ayam Ungkep Pengujian TPC dan mikroba Negatif/memenuhi standar
(selain ayam & daging) Goreng dan patogen
Soto Daging
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 87
LEMBAR KERJA 8
Rencana HACCP
Proses 3. PRODUK KOMPLEKS
TANGGAL :
TKK
Tahapan BATAS MONITORING TINDAKAN
BAHAYA (Ya/ Verifikasi Rekaman
Proses KRITIS KOREKSI
Tidak)
1 2 3 4 5 6 7 8
Kapan:
Saat pemasakan
Bagaimana:
Menggunakan
thermometer dan jam
Kapan:
Saat pemasakan
Bagaimana:
Menggunakan
thermometer dan jam
88 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
1 2 3 4 5 6 7 8
Bagaimana:
Pengecekan dengan
thermometer dan jam
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 89
PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN
• Terima daging segar dan bersih pada suhu dingin
• Simpan di suhu minimal 0°C
• Terima kubis dengan kondisi baik dan simpan pada suhu 5-15°C
• Terima bumbu segar dengan kondisi bersih
• Simpan pada suhu kamar dalam wadah tertutup
PEREBUSAN DAGING
TKK 1 Daging direbus dengan suhu pemasakan lebih dari 76°C, waktu pemasakan lebih dari 1 jam
PENYIMPANAN DINGIN
Penyimpanan dilakukan pada suhu min 4°C selama maksimal 48 jam
PENYAJIAN
Sajikan pada wadah yang bersih dan dalam lingkungan yang bersih
90 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji
HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji 91
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat 10560
Telp/Fax: 021-42878701, 42875738
Email: foodstarpom@yahoo.com
2015
92 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk Industri Pangan Siap Saji