Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MODUL PEMBELAJARAN CALON GURU PENGGERAK

MODUL 1.1..a.5 RUANG KOLABORASI MENDESAIN KERANGKA PEMBELAJARAN SESUAI DENGAN PEMIKIRAN KHD

INSTRUKTUR : Drs. Ariasdi, M.Pd


Pendamping kelas 9f : Deka Firtiani, S.Pd
Nama CGP Kelompok 9f : 1. Achmad Fauzi, S.Pd
2. Deni Firtiana, S.Pd
3. Rinawati, S.Pd
4. Winda Prasetyani Utami, S.Pd.I

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh….


Tabik…pun…..!

Apa hal-hal positif yang telah anda pelajari dari pemikiran KHD yang juga anda lihat pada
budaya di daerah Anda?
Menurut Ki Hajar Dewantara agar pendidikan tidak membuang pokok kebudayaan yang
menjadikan asing dengan realita pada anak didik. Pendidikan harus membuat anak mempunyai
sifat peka dalam hal budi pekerti. Hal ini yang sangat berpengaruh dalam konteks terbentuknya
anak yang memiliki niai-nilai luhur atau berkarakter. Proses pembentukan karakter diawali
dengan pembiasaan. Pembiasaan inilah yang disebut sebagai budaya atau pembudayaan. Agar
siswa tumbuh dalam memiliki karakter yang baik maka dapat diibaratkan pendidikan itu seperti
layaknya pertanian.
Sebagai pemikiran KHD Pendidikan yang di analogikan layaknya pertanian dengan
komponennya adalah bibit, petani, dan lahan pertanian. Dimana bibit dalam Pendidikan sebagai
peserta didik, petani dalam Pendidikan sebagai pendidik, dan lahan pertanian dalam Pendidikan
sebagai tempat/sekolah atau Lembaga Pendidikan tempat peserta didik dituntun untuk
menemukan jati dirinya masing-masing sesuai dengan kodrat setiap anak. Peserta didik memiliki
keberagaman latar belakang dan kulturnya, Oleh karena itu keberagaman peserta didik memang
suatu hal yang menjadi kodrat, biarkan mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri
karena kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik itu tiada lain ialah segala kekuatan yang ada
dalam hidup batin dan hidup lahir dari peserta didik itu sendiri. Kita kaum pendidik hanya dapat
menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan
dasarnya) hidup dan tumbuhnya itu agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Beragamamnya latar belakang/kultur/budaya peserta didik bukan menjadi suatu hambatan bagi
seorang pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. biarkan keberagaman peserta didik
tersebut untuk memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk tetap belajar sesuai dengan
keinginan dan kemampuannya masing-masing. Sehingga dengan demikian pendidik berharap
peserta didik dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing, atau dengan kata
lain peserta didik dapat mencapai kemerdekaannya dalam belajar. Oleh karena itu sebagai
pendidik pentingnya mengenal keberagaman dari setiap peserta didik untuk menentukan langkah
apa atau rencana apa yang akan dipersiapkan dalam membimbing dan menuntun peserta didik
tersebut.

Sebagai pendidik harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pendidikan yang sudah


ditanamkan oleh KHD. Ada 3 prinsip dasar sebagai pendidik yang perlu diteladani sesuai dengan
pemikiran KHD yang pertama ING NGARSO SUNG TULODO, dengan menanamkan nilai ini
pendidik berlaku sebagai contoh atau teladan atau contoh. pendidik harus mampu menjadi
contoh bagi peserta didiknya, oleh karena itu dalam keseharian kita perlu menjaga diri dengan
mengembangkan teladan-teladan yang baik bagi anak diidk kita agar mereka juga dapat
meneladani dari hal-hal baik yang kita tunjukkan kepada mereka. Yang kedua ING MADYO
MANGUN KARSO, seorang pendidik mampu menjadi penyemangat bagi peserta didiknya agar
peserta didik tersebut lebih bersemangat untuk terus belajar. Yang ketiga, TUT WURI
HANDAYANI. Seorang pendidik juga harus mampu memberikan dorongan bagi peserta
didiknya, mampu memberikan motivasi untuk terus berbuat hal-hal baik seperti apa yang sudah
kita contohkan.

Dari pemikiran KHD yang dapat kami lihat pada budaya di daerah Tulang Bawang Barat adalah
semangat bekerja keras, dimana di daerah tulang bawang barat sudah memiliki jargo yang
mungkin sudah banyak masyarakat luar mengetahuinya, yaitu slogan NENEMO (Nemen, Nedes,
dan Nerimo) Nemen artinya tekun/bekerja keras, semangat juang yang tiada batas. Nedes artinya
tahan banting/tahan uji, bermental yang kuat, nerimo artinya ikhlas menerima, dengan maksud
masyarakat tulang bawang barat dapat menerima dengan ikhlas dalam menjalankan fungsinya
masing-masing sebagi warga Tulang Bawang Barat.

Sepakati satu hal positif dari pemikiran KHD yang akan diterapkan di kelas/ sekolah Anda?

Hal positif dari pemikiran KHD yang dapat saya terapkan di kelas/sekolah saya adalah semangat
kerja keras/tekun yang akan saya terapkan dalam kehidupan saya pribadi maupun di kehidupan
sekolah saya. Sehingga dengan menunjukkan semangat kerja keras yang saya lakukan dapat
menjadi contoh bagi peserta didik saya dalam menemukan jati dirinya baik di kehidupan sekolah
maupun kehidupannya sehari-hari di lingkungan sekitarnya sebagai anggota keluarga maupun
sebagai anggota masyarakat. peserta didik yang ada di sekolah saya memiliki keberagaman yang
bermacam-macam, misalnya keberagaman latar belakang budaya yang beragam ada peserta
didik yang berkembang dengan budaya berbgai macam-macam suku, ada Suku Lampung, Suku
Jawa, Suna, Bali, Batak. keberagaman lainnya latar belakang kehidupan ekonomi peserta didik,
ada yang berkembang dari keluarga yang berekonomi kecil, menengah, dan ekonomi atas. tentu
keberagaman ini akan menjadi warna yang bermacam-macam semangat kerja kerasnya, selain itu
kemampuan belajar peserta didik, ada yang memiliki kemampuan belajar yang rendah, sedang,
dan kemampuan belajar yang tinggi. dengan memadukan keberagaman tersebut diharapakan
perkembangan peserta didik dapat terwujud merata dengan bantuan semangat dan motivasi dari
pendidik untuk saling berbagi, bekerja keras, ikhlas seperti apa yang di slogankan oleh
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
untuk mewujudkan tujuan dalam pembelajara tentu suatu hal yang tidak mudah akan banyak
sekali tantangan dan rintangan yang harus dilalui oleh pendidik untuk mewujudkan hal tersebut.
inilah yang menjadi hal mendasar bagi pendidik pentingnya memahami setiap karakter dan latar
belakang peserta didik untuk membimbing sesuai keinginan dan potensi yang ada pada peserta
didik itu sendiri.

Dengan demikian Terbentuknya karakter siswa dapat dilakukan dengan adanya pembiasaan –
pembiasaaan di sekolah, misalnya:

1. Mengadakan gerakan literasi sekolah baik sebelum ataupun sesudah KBM


2. Mengadakan kegiatan Ekstra Kulikuler, sebagai sarana untuk menggali potensi siswa
3. Membuat peraturan sekolah

Budaya adalah produk yang dibentuk dalam waktu yang lama. Sebab itu, perlu ada konsistensi
dalam menjaganya.Oleh sebab itu, mari ciptakan budaya positif dilingkungan sekolah agar
terbentuk dan tertanam nilai-nilai karakter sebagaimana yang telah diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai