Anda di halaman 1dari 13

Tujuan dari Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas antara lain:

1. Membekali calon Apoteker supaya mempunyai pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku


profesional serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan
pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
2. Memberi gambaran nyata mengenai permasalahan (problem-solving) praktik dan
pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.
3. Memberi kesempatan dan pemahaman kepada calon Apoteker untuk belajar pengalaman
praktik profesi Apoteker di Puskesmas mengenai peran, fungsi dan tanggungjawab
seorang Apoteker.
4. Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk melihat dan mempelajari strategi dan
pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas.
5. Memberi kesempatan kepada calon Apoteker untuk belajar berkomunikasi dan
berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas maupun dengan
pasien.

Adapun manfaat yang didapat oleh mahasiswa saat melakukan Praktik Kerja
Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas, antara lain :
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian di Puskesmas
2. Memperoleh bekal pengetahuan yang mumpuni dan pengalaman praktis
mengenai pekerjaan kefarmasian di Puskesmas
3. Memahami manajemen praktis, strategi, serta penyelesaian permasalahan
pekerjaan kefarmasian di Puskesmas
4. Memperoleh kesempatan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan
kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan lain agar terjalin hubungan
profesional yang baik.
5. Memperoleh kesempatan untuk memperkenalkan Profesi Apoteker dengan
menjalin hubungan baik tenaga kesehatan lain maupun dengan pasien.

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Organisasi


1. Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Pemenuhan pelayanan kesehatan didasarkan pada kebutuhan dan
kondisi masyarakat, puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas Imogiri 1 tepatnya di Jl. Ngancar,
Karangtalun, Imogiri, Bantul memiliki fasilitas rawat inap dengan akreditasi Utama.
Akreditasi digunakan untuk menjamin mutu puskesmas yang dilakukan penilaian oleh
pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan. Sehingga puskesmas
dapat menjalankan fungsinya secara optimal dengan adanya pengelolaan organisasi
secara baik yang meliputi kinerja pelayanan, proses pelayanan serta sumber daya yang
digunakan.
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Berdasarkan Permenkes No. 26 Tahun 2020 menyatakan bahwa Sumber Daya
Manusia atau SDM di Puskesmas terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Menurut Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat paling sedikit terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, tenaga sanitasi ligkungan, nutrisionis, tenaga
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian, ahli teknologi laboratorium medik.
Sumber Daya Manusia di Puskesmas Imogiri 1 pada saat ini terdiri atas kepala
puskesmas, kasubag TU, dokter, dokter gigi, psikolog, apoteker, bidan, perawat,
perawat gigi, ahli gizi, perekam medis, staf dan petugas kebersihan. Hal tersebut
sudah seduai dengan persyaratan SDM di puskesmas.
Sumber Daya Manusia di puskesmas Imogiri 1 melayani masyarakat yaitu poli
rawat jalan setiap senin-sabtu dengan jam kerja hari senin sampai kamis yaitu
07.30 – 14.30 WIB, hari jumat 07.30 – 12.00 WIB dan hari sabtu mulai pukul
07.30-13.00 WIB. Serta pelayanan UGD dan persalinan selama 24 jam. Pada
bagian farmasi terdiri atas 1 Apoteker serta 2 Tenaga Teknis Kefarmasian. Hal
tersebut sesuai dengan Permenkes No. 74 Tahun 2016 terkait dengan
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan
minimal terdapat 1 (satu) apoteker sebagai pnanggung jawab dan dibantu oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian.
b. Pelayanan Puskesmas
 Jadwal jam pendaftaran :
- Senin – Kamis : 07.30-11.00 WIB
- Jumat – Sabtu : 07.30- 10.00 WIB
 Jadwal pelayaan
- Pelayanan UGD dan Persalinan : 24 jam
- Poli Umum : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
- Poli KIA-KB-Imunisasi :
 ANC Terpadu : Snin, Kamis dan Sabtu (08.00 – selesai)
 KB : Selasa dan Jumat (08.00 – selesai)
 Imunisasi bayi dan balita : Rabu (08.00 – selesai)
- Poli Kesehatan Gigi dan Mulut : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
- Laboratorium : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
- Farmasi : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
- Psikologi : Rabu, Kamis, dan Sabtu (08.00 – selesai)
- Fisioterapi : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
- Konsultasi Gizi : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
- Poli Infeksius : Senin-Sabtu (08.00 – selesai)
2. Program Puskesmas Imogiri 1
a. Program Pokok Puskesmas
 Promosi Kesehatan, merupakan program pokok yang merupakan upaya
yang dilakukan puskesmas dalam memberdayakan masyarakat maupun
pengunjung untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar dapat
melakukan hidup sehat secara optimal baik didalam maupun di luar
puskesmas. Beberapa promkes yang telah terlaksana di puskesmas
Imogiri 1 yaitu promkes terkait PHBS, penggerakan Germas di
Sekolah, penggerakan Kader Kesehatan, dan Pelatihan Dokter Kecil.
 Kesehatan Lingkungan, termasuk dalam upaya preventif yang
dilakukan puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
sekitar. Hal tersebut sesuai dengan Kepmenkes RI no. 1428/2006, yang
bertujuan agar dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
manusia. Kegiatan ini di puskesmas Imogiri 1 diantaranya yaitu dalam
bentuk inspeksi kesehatan lingkunga utuk sarana air minum, sanitasi
dasar, pegelolaan air bersih, penguatan jejaring sampah, dan sarasehan
kader DBD.
 Gizi, merupakan program pelayanan yang merupakan program
essensial yang bertujuan utuk meningkatka kondisi gizi masyarakat.
Program ini dilaksanakan dalam bentuk pedistribusian obat seperti
obat cacing, tablet tambah darah, dan vitamin A, pembinaan
pemantaua tumbuh kembang balita, dan pelacakan balita bermasalah
gizi.
 Pencegahan dan Pegendalian Penyakit atau P2P merupakan program
layanan yang merupakan ruang lingkup pecegahan terhadap beberapa
penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menular
dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi/imunisasi, diare ISPA,
DBD dan pemberatasan penyakit TB paru. Kegiatan P2P diantaranya
pengambilan serta pengiriman sampel peyakit menular, penyuluhan
TB, dan pelatihan kader posbindu PTM (Peyakit Tidak Menular)
 KIA-KB, merupakan pelayanan yang ditujukan untuk ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, serta pelayanan bayi dan balita. Program layanan KIA-KB
diantaranya meliputi kelas ibu hamil, senam hamil, edukasi gizi dan
kesehatan reproduksi calo penganti, penyuluhan KB, pemantaua ibu
hamil, bayi dan Bufas Risti.
 PERKESMAS, merupakan program layanan yang bertujuan untuk
meingkatka kemadirian individu, keluarga, kelompok/masyarakat
(rawan kesehatan) untuk mengatasi masalah kesehatan agar dapat
menigkatka derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Kegiata ini
diantaranya identifikasi kasus penyakit baru, kunjugan rumah (PHN),
dan kunjungan itervensi lanjut program PIS-PK.
b. Program Pengembangan
 Upaya Kesehatan Lansia, merupakan program untuk meningkatkan
derajat kesehatan usia lanjut diantaranya screening lansia yaitu untuk
mendeteksi dini penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi dan
osteoporosis, selain itu terdapat kegiatan PHN lansia, pelatihan care
giver untuk kader kesehatan posyandu lansia dan pembinaan kader
lansia.
 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat (UKGM),
merupakan program yang bersifat dasar, berdasarkan kebutuhan
masyarakat yang mencakup pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Di
puskesmas Imogiri 1, UKMG merupakan tindakan prevetif, promotif
da kuratif yang ditujukan oleh masyarakat di wilayahpuskesmas.
Beberapa program yaitu pembinaan kesehatan gigi dan mulut di
posyandi, skrinig kesehatan gigi dan mulut anak TK, dan pembinaan
kesehatan gigi dan mulut serta sikat gigi missal aak TK. Kegiatan
tersebut dilaksanakan di dalam gedung maupun diluar gedug.
 Upaya Kesehatan Jiwa, merupakan program yang dilakukan untuk
mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui
kegiatan sosialisasi kesehatan jiwa pada masyarakat, pembentukan
kader kesehatan jiwa, pendampingan pada penderita ODGJ serta
ELING JIWA yaitu Injeksi Keliling pada Penderita Jiwa.
 Upaya Kesehatan Tradisional, yaitu pegobatan tradisional yang
dilakukan secara turun temurun seperti penggunaan herbal, maupun
ketrampilan seperti pijat.
c. Program Inovatif
 ELING JIWA, yaitu injeksi keliling yang ditujukan kepada pasien jiwa
yang dilakukan pengobata ke rumah pasie secara langsung 1 bulan
sekali. Program tersebut dilakukan karena melihat banyaknya ODGJ
yang tidak berobat rutin dan dirujuk. Dimana penderita ODGJ di
wilayah Puskesmas Imogiri 1 cukup banyak yaitu dengan jumlah 140
orang dari tahun 2018 dan penderita ODGJ berat berobat di Puskesmas
Imogiri 1 sebanyak 58 orang. Hal tersebut agar sesuai dengan
Permenkes no 4 tahun 2019 yaitu untuk memenuhi SPM (Standar
Pelayaan Minimal) yaitu penderita ODGJ berat yang tertangani 100%
dengan jumlah 140 ODGJ. Program ini bertujuan agar pasien jiwa
berat dapat tertangani lebih optimal secara rutin.
 CARANG GESING atau Cegah Gizi Kurang dan Stuntig, yaitu
program yag dilakukan oleh Puskesmas Imogiri 1 berupa kerjasama
layanan gizi dan kesehatan lingkugan. Bentuk kegiatan CARANG
GESING ini diataranya yaitu memeriksa kualitas air di rumah tangga
yang mempunyai balita stuting.
 DACIN BALITAKU atau Datang dan Catat Hasil Pegukuran Balita
oleh Kader Posyandu, yaitu kerjasama antara layanan gizi dan kader
posyandu yang dilakukan saat posyandu da dengan mengunjungi
rumah balita yang tidak datang ke posyandu. Hal tersebut bertujuan
untuk meningkatka capaian hasil pengukuran balita yang meliputi
timbang BB dan ukur TB.
3. Struktur Organisasi Puskesmas Imogiri 1
Standar pola organisasi menggambarkan peran, tanggungjawab dan hubungan
antara individu dalam suatu lembaga atau organisasi yang digunakan untuk
mendefinisikan hierarki dalam suatu organisasi atau instansi. Berikut struktur
organisasi Puskesmas Imogiri 1:

Struktur organisasi instalasi Farmasi di Puskesmas Imogiri 1 sebagai berikut:


apt. Hartatik, S. F
(Apoteker Penanggung Jawab)

Nur Wakhidah, Amd. Farm Siti Vatimah, Amd. Farm


(Tenaga Teknis Kefarmasian) (Tenaga Teknis Kefarmasian)

Berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat (Puskesmas) paling sedikit terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala
Tata Usaha, Penanggung Jawab UKM dan UKP. Kepala Puskesmas memimpin
puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku serta bertanggung jawab atas seluruh
penyelenggaraan seluruh kegiatan dipuskesmas, pembinaan kepegawaian,
pengelolaan keuangan, bangunan, prasarana serta peralatan yang berada di
puskesmas. Sedangkan kepala tata usaha bertugas untuk perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan administrasi di puskesmas. Sehingga, struktur organisasi
yang ada di Puskesmas Imogiri 1 sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker di Puskesmas Imogiri 1


Apoteker mempunyai tugas untuk menjamin barang atau jasa sampai kepada
pasien dengan memperhatikan aturan perundang-undangan. Seperti menurut PP
No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Pelayanan Kefarmasian
merupakan sebuah pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien
untuk meningkatkan kehidupan pasien berkaitan dengan sediaan farmasi. Selain
itu, Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 tahun 2020 Pelayanan
kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab pada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi untuk menciptakan hasil agar
dapat meningkatkan mutu kehidupan pasien. Regulasi-regulasi ini menjelaskan
bahwa seorang apoteker bertanggung jawab penuh terhadap kualitas obat yang
akan digunakan oleh masyarakat dan cara penggunaan obat itu sendiri agar dapat
menghindari kasus kesalahan penggunaan obat dimasyarakat.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas Imogiri 1, Apoteker sudah bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu pengelolaan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai meliputi perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan,
pelaporan serta evaluasi pengelolaan. Pelayanan farmssi klinik meliputi
pengkajian resep, penyerahan obat, pemberian informasi obat, Pelayanan
Informasi Obat (PIO), konseling, ronde/visite pasien , pemantauan dan pelaporan
efek samping obat, pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat.

5. Jenis dan Tugas Tenaga Kefarmasian di Puskesmas Imogiri 1


Jenis dan tugas tenaga kefarmasian di Puskesmas Imogiri 1 sudah sesuai
Permenkes No. 74 tahun 2016 yang berlaku yaitu sebagai berikut:
a. Kegiatan manajerial pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
yang meliputi:
 Perencanaan kebutuhan,
 Permintaan,
 Penerimaan,
 Penyimpanan,
 Pendistribusian,
 Pengendalian,
 Pencatatan,
 Pelaporan
 Pengarsipan, dan
 Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
b. Kegiatan pelayanan farmasi klinik yang meliputi:
 Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat
 Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 Konseling
 Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
 Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat
 Pemantauan terapi Obat
 Evaluasi penggunaan Obat

6. Program BPJS di Puskesmas Imogiri 1


Badan Penyenggara Jaminan Sosial (BPJS) merupakan salah satu badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan
nasional. Disebutkan padaUndang-Undang No. 24 ahun 2011 tentang BPJS dalam
melaksanakan fungsi dan tugasnya yaitu untuk:
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja
c. Menerima bantuan iuran dari pemerintah
d. Mengelola dana jaminan sosial untuk kepentingan peserta
e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan social
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan social
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
Terdapat beberapa jenis BPJS yaitu BPJS-PBI, BPJS Non PBI dan BPJS
Ketenagakerjaan. BPJS-PBI setiap bulannya tidak dibebani iuran, karena iuran
tersebut ditanggung oleh pemerintah untuk orang miskin dan tidak mampu serta
mendapatkan BPJS Kelas 3. Sedangkan BPJS Non PBI setiap bulannya wajib
membayar iuran sesuai dengan yang dibebankan oleh yang bersangkutan, BPJS
ini terbagi menjadi Pekerja Penerima Upah (PPU) dan anggota keluarganya,
pekerja bukan penerima upah dan anggotanya, serta Bukan Pekerja (BP).BPJS
Ketenagakerjaan merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara
untuk memberikan perlindungan jaminan social yang memiliki 4 program
perlindungan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK),
Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP).
Program BPJS di Puskesmas Imogiri 1 yaitu PRB (Program Rujuk Balik) dan
Prolanis. PRB merupakan program pelayanan yang diberikan kepada pasien
penyakit kronis namun memiliki kondisi yang stabil dan masih memerlukan
pengobatan jangka panjang, pelayanan kesehatan untuk pasien PRB dengan
mengedepankan pengelolaan pengobatan dengan melibatkan beberapa pihak salah
satunya Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yaitu Puskesmas. Terkait dengan
program Prolanis di Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita penyakit kronis secara optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien.
7. Akreditasi Puskesmas Imogiri 1
Akreditasi puskesmas merupakan pengakuan terhadap puskesmas yang
ditetapkan oleh Mentri dan diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi untuk menilai standar pelaysnan puskesmas secara berkesinambungan
(Rofita, 2017). Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien, meningkatkan perlindungan bagi sumber daya manusia
kesehstan, masyarakat dan lingkungannya serta meningkatkan kineja puskesmas.
Standar Akreditasi Puskesmas terdiri dari 3 bagian dan 9 bab:
a. Standar Administrasi dan Manajemen, terdiri dari:
 Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
 Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
 Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
b. Standar Program Puskesmas
 Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)
 Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas (KMPP)
 Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDG’s (SKM)
c. Standar Pelayanan Puskesmas
 Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
 Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
 Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Penyelenggaraan akreditasi puskesmas terbagi dalam 5 jenis akreditasi yaitu
tidak terakreditasi, terakreditasi dasar, terakreditasi madya, terakreditasi utama,
dan terakreditasi paripurna (Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 Pasal 9 Ayat 1).
Predikat akreditasi yang diberikan kepada puskesmas, yaitu :

a. Tidak Terakreditasi, dengan pencapaian nilai Bab I, II < 75% ; Bab IV, V,
VII< 60% ; dan Bab III, VI, VIII, IX < 20%.
b. Terakreditasi Dasar, dengan pencapaian nilai Bab I, II ≥ 75% ; Bab IV, V,
VII ≥ 60% ; dan Bab III, VI, VIII, IX ≥ 20%.
c. Terakreditasi Madya, dengan pencapaian nilai Bab I, II, IV, V ≥ 75% ;
Bab VII, VIII ≥ 60% ; dan Bab III, VI, IX ≥ 40%.
d. Terakreditasi Utama, dengan pencapaian nilai Bab I, II, IV, V, VII, VIII ≥
80% ; dan Bab III, VI, IX ≥ 60%.
e. Terakreditasi Paripurna, dengan pencapaian nilai semua bab ≥ 80%
Akreditasi puskesmas dilakukan secara berkala paling sedikit 3 tahun sekali.
Akreditasi di Puskesmas Imogiri 1 pada tahun 2018 dengan predikat Utama, hal
tersebut menunjukan bahwa puskesmas tersebut memiliki kualitas yang lebih
baik. Dimana, kualitas yang diberikan oleh pasien akan berpengaruh terhadap
pelayanan yang diberikan.

8. Kerjasama dan Komunikasi dengan Tenaga Kesehatan Lain


Kegiatan Skrining Perokok di SMP 1 Imogiri, merupakan kegiatan skrining
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di sekolah dan dilakukan
pengawasan langsung oleh dokter. Pada kegiatan PKPA tanggal 15 September
2023, melakukan Skrining di SMP 1 Imogiri untuk melakukan pendataan dan
mengetahui kondisi kesehatan anak dan skrining kebiasaan merokok anak.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan dokter umum, dokter gigi, perawat dan
apoteker. Kemudian memberikan informasi bahaya merokok dan merujuk anak-
anak yang mempunyai masalah kesehatan mata, telinga, psikologis, gigi ataupun
merokok. Hal tersebut menjadi salah satu kegiatan untuk berkolaborasi dan
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain.

Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Obat (MESO) yaitu kegiatan


pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan
yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Dalam pelayanan kefarmasian harus berorientasi pada pasien/penderita,
apakah obat yang diinginkan pasien tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya
serta ada tidaknya efek samping. Efek samping yang dimaksud adalah respon
terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan serta terjadi pada dosis
yang biasanya digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosis, terapi
penyakit atau untuk modifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan monitoring terhadap pasien yang sedang dalam perawatan sangat
penting untuk dilakukan guna untuk mengetahui perkembangan pasien setelah
mengosumsi obat yang telah diberikan oleh tenaga medis dan untuk mengetahui
sedini mungkin memperoleh informasi baru mengenai efek samping obat, tingkat
kegawatan, frekuensi kejadiannya, sehingga dapat segera dilakukan tindak lanjut
yang diperlukan, seperti penarikan obat yang bersangkutan dari peredaran,
pembatasan penggunaan obat, misalnya perubahan golongan obat, pembatasan
indikasi, perubahan penandaan, dan tindakan lain yang dianggap perlu untuk
pengamanan atau penyesuaian penggunaan obat.
Monitoring Efek Samping Obat di Puskesmas Imogiri I dilaksanakan pada
tanggal 14 September 2023, kegiatan ini dilaksanakan saat penyerahan obat kepada
pasien yang mengalami nyeri dan mendapatkan obat natrium diklofenak. Pasien
mengeluhkan bentol kemerahan di muka setelah mengkonsumsi natrium diklofenak,
sehingga oleh dokter diganti dengan ibuprofen. Pasien diminta kembali
berkonsultasi dengan dokter jika efek samping semakin parah atau tidak sembuh.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman praktek kerja profesi apoteker yang
dilakukan selama 2 minggu di Puskesmas Imogiri 1 terhitung dari tanggal 11- 23
September 2023 dapat disimpulkan bahwa:
1. Mahasiswa PKPA dapat memahami manajemen SDM dan organisasi seperti
gambaran umum dan program puskesmas, peran, tugas, fungsi, tanggungjawab
petugas kefarmasian dan kegiatan pelayanan kefarmasian di Puskesmas Imogiri 1
serta memperoleh ilmu dan pengalaman baru untuk menjadi lebih baik kedepannya
dan menjadi calon apoteker dari kegiatan ini.
2. Mahasiswa PKPA dapat mengetahui dan memahami pengelolaan obat dan BMHP,
meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, sistem penyimpanan, distribusi, LPLPO
(laporan pemakaian dan lembar permintaan obat), pengendalian dan persediaan,
evaluasi pengelolaan serta penilaian kinerja pengelolaan obat dan BMHP di
Puskesmas Imogiri 1.
3. Mahasiswa PKPA dapat melakukan dan memahami pengkajian resep dan pelayanan
obat, meliputi alur pelayanan resep (penerimaan, skrining, peracikan, penyerahan
obat), pengelolaan resep serta pelayanan resep narkotika, psikotropika dan OOT di
Puskesmas Imogiri 1.
4. Mahasiswa PKPA dapat memahami dan melakukan pelayanan informasi obat,
konseling, homecare, visite dan monitoring efek samping obat kepada pasien di
Puskesmas Imogiri 1 secara langsung yang menambah wawasan, ilmu
berkomunikasi dengan baik dan pengalaman bagi mahasiswa PKPA.
5. Mahasiswa PKPA dapat memahami dan melakukan PTO (pemantauan terapi obat)
kepada pasien Puskesmas Imogiri 1 secara online.

Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman praktek kerja profesi apoteker yang
dilakukan mahasiswa selama 2 minggu terhitung dari tanggal 3-15 April 2023 di
Puskesmas Imogiri 1, dapat disarankan bahwa:
1. Perlunya dilakukan double check yang sangat teliti pada saat pelayanan kefarmasian
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan.
2. Meningkatkan pemantauan dan pengawasan suhu penyimpanan vaksin.
3. Mengoptimalkan dokumentasi PIO, konseling, visite, MESO dan PTO untuk lebih
memudahkan pemantauan pasien.
4. Bagi mahasiswa profesi Apoteker UMY yang akan melakukan PKPA di puskesmas
kedepannya dapat berperan aktif pada setiap kegiatan yang ada pada puskesmas dan
tetap selalu menjaga sopan santun baik kepada petugas di puskesmas maupun
kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai