Anda di halaman 1dari 29

ESTETIKA ARSITEKTUR 2

NILAI ESTETIKA FORMAL DAN INFORMAL BANGUNAN JOGLO

DALEM SASONO MULYO

Oleh:

Nama : Ni Luh Putu Indah Permata Swari

NIM : I0212057

Prodi Arsitektur

Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Tujuan 4
1.4. Manfaat 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1. Bangunan Joglo 5
2.2. Joglo Sasono Mulyo 8
2.2.1. Lokasi 8
2.2.2. Nilai Estetika Formal 9
2.2.3. Nilai Estetika Informal 19
BAB III PENUTUP 26
3.1. Kesimpulan 26
3.2. Saran 27
BAB IV DAFTAR PUSTAKA 28

2 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia memiliki keanekaragaman yang sangat beragam. Selain
suku dan budaya yang bervariasi, tiap daerah di Indonesia memiliki
bangunan arsitektur rumah tradisional yang masih ada hingga saat ini.
Salah satunya yaitu rumah tradisional Joglo. Secara umum penyebaran
Joglo meliputi daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan sebagian wilayah di
Jawa Timur. Bangunan ini juga banyak ditemukan di pulau Madura dan
pulau Bali. Di Jawa Tengah banyak ditemukan bangunan Joglo, salah
satunya bangunan Joglo yang terdapat di Keraton Mangkunegaran yang
berlokasi di Jalan Ronggowarsito, Surakarta. Di sini banyak terdapat
bangunan joglo yang sebagian besar merupakan cagar budaya yang tetap
dijaga keasliannya.
Dewasa ini masyarakat khususnya remaja tidak banyak yang
mengenal bangunan joglo yang terdapat di Keraton Mangkunegaran. Rata
– rata hanya sedikit masyarakat yang memahami nilai estetika formal
maupun informal yang terkandung dalam bangunan joglo. Oleh karena itu,
pada tulisan ini akan dibahas mengenai salah satu contoh bangunan joglo
yang terdapat di Keraton Mangkunegaran yaitu Dalem Sasono Mulyo.
Serta nilai formal maupun informal yang terdapat dalam bangunan
tersebut.

3 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apa itu bangunan joglo Dalem Sasono Mulyo?
b. Apa saja nilai estetika formal dan nilai estetika informal yang terdapat
dalam bangunan joglo Dalem Sasono Mulyo?

1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk memperkenalkan bangunan
joglo yang terdapat di wilayah Keraton Mangkunegaran yang berlokasi di
Jalan Ronggowarsito, Surakarta, yaitu bangunan Dalem Sasono Mulyo.
Serta memaparkan nilai estetika formal maupun informal yang terdapat
pada bangunan tersebut.

1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan tulisan ini adalah untuk menambah informasi
mengenai bangunan joglo Dalem Sasono Mulyo dan nilai estetika formal
maupun informal yang terdapat pada bangunan tersebut. Tulisan ini juga
bermanfaat untuk menambah nilai cinta pada budaya yang dimiliki oleh
Indonesia.

4 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bangunan Joglo


Joglo merupakan rumah adat daerah Jawa. Secara umum penyebaran joglo
meliputi daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan sebagian wilayah di Jawa
Timur. Bangunan ini juga banyak ditemukan di pulau Madura dan pulau Bali.
Berikut ini merupakan bagian – bagian bangunan joglo:
a. Atap Joglo

Gambar 2.01. Konstruksi atap joglo


Sumber: http://www.achmad-jf.blogspot.com

Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang
merupakan perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan
dua buah bidang atap trapesium, yang masing-masing mempunyai
sudut kemiringan yang berbeda dan tidak sama besar. Atap joglo
selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi serta diapit
oleh atap serambi.

5 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


b. Tumpang Sari
Tumpang sari merupakan susunan balok bertingkat pada
bangunan joglo. Secara struktural berfungsi sebagai penopang atap
joglo. Sedangkan fungsi arsitektural merupakan bagian dari langit-
langit utama struktur Rongrongan (Umpak-Soko Guru-Sunduk-
Belandar). Pada umumnya tumpang sari dipenuhi oleh ukiran yang
sangat indah dan merupakan center point bagi interior bangunan
joglo.

Gambar 2.02. Tumpang Sari


Sumber: http://www.google.com/

c. Soko Guru
Konstruksi atap Joglo ditopang oleh soko guru (tiang utama) yang
berjumlah 4 buah. Jumlah ini adalah merupakan simbol adanya
pengaruh kekuatan yang berasal dari empat penjuru mata angin, atau
biasa disebut konsep Pajupat.

Gambar 2.03. Soko Guru


Sumber : http://www.google.com/

6 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


d. Umpak
Ciri khas dari pondasi ini adalah tampilan dan posisi pondasi yang
berada di atas tanah bukan berada di dalam tanah. Pondasi ini dapat
terlihat dengan mata telanjang. Pondasi ini diletakan di atas tanah
yang telah padat atau keras.

Gambar 2.04 Umpak


Sumber: http://www.google.com/

7 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


2.2. Joglo Sasono Mulyo

2.2.1. Lokasi

Gambar 2.05. Dalem Sasono Mulyo


Sumber: http://sejarahsosial.org

Gambar 2.06. Site Dalem Sasono Mulyo


Sumber: http://wikimapia.org/

Dalem Sasono Mulyo terletak di Kecamatan Baluwarti, Surakarta tepatnya


di dalam wilayah Kraton Surakarta, sebelah barat Pintu Gapit, sebelah utara
Bangsal Kemandungan. Konon didirikan pada masa Paku Buwono IV di atas
tanah seluas 11.000 m2. Bangunan ini merupakan rumah yang diperuntukkan
untuk putranya yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangebehi. Namun

8 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


karena Beliau naik tahta menjadi Paku Buwono VIII, maka Beliau pindah ke
Dalem Praba Suyasa di dalam lingkungan Keraton sehingga meninggalkan
Dalem Sasono Mulyo.
Bangunan ini dinamakan Dalem Sasono Mulyo karena dipergunakan untuk
memuliakan orang, baik untuk memuliakan yang meninggal (sebelum dibawa
ke pesarean) maupun untuk memuliakan pasangan pengantin. Saat ini
pendopo Sasono Mulyo digunakan untuk latihan tari dan juga untuk
pertunjukan wayang kulit, selain digunakan untuk acara keraton yang lain.

2.2.2. Nilai Estetika Formal

a. Sifat
Menurut pandangan saya secara subyektif, Dalem Sasono
Mulyo merupakan bangunan yang terukur. Dapat dilihat dari
peletakan kolom – kolom yang diberi jarak yang sama serta
adanya soko guru yang memperkuat struktur bangunan.

Gambar 2.07. Kolom pada pringgitan Gambar 2.08. Soko guru


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

9 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


b. Aplikasi
1. Proporsi
 Menurut Vitruvius (1486), proporsi adalah sesuatu yang
berhubungan dengan ukuran dengan ukuran dari seluruh
aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang dijadikan
standar.
 Menurut Alberti, proporsi berasal dari kata concinnities,
yang artinya suatu keberhasilan kombinasi dari angka dan
ukuran.
 Proporsi merupakan hubungan antar bagian dari suatu
desain atau hubungan antara bagian dengan keseluruhan.
Proporsi pada bangunan Dalem Sasono Mulyo dapat dilihat
pada ukuran kolom serta pondasi nya. Pada bagian soko guru
ukuran kolom serta pondasi lebih besar karena disesuaikan
dengan beban atap yang diterima oleh soko guru. Beda halnya
dengan kolom penanggap serta peningrat, ukuran kolom serta
pondasi lebih kecil, disesuaikan dengan beban yang diterima.

Gambar 2.09. Kolom


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

10 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


2. Skala
Dalam arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah
hubungan harmonis antara bangunan beserta komponen-
komponennya dengan manusia. Skala-skala itu ada beberapa
jenis yaitu skala intim, skala manusiawi, skala
monumental/megah, dan skala kejutan.
Ruang yang luas pada Dalem Sasono Mulyo, serta tidak
adanya batasan pada atap, membuat atap terlihat tinggi dan
memberikan kesan megah apabila manusia berada di dalamnya.

Gambar 2.10. Bagian dalam bangunan


Sumber: http://www.flickr.com

Gambar 2.11. Skala manusia


http://sonnyworld.wordpress.com

11 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


3. Sumbu
Merupakan sebuah garis, yang terbentuk oleh dua buah
titik di dalam ruang di mana terhadapnya bentuk-bentuk dan
ruang-ruang dapat disusun.
Sumbu yang ada pada Dalem Sasono Mulyo secara vertikal
dan horizontal dapat membagi bentuk dan ruang secara
simetris.

Senthong Senthong Senthong


tengen tengah kiwo

Dalem Ageng

Pringgitan

Pendopo

Kuncung

Gambar 2.12. Sumbu Dalem Sasono Mulyo


Sumber : Dokumen pribadi (2013)

12 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


4. Simetris
Kondisi simetris tidak muncul tanpa adanya sumbu-sumbu
atau pusat untuk melakukan strukturisasi bentuk dan ruang.
Suatu sumbu dibentuk oleh dua titik, suatu kondisi simetris
menurut susunan yang seimbang dari pola-pola bentuk dan
ruang yang hampir sama, terhadap suatu garis bersama (sumbu)
atau titik (pusat).
Simetris pada bangunan tampak pada bagian fasad Dalem
Sasono Mulyo. Penempatan kolom yang seimbang tampak
simetris. Pola – pola bentuk dan ruang yang sama pada
bangunan lebih memberi kesan simetris.

Gambar 2.13. Fasad depan Gambar 2.14. Penempatan kolom yang simetris
Sumber: Dokumen pribadi (2013) http://sonnyworld.wordpress.com

Gambar 2.15. Bagian dalam bangunan


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

13 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


5. Hirarki
Merupakan suatu sistem nilai untuk mengukur keutamaan
yang akan tergantung pada situasi khusus, kebutuhan dan
keinginan dari para pemakai dan keputusan-keputusan para
perancangnya. Nilai yang bisa bersifat individu atau bersama,
pribadi atau kebudayaan. Bagi sebuah bentuk atau ruang yang
ditegaskan sebagai sesuatu yang penting atau menonjol
terhadap suatu organisasi, harus dibuat tampak unik. Pada
setiap kasus, bentuk atau ruang yang memiliki keutamaan
hirarkis dibuat bermakna dan menonjol dengan
mengecualikannya dari norma yang ada.
Hirarki pada Dalem Sasono Mulyo berdasar pada
penzoningan ruang dan juga makna dari ruangan tersebut.
Adanya perbedaan ketinggian lantai dimaksudkan untuk
penandaan daerah yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi.
Lantai yang semakin tinggi menandakan daerah yang memiliki
tingkatan lebih tinggi. Pada Dalem Sasono Mulyo, semakin
kedalam tingkatannya semakin tinggi.

6. Datum
Datum dapat diartikan sebagai suatu garis, bidang, atau
ruang acuan untuk menghubungkan unsur-unsur lain di dalam
suatu komposisi. Datum mengorganisir suatu pola acak unsur-
unsur melalui keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang
konstan.
Datum yang terlihat pada Dalem Sasono Mulyo adalah pada
bagian tumpang sari. Pola susunan persegi yang saling

14 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


menumpang dengan luasan yang berbeda, disusun semakin
keatas semakin kecil, menghasilkan bentuk yang dinamakan
tumpang sari. Tumpang Sari juga berfungsi untuk menahan
beban atap. Soko Guru yang disusun mengikuti pola tumpang
sari membuat ruang sekitar menjadi persegi, karena mengikuti
alur dari susunan tumpang sari dan soko guru.

Gambar 2.15. Tumpang Sari


Sumber: Dokumen pribadi (2013)

Gambar 2.16. Soko Guru


Sumber: Dokumen pribadi (2013)

15 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


7. Irama dan Perulangan
Irama dapat diartikan sebagai pengulangan garis, bentuk,
wujud, atau warna secara teratur atau harmonis. Di dalamnya
termasuk pengertian pokok dari pengulangan sebagai suatu alat
untuk mengorganisir bentuk dan ruang di dalam arsitektur.
Irama dan Perulangan dapat ditemukan pada semua bagian
ruang. Kolom – kolom yang memiliki warna serta ukuran yang
sama disusun dengan jarak yang simetris.

Gambar 2.17. Bagian depan Dalem Sasono Mulyo


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

Gambar 2.18. Pola lantai


Sumber: Dokumen pribadi (2013)

16 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


8. Transformasi
Prinsip transformasi memungkinkan seorang perancang
untuk memilih prototype model arsitektur dimana struktur
bentuk dan penyusunan unsur-unsurnya cocok dan sesuai, dan
mengubahnya melalui sederetan manipulasi-manipulasi abstrak
untuk menanggapi kondisi-kondisi tertentu dan lingkup dari
suatu tugas perancangan yang ada.
Tidak terlihat adanya transformasi pada bangunan joglo
Dalem Sasono Mulyo.

9. Nilai Estetis
Merupakan estetika atau keindahan pada bangunan. Nilai
yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
pengertian keindahan.
Merupakan Estetika atau keindahan pada bangunan.
Ornamen – ornamen yang digunakan pada ruangan terdapat
pada semua bagian ruang yang memperindah dalam ruang.

Gambar 2.19. Pintu masuk Dalem Ageng


Sumber: Dokumen pribadi (2013)

17 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


Gambar 2.20. Pintu masuk Dalem Ageng
Sumber: Dokumen pribadi (2013)

Gambar 2.21. Ornamen piring hias di dinding


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

Gambar 2.22. Cermin tua di dinding


Sumber: Dokumen pribadi (2013)

18 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


2.2.3. Nilai Estetika Informal

a. Sifat
Menurut pandangan saya secara subyektif, bangunan Dalem
Sasono Mulyo merupakan bangunan yang sangat sejuk, karena
merupakan bangunan yang terbuka (open space), menyebabkan
sirkulasi udara serta pencahayaan menjadi lancar.
b. Aplikasi
1. Nilai Filsafat
Nilai yang terkandung dalam bangunan, sesuatu yang
memiliki filosofi dan makna. Nilai mendasar mengenai makna
atau arti yang mendalam yang terkandung dalam suatu hal. Nilai
filsafat dalam estetika berarti makna atau arti yang terkandung
di dalam suatu objek atau maksud dari terciptanya objek
tersebut.

(a). Makna berdasarkan orientasi ruang

 Dalem Ageng
Perkainan antara ibu bumi dan bapak langit yang
bersatu. Titik ini menjadi sakral di depan sentong
tengah. Titik bertemunya dua sumbu horizontal ini
membentuk gerakan vertikal yang berkaitan dengan
Sang Pencipta.
 Pendopo
Sebagai sarana berkomunikasi dengan sesama
manusianya, perhelatan sosial dan meletakkan pemilik
rumah sebagai pusatnya.

19 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


(b). Makna berdasarkan pembatas ruang
 Pendopo
- Atap
”Bentuk joglo mempunyai nilai yang lebih dalam,
karena atap joglo menunjukkan pada satu pusat
vertikal menuju satu titik Yang Maha Kuasa.”
(Hidayatu, 1999)
- Dinding
“Sebagai hall yang digunakan oleh masyarakat
banyak” (Gusti Poeger, 2 April 2010)
- Lantai
Peninggian lantai di pendopo juga tergantung
pada strata sosial pemilik. Letak pendopo dibuat
memiliki ketinggian tertentu dari tanah, keadaan ini
dibuat untuk kemudahan menerima tamu.
 Pringgitan
- Atap
“Atap pringgitan kebanyakan limasan karena
memenuhi dari segi denah” (Gusti Poeger, 2 April
2010).
- Dinding
“Sisi ke area pendopo terbuka karena pringgitan
berorientasi ke pendopo bukan berorientasi ke
dalem ageng” (Bapak Asrori, 15 April 2010).
Pringgitan yang sebagai ruang transisi juga
mengakomodasi kegiatan yang masih bersifat
terbuka seperti menerima tamu.

20 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


- Lantai
Bentuk tiundak sebagai simbol atas peralihan
ruang yang berbeda dari segi organisasi ruang.
 Dalem Ageng
- Atap
Atap Dalem Sasono Mulyo memiliki kesamaan
dengan pendoponya tapi lebih disederhanakan.
Dalem mempresentasikan kekuatan langit yang
secara langsung menunjukkan pusat dan
berhubungan langsung dengan vertikalisasi ke area
tertinggi.
- Dinding
“Dikelilingi dinding karena merupakan tempat
keluarga inti beristirahat dan juga sebagai tempat
yang sakral” (Gusti Poeger, 2 April 2010).
- Lantai
“Peninggian lantai untuk menjaga kesakralan
area tersebut.” (Gusti Poeger, 2 April 2010).

(c). Makna Ornamen


 Mayangkoro
“Mayangkoro adalah melambangkan Yang Maha
Kuasa” (Gusti Poegar, 2 April 2010). Dianalogikan
sebagai dunia atas, yaitu dunia Dewa Dewi pada
masuknya Hindu di Jawa.

21 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


Gambar 2.23. Mayangkoro pada tumpang sari
Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

 Umpak

Gambar 2.24. Umpak


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

Umpak melambangkan memperkuat, meyakinkan,


didorong, disemangati” (Gusti Poegar, 2 April 2010).

22 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


Pemimpin itu tidak akan kuat jika tidak dilapisi yang di
bawahnya. Atau yang sering disebut “benere wong akeh”
sehingga menjadi satu kesatuan yang kuat.
 Ornamen pada bagian tengah tumpang sari
“Ornament pada tengah tumpang sari berbentuk
jilatan api yang melambangkan perjalanan hidup, harus
optimis” (Gusti Poegar, 2 April 2010). Dengan
menjalankan suatu usaha seharusnya dengan sikap yang
optimis karena perjalanan hidup berliku – liku.

Gambar 2.25. Tumpang sari


Sumber: http://sonnyworld.wordpress.com

23 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


 Tebeng pada bagian suluran
“Tebeng pada bagian suluran adalah
alam/lingkungan yang merupakan sumber kehidupan.
Crown merupakan lambang penguasa karena hidup ini
ada yang mengatur” (Gusti Poegar, 2 April 2010).
Kekuasaan yang dibina dengan saling kepercayaan dan
kejujuran inilah yang mengatur lingkungan tetap
terjaganya keberlanjutan kehidupan.

Gambar 2.26. Ornamen pada pintu


Sumber: Dokumen pribadi (2013)

2. Nilai Kearifan Lokal


Merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai, pandangan-
padangan setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Pendopo pada Dalem Sasono Mulyo tidak memiliki dinding
dan selalu terbuka. Tanpa ada kursi dan meja. Hal ini bermakna
kepribadian masyarakat Jawa yang selalu ramah dan terbuka

24 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


kepada siapa saja. Tidak adanya kursi dan meja melambangkan
kesetaraan antara tamu dan pemilik rumah agar terasa akrab.
Ukuran pendopo yang luas juga bermakna untuk
menampung semua kegiatan masyarakat. Dan dapat
difungsikan untuk kepentingan semua elemen masyarakat.

Gambar 2.27. Dalem Sasono Mulyo


Sumber: http://sejarahsosial.org/

3. Trend
Trend dimaksudkan sebagai kecenderungan akan suatu hal
yang berkembang pada suatu masa. Trend dapat merubah
bentuk bangunan dengan mengikuti perkembangan zamannya.
Dalem Sasono Mulyo merupakan cagar budaya yang masih
dijaga kelestariannya. Sehingga keaslian bangunan masih tetap
dijaga.

25 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Joglo Dalem Sasono Mulyo merupakan bangunan joglo yang terdapat di
Kecamatan Baluwarti, Surakarta tepatnya di dalam wilayah Kraton Surakarta,
sebelah barat Pintu Gapit, sebelah utara Bangsal Kemandungan. Joglo ini
sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemerintah. Sehingga
bangunan tetap menjaga keasliannya.
Bangunan ini memiliki nilai estetika formal maupun informal. Dari segi
estetika formal, Dalem Sasono Mulyo merupakan bangunan yang terukur.
Dapat dilihat dari peletakan kolom – kolom yang diberi jarak yang sama
serta adanya soko guru yang memperkuat struktur bangunan. Bangunan ini
memiliki proporsi yang pas. Ruang yang luas serta tidak adanya batasan atap
memberikan kesan megah apabila berada didalamnya. Bangunan ini
memiliki bentuk yang simetris terlihat pada bagian depan dan denah yang
ditarik oleh garis sumbu secara simetris. Adanya perbedaan ketinggian pada
lantai menandakan tingkatan yang terdapat pada ruang. Semakin kedalam
tingkatan ruang pada Dalem Sasono Mulyo semakin tinggi. Ornamen –
ornamen yang terdapat didalam bangunan semakin memperindah dalam
ruang.
Dari segi estetika informal, Dalem Sasono Mulyo mengandung nilai
filosofi yang tinggi. Tiap ruang, pembatas ruang, serta ornamen memiliki
makna tersendiri. Pendopo pada Dalem Sasono Mulyo tidak memiliki dinding
dan selalu terbuka, ini bermakna kepribadian masyarakat Jawa yang selalu
ramah dan terbuka kepada siapa saja. Ukurannya yang luas juga berfungsi

26 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


menampung semua kegiatan serta kepentingan elemen masyarakat. Karena
merupakan cagar budaya yang masih dijaga kelestarian serta keasliannya,
bangunan ini tidak mengikuti trend yang ada saat ini.

3.2. Saran
Sebagai masyarakat yang tinggal di Indonesia, kita sebagai generasi
muda harus mengenal rumah Joglo yang merupakan rumah tradisional yang
ada di Indonesia, kita juga harus membantu dengan menjaga kelestariannya,
agar rumah Joglo masih tetap ada dan menjadi milik Indonesia.

27 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Saputra, Sony H. 2012. Retracing Surakarta Princes’ Residences Chapter III:


Ndalem Sasonomulyo. Blog about Travel, Culture, and Gastronomy, (online),
(https://sonnyworld.wordpress.com/2012/04/29/retracing-surakarta-princes-
residences-chapter-iii-ndalem-sasonomulyo/, diakses 10 Desember 2013).

2. Fajri, Ahmad J. 2012. Mengulas Sistem Struktur Joglo Dan Arti Yang Terkandung
di dalamnya, (online), (http://achmad-jf.blogspot.com/2012/06/mengulas-
sistem-struktur-joglo-dan-arti.html, diakses 10 Desember 2013)

28 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo


29 Nilai Estetika Formal dan Infomal Bangunan Joglo_Dalem Sasono Mulyo

Anda mungkin juga menyukai