Anda di halaman 1dari 2

PENUGASAN NARASI

KELOMPOK : Dr.Ir.H.Soekarno

Selamat pagi/siang/sore, wahai anak muda Udayana di fakultas FMIPA ini.


Saya, Ir. Soekarno, dengan berdirinya saya disini silahkan saudara anggap sebagai
hal yang penting ataupun tidak. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Namun hal
yang akan saya sampaikan, adalah bagaimana nasib dari pemuda dan pemudi
Indonesia dalam mentalnya menjadi seorang pemimpin di masa depan.

Sebelumnya saya ingin mengucapkan rasa puja dan puji syukur terhadap tuhan
yang maha esa. Karena saudara bisa berkumpul pada hari ini sebagai the next of
leader yang terbentuk dari fakultas FMIPA Unuversitas Udayana!.

Walau sudah merdeka, hingga saat ini kita masih dijajah oleh diri kita sendiri.
Sebagai generasi muda Indonesia, apakah saudara-saudara ingin terus-terusan
seperti ini?

Maka dari itu, sebagai Pemuda pemudi indonesia,

kita berjalan bersama-sama

Berjuang bersama-sama

Bertekad bersama-sama

Agar menciptakan jiwa kepemimpinan di masing-masing raga.

“Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa


menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian!”

Pimpin dirimu sendiri terlebih dahulu… jika bukan kau, siapa lagi? Jika bukan
sekarang, kapan lagi? Kau mau menunggu bangsa ini hancur dulu? Atau menunggu
bangsa ini dijejaki kembali pemudaku? Jika iya, lantas kau anggap apa
perjuanganku?

Sadar wahai pemudaku, bangsa ini bukan lagi miliku, tapi milik kalian
pemudaku. Mulailah dari hal kecil, percayalah hal kecil itu yang akan membawamu
berlayar di samudra yang luias ini. Karna akupun pemimpi kecil pada mulanya,
wahai saudaraku. Percayalah tak ada perjuangan yang akan sia-sia nantinya.

Memulai bukanlah hal yang mudah saudaraku, ada ego yang harus diturunkan.
Tapi, mempertahakan akan menjadi lebih sulit wahai saudaraku. Ketegaran jiwa
dipertaruhkan disini, lontaran kritikan demi kritikan, peraguan kompetensi mulai
muncul disini saudarku. Lalu bagaimana? Teruslah berjalan saudaraku dan
beriringan dengan ilmu pengetahuan. Belajarlah sepanjang hayat, sampai nantinya
perjuanganmu akan dikenang dan dibanggakan oleh anak cucumu.

Namun ingatlah wahai saudaraku, presiden bukanlah presiden tanpa rakyatnya.


Begitu pula dengan pemimpin, tanpa anggota pemimpin bukan siapa-siapa. Jadi,
hargailah setiap orang dalam koimpenen itu, karena tidak ada kekuasaan yang
mutlak kecuali kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Rangkulah sesamamu, bangaikan
sayap burung, eratkan persaudaraanmu, maka kau akan terbang sampai puncak
setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai