Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER

Dea Nerizka, Eva Latifah, dan A. Munawwir


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Indonesia
E-mail: Nerizkadhean@gmail.com

Abstrak: Setiap manusia diciptakan dengan berbagai macam keunikannya dengan karakteristik
masing-masing. Faktor hereditas dan lingkungan dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pro-
ses pembentukan karakteristik setiap individu. Hereditas dipandang sebagai faktor bawaaan yang di
turunkan dari orang tua pada anak baik fisik maupun psikis sejak masa konsepsi melalui gen-gen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam faktor hereditas dan lingkungan dalam mem-
bentuk karakter dengan titik fokus melihat pada faktor manakah yang lebih dominan dalam pemben-
tukan karakter individu. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Sumber data dalam peneli-
tian ini berupa buku-buku, jurnal dan situs-situs dari internet yang memiliki kaitan dengan topik
yang diteliti. Teknik pengumupan data dalam penelitian ini yaitu studi dokumen. Analisis data
menggunakan analisis isi (content analysis). Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, penulis menemu-
kan bahwa faktor hereditas dalam diri individu dipandang mempengaruhi dalam perkembangan jas-
mani seperti warna kulit, warna mata, jenis rambut, dan sebagainya. Beberapa bentuk kepribadian
dan perilaku sosial dapat merujuk pada faktor lingkungan.

Kata Kunci: hereditas, lingkungan, karakter

HEREDITY AND ENVIRONMENT FACTORS IN BUILDING CHARACTERS

Abstract: Every human being is created with a variety of uniqueness with each characteristic. Here-
dity and environmental factors are seen as factors that influence the process of forming the charac-
teristics of each individual. Heredity is seen as a hereditary factor that is passed down from parents to
children both physically and psychologically since the conception through genes. This study aims to
examine more deeply the heredity and environmental factors in shaping character with a focus point
to see which factors are more dominant in shaping individual characters. This research is a type of li-
brary research. The data sources in this study are books, journals and websites from the internet that
are related to the topic under the study. The data collection technique in this research is document stu-
dy. The data analysis used content analysis. Based on the results of the study conducted, the authors
found that heredity factors in individuals are seen as influencing physical development such as skin
color, eye color, hair type, and so on. While some forms of personality and social behavior can refer to
environmental factors.

Keywords: heredity, environment, character

PENDAHULUAN ngan karakteristik masing-masing. Keunik-


Manusia merupakan makhluk yang an karakteristik setiap individu tentu tidak
diciptaan Allah Swt. dalam bentuk paling muncul dengan sendirinya. Terdapat se-
sempurna dibanding dengan makhluk cip- buah proses yang harus dilewatinya se-
taan lainnya. Struktur manusia terdiri atas hingga karakteristik tersebut dapat men-
dua unsur pokok, yakni jasmani (fisiologis) jadi sebuah karakter yang melekat dalam
dan rohani (psikologis). Dalam kedua un- diri setiap individu.
sur itu Allah Swt. memberikan kemam- Faktor hereditas dan lingkungan di-
puan dasar atau potensial yang mampu pandang sebagai faktor yang berpengaruh
berkembang (Daimah & Niam, 2019). dalam proses pembentukan karakteristik
Pada hakikatnya manusia diciptakan setiap individu. Maragustam (2018) men-
dengan berbagai macam keunikannya de- jelaskan karakter tidak dapat diwariskan

55
56

yang oleh karenanya sebuah karakter ha- mempengaruhi perbedaan individu. Faktor
rus diciptakan, diukir, dan dibangun setiap hereditas dan lingkungan bersama-sama
harinya melalui sebuah proses yang pan- mempengaruhi proses pembentukan ke-
jang. Ia menyatakan sebuah karakter tidak pribadian manusia dengan ijin Allah Swt.
sama dengan sidik jari yang tidak dapat Sedangkan proses pembelajaran dapat di-
diubah dan merupakan faktor bawaan. Se- nilai sebagai proses kunci dalam pemben-
tiap individu berpotensi untuk dapat tukan kepribadian manusia dengan mem-
menjadi pribadi yang berkarakter atau pertimbangkan berbagai perspektif dalam
tuna karakter. Maragustam juga menegas- menjalankan aktivitas pembelajaran. Dua
kan apabila karakter merupakan seratus faktor tersebut (hereditas & lingkungan)
persen berasal dari faktor bawaan (here- berengaruh dalam proses pertumbuhan
ditas), maka karakter tidak akan dapat di- dan perkembangan seorang peserta didik.
bentuk lagi, namun apabila faktor bawaan Kemungkinan dari dua faktor tersebut
hanyalah merupakan salah satu dari faktor terdapat faktor yang lebih dominan, akan
yang dapat membentuk karakter, maka tetapi baik faktor hereditas maupun faktor
karakter tersebut akan dapat dibentuk yak- lingkungan sama-sama memiliki pengaruh
ni sejak usia dini. Di samping faktor dalam antarindividu yang satu dengan yang lain-
diri (hereditas), pembentukan karakter nya tidak akan sama meskipun dilahirkan
juga dipengaruhi oleh faktor lain berupa secara kembar.
alam, sosio-kultural, keluarga tradisi, pen- Berdasarkan data yang dipaparkan di
didikan, media sosial, dan lain-lain (Tiba- atas dapat dipahami bahwa karakter yang
hary & Muliana, 2018). ada dalam diri manusia bukan hanya
Hereditas juga berpengaruh besar merupakan bawaan sejak lahir melainkan
terhadap perkembangan anak. Hasil pene- harus diciptakan melalui sebuah proses
litian yang dilakukan oleh Amini & Nai- panjang sejak manusia itu dilahirkan hing-
mah (2020) menegaskan bahwa gen yang ga dewasa agar karakter tersebut melekat
diterima anak dari orang tuanya pada saat dalam pikiran serta membentuk keyakinan
pembuahan akan mempengaruhi semua dan prinsip yang kuat. Penelitian ini di-
karakteristik dan penampilan anak dalam lakukan untuk mengkaji faktor hereditas
perjalanan hidupnya kelak. Yang diturun- dan lingkungan dalam pembentukan ka-
kan orang tua kepada anaknya yaitu sifat rakter dengan titik fokus menganalisis
strukturnya, bukan tingkah laku yang di- faktor-faktor manakah yang lebih dominan
peroleh sebagai hasil belajar atau penga- dalam pembentukan karakter seorang
laman seperti bakat, sifat-sifat keturunan, individu. Masalah pokok yang dikaji yaitu
intelligensi dan juga kepribadiannya. De- bagaimana faktor hereditas mempengaruhi
ngan demikian, faktor hereditas ini mem- pembentukan kepribadian/karakter manu-
berikan pengaruh lebih besar terhadap sia, dan bagaimana faktor lingkungan
perkembangan intelligensi seorang anak mempengaruhi pembentukan kepribadi-
dibanding dua faktor lainnya yaitu faktor an/karakter manusia.
lingkungan dan faktor umum.
Dalam salah satu penelitian yang METODE
mengkaji hereditas, Sholihah & Niam (2019) Penelitian ini merupakan penelitian
dinyatakan bahwa faktor hereditas dan kepustakaan (library research). Penelitian
lingkungan merupakan faktor yang dapat kepustakaan (studi pustaka) digunakan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 1, April 2021


57

untuk mengumpulkan data dan informasi dapat bervariasi mulai dari 0.0 yang berarti
dengan berbagai macam bahan atau ma- tidak memiliki perbedaan yang berakar
terial yang terdapat di perpustakaan baik dari faktor keturunan hingga 1.0 yang ber-
berupa buku, kisah sejarah, dokumen, ma- arti semua perbedaan berakar dari faktor
jalah, dan lain sebagainya (Mirzaqon, 2018). keturunan dalam diri manusia (Stenberg &
Studi kepustakaan juga digunakan untuk Preiss, 2010).
mempelajari beragam buku referensi dan Berdasarkan pandangan hereditas,
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang se- gen yang berasal dari karakteristik bawaan
rupa dengan permasalahan yang hendak yang diwariskan (genotip) oleh orang tua
diteliti (Sarwono, 2006). dapat mempengaruhi karakteristik seorang
Sumber data dalam penelitian ini individu. Gen tersebut kemudian akan ter-
berupa buku-buku, jurnal dan situs-situs lihat sebagai karakteristik tertentu yang
dari internet yang memiliki kaitan dengan dapat diobservasi (fenotip) (Amini & Nai-
topik yang sedang penulis teliti. Sumber mah, 2020). Hereditas juga merupakan fak-
data dalam penelitian ini terdiri dari dua tor utama yang berpengaruh dalam per-
buku dan jurnal-jurnal yang terkait tentang kembangan individu. Dalam hal ini here-
faktor hereditas dan lingkungan dalam ditas diartikan sebagai totalitas karakte-
pembentukan karakter. Teknik pengum- ristik individu yang diturunkan orang tua
pulan data yang digunakan yakni studi pada anak atau segala bentuk potensi, baik
dokumen dengan mencari data mengenai fisik maupun psikis yang dimiliki individu
variabel-variabel atau hal-hal berupa buku, sejak masa konsepsi masa pertumbuhan
catatan, artikel dan makalah, jurnal, dan ovum oleh sperma sebagai warisan dari
lain sebagainya. orang tua melalui gen-gen. Dengan demi-
Penelitian ini menggunakan analisis kian, hereditas ialah pewarisan (pemindah-
isi (content analysis). Analisis ini diguankan an) biologis, berupa karakteristik individu
untuk mendapat sumber atau referensi dari pihak orang tua kepada anaknya
yang valid dan dapat diteliti kembali ber- (Fathurrohman, 2016).
dasarkan konteksnya. Proses pemilihan, Hereditas merupakan kecenderung-
pembandingan, penggabungan serta pe- an dalam bentuk alami yang berasal ca-
milahan berbagai pengertian digunakan bang-cabang untuk meniru sumber semula
dalam analisis ini hingga menemukan yang dalam aspek fisik dan psikologis. Ahli he-
relevan (Mirzaqon, 2018). reditas menggambarkan hereditas sebagai
salinan cabang-cabang dari sumbernya
HASIL DAN PEMBAHASAN (Daimah & Niam, 2019). Secara sederhana,
Hereditas dalam Pembentukan Karakter hereditas dapat diartikan sebagai pemin-
Manusia dahan sifat dari generasi ke generasi me-
Istilah heritabilitas digunakan oleh lalui proses reproduksi (Pratiwi, Mufliha,
para psikolog dan ilmuan untuk menentu- & Adini, 2020).
kan seberapa banyak faktor keturunan ber- Setiap individu mengawali kehidup-
pengaruh dalam suatu karakteristik ter- annya sebagai organisme bersel tunggal,
tentu. Berdasarkan hal itu digunakanlah berukuran sangat kecil. Sel tersebut me-
istilah rasio heritabilitas untuk melihat pro- rupakan gabungan dari sel telur atau ovum
porsi variabilitas karakteristik tertentu yang an sel sperma atau spermatozoid. Pengga-
berasal dari faktor keturunan. Heritabilitas bungan kedua sel tersebut menghasilkan

Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Membentuk Karakter


58

nukleus (inti) yakni seorang individu baru. maka anaknya tidak dengan otomatis
Dalam tiap sel terdapat inti sel atau nukleus. menjadi dokter ahli akan tetapi harus
Inti sel tersebut berbeda dengan sel lainnya belajar tentang kedokteran terlebih da-
(sel badan). Hal tersebut dapat dilihat dari hulu. Pendidikan berpotensi untuk da-
perbedaan fungsi kedua sel tersebut. Sel pat membangun motivasi dan memberi-
badan dalam diri individu berfungsi se- kan fasilitas yang dapat mendorong
bagai penahan keseimbangan, penggerak anak untuk belajar sesuai dengan
otot, penghubung syaraf, dan lain sebagai- cita-cita anak, akan tetapi juga perlu
nya. Adapun sel benih memiliki fungsi didasarkan kesiapan anak dan tak me-
yang khusus yakni untuk membentuk indi- maksakan anak untuk belajar sesuai
vidu baru. Sel benih inilah yang hanya dengan keinginan orang tuanya.
dapat menentukan penurunan sifat dalam 2. Prinsip konformitas. Berdasarkan prin-
diri individu (Amini & Naimah, 2020). sip konformitas, masing-masing makh-
Pada tiap organisme, baik tumbuhan, luk menurunkan golongan dan jenisnya
binatang maupun manusia, setiap sel tu- sendiri. Ciri-ciri biologis, warna kulit,
buhnya memiliki sejumlah kromosom. bentuk tubuh atau jasmani dan sebagai-
Adapun manusia memiliki 48 kromosom. nya adalah hal-hal yang dapat diturun-
Kromosom manusia berasal dari Bersatu- kan. Maknanya, bahwa lingkungan ti-
nya ovum (ibu) dan sperma (ayah) yang dak dapat mengubah individu menjadi
masing-masing memiliki latar belakang individu lain. Meskipun kemajuan tek-
keturunan berbeda-beda. Hal tersebut yang nologi mungkin dapat mengubah, hal
menjadikan macam-macam bentuk wajah ini bertentangan dengan prinsip etika
dan tubuh pada laki-laki dan perempuan kemanusiaan.
(Pratiwi, Mufliha, & Adini, 2020). Tiap-tiap 3. Prinsip variasi. Dalam prinsip variasi,
kromosom mengandung sejumlah gen suatu jenis atau spesies dipandang da-
(Amini & Naimah, 2020). Diperkirakan pat memiliki persamaan maupun per-
setiap individu memiliki kurang lebih bedaan.
12.000 pasang gen. Gen-gen tersebutlah 4. Prinsip regresi filial. Ciri khas yang ada
yang akan menentukan sifat-sifat keturun- pada seorang anak akan menunjukkan
an seperti warna rambut, warna mata, ke arah rata-rata. Hal ini dapat diartikan
warna kulit, tinggi badan, bentuk hidung, bahwa orang tua merupakan pembawa
dan lain sebagainya (Pratiwi, Mufliha, & bukan produsen, kemungkinan orang
Adini, 2020). tua memiliki kombinasi sel baik dan
Beberapa prinsip hereditas menurut dominan, sedangkan anak memung-
Crow and Crow (Fathurrohman, 2016, Dai- kinkan untuk memiliki sel yang kurang
mah & Niam, 2019) yaitu sebagai berikut. baik sehingga kualitas anak juga kurang
1. Prinsip reproduksi. Dalam prinsip re- ataupun sebaliknya. Oleh karena itu,
produksi, faktor keturunan (hereditas) terdapat kemungkinan jika anak dari
berlangsung melalui perantara germ cell orang tua yang memiliki kecerdasan
dan tidak dengan cell somatic. Sifat-sifat baik terdapat kecenderungan kecerdas-
orang tua yang didapat dari lingkungan an yang kurang. Sebaliknya, anak dari
tidak dapat mempengaruhi germ cell ayah/ibu yang kurang cerdas dapat
(plasma benih). Misalnya, seorang Ibu memiliki kecerdaan yang lebih cerdas
yang kompeten dalam ilmu kedokteran dibandingkan orang tuanya. Prinsip ini

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 1, April 2021


59

memicu minat bagi pendidik ataupun 2. Sifat-sifak keturunan. Sifat keturunan


psikolog untuk meneliti secara lebih yang dipindahkan dari orang tua atau
cermat, yaitu apa saja faktor-faktor dari nenek moyang terhadap diri anak da-
luar yang dapat mempengaruhi keada- lam bentuk fisik dan psikis. Dalam ben-
an tersebut. tuk fisik seperti bentuk tubuh, hidung,
5. Prinsip jenis silang. Dalam prinsip me- atau dapat berupa suatu penyakit tu-
nyilang, sesuatu yang diwariskan ke- runan. Adapun dalam bentuk psikis da-
pada anak dari orang tua mempunyai pat berupa sifat pemarah, pemalas, ce-
sasaran dalam jenis menyilang. Anak mas, pandi berbicara, kepandaian, dan
perempuan akan cenderung memiliki lain sebagainya.
banyak sifat-sifat dan tingkah laku dari 3. Intelligensi. Seorang anak akan memiliki
ayahnya, sedangkan anak laki-laki akan kecerdasan yang diturunkan oleh orang
cenderung banyak menurun sifat-sifat tua kepadanya sekalipun ia diasuh oleh
dan tingkah laku dari ibunya. orang lain dalam kehidupannya. J.J
Dalam disiplin ilmu pendidikan, se- Rousseau menyatakan seorang anak
seorang yang percaya bahwa faktor here- yang cerdas dihasilkan dari orang tua
ditas mempengaruhi perkembangan se- yang cerdas. Terdapat literatur substan-
orang individu disebut aliran nativisme. sial yang menghubungkan kognisi de-
Pelopor aliran ini yaitu Schopenhaue. ngan ukuran dan struktur otak. Misal-
Aliran ini berpendapat bahwa sejak lahir nya, korelasi rata-rata antara ukuran
perkembangan seorang anak ditentukan otak dan kecerdasan telah dilaporkan
oleh faktor bawaan. Aliran ini menolak menjadi sekitar 0,33. telah dikemukakan
pengaruh lingkungan dan pendidikan da- bahwa korelasi tersebut terkait dengan
lam perkembangan seseorang. Asumsi faktor genetik (Stenberg & Preiss, 2010).
yang mendasari aliran ini ialah bahwa 4. Kepribadian. Setiap individu memiliki
kepribadian antara seorang anak dan orang kepribadian yang unik yang berbeda
tua memiliki banyak kesamaan baik dalam antara satu dengan yang lainnya. Kepri-
segi fisik dan psikis. Setiap manusia dalam badian merupakan organisasi dinamis
dirinya memiliki gen dan gen tersebutlah dalam aspek fisiologis, kognitif maupun
yang dipindahkan oleh orang tua kepada afektif yang dapat mempengaruhi pola
anak (Amini & Naimah, 2020). perilaku individu dalam menyesuaikan
Berdasarkan pandangan kaum yang diri dengan lingkungan sekitarnya. Se-
menekankan masalah hereditas seperti itu, lain dipengaruhi faktor interaksi dalam
perkembangan seorang individu akan di- lingkungan sekitanya, kepribadian juga
pengaruhi oleh hal-hal berikut ini. dipengaruhi oleh faktor bawaaan atau
1. Bakat. Seorang anak dilahirkan dengan genetis. Dalam perspektif psikologi per-
membawa berbagai macam bakat seba- kembangan, kepribadian dalam diri
gai pembawaannya, bakat-bakat terse- anak, baik normal maupun abnormal,
but dapat berupa bakat dalam bermusik, pada dasarnya diturunkan dari orang
seni, agama, dan lain sebagainya. Bakat tua (Amini & Naimah, 2020).
yang dimiliki seorang anak inilah yang
diturunkan dari orang tua, baik dari ibu,
bapak, maupun nenek moyangnya.

Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Membentuk Karakter


60

Lingkungan dalam Pembentukan Karak- bagaikan kertas putih. Oleh karenanya,


ter lingkunganlah yang akan membentuk co-
Lingkungan merupakan segala se- rak tulisan dalam kertas putih tersebut
suatu yang mempengaruhi kehidupan in- (Daimah & Niam, 2019). Menurut aliran ini
dividu hingga individu tersebut ikut ter- bakat dan pembawaan yang dibawa oleh
libat dan terpengaruh di dalamnya (Hadi, individu sejak ia lahir dianggap tidak me-
2017). Hal tersebut dikarenakan Indivi- miliki pengaruh (Fathurrohman, 2016).
du-individu di masyarakat cenderung Dalam hubungannya dengan pem-
mengikuti pola kebiasaan yang berada di bentukan karakter, pendapat John Lock di
lingkungannya baik sadar maupun tidak atas dapat pula dipahami bahwa karakter
sadar (Daimah & Niam, 2019). Lingkungan tidak lahir begitu saja, terdapat sebuah pr-
dengan segala stimulus dan materilnya, oses yang harus dilewati oleh setiap indi-
baik di luar maupun di dalam dari indi- vidu agar karakter dapat melekat dalam
vidu, bersifat fisiologis, psikologis, atau- dirinya. Proses tersebut mulai dari indi-
pun sosio-kultural dan tradisi (Maragus- vidu lahir kemudian tumbuh dan berkem-
tam, 2010). Dari segi fisiologis, lingkungan bang hingga menjadi dewasa (Prasanti &
dapat berupa segala kondisi dan material Fitriani, 2018). Karakter perlu dibina, di-
jasmani yang terdapat dalam tubuh seperti bangun, dan dikembangkan melalui se-
vitamin, air, gizi, sistem syaraf dan ke- buah proses panjang (Anisah, 2011).
sehatan jasmani. Dari segi psikologis, ling- Lingkungan berpengaruh besar ter-
kungan mencakup seluruh stimulasi yang hadap perkembangan setiap individu se-
didapat oleh individu sejak masa konsepsi, bagaimana hereditas, termasuk dalam per-
kelahiran hingga matinya. Contoh stimu- kembangan karakternya. Lingkungan tem-
lasi tersebut yaitu: perasaan, emosi, si- pat individu tumbuh dan berkembang ter-
fat-sifat, dan tingkat intelektual. Dari segi bagi dalam beberapa bagian, yakni ling-
sosio-kultural, lingkungan dapat meliputi kungan keluarga, sekolah, dan lingkungan
berbagai interaksi, stimulasi, dan kondisi sosial masyarakat.
dalam hubungannya dengan perlakuan
atau karya milik orang lain. Contohnya se- 1. Lingkungan Keluarga
perti pola kehidupan dalam keluarga, ke- Keluarga merupakan lembaga pendi-
lompok, masyarakat, pendidikan, dan la- dikan utama dan pertama dalam kehidup-
tihan termasuk bimbingan (Fathurrohman, an seorang anak yang dapat menjadi dasar
2016). dalam pembentukan sebuah karakter. Un-
Lingkungan menjadi faktor yang tuk menciptakan karakter yang kuat dalam
sangat signifikan dalam pembentukan ka- diri anak maka dalam kehidupan keluarga
rakter individu di samping hereditas. Bah- perlu terciptanya suasana yang harmonis
kan sekelompok orang hanya mempercayai dan dinamis dan hal tersebut dalam ter-
bahwa pembentukan dan perkembangan cipta jika terbangun komunikasi yang baik
dalam diri individu hanya dipengaruhi dari dua sisi yakni antara orang tua dan
oleh faktor lingkungan. Kelompok tersebut anak (Ayun, 2017). Terdapat beberapa fak-
merupakan aliran empirisme. Salah satu tor lingkungan yang berpengaruh dalam
tokoh utama aliran ini yaitu John Lock. De- karakteristik dan kemampuan individu,
ngan teori tabularasanya, John Lock me- faktor-faktor tersebut yakni:
nyatakan bahwa tiap individu yang lahir

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 1, April 2021


61

a. Pola asuh orang tua. Pola asuh yang di- sosial, bersifat impulsif, egois, serta ku-
berikan oleh orang tua pada diri anak rang percaya diri (cengeng) (Fathurroh-
menjadi faktor utama dalam memben- man, 2016).
tuk potensi dan karakter seorang anak. b. Status sosial atau ekonomi orang tua.
Terdapat 4 pola asuh orang tua yang Faktor ini meliputi kekayaan, kekuasaan,
berpengaruh dalam diri anak. (1) Pola dan prestise. Status sosial ekonomi ke-
asuh otoriter. Ciri orang tua dengan luarga meliputi pendidikan, pekerjaan
pola asuh otoriter yakni selalu membuat dan penghasilan orang tua, selain itu fa-
keputusan secara sepihak, anak dituntut silitas khusus dan keberadaan ba-
untuk selalu tunduk dan patuh serta rang-barang berharga dalam rumah
tidak boleh mengemukakan pendapat/- (Pratiwi, Mufliha, & Adini, 2020). Kehi-
bertanya (Ayun, 2017). Anak yang ber- dupan seorang anak dalam masyarakat
ada di bawah pola pengasuhan orang tidak dipandang sebagai anak yang in-
tua otoriter akan cenderung menarik dependen, tetapi dipandang dalam kon-
diri secara sosial, tidak spontan dan me- teks yang utuh dalam keluarga. Oleh
miliki percaya diri yang kurang (Fathur- karenanya dalam pergaulan sosial, se-
rohman, 2016). (2) Pola asuh demokratis. orang anak akan memperhitungkan
Orang tua yang memiliki pola asuh norma yang berlaku dalam keluarganya
demokratis selalu mendorong anak un- (Fathurrohman, 2016).
tuk dapat berbicara hal yang diinginkan c. Urutan kelahiran. Beberapa penelitian
dengan tetap memberikan batasan serta menunjukan perbedaan-perbedaan indi-
pengendalian atas tindakan yang di- vidual yang disebabkan oleh urutan
lakukan oleh anak. Anak dalam pola kelahiran. Anak sulung dalam sebuah
asuh demokratis cenderung lebih per- keluarga biasanya lebih pandai menye-
caya diri, memiliki harga diri yang ting- suaikan diri dan pandai mengendalikan
gi dan memiliki perilaku yang terpuji diri, dan takut gagal namun cenderung
(Jannah, 2012). (3) Pola asuh permisif. pasif jika dibanding dengan adik-adikn-
Dalam pola asuh permisif orang tua ya. Berbeda dengan anak sulung, anak
cenderung pasif. Orang tua tidak meli- tunggal sering kali dipandang sebagai
batkan diri dalam kehidupan anak-anak anak yang egosi, kesepian, dan kurang
mereka. Orang tua lebih mementingkan dapat bersosialisasi jika dibanding de-
kehidupan pribadi dan cenderung mem- ngan anak yang lahir memiliki saudara
biarkan anak untuk tumbuh besar tanpa kandung. Hanya saja tidak cukup bukti
kasih sayang dan tanpa pemenuhan ke- yang mendukung asumsi tentang ter-
butuhan fisik yang cukup (Jannah, 2012). sebut. Seperti halnya anak sulung, anak
(4) Pola pengasuhan pemanja. Dalam tunggal dipandang memiliki posisi yang
pola asuh pemanja orang tua memusat- baik dan menguntungkan dalam keluar-
kan segala sesuatunya pada kepenting- ga. Adapun anak-anak lain, belum ter-
an diri anak tanpa memberikan pem- sedia informasi yang cukup mengenai
bimbingan yang sesuai dengan kebu- hal ini. Hanya saja berdasarkan data
tuhan perkembangan diri anak. Anak- yang didapat pengalaman mereka biasa-
anak yang tumbuh dibawah pola asuh nya tergantung pada banyaknya kakak
orang tua pemanja akan cenderung ber- atau adik di tengah-tengah kehidupan ke-
sifat manja atau kurang matang secara luarga. Anak tengah cendeung bersikap

Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Membentuk Karakter


62

ekstrovert dan kurang dapat berprestasi untuk mengembangkan calon-calon pene-


jika dibanding anak sulung. Anak yang rus bangsa yang berkarakter merupakan
lahir tanpa menghadapi masalah ba- tanggung jawab semua pihak (Prasanti &
nyak cenderung lebih optimis, memiliki Fitriani, 2018).
prestasi akademik yang baik, popular,
dan memiliki tingkat percaya diri yang 3. Lingkungan Sekolah
tinggi jika dibanding dengan anak Elizabeth B. Hurlock (Hadi, 2017)
sulung (Pratiwi, Mufliha, & Adini, memandang sekolah sebagai faktor penen-
2020). tu dalam pengembangan kepribadian se-
d. Keluarga broken. Seorang anak dalam orang anak, baik dalam berpikir maupun
kehidupannya tumbuh dan berkembang dalam berperilaku. Dalam lingkungan se-
dalam lingkungan keluarga yang ber- kolah, seorang anak berinteraksi dengan
beda-beda. Beberapa anak mendapat pe- guru- guru dan teman-temannya secara
ngasuhan dan dukungan yang baik dari tidak langsung. Anak saling mengamati
orang tua, sementara orang tua lainnya bahkan meniru kebiasaan yang ada di ling-
mengabaikan dan bersikap kasar pada kungan sekolah. Oleh karenanya, orang tua
diri anak. Beberapa anak memiliki ke- harus selalu siap menjadi self control bagi
luarga yang orang tuanya bercerai se- seorang anak agar anak tetap tumbuh dan
mentara anak lain hidup dalam ke- berkembang dengan karakter yang baik
luarga yang harmonis, beberapa anak (Prasanti & Fitriani, 2018).
hidup dalam keluarga yang berke-
cukupan sementara anak lainnya hidup Hereditas dan Lingkungan dalam Pem-
dalam kemiskinan (Pratiwi, Mufliha, & bentukan Diri Individu
Adini, 2020). Keluarga merupakan ling- Hereditas dan lingkungan mempe-
kungan pertama dalam kehidupan diri ngaruhi kehidupan individu bahkan sejak
anak. Oleh karenanya, orang tua harus menjadi embrio sampai menjadi manusia
tetap menjaga keutuhan dan keharmo- yang utuh. Willian Stern berpendapat
nisan dalam keluarga guna memberikan bahwa dalam perkembangannya, individu
layanan pendidikan dan pengembangan dipengaruhi oleh faktor bawaan (hereditas)
yang baik pada potensi diri anak hingga dan faktor lingkungan (Daimah & Niam,
anak dapat mengembangkan potensi 2019). Asumsinya yaitu kemampuan bawa-
yang dimilikinya dengan baik (Fathur- an yang baik yang dimiliki oleh individu
rohman, 2016). tidak akan tercetak menjadi pribadi yang
ideal tanpa peran lingkungan di dalamnya.
2. Lingkungan Sosial Masyarakat Sebaliknya, lingkungan serta pendidikan
Masyarakat merupakan wadah dan yang baik tidak akan menghasilkan indivi-
wahana pendidikan yang majemuk dalam du yang ideal tanpa didukung oleh ke-
kehidupan manusia (Fathurrohman, 2016). mampuan dasar yang baik pula. Dengan
Seorang anak dapat tumbuh menjadi pri- demikian, hereditas saja dianggap tidak
badi yang berkarakter apabila didukung cukup mampu untuk mengembangkan in-
oleh lingkungan yang berkarakter, sehing- dividu secara potensial dan lingkungan
ga fitrah seorang anak yang dilahirkan da- saja tidak memiliki arti apa-apa dalam
lam keadaan suci dapat berkembang de- mengembangkan individu sebagaimana
ngan baik dan optomal. Oleh karenanya, yang diharapkan (Fathurrohman, 2016).

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 1, April 2021


63

Pencampuran yang kuat antardua konsepsi hingga masa-masa selanjutnya,


faktor tersebut menyulitkan bagi siapa pun perkembangan individu dipengaruhi oleh
untuk merujuk pada salah satunya dalam kualitas makanan yang diperolehnya, tem-
menentukan manakah yang lebih dominan peratur udara di sekitarnya, suasana-
dalam pembentukan pribadi manusia. Na- suasana di lingkungannya, sikap orang
mun, beberapa keadaan pertumbuhan jas- sekitar dan hubungannya dengan orang
mani dalam diri indvidu dapat merujuk sekitar, serta suasana pendidikan yang
pada faktor hereditas seperti warna kulit, diperolehnya (formal dan informal). Dua
mata, warna rambut, dan sebagainya. Oleh faktor ini (hereditas dan lingkungan) mem-
karenanya, faktor hereditas senantiasa pengaruhi individu dan berinteraksi de-
mempengaruhi perkembangan jasmani, se- ngannya sejak pertama menjadi embrio
dang beberapa bentuk kepribadian dan sampai ke akhir hidupnya. Beberapa ke-
perilaku sosial dapat merujuk pada faktor adaan pertumbuhan jasmani dalam diri
lingkungan (Daimah & Niam, 2019). indvidu dapat merujuk pada faktor here-
Faturrohman (2016) menyatakan ter- ditas seperti warna kulit, mata, warna ram-
dapat dua faktor yang mempengaruhi ting- but, dan sebagainya, sedang beberapa ben-
gi rendahnya perkembangan individu, tuk kepribadian dan perilaku sosial dapat
yakni: (1) faktor internal. Faktor internal merujuk pada faktor lingkungan
merupakan faktor yang terdapat dalam diri
individu, meliputi pembawaan dan potensi UCAPAN TERIMA KASIH
psikologis tertentu yang ikut serta dalam Penulis mengucapkan terima kasih
mengembangkan potensi dirinya; dan (2) kepada Dr. Eva Latifah, M.Si., yang telah
faktor eksternal. Faktor eksternal yakni fak- membimbing penulis menyelesasikan tulis-
tor hal-hal yaang berasal dari luar diri indi- an ini sehingga tulisan ini dapat digunakan
vidu, seperti lingkungan (pendidikan) serta menjadi salah satu sumber acuan dalam
hasil pengalaman interaksi individu de- penelitian yang akan datang. Ucapan teri-
ngan lingkungannya. Apabila kedua faktor ma kasih juga disampaikan kepada dewan
tersebut ada dalam diri individu, maka ia redaksi Jurnal Pendidikan Karakter yang
akan mudah menerima segala bentuk pen- mau menerima artikel ini hingga dapat
didikan dan mampu mewujudkan tujuan dimuat di terbitan edisi sekarang ini.
dalam pendidikan sebagaimana yang di-
harapkan, yakni mampu menjadi individu DAFTAR PUSTAKA
yang insan kamil yang mampu mengem-
Amini, N. & Naimah. (2020). Faktor here-
ban dan menjalankan tugasnya sebagai
ditas dalam mempengaruhi perkem-
manusia.
bangan intelligensi anak usia dini.
Jurnal Buah Hati, 7(2), 108-124. DOI: -
SIMPULAN
https://doi.org/10.46244/buahhati.v
Faktor hereditas atau yang lebih di-
7i2.1162.
kenal sebagai faktor bawaan merupakan
karakteristik bawaan yang diwariskan Anisah, A.S. (2011). Pola asuh orang tua
orang tua ke dalam diri anak sejak masa dan implikasinya terhadap pembentu-
pembuahan. Faktor lingkungan merupa- kan karakter anak. Jurnal Pendidikan
kan segala sesuatu yang berpengaruh Universitas Garut, 5(1), 70-84. DOI:-
dalam kehidupan individu. Dari masa http:/dx.doi.org/10.52434/jp.v5i1.4.

Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Membentuk Karakter


64

Ayun, Q. (2017). Pola asuh orang tua dan konseling expressive writing. Jurnal
metode pengasuhan dalam memben- BK UNESA, 8(1), 1-8. Retrieved from
tuk kepribadian anak. Jurnal Inovasi https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
Pendidikan Guru, 5(1), 102-122. DOI: /index.php/jurnal-bk-unesa/article/
http://dx.doi.org/10.21043/thufula. view/22037.
v5i1.2421.
Prasanti, D., & Fitriani, D. K. (2018). Pem-
Daimah & Niam, Z.W. (2019). Landasan bentukan karakter anak usia dini:
filosofis pembelajaran agama Islam keluarga, sekolah, dan komunitas?
perspektif hereditas, lingkungan, ke- Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
bebasan manusia dan inayah Tuhan. Usia Dini, 2(1), 13-19. DOI: https://-
At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam, doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.2.
2(2), 158-172. DOI: https://doi.org/-
Pratiwi, A.R., Mufliha, D., & Adini, P.
10.37758/jat.v2i2.159.
(2020). Sumber perbedaan individu
Fathurrohman, M. (2016). Pembawaan, ke- pada siswa sekolah dasar. Jurnal Pen-
turunan, dan lingkungan dalam per- didikan dan Dakwah, 2(1), 134-148. DOI:
spektif Islam. Kabilah: Journal of Social https://doi.org/10.36088/pandawa.
Community, 1(2), 379-406. Retrieved v2i1.629 .
from http://ejournal.kopertais4.or.-
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuanti-
id/madura/index.php/kabilah/arti-
tatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha
cle/view/2868.
Ilmu.
Hadi, I. A. (2017). Pentingnya pengenalan
Sholihah, D. & Niam, Z.W. (2019). Lan-
tentang perbedaan individu anak da-
dasan filosofis pembelajaran agama
lam efektivitas pendidikan. Inspirasi:
Islam perspektif hereditas, lingkung-
Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan
an, kebebasan manusia dan inayah
Islam, 1(1), 71-92. Retrieved from
Tuhan. At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan
https://ejournal.undaris.ac.id/index.
Islam, 2(2), 158-172. DOI: https://-
php/inspirasi/article/view/5.
doi.org/10.37758/jat.v2i2.159.
Jannah, H. (2012). Bentuk pola asuh orang
Stenberg, R.J., & Preiss, D.D. (2010). Inno-
tua dalam menanamkan perilaku
vations in educational psychologi: per-
moral pada anak usia di Kecamatan
spektives on learning, teaching, and hu-
Ampek Angkek. Jurnal Ilmiah Pesona
man development. New York: Springer
PAUD, 1(1). DOI: https://doi.org/-
Publishing Company.
10.24036/1623.
Tibahary, A.R., & Muliana, M. (2018). Mo-
Maragustam. (2018). Filsafat pendidikan Is-
del-model pembelajaran inovatif. Sco-
lam menuju pembentukan karakter. Yog-
lae: Journal of Pedagogy, 1(1), 54-64. Re-
yakarta: Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
trieved from http://ejurnal.stkip-
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Uni-
damsel.ac.id/index.php/scl/article/
versitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
view/12.
Mirzaqon, A. (2018). Studi kepustakaan
mengenai landasan teori dan praktik

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 1, April 2021

Anda mungkin juga menyukai