1 PB
1 PB
Abstrak: Setiap manusia diciptakan dengan berbagai macam keunikannya dengan karakteristik
masing-masing. Faktor hereditas dan lingkungan dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pro-
ses pembentukan karakteristik setiap individu. Hereditas dipandang sebagai faktor bawaaan yang di
turunkan dari orang tua pada anak baik fisik maupun psikis sejak masa konsepsi melalui gen-gen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam faktor hereditas dan lingkungan dalam mem-
bentuk karakter dengan titik fokus melihat pada faktor manakah yang lebih dominan dalam pemben-
tukan karakter individu. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Sumber data dalam peneli-
tian ini berupa buku-buku, jurnal dan situs-situs dari internet yang memiliki kaitan dengan topik
yang diteliti. Teknik pengumupan data dalam penelitian ini yaitu studi dokumen. Analisis data
menggunakan analisis isi (content analysis). Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, penulis menemu-
kan bahwa faktor hereditas dalam diri individu dipandang mempengaruhi dalam perkembangan jas-
mani seperti warna kulit, warna mata, jenis rambut, dan sebagainya. Beberapa bentuk kepribadian
dan perilaku sosial dapat merujuk pada faktor lingkungan.
Abstract: Every human being is created with a variety of uniqueness with each characteristic. Here-
dity and environmental factors are seen as factors that influence the process of forming the charac-
teristics of each individual. Heredity is seen as a hereditary factor that is passed down from parents to
children both physically and psychologically since the conception through genes. This study aims to
examine more deeply the heredity and environmental factors in shaping character with a focus point
to see which factors are more dominant in shaping individual characters. This research is a type of li-
brary research. The data sources in this study are books, journals and websites from the internet that
are related to the topic under the study. The data collection technique in this research is document stu-
dy. The data analysis used content analysis. Based on the results of the study conducted, the authors
found that heredity factors in individuals are seen as influencing physical development such as skin
color, eye color, hair type, and so on. While some forms of personality and social behavior can refer to
environmental factors.
55
56
yang oleh karenanya sebuah karakter ha- mempengaruhi perbedaan individu. Faktor
rus diciptakan, diukir, dan dibangun setiap hereditas dan lingkungan bersama-sama
harinya melalui sebuah proses yang pan- mempengaruhi proses pembentukan ke-
jang. Ia menyatakan sebuah karakter tidak pribadian manusia dengan ijin Allah Swt.
sama dengan sidik jari yang tidak dapat Sedangkan proses pembelajaran dapat di-
diubah dan merupakan faktor bawaan. Se- nilai sebagai proses kunci dalam pemben-
tiap individu berpotensi untuk dapat tukan kepribadian manusia dengan mem-
menjadi pribadi yang berkarakter atau pertimbangkan berbagai perspektif dalam
tuna karakter. Maragustam juga menegas- menjalankan aktivitas pembelajaran. Dua
kan apabila karakter merupakan seratus faktor tersebut (hereditas & lingkungan)
persen berasal dari faktor bawaan (here- berengaruh dalam proses pertumbuhan
ditas), maka karakter tidak akan dapat di- dan perkembangan seorang peserta didik.
bentuk lagi, namun apabila faktor bawaan Kemungkinan dari dua faktor tersebut
hanyalah merupakan salah satu dari faktor terdapat faktor yang lebih dominan, akan
yang dapat membentuk karakter, maka tetapi baik faktor hereditas maupun faktor
karakter tersebut akan dapat dibentuk yak- lingkungan sama-sama memiliki pengaruh
ni sejak usia dini. Di samping faktor dalam antarindividu yang satu dengan yang lain-
diri (hereditas), pembentukan karakter nya tidak akan sama meskipun dilahirkan
juga dipengaruhi oleh faktor lain berupa secara kembar.
alam, sosio-kultural, keluarga tradisi, pen- Berdasarkan data yang dipaparkan di
didikan, media sosial, dan lain-lain (Tiba- atas dapat dipahami bahwa karakter yang
hary & Muliana, 2018). ada dalam diri manusia bukan hanya
Hereditas juga berpengaruh besar merupakan bawaan sejak lahir melainkan
terhadap perkembangan anak. Hasil pene- harus diciptakan melalui sebuah proses
litian yang dilakukan oleh Amini & Nai- panjang sejak manusia itu dilahirkan hing-
mah (2020) menegaskan bahwa gen yang ga dewasa agar karakter tersebut melekat
diterima anak dari orang tuanya pada saat dalam pikiran serta membentuk keyakinan
pembuahan akan mempengaruhi semua dan prinsip yang kuat. Penelitian ini di-
karakteristik dan penampilan anak dalam lakukan untuk mengkaji faktor hereditas
perjalanan hidupnya kelak. Yang diturun- dan lingkungan dalam pembentukan ka-
kan orang tua kepada anaknya yaitu sifat rakter dengan titik fokus menganalisis
strukturnya, bukan tingkah laku yang di- faktor-faktor manakah yang lebih dominan
peroleh sebagai hasil belajar atau penga- dalam pembentukan karakter seorang
laman seperti bakat, sifat-sifat keturunan, individu. Masalah pokok yang dikaji yaitu
intelligensi dan juga kepribadiannya. De- bagaimana faktor hereditas mempengaruhi
ngan demikian, faktor hereditas ini mem- pembentukan kepribadian/karakter manu-
berikan pengaruh lebih besar terhadap sia, dan bagaimana faktor lingkungan
perkembangan intelligensi seorang anak mempengaruhi pembentukan kepribadi-
dibanding dua faktor lainnya yaitu faktor an/karakter manusia.
lingkungan dan faktor umum.
Dalam salah satu penelitian yang METODE
mengkaji hereditas, Sholihah & Niam (2019) Penelitian ini merupakan penelitian
dinyatakan bahwa faktor hereditas dan kepustakaan (library research). Penelitian
lingkungan merupakan faktor yang dapat kepustakaan (studi pustaka) digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi dapat bervariasi mulai dari 0.0 yang berarti
dengan berbagai macam bahan atau ma- tidak memiliki perbedaan yang berakar
terial yang terdapat di perpustakaan baik dari faktor keturunan hingga 1.0 yang ber-
berupa buku, kisah sejarah, dokumen, ma- arti semua perbedaan berakar dari faktor
jalah, dan lain sebagainya (Mirzaqon, 2018). keturunan dalam diri manusia (Stenberg &
Studi kepustakaan juga digunakan untuk Preiss, 2010).
mempelajari beragam buku referensi dan Berdasarkan pandangan hereditas,
hasil-hasil penelitian sebelumnya yang se- gen yang berasal dari karakteristik bawaan
rupa dengan permasalahan yang hendak yang diwariskan (genotip) oleh orang tua
diteliti (Sarwono, 2006). dapat mempengaruhi karakteristik seorang
Sumber data dalam penelitian ini individu. Gen tersebut kemudian akan ter-
berupa buku-buku, jurnal dan situs-situs lihat sebagai karakteristik tertentu yang
dari internet yang memiliki kaitan dengan dapat diobservasi (fenotip) (Amini & Nai-
topik yang sedang penulis teliti. Sumber mah, 2020). Hereditas juga merupakan fak-
data dalam penelitian ini terdiri dari dua tor utama yang berpengaruh dalam per-
buku dan jurnal-jurnal yang terkait tentang kembangan individu. Dalam hal ini here-
faktor hereditas dan lingkungan dalam ditas diartikan sebagai totalitas karakte-
pembentukan karakter. Teknik pengum- ristik individu yang diturunkan orang tua
pulan data yang digunakan yakni studi pada anak atau segala bentuk potensi, baik
dokumen dengan mencari data mengenai fisik maupun psikis yang dimiliki individu
variabel-variabel atau hal-hal berupa buku, sejak masa konsepsi masa pertumbuhan
catatan, artikel dan makalah, jurnal, dan ovum oleh sperma sebagai warisan dari
lain sebagainya. orang tua melalui gen-gen. Dengan demi-
Penelitian ini menggunakan analisis kian, hereditas ialah pewarisan (pemindah-
isi (content analysis). Analisis ini diguankan an) biologis, berupa karakteristik individu
untuk mendapat sumber atau referensi dari pihak orang tua kepada anaknya
yang valid dan dapat diteliti kembali ber- (Fathurrohman, 2016).
dasarkan konteksnya. Proses pemilihan, Hereditas merupakan kecenderung-
pembandingan, penggabungan serta pe- an dalam bentuk alami yang berasal ca-
milahan berbagai pengertian digunakan bang-cabang untuk meniru sumber semula
dalam analisis ini hingga menemukan yang dalam aspek fisik dan psikologis. Ahli he-
relevan (Mirzaqon, 2018). reditas menggambarkan hereditas sebagai
salinan cabang-cabang dari sumbernya
HASIL DAN PEMBAHASAN (Daimah & Niam, 2019). Secara sederhana,
Hereditas dalam Pembentukan Karakter hereditas dapat diartikan sebagai pemin-
Manusia dahan sifat dari generasi ke generasi me-
Istilah heritabilitas digunakan oleh lalui proses reproduksi (Pratiwi, Mufliha,
para psikolog dan ilmuan untuk menentu- & Adini, 2020).
kan seberapa banyak faktor keturunan ber- Setiap individu mengawali kehidup-
pengaruh dalam suatu karakteristik ter- annya sebagai organisme bersel tunggal,
tentu. Berdasarkan hal itu digunakanlah berukuran sangat kecil. Sel tersebut me-
istilah rasio heritabilitas untuk melihat pro- rupakan gabungan dari sel telur atau ovum
porsi variabilitas karakteristik tertentu yang an sel sperma atau spermatozoid. Pengga-
berasal dari faktor keturunan. Heritabilitas bungan kedua sel tersebut menghasilkan
nukleus (inti) yakni seorang individu baru. maka anaknya tidak dengan otomatis
Dalam tiap sel terdapat inti sel atau nukleus. menjadi dokter ahli akan tetapi harus
Inti sel tersebut berbeda dengan sel lainnya belajar tentang kedokteran terlebih da-
(sel badan). Hal tersebut dapat dilihat dari hulu. Pendidikan berpotensi untuk da-
perbedaan fungsi kedua sel tersebut. Sel pat membangun motivasi dan memberi-
badan dalam diri individu berfungsi se- kan fasilitas yang dapat mendorong
bagai penahan keseimbangan, penggerak anak untuk belajar sesuai dengan
otot, penghubung syaraf, dan lain sebagai- cita-cita anak, akan tetapi juga perlu
nya. Adapun sel benih memiliki fungsi didasarkan kesiapan anak dan tak me-
yang khusus yakni untuk membentuk indi- maksakan anak untuk belajar sesuai
vidu baru. Sel benih inilah yang hanya dengan keinginan orang tuanya.
dapat menentukan penurunan sifat dalam 2. Prinsip konformitas. Berdasarkan prin-
diri individu (Amini & Naimah, 2020). sip konformitas, masing-masing makh-
Pada tiap organisme, baik tumbuhan, luk menurunkan golongan dan jenisnya
binatang maupun manusia, setiap sel tu- sendiri. Ciri-ciri biologis, warna kulit,
buhnya memiliki sejumlah kromosom. bentuk tubuh atau jasmani dan sebagai-
Adapun manusia memiliki 48 kromosom. nya adalah hal-hal yang dapat diturun-
Kromosom manusia berasal dari Bersatu- kan. Maknanya, bahwa lingkungan ti-
nya ovum (ibu) dan sperma (ayah) yang dak dapat mengubah individu menjadi
masing-masing memiliki latar belakang individu lain. Meskipun kemajuan tek-
keturunan berbeda-beda. Hal tersebut yang nologi mungkin dapat mengubah, hal
menjadikan macam-macam bentuk wajah ini bertentangan dengan prinsip etika
dan tubuh pada laki-laki dan perempuan kemanusiaan.
(Pratiwi, Mufliha, & Adini, 2020). Tiap-tiap 3. Prinsip variasi. Dalam prinsip variasi,
kromosom mengandung sejumlah gen suatu jenis atau spesies dipandang da-
(Amini & Naimah, 2020). Diperkirakan pat memiliki persamaan maupun per-
setiap individu memiliki kurang lebih bedaan.
12.000 pasang gen. Gen-gen tersebutlah 4. Prinsip regresi filial. Ciri khas yang ada
yang akan menentukan sifat-sifat keturun- pada seorang anak akan menunjukkan
an seperti warna rambut, warna mata, ke arah rata-rata. Hal ini dapat diartikan
warna kulit, tinggi badan, bentuk hidung, bahwa orang tua merupakan pembawa
dan lain sebagainya (Pratiwi, Mufliha, & bukan produsen, kemungkinan orang
Adini, 2020). tua memiliki kombinasi sel baik dan
Beberapa prinsip hereditas menurut dominan, sedangkan anak memung-
Crow and Crow (Fathurrohman, 2016, Dai- kinkan untuk memiliki sel yang kurang
mah & Niam, 2019) yaitu sebagai berikut. baik sehingga kualitas anak juga kurang
1. Prinsip reproduksi. Dalam prinsip re- ataupun sebaliknya. Oleh karena itu,
produksi, faktor keturunan (hereditas) terdapat kemungkinan jika anak dari
berlangsung melalui perantara germ cell orang tua yang memiliki kecerdasan
dan tidak dengan cell somatic. Sifat-sifat baik terdapat kecenderungan kecerdas-
orang tua yang didapat dari lingkungan an yang kurang. Sebaliknya, anak dari
tidak dapat mempengaruhi germ cell ayah/ibu yang kurang cerdas dapat
(plasma benih). Misalnya, seorang Ibu memiliki kecerdaan yang lebih cerdas
yang kompeten dalam ilmu kedokteran dibandingkan orang tuanya. Prinsip ini
a. Pola asuh orang tua. Pola asuh yang di- sosial, bersifat impulsif, egois, serta ku-
berikan oleh orang tua pada diri anak rang percaya diri (cengeng) (Fathurroh-
menjadi faktor utama dalam memben- man, 2016).
tuk potensi dan karakter seorang anak. b. Status sosial atau ekonomi orang tua.
Terdapat 4 pola asuh orang tua yang Faktor ini meliputi kekayaan, kekuasaan,
berpengaruh dalam diri anak. (1) Pola dan prestise. Status sosial ekonomi ke-
asuh otoriter. Ciri orang tua dengan luarga meliputi pendidikan, pekerjaan
pola asuh otoriter yakni selalu membuat dan penghasilan orang tua, selain itu fa-
keputusan secara sepihak, anak dituntut silitas khusus dan keberadaan ba-
untuk selalu tunduk dan patuh serta rang-barang berharga dalam rumah
tidak boleh mengemukakan pendapat/- (Pratiwi, Mufliha, & Adini, 2020). Kehi-
bertanya (Ayun, 2017). Anak yang ber- dupan seorang anak dalam masyarakat
ada di bawah pola pengasuhan orang tidak dipandang sebagai anak yang in-
tua otoriter akan cenderung menarik dependen, tetapi dipandang dalam kon-
diri secara sosial, tidak spontan dan me- teks yang utuh dalam keluarga. Oleh
miliki percaya diri yang kurang (Fathur- karenanya dalam pergaulan sosial, se-
rohman, 2016). (2) Pola asuh demokratis. orang anak akan memperhitungkan
Orang tua yang memiliki pola asuh norma yang berlaku dalam keluarganya
demokratis selalu mendorong anak un- (Fathurrohman, 2016).
tuk dapat berbicara hal yang diinginkan c. Urutan kelahiran. Beberapa penelitian
dengan tetap memberikan batasan serta menunjukan perbedaan-perbedaan indi-
pengendalian atas tindakan yang di- vidual yang disebabkan oleh urutan
lakukan oleh anak. Anak dalam pola kelahiran. Anak sulung dalam sebuah
asuh demokratis cenderung lebih per- keluarga biasanya lebih pandai menye-
caya diri, memiliki harga diri yang ting- suaikan diri dan pandai mengendalikan
gi dan memiliki perilaku yang terpuji diri, dan takut gagal namun cenderung
(Jannah, 2012). (3) Pola asuh permisif. pasif jika dibanding dengan adik-adikn-
Dalam pola asuh permisif orang tua ya. Berbeda dengan anak sulung, anak
cenderung pasif. Orang tua tidak meli- tunggal sering kali dipandang sebagai
batkan diri dalam kehidupan anak-anak anak yang egosi, kesepian, dan kurang
mereka. Orang tua lebih mementingkan dapat bersosialisasi jika dibanding de-
kehidupan pribadi dan cenderung mem- ngan anak yang lahir memiliki saudara
biarkan anak untuk tumbuh besar tanpa kandung. Hanya saja tidak cukup bukti
kasih sayang dan tanpa pemenuhan ke- yang mendukung asumsi tentang ter-
butuhan fisik yang cukup (Jannah, 2012). sebut. Seperti halnya anak sulung, anak
(4) Pola pengasuhan pemanja. Dalam tunggal dipandang memiliki posisi yang
pola asuh pemanja orang tua memusat- baik dan menguntungkan dalam keluar-
kan segala sesuatunya pada kepenting- ga. Adapun anak-anak lain, belum ter-
an diri anak tanpa memberikan pem- sedia informasi yang cukup mengenai
bimbingan yang sesuai dengan kebu- hal ini. Hanya saja berdasarkan data
tuhan perkembangan diri anak. Anak- yang didapat pengalaman mereka biasa-
anak yang tumbuh dibawah pola asuh nya tergantung pada banyaknya kakak
orang tua pemanja akan cenderung ber- atau adik di tengah-tengah kehidupan ke-
sifat manja atau kurang matang secara luarga. Anak tengah cendeung bersikap
Ayun, Q. (2017). Pola asuh orang tua dan konseling expressive writing. Jurnal
metode pengasuhan dalam memben- BK UNESA, 8(1), 1-8. Retrieved from
tuk kepribadian anak. Jurnal Inovasi https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id
Pendidikan Guru, 5(1), 102-122. DOI: /index.php/jurnal-bk-unesa/article/
http://dx.doi.org/10.21043/thufula. view/22037.
v5i1.2421.
Prasanti, D., & Fitriani, D. K. (2018). Pem-
Daimah & Niam, Z.W. (2019). Landasan bentukan karakter anak usia dini:
filosofis pembelajaran agama Islam keluarga, sekolah, dan komunitas?
perspektif hereditas, lingkungan, ke- Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
bebasan manusia dan inayah Tuhan. Usia Dini, 2(1), 13-19. DOI: https://-
At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan Islam, doi.org/10.31004/obsesi.v2i1.2.
2(2), 158-172. DOI: https://doi.org/-
Pratiwi, A.R., Mufliha, D., & Adini, P.
10.37758/jat.v2i2.159.
(2020). Sumber perbedaan individu
Fathurrohman, M. (2016). Pembawaan, ke- pada siswa sekolah dasar. Jurnal Pen-
turunan, dan lingkungan dalam per- didikan dan Dakwah, 2(1), 134-148. DOI:
spektif Islam. Kabilah: Journal of Social https://doi.org/10.36088/pandawa.
Community, 1(2), 379-406. Retrieved v2i1.629 .
from http://ejournal.kopertais4.or.-
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuanti-
id/madura/index.php/kabilah/arti-
tatif dan kualitatif. Yogyakarta: Graha
cle/view/2868.
Ilmu.
Hadi, I. A. (2017). Pentingnya pengenalan
Sholihah, D. & Niam, Z.W. (2019). Lan-
tentang perbedaan individu anak da-
dasan filosofis pembelajaran agama
lam efektivitas pendidikan. Inspirasi:
Islam perspektif hereditas, lingkung-
Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan
an, kebebasan manusia dan inayah
Islam, 1(1), 71-92. Retrieved from
Tuhan. At-Tarbiyat: Jurnal Pendidikan
https://ejournal.undaris.ac.id/index.
Islam, 2(2), 158-172. DOI: https://-
php/inspirasi/article/view/5.
doi.org/10.37758/jat.v2i2.159.
Jannah, H. (2012). Bentuk pola asuh orang
Stenberg, R.J., & Preiss, D.D. (2010). Inno-
tua dalam menanamkan perilaku
vations in educational psychologi: per-
moral pada anak usia di Kecamatan
spektives on learning, teaching, and hu-
Ampek Angkek. Jurnal Ilmiah Pesona
man development. New York: Springer
PAUD, 1(1). DOI: https://doi.org/-
Publishing Company.
10.24036/1623.
Tibahary, A.R., & Muliana, M. (2018). Mo-
Maragustam. (2018). Filsafat pendidikan Is-
del-model pembelajaran inovatif. Sco-
lam menuju pembentukan karakter. Yog-
lae: Journal of Pedagogy, 1(1), 54-64. Re-
yakarta: Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
trieved from http://ejurnal.stkip-
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Uni-
damsel.ac.id/index.php/scl/article/
versitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
view/12.
Mirzaqon, A. (2018). Studi kepustakaan
mengenai landasan teori dan praktik