For Entrepreneurs
Frederick Y. Giovanni S.
Dasar-Dasar Pajak
Perusahaan
Pendahuluan
1. Penghasilan atau pendapatan ada yang merupakan objek pajak dan ada yang bukan
2. Penghasilan yang merupakan objek pajak ada yang dikenakan PPh bersifat tidak final
ada juga yang final.
3. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
dikenakan atas penghasilan kena pajak.
4. Biaya atau pengeluaran ada yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(deductible expenses) ada yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(non-deductible expenses).
5. Taxability deductibility berarti bahwa biaya-biaya baru dapat dikurangkan apabila
pihak penerima uang penghasilannya dan penghasilan tersebut dikenai pajak.
6. Penghasilan Bruto – Biaya Deductible = Laba Kena Pajak
Pendahuluan
Taxable Income – Penghasilan yang Dikenakan Pajak Final
1.Tarif 1,75% untuk penyedia Jasa yang memiliki SBU kecil atau SKK
perseorangan.
2.Tarif 2,65% untuk penyedia Jasa yang memiliki SBU menegah/ besar dan
Spesialis
3.Tarif 2,65% untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi (jika memiliki SBU)
4.Tarif 3,5% untuk jasa konsultasi konstruksi (dengan SBU/SKK perseorangan)
5.Tarif 4% untuk penyedia jasa konstruksi yang tidak memiliki SBU/SKK
perseorangan.
6.Tarif 6% untuk penyedia jasa konsultasi konstruksi yang tidak memiliki SBU/SKK
Perseorangan)
Catatan:
SBU
Sumber=: PP
Sertifikat
no 9 TahunBadan
2022 Usaha
SKK = Sertifikat Kompetensi Kerja
PPH Final Atas Dividen – Ketentuan Umum
Tarif Pajak
PPH Pasal 17 PPH Pasal 31E
Tarif Pajak Penghasilan badan terbaru setelah Wajib Pajak badan dalam negeri dengan
Perppu no 1/2020: peredaran bruto sampai dengan Rp 50M
1. Sebelum tahun 2020 : 25% mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
2. Tahun 2020 & 2021 : 22% sebesar 50% dari tarif Pasal 17 yang
3. Tahun 2022 keatas : 20% dikenakan atas Laba dari bagian peredaran
bruto sampai dengan 4,8M
Catatan : Perlengkapan kerja seperti Laptop dan Ponsel tidak dianggap sebagai
Natura dan bukan objek pajak penghasilan bagi karyawan dan bisa dicatat sebagai
biaya bagi perusahaan.
Deductable Expense – Biaya yang dapat dibebankan
Penghasilan Kena Pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap,
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya, termasuk:
1. Biaya yang secara langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk harta berwujud
3. Iuran kepada dana pensiun
4. Kerugian karena penjualan
5. Kerugian selisih kurs mata uang asing
6. Penelitian dan pengembangan perusahaan
7. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan
8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
9. Sumbangan penanggulangan bencana
10. Sumbangan penelitian dan pengembangan
11. Pembangunan infrastruktur social
Dasar Hukum: Pasal 9 ayat (1) UU no 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
Penyesuaian/ Koreksi Fiskal Negatif
Koreksi Fiskal Negatif Contoh Koreksi Fiskal Negatif
Adalah koreksi fiscal yang mengurangi beban 1. Penghasilan yang dikenakan PPH Final
pajak perusahaan akibat dari perbedaan 2. Pengasilan yang tidak termasuk objek
metode perhitungan biaya secara komersil dan pajak tetapi termasuk dalam peredaran
fiscal. usaha.
3. Selisih penyusutan/amortisasi komersial
dibawah penyusutan/ amortisasi fiscal.
Biaya Training
karyawan:
Tahun 2021 – Terkena
fiscal positif
Biaya Pengobatan
karyawan:
Tahun 2021 – Terkena
fiscal positif
Karakteristik
Legal
Integral
Valid
Cash flow
Net Present Value
Pergeseran pajak (shifting)
Pemindahan atau mentransfer beban pajak dari subjek pajak kepada pihak lain, dengan
demikian, orang atau badan yang dikenakan pajak mungkin sekali tidak menanggungnya
selama tidak melanggar hukum. Contohnya adalah transfer biaya, dan penundaan
pengakuan penghasilan dan memajukan biaya.
Invoice masuk PT A mencatat sebagai biaya Saat ada pembayaran masuk, CV B Cukup bayar
management. Dampak: pajak 0,5%.
Laba perusahaan menjadi lebih kecil, maka bila
omset >4,8M pajaknya juga lebih kecil Pemilik CV menarik prive tanpa kena pajak.
Transformasi
Adalah pembebanan pajak umumnya dilakukan oleh produsen dengan cara mengalihkan
suatu ke transaksi yang terindikasi bebas pajak atau memiliki konsekuensi pajak yang
lebih rendah. Contoh transaksinya adalah membeli bahan baku langsung dari petani
atau perusahaan tambang, atau menanam sendiri.
Tax Evasion
Proses manipulasi penghasilan secara illegal untuk memperkecil jumlah pajak yang
terutang, termasuk didalamnya adalah Ketidak Tahuan, Kesalahan, Kealpaan, dan
Kesalahpahaman.
Biaya dicatat sebagai pembayaran supir: Biaya dicatat sebagai sewa kendaraan:
PPH 21 – Bukan Karyawan PPH 23 – Sewa Kendaraan
Penghasilan : 20.000.000 Penghasilan : 20.000.000
Dasar Pengenaan Pajak : 10.000.000 Dasar Pengenaan Pajak : 20.000.000
PPH 21 = 5% x 10.000.000 : 500.000 PPH 23 = 2% x 20.000.000 : 400.000
Case 11 - Akutansi Kreatif pungutan oknum, biaya
entertainment, etc
Perusahaan melakukan pembayaran biaya “Keamanan” kepada oknum sebesar
100.000.000
Biaya dicatat sebagai biaya entertainment: Biaya dicatat sebagai Bukan Pegawai
Koreksi Fiskal PPH 21– Bukan Pegawai Tanpa NPWP
Biaya : 100.000.000 Penghasilan : 100.000.000
Dasar Pengenaan Pajak : 100.000.000 Dasar Pengenaan Pajak : 50.000.000
PPH Badan Terkoreksi Fiskal : 22.000.000 PPH 21 = 6% x 50.000.000 : 3.000.000
Pengobatan/kesehatan karyawan
Do
1. Karyawan berobat di rumah sakit/ klinik/ dokter langganan dan pengambilan obat
dari apotik langganan. Perusahaan membayar ke Apotik.
2. Perusahaan mendirikan rumah sakit/klinik berikut dokter.
Don’t
1. Reimbursement kwitansi biaya medical dari dokter/ klinik/ rumah sakit.
2. Karyawan diberi tunjangan pengobatan atau kesehatan (medical allowance) setiap
bulan, sakit maupun tidak sakit.
Tax Planning PPH 21
Transportasi karyawan dari rumah ke tempat kerja dapat diberikan dalam bentuk:
• Antar jemput dengan mobil perusahaan.
• Diberikan kendaraan sedan atau sejenisnya yang dimiliki dan dipergunakan
perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan.
• Tunjangan transport boleh dibebankan sebagai biaya dan dikenakan PPh 21 bagi
karyawan.
Tax Planning PPH 21
Untuk PPh pasal 22/23/26 perusahaan harus selalu ingat dengan kontrak yang
disepakati dengan perusahaan lain apakah perusahaan bersedia dipotong pajak
atau tidak. Kemudian melakukan rekonstruksi laporan keuangan untuk
pemisahan objek pajak dan bukan objek pajak withholding tax.
Contoh SP2DK
Apa itu Ekualisasi Pajak?
Suatu proses untuk mengecek kesesuaian
antara satu jenis pajak dengan jenis pajak
yang lain yang berhubungan. Atau, bagian
laporan dari satu pihak yang merupakan
bagian dari laporan jenis pajak yang lainnya.
Data External
VS
Data Internal
SPT Tahunan Badan Usaha
SPT Masa PPN SPT Masa PPH 21, 23, 4 (2) PPH Final UMKM
Case Study 12 – Ekualisasi External
PT. ABC adalah sebuah perusahaan jasa event organizer yang sepanjang tahun 2020
menerima Bukti Potong PPH 23 sebagai berikut:
1. PT. DEF : jumlah PPh dipotong sebesar 7.500.000
2. PT. HIG : jumlah PPh dipotong sebesar 11.250.000
3. PT. KLM : jumlah PPh dipotong sebesar 28.125.000
Karena masih UMKM, sepanjang tahun 2020, PT. ABC melakukan pembayaran PPH
Final UMKM 0,5% (PP 23) sebesar 9.375.000.
Catatan:
Agar tidak dipotong PPH oleh klien, maka UMKM di bidang jasa harus
melampirkan SUKET PP 23 pada setiap invoice penagihan kepada klien.
Apabila klien tetap memotong PPH 23, maka UMKM tetap wajib membayar
PPH Final 0,5%. PPH 23 (2%) yang sudah dipotong bisa dicatat sebagai
biaya.
Case Study 13 – Ekualisasi External
PT. ABC adalah sebuah perusahaan PKP yang baru berdiri tahun 2020. Sepanjang
tahun 2020, PT. ABC menerima Faktur Pajak Masukan dari PT. DEF sebesar 700jt.
Berikut ini laporan laba/rugi dan neraca yang dilaporkan PT. ABC pada SPT Tahunan
2020:
Ada
Pertanyaan?