Anda di halaman 1dari 1

TANGGUNG JAWAB SEBAGAI SEORANG SANTRI

Perkenalkan nama saya Abas Tonung , saya berasal dari kota Alor, Nusa Tenggara Timur.
Saya sebagai santri setelah tamat dari SMP Negeri dan lanjut MA Pondok Pesantren
Persatuan Islam Bangil, kota Pasuruan Jawa Timur.
Awal mula saya jadi santri baru Pondok Pesantren Persatuan Islam Bangil, saya mendapati
ada kelas tsanawiyah dan aliyah di gabung kelas 1-6 dan ada juga namanya kelas takhasus,
yang dimaksud kelas takhasus itu ialah kelas khusus bagi santri baru dari tamatan sekolah
SMP atau pindahan dari sekolah SMP lain atau masih menjalani masa pertengahan SMA.
Saya sendiri tamatan SMP dan mulai menjadi santri baru dari kelas takhasus.
Berbagai Ilmu agama saya perdalam di kelas takhasus selama 1 tahun. Dari ustadz-ustadz
di pesantren saya bersyukur bisa dapat ilmu yang bermanfaat dengan dasar pondasi yang
kuat serta fikiran yang kritis dan pendapat teman teman yang baik dilingkungan pesantren .
Seiring dengan berjalannya waktu pembelajaran di pesantren, ada peraturan-peraturan
pesantren yang wajib dipatuhi dan ada juga organisasi yang harus diikuti aturannya oleh
santri-santri, organisasi itu bernama P3P. Organisasi pesantren sendiri diserahkan kepada
santri kelas aliyah sebagai kakak kelas yang memegang organisasi dan memiliki tanggung
jawab besar terhadap amanah yang telah dibebankan. Dalam organisasi terdapat beberapa
seksi dan setiap seksi memiliki pembimbing dari pengasuh asrama dan sebagian ustadz.
Struktur kepengurusan organisasi yang ada yaitu Ketua serta Wakil P3P, Sie Dakwah, Sie
Departemen dan Keamanan, Sie Kebersihan, Sie Humas, Sie BUKS, Sie Mat'am, Sie Olahraga
dan Kesehatan dan Sie Pendidikan Bahasa.
Setelah setahun saya naik kelas 4 aliyah, saya dipilih menjadi anggota Sie Kebersihan, saya
dipilih secara adil dengan perwakilan setiap kls 1-6 dan takhasus dari berbagai kelas. 3 orang
dari setiap kelas diutus sebagai perwakilan untuk menjadi anggota dewan formatur agar
berdiskusi dalam bentuk rapat tentang siapa-siapa yang akan dipilih menjadi anggota seksi,
maka saya dipercaya untuk mengemban amanah dalam mengatur santri agar disiplin
menjaga kebersihan lingkungan pesantren yang bersih dan sehat.
Demikian cerita singkat yang dapat saya paparkan sebagai seorang santri atas kewajiban
dan rasa tanggung jawab untuk memperdalam ilmu agama di pesantren, InsyaAllah saya bisa
jadi orang yang lebih baik dalam lindungan Allah Ta'ala.
Dan pada akhirnya sebagaimana pribahasa “Tak ada gading yang tak retak” apabila tulisan
saya memiliki kesalahan dan kekurangan, saya meminta maaf.
Syukran, Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh.

Anda mungkin juga menyukai