ENZIM KATALASE
SENIN, 24 OKTOBER 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep radikal bebas, respon enzim katalase terhadap
radikal bebas, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan kerja enzim katalase pada variasi pH dan suhu
Katalase Gambar
Lokasi Peroksisom
Seluler
Lokasi Sitoplasma
Seluler
Radikal bebas yang reaktif terhadap oksigen juga nitrogen dibentuk oleh sistem-sistem
endogen tubuh manusia yang terpapar pada kondisi fisik dan kimiawi serta kondisi patologis
yang berbeda. Berlangsungnya fungsi fisiologis yang normal bergantung pada jumlah dan
keberadaan radikal bebas, yang mana kadarnya harus seimbang dengan jumlah antioksidan.
Jumlah radikal bebas yang berlebih akan mengakibatkan kondisi yang disebut sebagai
oxidative stress sehingga mengubah lipid, protein, juga DNA yang dapat berujung pada
manifestasi penyakit. Radikal bebas sendiri dapat diartikan sebagai spesi molekul yang dalam
strukturkimiawinya memiliki elektron tak berpasangan pada orbit atomnya yang membuatnya
menjadi tidak stabil dan sangat reaktif, yang bisa menerima maupun memberikanelektronnya.
Radikal-radikal bebas yang berperan besar dalam kebanyakan penyakit adalah radikal
hidroksil, anion superoksida, hidrogen peroksida, oxygen singlet, hipoklorit, nitrit oksida, dan
peroksinitrit. Radikal bebas dapat terbentuk melalui reaksi enzimatik seperti padarantai sistem
pernafasan, fagositosis, sintesis prostaglandin, dan sistem sitokrom P-450 ataupun melalui
reaksi nonenzimatik yang diawali reaksi ionisasi. Beberapa sumber internal untuk
pembentukkan radikal bebas adalah mitokondria, xantin oksidase, peroksisom, inflamasi,
fagositosis, jalur arakidonat, aktivitas olahraga, iskemia/cedera reperfusi, sedangkan sumber
eksternalnya adalah dari merokok, polutan, radiasi, obat-obat tertentu, pestisida, hingga ozon.
Dua penyakit paling mematikan yang banyak jumlah kasusnya akibat radikal bebas adalah
kanker dan aterosklerosis (Patil et al. 2010).
Antioksidan merupakan zat yang dapat mengurangi oxidative stress akibat radikal
bebas yang dapat menginduksi karsinogenesis. Salah satu contoh antioksidan adalah B-karoten
yang memiliki kemampuan protektif terhadap penginduksi karsinogenesis seperti sinar UV.
Efek antikarsinogenik dari antioksidan ini juga dapat dibentuk dari proses alterasi efek
metabolisme karsinogen pada hati. Adanya vitamin seperti vitamin C juga dapat memberikan
efek antioksidan, serta vitamin E yang dapat menghambat karsinogenesis melalui stimulasi
sistem imun dengan peningkatan perlindungan humoral, produksi TNF limfosit, inhibisi
mutagenesis, perbaikan membran DNA, dan lainnya. Enzim katalase merupakan salah satu
antioksidan yang saat terekspos dengan oksigen akan mengkatalisis dekomposisi H2O2 menjadi
air dan oksigen (Patil et al. 2010).
Bahaya atau kerusakan yang mungkin ditimbulkan oleh spesi radikal bebas pada tubuh
dinetralkan oleh antioksidan seperti enzim katalase, superoksida dismutase, dan peroksidase.
Superoksida dismutase dan katalase merupakan kompleks antioksidan yangdigunakan pada
terapi cedera oksidatif seperti cedera oksidatif reperfusi iskemia myokardium. Kebanyakan
katalase merupakan homotetramer yang masing-masing memiliki heme besi dan tetramer
dengan berat molekul yang berkisar antara 225.000 - 270.000 Da. Enzim ini dimiliki oleh
semua organisme aerobik. Uji aktivitas enzim katalase kerap dilakukan untuk mengetahui pH
optimal beserta pengaruh temperatur terhadap kerja enzim pada manusia yang kisarannya sama
dengan kerja enzim pada ayam, sapi, juga kuda. Diperoleh pH yang optimum adalah 7,5 dengan
temperatur 30°C (Ciftci et al. 2007).
Katalase adalah zat asam lemah yang mana akivitas katalitiknya merupakan fungsi dari
anion enzim tersebut. Pada keadaan pH yang kurang dari 5 atau sangat asam, enzim akan
mengalami inaktivasi yang cepat. Adanya kenaikan suhu juga pH menjadi kondisi yang alkali
dapat merusak aktivitas enzim (Morgulis dkk. 1926). Defisiensi atau malfungsi dari enzim
katalase ini sering dikaitkan dengan patogenesis berbagai penyakit-penyakit degeneratif seperti
diabetes mellitus, hipertensi, anemia, vitiligo, Alzheimer, Parkinson, gangguan bipolar, kanker,
hingga skizofrenia (Yan et al. 2019).
BAB III
ISI
Pada percobaan kerja enzim katalase pada variasi pH dan suhu dilakukan pada lima
kondisiberbeda dalam lima buah tabung, yaitu tabung A sebagai tabung kontrol, tabung B pada
kondisi asam, tabung C pada kondisi basa, tabung D pada kondisi panas, dan tabung E pada
kondisi dingin. Hasil percobaan menunjukkan tidak terbentuknya gelembung gas maupun
nyala api pada kelima tabung, sementara itu, hasil rujukan yang seharusnya dijumpai pada
tabung A adalah nyala api dan gelembung gas yang banyak, sedikit gelembung gas pada tabung
B, sedikit gelembung gas dan nyala api pada tabung C, tidak dijumpainya gelembung gas
maupun nyala api pada tabung D, serta sejumlah gelembung gas dan nyala api pada tabung E.
Dapat dilihat bahwa hanya tabung D yang menunjukkan hasil yang sesuai.
Nilai pH yang optimum adalah 7,5 dengan temperatur 30°C untuk kerja enzim katalase,
yaitu pada kondisi kontrol atau pada tabung A. Kondisi pH yang terlalu asam akan segera
menginaktivasi kerja enzim, seperti hasil yang ditunjukkan pada tabung B. Sementara itu,
peningkatan suhu maupun pH akan menurunkan performansi atau kinerja enzim, sehingga
jumlah gelembung gas yang menandakan adanya air dan nyala api yang menandakan adanya
oksigen pada tabung C dan D tidak sebanyak pada tabung A atau pada kondisi optimum. Suhu
yang terlalu rendah seperti pada tabung E juga dapat merusak kerja enzim. Ketidaksesuaian
hasil percobaan dengan nilai rujukan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti tabung
yang kurang steril sehingga mengganggu kadar pH media maupun ekstrak hati ayam yang
digunakan terkontaminasi oleh zat-zat yang mengganggu keadaan enzim pada hati.
BAB IV
KESIMPULAN
• Ciftci, M., Ozdemir, H., & Altikat, S. (2007). Purification and Characterization of Catalase
Enzymes from Chicken Liver and Sheep Eryhtrocytes. Asian Journal of Chemistry, 19(5),
3941-3953.
• Patil, A., Phatak, A., & Chandra, N. (2010). Free radicals, antioxidants and functional
foods: Impact on human health. Pharmacognosy reviews, 4(8), 118–126.
• Morgulis, S., Beber, M., & Rabkin, I. (1926). Studies on the effect of temperatures on the
catalase reaction.
• Yan, L. J., Jana, C. K., & Das, N. (2019). Role of Catalase in Oxidative Stress-and Age-
Associated Degenerative Diseases. Oxidative medicine and cellular longevity, 2019,
9613090.