Anda di halaman 1dari 2

Machine Translated by Google

TAJUK RENCANA

Kinerja Uji Leukosit Tinja dalam Memprediksi


Infeksi pada Saluran Pencernaan Anak

Badriul Hegar
Departemen Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Umum Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Infeksi saluran cerna pada anak masih menjadi masalah bakteri patogen selain Shigella memberikan pola kerusakan
utama di beberapa negara berkembang, termasuk atau peradangan mukosa yang tidak sama, sehingga
Indonesia. Masalahnya terutama dalam menegakkan pengobatan antibiotik perlu diberikan lebih awal.
diagnosis dini dan memberikan terapi yang rasional.
Infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh bakteri Penelitian terbatas mengenai tinja berdarah dan leukosit
patogen harus ditangani dengan baik, karena infeksi yang tinja sebagai skrining diare menular menunjukkan infeksi
menyebabkan hilangnya integritas lapisan sel epitel, bakteri patogen pada 70% anak dengan leukosit tinja >5/
kerusakan jaringan, dan eksudat sel inflamasi menyebar LPB. Penelitian lain menunjukkan hubungan infeksi saluran
dengan cepat sehingga mengakibatkan infeksi sistemik cerna oleh bakteri patogen dengan jumlah leukosit tinja >
dan sepsis, terutama pada anak kecil atau bayi.1,2 10/
Kultur feses masih menjadi gold standar untuk LPB. Adanya darah pada tinja sangat berhubungan dengan
menentukan patogen penyebab diare menular pada anak, leukosit tinja > 10/LPB.5,6
namun memerlukan waktu beberapa hari untuk Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini dkk menunjukkan
mendapatkan hasilnya, sehingga terkendala untuk prevalensi infeksi kolitis bakterial pada anak penderita diare
melakukan diagnosis dini dan segera memberikan terapi akut sebesar 6,82%, meliputi strain EPEC yaitu E.coli
yang rasional.3 Di sisi lain, feses fasilitas kultur tidak (16,67%), Salmonella sp (33,3%), C. Dificille (33,3%) dan
tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan di Shigella. sp (16,67%). Titik potong leukosit < 8/LPB dan >
Indonesia, sehingga tertular kuman penyebab infeksi 8/LPB merupakan nilai terbaik, dengan nilai sensitivitas
saluran cerna menjadi tidak mungkin, oleh karena itu tidak 0,833 dan spesifisitas 0,549. Pemeriksaan leukosit
jarang terapi yang diberikan bersifat empiris dengan hasil yang
feses
tidak
danefektif.
kultur feses menunjukkan korelasi yang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tidak bermakna dalam diagnosis kolitis infeksi bakteri.7
penggunaan leukosit tinja sebagai alat untuk mengetahui
adanya infeksi Shigella sebagai bakteri patogen pada anak Peran jumlah leukosit tinja dan gambaran klinis sebagai
dengan diare berdarah. WHO menetapkan jumlah leukosit penanda adanya infeksi saluran cerna oleh bakteri patogen
tinja di atas 10/LPB sebagai penanda adanya infeksi menjadi tantangan bagi para ilmuwan untuk diteliti,
saluran cerna oleh bakteri patogen, dan pada daerah yang sehingga praktisi klinis di daerah dengan fasilitas pendukung
tidak memiliki fasilitas kultur tinja dapat memberikan laboratorium yang terbatas tetap dapat memberikan
antibiotik sesuai data sensitivitas yang ada. Studi pelayanan kesehatan yang berbasis ilmiah, rasional, dan
mengenai bakteri patogen lain sebagai penyebab infeksi rasional . dan bukti yang hemat biaya.
saluran cerna masih sangat terbatas, sehingga peluang ini
menjadi tantangan bagi para praktisi klinis terutama bagi
REFERENSI
mereka yang bekerja di daerah dengan fasilitas laboratorium
1. Guandalini S. Diare akut. Gastrointestinal Anak
yang terbatas.4
Penyakit. edisi ke-4 . Amerika Serikat: BC Decker Inc 2004.p.166-76.
Penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol dalam
2. Oyofo BA, Lesmana M, Subekti D, Tjahjadi P. Surveilans bakteri
beberapa tahun terakhir telah menyebabkan pola patogen penyakit diare di Indonesia. Diagnosis Infeksi Mikrobiol Dis
sensitivitas bakteri berubah, serta perkembangan penyakit 2002;44:227-34.

dan gejala klinis menjadi tidak spesifik. Dalam praktik 3. Gogate A, De A, Nanivadekar R, Mathur M. Peran diagnostik kultur
tinja dan deteksi toksin pada antibiotik terkait
klinis, seringkali terlihat gejala klinis yang cukup parah,
diare akibat Clostridium difficile pada anak. India J Med Res
meskipun penanda inflamasi atau kerusakan mukosa 2005;Des:518-24.
bersifat sedang. Kondisi ini memberikan informasi penting 4. Organisasi Kesehatan Dunia. Pedoman Pengobatan Diare.
untuk kajian lebih lanjut apakah Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia 2009.p.1-46

Jilid 18, Nomor 2, Agustus 2017 65


Machine Translated by Google

Badriul Hegar

5. Huicho L, Sanchez D, Contreras M, Paredes M. Darah gaib dan


leukosit tinja sebagai tes skrining pada diare menular pada masa
kanak-kanak: masalah lama ditinjau kembali. Pediatr Menginfeksi
Dis J 1993;12:474-7.
6. Mercado EH, Ochoa TJ, Ecker L, Cabello M, Durand D.
Leukosit tinja pada anak yang terinfeksi Diare
Escherichia coli. J Clin Mikrobiol 2011;49:1376-81.
7. Nuraini IN, Reynaldo, Kekalih A, Karuniawati A, Hegar B.
Pemeriksaan mikroskopis leukosit tinja sebagai metode
sederhana untuk mendeteksi kolitis infektif pada anak. Indonesia J
Gastroenterol Hepatol Menggali Endosc 2017;18:73-9.

66 Jurnal Indonesia dari


Gastroenterologi, Hepatologi dan Endoskopi Pencernaan

Anda mungkin juga menyukai