Anda di halaman 1dari 11

BIOMEDIK 4 SENIN 22 MEI 2023

“Heart 101 | National Geographic?”

Disusun Oleh :

Winny Yunita Nanohy_202283111

Prima Surya Batatta Pasande_202283116

Tutor :

dr. Samuel Maruanaya, Sp.OT

Bapak Presly Golvrig Siahaya, Ns., M.Sc

Bapak Dylan Tamalsir, S.Kep., M.Biomed

Ibu Rachmawati Dwi Agustin, S.Si., M.Si., M.Sc

dr. Ninik Sallatalohy

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

2023
BIOKIMIA RESPIRASI

A. Oksidasi Biologi dan Rantai Respirasi

Reaksi biokimia di dalam sel umumnya tak dapat berlngsung dengan


sendirinya oleh karena adanya hambatan energi (energi barrier), jadi perlu enzim
untuk mengatasi hambatan energi ini (enzim menurunlan energi aktivasi, tetapi tidak
merubah harganya). Pada proses oksidasi biologi, terjadi berbagai reaksi biokimiawi
→ pu reaksi oksidasi-reduksi (pemindahan elektron), yang terdiri dari reaksi oksidasi
dimana terjadi reaksi pelepasan electron dan reaksi reduksi yaitu reaksi penambahan
electron.

Dalam keadaan sebenarnya, pada makhluk hidup dalam suatu saat tertentu
jumlah suatu enzim nisbi tetap, sedangkan jumlah substrat yang harus diolah berubah-
ubah sesuai dengan proses metabolisme. Hubungan ini sangat penting, karena
sebenarnya atas dasar itulah proses metabolisme berjalan dari waktu ke waktu dan
menjadi sasaran kontrol metabolisme. Kontrol tersebut dapat terjadi baik secara
alamiah dan buatan dengan menggunakan inhibitor dari luar seperti obat.

Mekanisme kerja enzim bersifat sangat spesifik. Hal ini berlaku tidak hanya
pada tipe reaksi yang dikatalisis (spesifisitas reaksi), tetapi juga sifat dari reaktan
(substrat) yang terlibat.

Reaksi reduksi oksidasi dan juga disebut reaksi redoks. Berbagai oksidasi
biologi dapat berlangsung tanpa oksigen, misalnya dehidrogenasi.

Contoh Reaksi Redoks :

Jika reaksi pertama dan kedua dipisah dan dihubungkan dengan potensiometer maka yang
terjadi adalah sebagai berikut.
- Aliran elektron emberi simpangan pada jarum potensiometer.
- Tanda perbedaan potensial yaitu menunjukkan arah reaksi
- Besar perbedaan potensial yaitu menggambarkan besarnya enersi yang
melangsungkan reaksi.
Kinetika enzim merupakan perhitungan kuantitatif dari kecepatan reaksi katalisis
enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Keseimbangan aktifitas enzim ini penting
untuk mempertahankan homeostasis. Pemahaman mengenai kinetika enzim penting untuk
memahami stress fisiologi seperti anoksia, asidosis/alkalosis metabolik, toksin dan obat
farmakologi yang mempengaruhi keseimbangan enzim tersebut. Semua faktor mayor yang
mempengaruhi kecepatan reaksi

yang dikatalisis enzim (konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, suhu, pH, dan inhibitor)
mempunyai makna klinis yang penting
Perubahan energi bebas pada reaksi redoks:

[Oksidan]
∆G = −nF (E′o) + RT In
[Reduktan]

Rumus tersebut adalah rumus untuk menentukan peribahan energi bebas pafa reaksi

redoks. Dalam keadaan standar maka yang terjadi ∆G = -nF (E′o). N pada rumus tersebut

adalah jumlah elektron yang dipindahkan. F pada rumus tersebut adalah ekivalen kalori dari

Faraday (23,058 cal/mol.volt).

Berikut ini merupakan tabel standar potensial dari beberapa reaksi:

Oksidan Redukta n Eo′


n
Ketoglutarat Suksinat + CO2 2 -0,67
Asetat Asetaldehida 2 -0,60
+
2H H2 2 -0,42
NAD+ NADH + H+ 2 -0,32
NADP+ NADPH + H+ 2 -0,32
Lipoat Dihidrolipoat 2 -0,29
Acetoasetat 3-hidroksi butirat 2 -0,27
Piruvat Laktat 2 -0,19
Oksaloasetat Malat 2 -0,17
FAD FADH2 2 -0,06
Fumarat Suksinat 2 0,03
Koenzim Q (oks) Koenzim Q (red) 2 0,10
Ubiquinon (Red) Ubiquinon (Red) 2 0,10
Sitokrom a (Fe3+) Sitokrom a (Fe2+) 1 0,29
+ +
Sitokrom b (Fe3 ) Sitokrom b (Fe2 ) 1 0,08
Sitokrom c (Fe3+) Sitokrom c (Fe2+) 1 -
+
½ O2 + 2H H2O 2 0,22
0,82

enzim-enzim pada reaksi redoks dapat di bagi kedalam empat kelompok yaitu :

1. Oksidase
2. Dehidrogenase
3. Hidro Peroksidase
 Peroksidase
 Katalase
4. Oksigenase
 Mono-oksigenase
 Dioksigenase

5. Superoksid Dismutase

1. Oksidase

Enzim oksidase bekerja dengan mengkatalisis pembebasan hidrogen dari substrat dan
menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogen. Jadi yang menerima adalah oksigen
sedangkan hidrogen dari substrat AH2 dicopot dan diberikan pada oksigen. apabila yang
menerima setengah oksigen maka hasilnya H20. Akan Tetapi jika yang menerima satu
molekul oksigen penuh O2 hasilnya adalah O2. Enzimnya sama yaitu oksidase, jadi
simpelnya hasil kerja oksidase bisa menghasilkan senyawa air (H20) yang beracun bagi tubuh
kita. Enzim ini mengandung koenzim yaitu FMN dan FAD sedangkan Cu disebut kofaktor.
Kofaktor adalah senyawa-senyawa yang mebantu kerja enzim, sedangkan senyawa organik
yang non protein disebut dengan koenzim. Koenzim FMN dan FAD membantuk kerja enzim
oksidase L asam amino oksidase, Xantin oksidase, Aldehid dehydrogenase, Glukosa
oksidase. Sedangkan Cu sebagai kofaktor memandu kerja enzim sitokrom oksidase dan
Fenolase.

Enzim oksidase yang mengandung flavin tergolong ke dalam flavoprotein. Enzim


mengandung FMN dan FAD sebagai gugus prostetik. Gugus prostetik adalah gugus yang
suka dilepaskan oleh enzim itu sendiri. Jadi dia merupakan flavoprotein atau flavoenzim.
FMN (Flavin Mono Nukleotida dan FAD (Flavin Adenin Dinukleotida) flavinnya dibentuk
dari riboflavin, riboflavin adalah vitamin B12. Jadi vitamin B banyak bekerja sebagai enzim.
Flavin terikat pada protein apoenzim dan sebagai enzim flavoprot punya satu atau lebih
gugusan metal sebagai kofaktor dan disebut metaflavoprotein contoh metal yang sering yaitu
seperti Cu dan Fe. Contoh enzim flavoprotein L Asam amino oksidase, Xantin Oksidase,
Aldehid Dehidrogenase, Glukosa Oksidase.

enzim oksidase juga berasal dari kelompok sitokro oksidase, sitokrom oksidase tidak
mengandung FMN dan FAD tetapi dia memiliki kofaktor Cu dan Fe, dimana Fe nya
beroksilasi antara bentuk Ferrous dan bentuk ferric. Sitokrom oksidase terdapat pada berbagai
jaringan dan merupakan hemoprotein. Tugas sitokrom oksidase adalah sebagai komponen
akhir respirasi dimana substrat akan dilepaskan hydrogen dan elektronnya dan ditangkap oleh
oksigen (tahap terakhir). Sebelumnya itu sudah didahului oleh pekerjaan dehidrogenase yang
lain dan substrat dan elektron juga sudah terikat oleh substrat lain.

Sitokrom oksidase akan dirusak oleh CO (zat yang dikeluarkan seperti knalpot
kendaraan), CN dan H2S. Sitokrom oksidase ini juga disebut sitokrom aa3 yang semula
disebut sitokrom a dan a3 ini dikarenakan tidak sama responsnya terhadap CO dan CN dan
juga tidak sama spektrum. Sitokrom oksidase memiliki 2 molekul heme masing masing
dengan satu atom Fe yang osilasi antara Fe++ dan Fe+++ selama reaksi oksidasi, dan
memiliki 2 mol Cu pada masing-masing heme satu Cu. Sitokrom oksidase adalah satu-
satunya masuk kelompok oksidase. Enzim berikutnya adalah enzim fenolase yang tidak
mengandung flavoprotein dan mengandung Cu.

2. Dehidrokinase

Enzim dehidrogenase merupakan enzim yang bekerja dengan mengkatalisis


pembebasan H dari substrat, tetapi tidak dapat menggunakan oksigen hasil reaksi sebagai
akseptor H. Dehidrokinase juga megkatalisis penghidrasan hydrogen dari substrat sama
seperti enzim oksidase, tetapi bedanya tidak dapat menggunakan oksigen sebagai arsitor
hydrogen. Pengelompokannya di masukan dalam dehidrokinase NAD/NADP ,dehodrokinase
FMN/FAD ini adalah koonzimnya. Dan kelompok yang lain adalah sitokrom selain sitokrom
oksidase. Semua sitokrom masuk ke dalam dehidrokinase ketemu sitokrom oksidase.

Dehidrokinase berperan dalam transfer hydrogen dan komponen rantai respirasi yaitu
untuk transport elekktron. Senyawa yang mengandung substrat AH2 ini oleh enzim
dehidrokinase spesifik untuk A dilepas hidrogennya dan diberikan pada karier. Kemudian
karier disini bisa merupakan suatu koenzim yang bekerja untuk enzim dehidrokinase A,
kemudian nanti untuk dapat bekerja lagi karier ini harus di oksidasi maka hydrogen ini harus
dilepaskan lagi. Dan di lepaskan pada substrat B sehingga dia menjadi BH2 yang
mengkatalisis sudah berbeda lagi dehidrokinase yang spesifik untuk B.

Dehidrokinase NAD adalah dehidrokinase yang terkait rantai respirasi, dehidrokinase


FMN/FAD dan sitokrom-sitokrom selain sitokrom oksidase, semuanya terkait dalam rantai
respirasi. Yang tidak terkait rantai respirasi memungkinkan oksidase dalam keadaan anaerob
yaitu laktasi dehidrokinase enzimnya dan disini dehidrokinase ini juga menggunakan NAD,
tepatnya NADH untuk membentuk senyawa laktat.

NAD ini, merupakan nikotin amid adenine dinukleotida jika NADP merupakan
nikotin amid adenine dinukleotida posfat. Nikotin amidnya itu berasal dari niasin, niasin ini
juga kelompok dari vitamin B kompleks laheraier. NAD berkaitan erat dengan oksidase dari
redok dan NADP atau berkaitan dengan reduksi dari redox. Jadi gunanya NAD/NADP itu
bekerja pada tempat yang berbeda, yang satunya proses oksidase dan yang satunya lagi
banyak pada reduksi. Jika gugusnya koensimnya itu FMN/FAD seperti pada oksidase,maka
koenzim ini lebih erat terikat dibandingkan nikotin amid. Sebagian besar untuk transport
electron pada rantai respirasi, contoh enzimnya adalah subsinat dehidrokinase ,mitokondria
gliserol 3 posfat dehidrokinase ,asil dehidrokinase dan hidro likoildehidrokinase. Jadi
dehidrokinase itu FMN,FAD,NAD,NADP kalau oksidase FMN/FAD. Jika dibalik
NAD/NADPhanya di pakai untuk oleh dehidrokinase, tidak boleh oksidase.

1. Ketika terjadi pelepasan hidrogen dari substrat dan elektron


2. maka hidrogen dari substrat akan diterima oleh senyawa flavin, dan dengan
terikatnya hidrogen maka akan mengubah struktur ikatan-ikatan. kemudian
dengan adanya elektron yang terikat dengan Natrium maka akan nampak elektron
yang tidak berpasangan, akan menjadi senyawa yang kurang baik karena akan
menggandeng senyawa yang lain.
3. Kemudian ketika pelepasan hidrogen oleh substrat yang lain, maka hidrogen akan
menempati tempat elektron, dan elektronya sudah tidak ada lagi.
 Sitokrom

Termasuk semua sitokrom selain sitokrom oksidase, yaitu sitokrom b, c1,c. Untuk
carrier elektron dari flavoprot ke sitokrom oksidase. sitokrom mengandung hemoprotein,
dimana Fe (besi), berosilasi antara Fe++ dan Fe+++ selama redoks. Dan sifat yang lain
sitokrom c soluble , larut dalam air. Terdapat pada rantai respirasi yang peranyan
memindahkan elektron dari falvoprotein ke sitokrom oksidase, ada juga di endoplasmik
retikulum namanya sitokrom P-450 dan sitokrom b5 dan juga ada pada sel tumbuhan, bakteri
dan ragi.

3. Hidroperoksidase

Adalah enzim yang menggunakan H2O2 sebagai substrat, akumulasi peroksid


(senyawa yang mengandung peroksida) yang bisa merusak membrane dan dapat
menyebabkan kanker dan ateroklerosis. Hidroproksidase melindungi tubuh terhadap
peroksida yang beracun jadi peroksida akan dicerna oleh hidroperoksidase . Terdapat pada
tumbuh- tumbuhan dan hewan. Substratnya adalah H2O2 dan Peroksida organik.
a. Peroksidase
H2O2 + AH2 -> 2H2O + A,
Mengkatalisis reaksi diatas dan Gugus prostektiknya adalah protoheme, pada
reaksi yang dikatalisisnya, hidrogen peroksidase akan menurun bila ada elekrtron
akseptor : askorbat, quinon dan sitokrom c. Terdapat pada susu, leukosit, platelet,
eritrosit (glutation peroksidase dimana gugus prostetik bukan Fe melainkan Se), dan
jaringan lain yang terlibat metabolisme eikosanoid.
b. Katalase
H2O2+H2O2 2H2O + O2
Dapat di temukan di sel-sel hewan maupun tanaman. Katalase mempunyai
gugus prostetik berupa besi. Enzim ini dapat dipereleh dalam bentuk hablur. Fungsi
katalase adlah membantu pengubahan hidrogen- per-oksida menjadi air dan oksigen.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
Molekul-molekul peroksida selalu terdapat dalam jumlah yang besar dalam
berbagai jaringan. Akan tetapi, jika molekul tersebut dalam keadaaan banyak dapat
menyebabkan keracunan pada jaringan.

4. Oksiginase
Mengkatalisis pengikatan langsung oksigen pada mol substrat melalui dua jalur :
1) oksigen Terikat enzim pada aktive site
2) oksigen yang terikat direduksi atau di transfer ke substrat

a. Dioksigenase (true oxigenase = oksigen transferase)


A + O2 AO2
Mengkatalisis pengikatan 2 atom oksigen pada substrat, contoh enzim hati:
Homogentisat dioksigenase, 3 hidroksida antranilat dioksigenase, L. Triptofan
dioksigenase.
b. Monoksidase
AH + O2 + ZH2 AOH + H2O + Z
Mengkatalisis pengikatan satu atom oksigen pada substrat, sedangkan atom O yang
lain direduksi Menjadi H2O. Perlu tambahan donor elektron atau kosubstrat (Z).
Contohnya enzim pada sintesis steroid dan hidroksilasi.
a) Monooksigenase

Monooksigenase atau nama lainnya Microsomal Cytochrom P-450-Mono oxygenase


system, merupakan enzim yang penting mengandung heme dan monooksigenase, didalam
kompleks enzim ini maka NADH dan NADPH sebagai koenzim akan tereduksi dan
melepaskan hidrogenya dan memberikan elektronya untuk mereduksi sitokrom P450-AH
(Fe3+) yang sebelumnya mengandung fe dalam bentuk feri, yaitu P450 yang telah mengikat
substrat dan mempunyai gugus feri, menjadi P450-AH(Fe2+) bergugus fero, P450-AH
kemudian mengalami oksidasi, sehingga substrat akan dilepaskan dan mendapat 1 molekul
oksigen terjadilah dalam bentuk AOH (dalam bentuk substrat yang terhidroksilasi) dan 1
molekul oksigen lainnya akan membentuk H 2O dengan hidrogen yang asalnya dilepaskan
dari NADH/NADPH (dikenal sebagai siklus hidroksilase) sehingga banyak terjadi pada
hidroksilasi steroid di korteks Adrenalis, jadi proses pembentukan hormon di kelenjar
adrenalis banyak sekali yang menggunakan proses hidrokdilse ini. Di mikrosom (yaitu di
endoplasmik retikulum) yang ada di jaringan hati terdapat bersama dengan Sitokrom b5 yang
berperan penting untuk hidroksilasi obat-obatan, misalnya Anilin, Aminopirin, Benzpiren,
Phenobarbital, Morfin, dan Benzphetamin.

Obat-obatan diatas yang bermanfaat bagi tubuh, sisa-sisanya kalau dibiarkan merupakan
racun yang harus dibuang dengan proses hidroksilase enzimnya Microsom Cytochrom P-450-
Mono oxygenase system. Microsomal Cytochrom P-450-Mono oxygenase system,
istimewanya ikut berperan pada detoksifikasi obat-obatan dengan proses hidroksilasi.

Obat- H+ O2 + 2Fe2+ + 2 H obat-OH + H20 + 2Fe3+

Hidroksilase dari obat yang semulanya tidak punya O (oksigen) hanya mempunyai
hidroksil (hidrogen) saja kemudian mempunyai OH dengan mempunyai OH obat ini sisanya
mudah dibuang oleh tubuh.
Gambar diatas merupakan gambaran elektron transport didalam mikrosom. CN-
(cyanide) menghambat pada proses transport pembentukan Stearyl-CoA desaturase.
Menghambat elektron transport dari b5 ke Stearyl-CoA desaturase. Jadi ingat
monooksigenasi banyak berperan dalam hidroksilase obat-obatan yang artinya
menghilangkan sifat racun.

b) Monooksigenase

Di mitokondria, disebut sebagai Mitokondrial sitokrom P450 Monooksigenase


system, terdapat banyak pada jaringan membentuk steroid yaitu jaringan Steroidogenic yang
terdapat di korteks adrenalis, testis, ovarium, dan plasenta.Berperan dalam mengkatalisis
hidroksilasi steroid pada sintesis hormon steroid. Diginjal mengkatalis hidroksilasi posisi 1α
dan 24 dari senyawa 25-kolekalsiferol pada metabolisme vitamin D.

5. Superoksid Dismutase

Berfungsi melindungi organisme aerobik terhadap oksigen yang toksik, terdapat pada
sebagian besar mitokondria dan sitosol jaringan aerobic.

Ion Superoksid (oksigen yang toksik) merupakan radikal bebas yang terbentuk karena
transfer single oksigen. Contohnya:

Enzim -Flavin-H2 + O2 → Enz-Flavin-H + O2* + H+

Pada reaksi enzim yang mengandung flavin sebagai Co-enzim ketika proses oksidasi
maka cincin flavin bisa megikat hidrogen yang pada tahap pertama mempunyai elektron tidak
berpasangan, tetapi pada contoh diatas elektron yang tidak berpasangan adalah oksigen.

Ion superoksid dapat:


1. Mengurangi sitokrom c yang teroksidasi
O2* + Sit c (Fe+++ ) → O2 + Sit c (Fe++)
Sitokrom C mengandung feri (Fe+++ )kemudian karena elektron oksigen
superoksid membuat oksigen menjadi baik (tidak toksik) sehingga feri
berubah menjadi fero (Fe++).
2. Ion superoksid dapat dihilangkan oleh superoksid dismutase, dengan
direaksikan sesamanya yang akan menghasilkan H2O2, kemuadian H2O2
akan ditangani oleh hidroperoksidase.
O2 + O2 + 2 H+ → H2O2 + O2
3. Ion superoksid dapat berperan sebagai oksidan dan reduktan.

Anda mungkin juga menyukai