PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.2 Pengertian
d. Sindrom adrenogenital
sebagian besar bayi dengan sindroma adrenogenital menderita defisiensi
sebagian atau total enzim 21 hidroksilase yang diperlukan untuk sintesis kortisol.
Karena penurunan kadar kortisol, maka sekresi ACTH hipofisis menyebabkan
hyperplasia korteks adrenalis. Pada pasien defisiensi enzim sebagian, peningkatan
ACTH menghasilkan kadar kortisol yang normal, tetapi kadar adrenostedion sangat
meningkat disekresikan oleh adrenalis hiperplastik. Kemudian dia dimetabolis ke
testosteron yang menyebabkan virilisasi dalam wanita serta hipertrofi genetalia pada
pria. Jika sama sekali tidak ada enzim 21 hidroksilase, maka tidak ada produksi
kortisol, sehingga bayi yang lahir dengan masalah ini menderita insufisiensi adrenalis
maupun virilisasi (Sabiston, David, 1995).
Sindrom adrenogenital yang disebabkan oleh hipersekresi steroid seks adrenal
(androgen) (Rumaharbo, Hotma. 1999).
2.2 Epidemiologi
Pasien dengan insufisiensi adrenal (IA) yang dirawat diruangan intensif mulai
dari kerusakan multiorgan yang ringan sampai spectrum penyakit yang mengancam
nyawa. Pengenalan IA akan lebih sulit pada pasien dengan kondisi kritis karena tidak
adanya riwayat penyakit yang dapat dipercaya, terlambatnya pelaporan hasil
laboratorium dan diagnosis definitif yang tidak jelas.
Insufisiensi adrenal secara keseluruhan kejadiannya jarang, dengan insiden
<0,01% padapopulasi umum .Pada kelompok tertentu risiko untuk berkembangnya IA
cukup signifikan. Beberapa penelitian menunjukkan insiden IA pada pasien kritis
bervariasi mulai 0-77% tergantung pada populasi yang diperiksa dan kriteria
diagnosis yang dipakai. Namun secara keseluruhan insiden IA pada pasien dengan
penyakit kritis sekitar 30%, dengan insiden setinggi 50-60% pada pasien dengan syok
septic. Insufisiensi adrenal belakangan ini mulai menjadi masalah penting pada
perawatan intensif. IA sering ditemukan pada pasien setelah trauma mayor dan
dikaitkan dengan skor injuri yang lebih berat, meningkatnya kebutuhan cairan dan
darah, meningkatnya kebutuhan inotropik serta meningkatnya mortalitas. Pada
sebagaian besar kasus masih sangat sulit untuk mengenal adanya IA. Dari penelitian
dilaporkan kejadian IA cukup sering terjadi pada pasien kritis. Dilaporkan insiden
dari IA pada pasien trauma dengan cedera kepala didapatkan bervariasi mulai 25-
100% pada 10 hari pertama setelah cedera kepala. Penelitian yang dilakukan oleh
Ricers dkk mendapatkan insiden IA sebesar 32,7% pada pasien pasca operasi yang
dirawat diruagan intensif. Sedanglan Cermman dkk mendapatkan insiden IA pada
pasien hematologi dengan sakit kritis sebesar 60% (Mariadi, ketut dkk,2007).
Penyakit addison adalah penyakit yang jarang dan dapat terjadi pada pria
maupun wanita. Onset penyakit ini dapat terjadi pada semua usia. Frekuensi penyakit
addison pada populasi manusia diperkirakan 1 dari 100.000. beberapa penelitian dan
informasi mendapatkan 40-60 kasus dari 1 juta populasi pertahun di US. Faktor etnis
disebutkan tidak signifikan dalam epidemiologi penyakit addison.
Sindrom cushing sering terjadi pada usia 20 s/d 50 tahun. Tiap tahunnya terjadi
10 s/d 15 kasus dari 1 juta orang. Pada sindroma Cushing berupa sindroma ektopik
ACTH lebih sering pada laki-laki dengan rasio 3:1, pada insiden hiperplasia hipofisis
adrenal adalah lebih besar pada wanita daripada laki-laki, kebanyakan muncul pada
usia dekade ketiga atau keempat.
Aldosteronisme primer adalah suatu bentuk hipertensi yang dapat disembuhkan
dan bertanggung jawab untuk 1 sampai 2 persen dari semua pasien hipertensi karena
adanya suatu adenoma adrenalis, hiperplasia adrenalis bilateral, atau jarang
karsinoma adrenalis. Pada kurang dari 5 persen pasien, adenoma ini bilateral. Sebab
hiperplasia adrenalis bilateral tidak diketahui, tetapi bisa dihubungkan kerangsangan
aldosteron dari neurotransmitterhipofisis, mungkin serotonin.
Aldosteronisme primer biasanya biasanya timbul pada wanita berusia 30-50
tahun, namun anak-anak dan dewasa muda juga terkena. Walaupun pasien
aldosteronisme primer normotensif telah diuraikan, namun hipertensi dan
hiperkalemia ada dalam hampir semua pasien serta kelemahan merupakan suatu
keluhan yang lazim.
Program skrining bayi baru lahir, dengan menggunakan darah kapiler tunmit
pada lempengan kertas saring, telah dikembangkan untuk mendeteksi defisiensi 21-
hidroksilase. Data pada lebih dari 2 juta neonatus yang diskrining menunjukkan
bahwa penyakit aldosternisme primer terjadi pada 1 dari 20.000 anggota populasi
dijepang, 1 dari 10.000-16.000 d Eropa dan Amerika Utara, dan 1 dari 300 di eksimo
Yupik, Alaska. Sekitar 75% menderita bentuk virilisasi, penghilang garam dan 25%
menderita bentuk virilisasi sederhana. Bentuk nonklasik tidak terdeteksi pada
skrining bayi baru lahir (Behman&Kliegman, 2000).
Sindrom adrenogenital adalah keadaan yang sangat jarang timbul pada masa
bayi atau anak-anak. Pada wanita timbul virilisasi pada tahap awal kehidupan dan
bisa di obati dengan kortisol. Pada pria lebih jarang terdiagnosis dan bisa meninggal
dunia akibat insufisiensoi adrenal akut. Namun, jika selamat semasa bayi, terjadi
pertumbuhan berlebihan dan menyebabkan pubertas prekoks dan tinggi badan akhir
mrnjadi pendek (Rubenstein dkk, 2007).
2.3 Etilogi
2.3.1 Etiologi Aldosteronisme Primer
Aldosteronisme primer diakibatkan oleh hiperplasia adrenal bilateral (kedua
adrenal) atau salah satu adrenal (unilateral) dengan adenoma yang menghasilkan
aldosteron (single aldosterone-producting adenoma) (Baradero, 2009:79).
Setengah sampai tiga perempat pasien mengalami adenoma adrenal soliter,
kecil, dengan penampang berwarna kuning. Sisanya mengalami hiperplasia
adrenokortikal mikro atau makro noduler. Gambaran patologi disebabkan oleh
hipertensi atau hipokalemia. Ada 6 subtipe hiperaldosteronisme primer, yaitu:
1. Aldosterone-producing adrenal adenomas (APA)
Terjadi pada kira-kira 40% kasus. Hiperaldosteronisme cenderung lebih berat,
dengan hipertensi dan hipokalemia yang lebih jelas.
2. Idiopathic hyperaldosteronism (IHA)
Disebabkan oleh hiperplasia adrenal bilateral, terdapat pada 50-60% kasus.
Secara umum, lebih ringan.
3. Primary adrenal hyperplasia (PAH)
PAH unilateral mempunyai kemiripan biokimia dengan APA, tetapi
menunjukkan bentuk jarang hiperaldosteronisme.
4. Aldosterone-producing adrenocortical carcinoma
Merupakan penyebab yang jarang dari hiperaldosteronisme primer.
5. Familial hyperaldosteronism
Tipe I atau glucocorticoid-remediable aldosteronism (GRA) diturunkan
sebagai traitdominan autosom yang tergantung dengan ACTH. Kelainan itu
terjadi < 3% kasushiperaldosteronisme primer. Tipe II juga diturunkan secara
dominant autosom, namun tidak tergantung dengan ACTH.
6. Ectopic aldosterone-producing adenoma/carcinoma
Terjadi pada < 0,1% kasus
Secara umum, aldosteronisme primer disebabkan oleh:
a. Adenoma adrenal (sindroma conns)
b. Hiperplasia adrenal
c. Karsinoma adrenal