Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUN

A. Latar Belakang
Sindrom cushing adalah kumpulan keadaan klinis yang diakibatkan oleh
sfek metabolik dari kadar glukokortikoit atau kortisol yang meningkat dalam
darah. Nama penyakit ini diambil dari harvei Cushing seorang ahli bedah yang
pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1912. Sindrom cushing
terjadi akibat kelebihan glukokortikosteroid. Sangat sering terjadi akibat
pemberian kortikosteroid terapeutik, (Gleadle,2003)
Kumpulan gejala klinis yang ditemukan yaitu hipertensi, sutriae,
osteoporosis, hiperglikemia, moon face, buffalo hump (penumpikan lemak di area
leher, dan lain sebagainya. Gejala klinis yang ditemukan sangat mudah
berpengaruh terhadap perkembangan penyakit selanjudnya atau risiko
komplikasinya.
Prevalensi sindroma cushing ini pada laki-laki sebesar 1:30.000 dan pada
perempuan 1: 10.000. angka kematian ibu yang tinggi pada sindrom cushing
disebabkan oleh hipertensi berat sebesar 67% diabetes gestasional sebesar 30%.
Kematian ibu telah dilaporkan sebanyak 3 kasus dari 65 kehamilan dengan
sindrom cushing. (Hemaningsih dan Soehita,2005)
Oleh karena itu, untuk mencegah angka kematian khususnya ibu pasca
melahirkan dengan sindrom cushing yang semakin bertambah kami mencoba
untuk menyusun asuhan keperawatan penyakit sindrom cushing secara umum
yang baik.
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui tinjauan umum tentang penyakit cushing
syndrom
2. Untuk mengetahui asuah keparawatan yang bisa diberikan kepada
klien dengan gangguan cushing syndrom
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi

Kelenjar adrenal terletas diatas kedua ginjal. Kelenjar adrenal juga disebut
sebagai kelenjar supranalis karena yang ada diatas ginjal. Selain itu kelenjar
adrenal disebut kelenjar ana ginjal karena lokasinya yang menempel pada ginjal

Kelenjar adrenal tersusun dari dua lapis yaitu korteks dan medulla.
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokotikal
dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesis tiga kelas hormone
steroid yaitu mineralokotikoit, blukortikoit, dan androgen.

Hormone mineral lokotikoit pada masa yang utama adalah aldosteron


dibentuk di jona glomerulusa hormone ini mengatur keseimbangan elektrolik
dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktifitas fisiologi ini
selanjudnya membantu dan mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung.

Hormone glukotikoit pada manusia yang utama adalah kortison dibentuk


di jona fasikulata. Kortisol memiliki efek pada tubuh seperti metabolis glukosa
yaitu keseimbangan cairan dan elektrolik, inflamasi dan imunitas.

Korteks adrenal mensekkresi jumlah kecil steroid seks dari jona


retikularis. Adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen.
 Hormone glukortikoit (kortisol)
Kortison adalah glukortikoit utama dihasilkan oleh zona fasikulata ( ZF)
dan zona reticularis (ZR) bagian dalam yang dirangsang oleh ACTH
(adenokortikotropik).
Jumlah kortisol normal pada jam 09.00 WIB sebesar 6-20 µg/dl,
pada tengah malam kurang dari 8 μg/dl. Kortisol terikat erat dengan
transkortin atau Cortisol-Binding Globulin (CBG)±75% dari jumlah
kortisol seluruhnya. 15% terikat kurang erat dengan albumi, dan 10% dari
jumlah kortisol seluruhnya memiliki efek metabolik.
Berikut beberapa efek metabolik kortisol, yaitu:
1. Protein : proses katabolik sehingga meningkatkan glukoneogenesis
2. Lemak : proses lipolisis sehingga pelepasan lemak bebas (FFA)
meningkat dan menyebabkan deposisi lemak sentripetal (Buffalo
Hump).
3. Karbohidrat : penyerapan glukosa di otot dan lemak menurun, sekresi
glukosa oleh hepar meningkat sehingga sel beta pankreas dapat
dilemahkan (DM tersembunyi muncul).
Fungsi kortisol berlawanan dengan insulin yaitu menghambat sekresi
insulin dan meningkatkan proses glukoneogenesis di Hepar. Sekresi
kortisol juga dirangsang o;eh beberapa faktor seperti trauma, infeksi dan
berbagai jenis sters. Kortisol akan menghambat proteksi dan efek dari
berbagai mediator dari proses inflamasi dan imunitas seperti inteleukin -6
(IL-6). Lymphokines, prostaglandins, dan histamine.
Produksi kortisol dibutuhkan untuk produksi Angiostensin-II yaitu efek
untuk vasokontriksi dan vasotonus sehingga dapat membantu
mempertahankan tonus pembuluh darah yang ade kuat (adequate vascular
tone). Tonus pembuluh darah yang ade kuat utuk mengatur tonus arteriol
dan memelihara tekanan darah.
B. Defenisi
Cushing sindrom adalah hiperaktivitas atau hiper fungsi kelenjar adrenal
sehingga mengakibatkan hipersekeresi hormon glukokortikoit (kortisol).
Bentuk gangguan ini rhehlatif jarang dihjhumpai.
Sinrom cushing adalah keadaan glukokortikoit yang tinngi dan mencakup
kelebihan glukokortikoit yang disebabkan oleh pemberian terapeutik
kortikosteroid.
Sinrom cushing merupakan pola khas obesitas yang disertai dengan
hipertensi, akiat dari kadar kortisol darah yang tinggi secara abnormalkarena
hiperfungsi korteks adrenal. Sindromnya daat tergantung kortikotropin
(ACTH) atau pun tidak tergantung ACTH.
D. Klasifikasi
klasifikasi umum:
1. cushing sindrom
2. cushing disease
3. paraneoplasma
klasifikasi cushing sindrom
1. hiperlasia adrenal
2. hiperlasia noduler adrenal neoplasma adrenal
3. penyebab iotrogenik.
E. Etiologi
1. Pada sindrom cushing primer, terlalu banyak produksi kortisol yang
diakibat kan oleh adenoma atau karesenoma adrenal
2. Pada sindrom cushing sekunder, terlalu banyak produksi kortisol yang
diakibatkan dengan oleh hyperplasia adrenal karena banyak sekali ACTH
terlalu banyak produksi ACTH dapat diakibatkan oleh:
a. Hipofisis terlalu banyak mengeluarkan ACTH karena gangguan
hipofisis atau hipotalamus.
b. Keluarnya ACTH yang berasal dari nonhipofisis (produksi
hormone diluar hipofisis) meningkatan, misalnya pada
karsinoma bronkogenik,adenoma bronchial, dan kasinoma
pankreas.
3. Pada sindrom cusing iatrogenic, kadar kortisol yang sangat tinggi sebagai
akibat terapi glukokortikoit yang berlansung lama.
Faktor patofisiologis yang dikaitkan dengan kortisol yang berlebibihan akibat
pengaruh glukokortikoid yang berlebihan.
Tanda dan gejala
1. kenaikan berat badan
2. obesitas
3. doposit lemak,terutama pada bagian tengah tubuh,wajah(menyebabkan
wajah terbentuk bulat ,seperti bulan/moon-shaped face) diantara bahu dan
bagian atas panggung (menyebabkan bentuk seperti punduk kerbau/buffalo
hump).
4. memar pada payudara, lengan,perut, dan paha
5. kulit yang menipis dan mudah memar
6. jerawat
7. kelelahan otot
8. intoleransi glukosa
9. kehausan yang meningkat
10. urinasi yang meningkat
11. pengeroposan tulang
12. tekanan darah tinggi
13. sakit kepala
14. disfungsi kongnitif
15. kegelisahan
16. mudah kesal
17. deperesi
18. mudah mengalami infeki
19. wanita juga data menglami bertambahnya rambut pada wajah dan tubuh,
serta mensturasi berhenti atau tidakteratur
20. pria juga dapat mengalami
- disfungsi ereksi
- kehilangan
F. Patofisiologi
1. Perubahan metabolisme protein. Katabolisme ptotein yang berlebihan
mengaktifkan berkurangnya massa otot dengan tanda-tanda:
a. Atrofi otot, pada ektermitas yang mengakibatkan lengan dan
kaki kelihatan kurus sulit berdiri dari posisi duduk, sulit naik
tangga,serta keletihan dan kelelahan.
b. Berkurangnay protein dari matriks dari tulang yang
mengakibatkan osteoporosis, fraktur patologis serta nyeri
tulang dan punggung.
c. Hilangnya kolagen penyongkong dari kulit yang
mengakibatkan kulit menjadi tipis, cepat imbul memar,
ekimosis dan striae kemerahan pada abdomen.
d. Luka sulit sembuh
2. Perubahan metabolisme lemak. Perubahan metabolisme lemak
mengakibatkan obisistas dan sitribusi jaringan lemak tidak normal.
Banyak lemah pada wajah (mengakibatkan moon face), pada daerah
intrakapular (buffalo hump), dan pada mensetirium (truncal
obesity).berat badan meningkat.
3. Perubahan metabolism karbohidrat. Ada peningkatan glikogeogenesis
hepatic dan ketidak mampuan memkai insulin yang mengakibatkan
hiperglekimia postpranidial dan diabetes militus (DM). pasien yang
sudah ada DM, gangguan metabolism karbohidrat akan memperberat
tanda-tanda DM.
4. Perubahan respons imun dan respons inflamasi akibat berkurangnya
limfosit, terutam limfosit-T, menigkatnya neutorifl dan gangguan
kegiatan antibody.tiga perubahan ini akan membaut pasien sagat rawan
terhadap infeksi viral dan infeksi fungal. Tanda awal infeksi seperti
demam bisa tidak tamapk. Penyembuhan luka juga sulit.
5. Gagguan metabolisme air dan mineral
Kortisol itu sendiri mempunyai kativitas minerallokortikoid sehingga
kelebihan kortisol mengakibatkan tanda dan gejala peningkatan
kegiatan mineralok kortikoidwalaupun aldosterol normal. Tanda dan
gejalanya.
a. Retensi natrium dan air yang bisa mengakibatkan berat badan
mningkat dan edema.
b. Hipertensi sebagai penigkatan volume ciran dan penigkatan
sensitivitas anteriol terhadap katekolamin.
c. Peningkatan eksresi kalium dan kalorida melalui urine
(hipokalemia dan hipokloremia)yang bisa mengakibatkan
alkalosis metabolik.
d. Peningkatan response kalsium dari rualng dan batu ginjal
akibat hiperkloria.
6. Perubahan pada stabilitas emosi, misalnya cepat marah, cemas, depresi
ringan, serta konsentrasi dan ingatan menurun.hal ini bisa terjadi
berkembang menjadi depresi berta dan pisikosis.
7. Perubahan hematologis (eritrosit, hemoglobin, hematokrit, bisa
meningkat).
8. Kegiatan androgen meningkat: hirsutisme (banyak tumbuh bulu pada
wajah dan seluruh tubuh), rambut, kepala rontok,jerawat,gangguan
siklus mensturasi(dari oligomenorea sampai amenorea),dan perubahan
libido.
G. Patway
H. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejal sindrom cushing syindrom bervasiasi, akan tetapi
kebanayakan orang dengan gangguan tersebut memiliki obesitas tubuh bagian
atas ,wajah bulat, peningkatan lemak, disekitar leher, lengan yang realatif
ramping dan kaki ,anak-anak cenderung untuk mejadi gemuk dengan tingkat
pertumbuhan mejadi lambat.
manifestasi yang muncul antara lain:
1. rambut kepala menjadi tipis
2. jerawat,pipi kemerahan
3. moon face
4. bulu halus banyak pada muka dan seluruh tubuh atau hirtuisime
5. striae kemerah-merahan pada abdomen
6. lengan dan kaki kurus dengan atrophy otot-otot
7. kulit cepat memar, ecchoiymosis,pemyembuhan luka sulit
8. berat badan bertambah atau obesitas
9. diabetes militus
10. hipertensi
11. neiropati perifer
Tanda-tanda umum dan gejala lainnya termasuk
a. kelelahan yang sangat parah
b. otot-otot yang lemah
c. tekanan darah tinggi
d. rasa haus dan buang air kecil yang berlebihan
e. mudah marah,cemas, bahkan dperesi
f. punuk lemak (fatty hump)antara dua bahu
I. Penatalaksanaan cushing syindrom
penatalakksanaan cushing syindrom tergantung apa pemnyebab hormone
kortiso yang diproduksi secara berlebihan. penatalaksanaan dapat dilakukan
secara pembedahan,radiasi, kemoterapi atau penggunaan obatuntuk
menghambat kortisol . jika penyebabnya, adalah pengguanaan jagka panajang
hormone glukokortikoid yang di gunakan untuk mengobatai gngguan lain,
dokter secara bertahap akan mengurangi dosisi hinga mencapai dosis terendah
namun tetpa cukup untuk megendaikan angguan itu.setelah kontrol berhasil
dilakukan, dosis haian hormone glukokortikoid dapat ditingkatkan dua kali
lipat dan diberikan pada hari lain untuk mengurangi efek samping.
a. hipofisis adenoma
pengobatan yang tersedia untuk pneyakit adenoma hipofisis. cara yang
paling banyak dibunkan adalah oprasi pengangkatan tumor, yang dikenal
sebagai transsphenoidal adenomectomy. cara ini menggunakan mikroskop
khusus dan instrument yang sangat halus , ahli bedah akan mendekati
kelejar pituitary melalui ubang hidung atau pembukaan dibuat dibawah
bibir atas. tingkat keberhasilan atau penyembuhan dari posedur ini lebih
80% bila dilakukan oleh seorng ahli bedah yang berpegalaman. stelah
oprasi hipofisis, tingkat produksi ACTH tetes dibawah normal . hal ini
merupaka penurunan yang alami,namun untuk sementara klien akan diberi
bentuk sintesis dri kortisol(seperti hyidrocortisone atau prednisone).
pada klien yang mengalami gagal oprasi transspenidad, dapat dilakukan
metode radioterapi. radiasi kekelenjar pituitary diberikakn selama 6. hal
ini memerlukan waktu beberapa bulan atau tahun sebelum klien merasa
lebih baik . namun, demikian kombinasi dari radiasi dan obt
mitotanie(lysondren) dapat membantu mempercepat pemulihan. mitotane
dapat memekan produksi kortisol dan menurunkan kadar hormone
plasmadan urine . tignkata keberhasian dengan mengggunakan pengobatan
mitotane mencapai 30-40%. obat lain yang digunakan tanpa tau dengan
kombinasi untuk megentrol produksi kelebihan kortisol.diantaranya
aminogluhrimide, metyrapone,trilostane dan ketoconazole.
b. Ektopik ACTH syndrome
kelebihan produksi kortisol yang disebabkan oleh sinrom ACTH ektopik
dapa disembuhkan dengan menghilangakan semua jaringan kaknker yang
mensekrei ACTH. pilihan pengobatan kanker ,oprasi,
radioterapi,kometerapi, imunoterapi, atau kombinasi dari perawatan ini
tergantung pada jenis kanker dan seberapa jauh tumor tersebut tela
menyebar. keran,ACTH, tu,or ,ensekrersi (,isalnya,knker oaru-parusel
kecil) mungkin sangat kecil dan bahakan meyebar keluar pada saat
diagnosis , obat penghambat,seperti mitotene,merupakan bagian penting
dari penbobatan .
c. Tumor adrenal
pembedahan adalah pengobatan utama untk tumor kanker dari kelenjar
adrenal. pada penyakit primary pinmetid micronodular adrenal oprasi
pengangkatan
J. komplikasi
jika tidak ditangani,sindrom cushing bisa menyebabkn berbagai komplokasi
antara lain:
1. tekanan darh tinggi
2. penigkatan gula darah
3. rentan terserang infeksi
4. pengeroposan tulang(osteoporosis)
5. kehilangan masa otot.
6. batu ginjal
7. poor healing
8. obesitas
K. Pemeriksaan diagnostic dan penunjang
pada pemeriksaan diagnostic dapat dilakukan dengn uji laboratoriu dengan
memeriksa hormone metabolic, sela darah glukosa.

pemeriksaan variable hasil


laboratorium

a. hormone a) 17- Naik


metabolic Hidroksikortikoid
(17-OHCS)
b) 17- Naik
ketosteroid(17-
b. Sel darah KS) Turun
a) Eosinofil Naik
b) Neutrofi Naik
c) Darah Turun
c. Glukosa d) Urin positif

pemeriksaan diagnostic lain yang dilakukan adalah


1. Sampel darah, untuk menentukan adanya variasi diurnal yang normal
pada kadar kartisol plasma. variasi biasanya tdak terdapat pada gangguan
fungsi adrenal.
2. Test supresi deksametason, untuk menegahkan diagnose peneyebabb
sindrom cushing apakah dari hipofisis atau adrenal. deksameteson
diberikan pada pukul 11 malam dan kadar krtisol plasma diukur pada
pukul pagi 8 pagi dihari berikutnya.
3. pengukuran kadar kortisol. bebas dalam urine 24 jam, untuk memeriksa
kadar 17- hidroksikortikosteroid serta 17- ketosteroid yang merupakan
metabolit kortisil dan androgen dalam urine . pada sindrom cushing kadar
metabolit dan kadar kortisl plasma akan meningkat.
4. Stimulasi CRF(Cortocotropin-releasing faktor), untuk membedahkan
tumor hipofisis dengn tempat-tempat ektopik produksi ACTH.
5. pemerisaan radioimunoassy ACTH plasma, untuk mengenali penyebab
sindrom cushing.
6. pemindai CT,USG dan MRI, untuk menetukn lokas jaringan adrenal dan
mendektesi tumor pada kelenjar adtrenal

pemeriksaan penunjang

pemeriksaan penunjang hasil

a. foto rontegen tulang a. osteoporosis terutama pelvis,


b. piolografi laminografi kranium, kosta, vertebral
c. arteriografi b. pembesaran
d. scanning adrenal(karisnoma) lokalisasi
e. ultrasonogfrafi tumor adrenal
f. foto rontgen kranium c. hiperplasi
d. tumor
e. hiperplasi
f. tumor hipofisis

L. Discharge Planing
A. DISCARD PLANING
- Menganjurkan klien untuk meningkatkan ativitas sehari-hari secara
perlahan untuk melindungi otot yang melemah dari kerusakan
akibat mendorong terlalu keras
- Anjurkan klin untuk memiliki pola makan sehat dengan makanan
bergizi untuk membantu meningkatkan tenaga dan memperkuat
tulang
- Menjaga kesehatan jiwa dengan cara menjaga diri agar tetap rileks
dan terhindar dari stres dan depresi
- Mencoba terapi untuk meringankan rasa sakit dan nyeri seperti
berendam di air panas, pijat dan olaraga.

M. Konsep Asuhan keperawatan


A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, umur,
pendidikan, agama, alamat, tanggal masuk rumah sakit, lebih lazim sering
terjadi pada wanita dari pada laki-laki dan mempunyai insiden puncak
antara umur 20 dan 30 tahun
2. Keluhan utama
Adanya memer pada kulit, klien mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat
badan.
3. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah klien pernah mengkonsumsi obat-obatan kartekostoroit dalam
jangka waktu yang lama
4. riwayat kesehatan keluarga
kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom atau
kelainan kelenjar adrenal lainya
pengumpulan riwayat dan pemeriksaan kesehatan difokuskan pada efek
pada tubuh dari hormone korteks adrenal yang kosentrasinya tinggi dan
kepada kemampuan korteks adrenal berrespons terhadap perubahan kadar
kortisol dan aldosterons. Riwayat kesehatan mencakup informasi tentang
tingkat aktifitas klien dan kemampuan untuk melakuakn aktifitas rutin dan
perawatan diri. Detailnya pengkajian keperawatan untuk klien ini
mencakup:
 kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet, memar dan
edema
 amati adanya perubahan fisik dan dapatkan respons klien tentang
perubahan ini
 lakukan pengkajian funsi mental klien, termasuk suasana hati,
respons terhadappertanyaan, kewaspadaan terhadap lingkungan,
dan tingkat depresi. Keluarga klien merupakan sumber terbaik
untuk mendapatkan informasi tentang perubahan ini.
5. Pemeriksaan fisik
BI (Breath)
Inspeksi : pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan dada
simetris
Palpasi : vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : suara sonor
Auskultasi: terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi nafas
tambahan.
B2 (Blood)
Perkusi pekak, S1 S2 Terdengar tunggal, hipertensi, TD meningkat
B3 (Brain
Composmentis dengan GCS 456, kelebihan alam perasaan depresi sampai
insomnia
B4 (Bladder)
Poliuri, kadang terbentuk batu ginjal, retensi natrium
B5 (Bowel)
Terdapat peningkatan berat badan. Nyeri pada daerah lambung, terdapat
striae di daerahabdomen, mukosa bibir kering, suara redup
Bo (musculoskeletal dan integument)
Kilt tipis, peningkatan pigmentasi, mudah memar,atropi otot, ekimosis,
penyembuhan luka lambat, kelemahan otot, osteoporosis, moon face,
punguk bison, obesitas tunkus.
B. Diangnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan
sindrom cushing adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat
kortisol dalam darah meningkat.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan atrofi otot akibat sintesis protein
di otot menurun
3. Risiko tinggi cedera berhubungan dengan atrofi otot sehingga terlihat
kelemahan dan perubahan metabolisme protein
4. Kerusakan integritas kulit yang berhungan dengan odema, kerusakan
proses penyembuhan, dan penipisan dan perapuhan kulit
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan
fisik, kerusakan fungsi seksual, dan penurunan tingkat aktifitas.
6. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan respons inflamatori.
C. Intervensi

DIAGNOSA TUJUAN DAN KITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
(NANDA) (NIC) (NOC)

kelbeihan volume setelah dilakukan tindakanl - observasi masukan dan -menunjukan status
cairan b/d retensi perawatan selama … jam volume haluaran,catat volume sirkulasi,
natrium akibat kortisol cairan dlam batas normal. keseimbangannya.timba terjadinya
darah menigkat criteria hasil: volume cairan ng berat badan tiap hari. perbaikan atau
stabil, pemasukan dan - pantau tekanan darah perpindahan cairan,
pengeluaran seimbang, berat - observasi derajat perifer peningkatan BB
badan stabil, TTV rentang atau sentral yang sering menunjukan
normal. mengalami edema retensi cairan
dependen lanjut.
- pantau albumin serum -peningkatan
(khususnya natrium dan tekanan darah
kalium) biasanya b/d
- atasi natrium dan cairan kelebihan volume
sesuai indikasi. cairan karena
- tindakan kolaboratif mungkin tidak
pemberian obat. terjadii karena
perpindahan cairan
keluar area
vaskuler.
-perpindahan cairan
pada caringan
sebagai akibat
retensi natrium dan
air, penurunan
albumin dan
penurunan ADH.
-menentuka derajat
edema yang sedang
dialami agar
intervensi dapat
dilakukan dengan
teman.
-penurunan albumin
serum
mempengaruhi
tekanan osmetic
koloit plasma,
mengakibatkan
pemebntukan
edema.
-natrium mungkin
dibatasi untuk
menimalkan retensi
cairan dalam area
ekstravaskuler.
-menekan produksi
kortisol sehingga
sntesis proteindapat
ditingkatkan,
mengurangi retensi
natrium, edema
dapt diminimalisir.

intoleransi aktivitas setelah dilakukan tindakan - batas aktifitas klien -menurunkan


b/d atrofi otot akibat keperawatan selama … jam - observasi kadar kortisol permintaan untutk
sintesis protein diotot dengan. klien dengan metabolism
menurun kriteria hasil:klien mampu untuk pemeriksaan pembentukkan oleh
bergerak dari tiudr hingga hingga laboratorium darah. energy oleh tubuh
duduk samapai berjalan secara - tindakan kolaboratif
bertahap. pembrian obat. saat berktivitas.
- laith klien untuk -menilai kadar
beregerak secraa kortisol yang ada
bertahap dan posisi didalam darah ,
berbaring,mirirng sehingga
kekkanan dan kekiri mempunyai acua
dilanjutkan posisi untuk menurunkan
duduk, berdiri dan kadar kortisol.
berjalan -menekan produksi
kadar kortisol
sehingga sintesis
protein dapat
ditingkatkan,
mengunrangi retensi
natrium,edema
diminimalisir
-perlu dilatih untuk
meningkatkan
kekuatan otot klien
dan menilai
sejauhmana gerakan
yang dapat
dilakukan.
Resiko tinggi cedera setelah dilakukan tindakkan -observasi tanda-tanda - efek antiflamasi
b/d atrofi otot ditandai keperawatan selama … jam ringan infeksi kortikosteroiddapat
dengan kelemahan dan kriteria hasil :cedera tidak terjadi -menciptakan lingkungan menghaburkan
perubahan sehingga klien bebas dari cedera yang portektif, dengan tanda-tanda umum
metabolisme protein. jaringan lunak atau fraktur, klien cara media yang inflamasi dan
tidak mengalami suhu tubuh yang menbahayakan dapat infeksi.
naik,kemerhan,atau tanda infeksi diminimalisisr. - menecegah jatuh,
dan inflamasi. -membnatu klien saat fraktur dan cedera
ambulasi (yaitu lainnya pada tulang
beregerak dari satu dari jaringan lunak.
tempat ketempat lain - menecegah terjatuh
tampa tongkt atau kruk. atau terbentu pada
-berikan diet itnggi sudut furniture yang
protein ,kalsium, dan tajam.
vitamin D - meminimalkan
-tindakan kolabortig penipisan massa
pemeberian obat. otot dan
osteoporosis.
- menekan produksi
kortisol sehingga
sintesis protein
dapat ditingkatkan.

kerusakan intergritas Setelah dilakukan tindakkan -observasi dengan inspeksi - menandakan area
kulit yang b/d edema, keperawatan selama … jam kulit terhadap perubahan sirkulasi
kerusakan poses dengan warena,turgor,vascular. buruk/kerusakkan
penyebuhan,dan kriteia hasil: memar hilang, luka -pantau masukn cairan dan yang dapa
penipisan dan dapat sembuh, turgor kulit ebih hidrasi kulit dan menimbulkan
kerapuhan kulit baik,pigmentasi kulit normal. membrane mukosa. pembentukan
-observasi area juga infeksi
mengalami edema. - menedektesi
-berikan perawatan adanya
kulit,berikan salep atau dehidrasi/hidrasi
krim. berlebihan yang
-kolaborasi dalam memepengaruhi
pemeberian matras busa. sirkulasi dan
tindakakan kolaboratif intergritas jaringan
pemeberian obat. pada seluler.
- jaringan edema
lebih cenderung
rusak/hidresi
berlebihan yanf
mempengaruhi
sirkulais dan
intergritas jaringan
menurun karena
tekanan oleh
tekanan cairan.
- lotion dan salep
mungkin di
ingginkan untuk
menghilangkan
kering,robekakan
kulit.
- mencegah irirtasi
dermal lansung dan
meningkat
evaporasi lembabp
pada kulit.
menururnkan lama
pada jaringan.
- menekan produksi
kortisolsehingga
sintesis proeing
dapat diitngkatkan,
mengurangi retensi
natrium,edema
dapat diminimalisir.

BAB 111
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cushing sindrom adalah kelainan hiperfungsi kelenjar adrenal yang
bertugas memproduksi glukokortikoid atau kortisol. Pada penyakit ini kadar
kortisol dalam darah meningkat. Faktor pemicu keadaan tersebut ada dua
yaitu faktor luar dan dalam tubuh. Secara umum yang paling sering terjadi
yaitu pengobatan kortikosteroid dan keganasan dalam tubuh yang memicu
peningkatan CRH oleh hipotalamus dan ACTH dari hipofisis sebagai respon
umpan balik saat sel target akan hormon kortisol. Hormon kortisol yang
meningkat memberikan dampak pada beberapa fungsi tubuh seperti
penumpukan lemak pada daerah sentral yang disebut moon face, tubuh
semakin gemuk baik akibat kelebihan volume cairan maupun penumpukan
lemak, dan lain sebagainya.

B. Saran
Setelah mengetahui dan memahami bagaimana proses penyakit
cushing sindrom dan asuhan keperawatan kepada klien dengan cushing
sindrom, mahasiswa keperawatan sebaiknya mampu menerapkannya dalam
praktik lapangan. Hasil pembuatan makalah ini tentunya masih memiliki
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran
sehingga dapat membangun kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Baradero,Mary,dkk. 2009.seri asuhan keperawatan klien gangguan
endokrin .jakarta;EGC.
Guyton, Arthur C. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , Edisi 11.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Pierce A. Grace and Neil R. Borley. 2007. Ilmu Bedah edisi 3. Jakarta :
EMS
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Endokrin. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
http://medicastore.com/penyakit/3052/Cushing’s_Syndrome.html

Anda mungkin juga menyukai