Anda di halaman 1dari 15

KONSERVASI DAN REVITALISASI ONDUO DI ROKAN HULU, RIAU

THE CONSERVATION AND REVITALISATION OF ONDUO IN MALAY OF


ROKAN HULU, RIAU

Yulita Fitriana
Balai Bahasa Riau
Jalan H.R. Soebrantas Km. 12,5 Kompleks Binawidya UR, Pekanbaru
yulita.fitriana.bbpr@gmail.com

Abstrak: Onduo merupakan nyanyian pengantar tidur anak yang hidup di dalam masyarakat
Melayu Rokan Hulu, Riau. Seiring dengan perubahan zaman, tradisi onduo mulai ditinggalkan
oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya konservasi dan revitalisasi yang
sudah dilakukan dan yang dapat dilakukan untuk melestarikan onduo. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif-deskriptif. Dari penelitian ini diketahui bahwa upaya yang sudah dilakukan
untuk melestarikan onduo adalah: pendirian grup onduo, perekaman, penciptaan lagu, penulisan
buku dan berbagai penelitian, dan penerbitan peraturan daerah. Adapun upaya yang bisa dilakukan
untuk melestarikan onduo adalah dengan mentransformasikan onduo ke dalam media lain dan
pemberian penghargaan kepada pelaku tradisi onduo. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
upaya konservasi dan revitalisasi tradisi onduo sudah mulai dilakukan. Akan tetapi, upaya-upaya
tersebut masih bersifat perorangan dan hanya dilakukan secara insidental saja. Belum tampak
upaya yang sistematis, terstruktur, dan masif untuk mengonservasi dan merevitalisasi tradisi ini.

Kata Kunci: konservasi, revitalisasi, onduo, Melayu, Rokan Hulu

Abstract: Onduo is alullaby that exists in the Malay community of Rokan Hulu, Riau. Over time,
Rokan Hulu’s people begin to leave the onduo tradition. The purpose of this study is to identify
conservation and revitalization efforts that have been carried out to preserve the onduo tradition.
This research uses descriptive qualitative method. From theresearch, it is recognized that there
are several ways done to preserve onduo tradition among others, establishing onduo group,
recording, creating songs, writing books andconducting research, and publishing local
regulations. There are some efforts that can be applied to preserve onduo tradition, such as
publishing onduo into another media and give awards to participants of onduo traditional
competitions. The research concluded that the onduo conservation and revitalization effort has
been implemented. However, these efforts are still performed individually and incidentally. Some
systematic, structured, and massive ways are not implemented to conserve and revitalize the
onduo tradition.

Keywords: conservation, revitalization, onduo, Malay, Rokan Hulu

1. PENDAHULUAN Marwati, 2015) hal yang paling mendasar


dari (pelestarian) tradisi adalah adanya
Kuatnya pengaruh budaya global di informasi yang diteruskan dari suatu
dalam masyarakat Indonesia ikut generasi ke generasi berikutnya, baik
menyurutkan eksistensi budaya lokal. tertulis, maupun lisan. Tanpa adanya hal
Tradisi-tradisi yang hidup dan itu, suatu tradisi akan punah.
berkembang di dalam masyarakat, Salah satu tradisi yang mulai
perlahan mulai tergerus dan tergerus akibat budaya global itu adalah
terpinggirkan. Tradisi yang seharusnya onduo (baca: onuo). Onduo merupakan
diturunkan dari satu generasi ke generasi tradisi lisan yang terdapat di dalam
berikutnya seolah tersendat. Padahal masyarakat Melayu Rokan Hulu, Riau. Di
menurut Pudentia (dalam Anton dan beberapa daerah di Kabupaten Rokan

88
Hulu, onduo dikenal dengan nama timang rambut atau pertunangan ini dapat
anak atau buai anak (Matabudaya, 2017). dipelajari secara khusus kepada sang ahli,
Ada juga istilah ayun budak (ayun anak), seperti Taslim.
seperti yang ada di dalam masyarakat Berdasarkan pengamatan pada saat
Kecamatan Bangun Purba, Rokan Hulu, turun ke lapangan pada 2014 dan 2017
Riau, yang masyarakatnya bersuku (Matabudaya, 2017), sudah jarang
Mandailing (Suaibah dan Asriwandari, masyarakat yang menuturkan onduo pada
2014: 1). Sementara itu, maestro tradisi saat menidurkan anak. Menurut Taslim,
lisan di Kabupaten Rokan Hulu, Taslim, terakhir pertunjukan onduo yang
membedakan kedua istilah itu. dilaksanakan secara lengkap, diperkirakan
Onduo merupakan tradisi me- pada 1960--1965-an. Namun, tahun 2000-
nidurkan anak dengan syair yang an, Al Azhar, seorang sastrawan dan juga
dinyanyikan dengan irama tertentu. pemuka adat Melayu Riau, pernah juga
Onduo biasa dinyanyikan dalam mengadakan pertunjukan onduo di
kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu kampungnya, Desa Talikumain,
Rokan Hulu, Riau, dengan bahasa Melayu Kabupaten Rokan Hulu. Akan tetapi,
dialek setempat. Tidak hanya anak, onduo tradisi seperti ini semakin jarang
juga dipergunakan untuk menidurkan dilakukan. Bahkan menurut Fitriana
cucu. Oleh karena itu, di dalam (2014) di Desa Ulakpatian, Kecamatan
Bibliografi Kajian Melayu dan Peta Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu,
Sastra Lisan Melayu di Riau (Fitriana nyanyian pengantar tidur untuk anak-anak
dkk., 2014), di dalam masyarakat Melayu berganti menjadi nyanyian dangdut yang
Rokan Hulu dikenal onduo anak dan diputar di telepon genggam. Asumsi
onduo cucu. tersebut diperkuat dengan hasil penelitian
Berdasarkan peruntukannya, “Vitalitas Onduo di Kabupaten Rokan
onduo terbagi dua. Pertama, onduo dapat Hulu” (2017) yang dilaksanakan Balai
ditampilkan pada saat menidurkan anak Bahasa Riau.
dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang Hal tersebut merupakan indikasi
menurut Taslim disebut dengan istilah bahwa onduo sudah mulai ditinggalkan
timang budak atau ayun anak. Kedua, masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan
onduo yang ditampilkan dalam acara upaya-upaya dari segenap elemen untuk
mencukur rambut bayi atau pertunangan. melestarikan onduo sehingga tidak benar-
Pada acara cukur rambut dan pertunangan benar punah.
ini, onduo dinyanyikan dengan alat-alat Permasalahan yang dibahas di
musik, seperti gondang (gendang) dan dalam penelitian ini adalah: 1. Upaya-
ogung (gong).Terkadang pertunjukan upaya yang sudah dilakukan berbagai
tersebut dilengkapi pula dengan suling pihak dalam pelestarian onduo dalam
dan alat musik petik, gambus. masyarakat Melayu Rokan Hulu, Riau;
Pada awalnya, kemampuan me- dan 2. Upaya-upaya yang dapat dilakukan
nyanyikan onduo yang di dalamnya untuk konservasi dan revitalisasi onduo.
terkandung nasihat dan doa orang tua Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
terhadap anak atau cucunya itu didapat mengetahui: 1. Upaya-upaya yang sudah
dari orang tua atau nenek dengan cara dilakukan berbagai pihak dalam
mendengarkan secara langsung. Onduo pelestarian onduo; dan 2. Upaya-upaya
jenis ini memang tidak diperdengarkan yang dapat dilakukan untuk konservasi
untuk khalayak ramai, seperti yang dan revitalisasi onduo dalam masyarakat
disampaikan oleh Rahman dkk. (2004: Melayu Rokan Hulu, Riau.
186). Akan tetapi, onduo yang Setakat ini, penelitian mengenai
dipertunjukkan dalam acara mencukur onduo sudah dilakukan oleh berbagai

89
pihak. Sita Rohana (2014) menulis buku 2. LANDASAN TEORI
Onduo: Timang Anak Rokan Hulu.
Berdasarkan pendapat Jan Harold
Zurmanita (2014) menulis “Nilai-Nilai
Brunvand (Danandjaja, 1984), tradisi
Religius dalam Bo’onduo pada
lisan yang bersifat verbal mencakup lima
Masyarakat Desa Lubuk Bendahara,
kategori, yaitu: “1. ungkapan tradisional
Kecamatan Rokan IV Koto”. Tulisan ini
(pepatah, peribahasa, wasita adi, dan lain-
berisi mengenai nilai-nilai religius yang
lain); 2. nyanyian rakyat; 3. bahasa rakyat
terdapat di dalam onduo, yaitu nilai iman,
(dialek, julukan, sindiran, gelar, bahasa
ibadah, dan mu’amalah. Suaibah dan
sandi, dsb.nya); 4. teka-teki; dan 5. cerita
Hesti Asriwandari (2014) menulis
rakyat (dongeng, mitos, legenda, sage,
“Tradisi Ayun Budak pada Masyarakat
cerita jenaka, cerita cabul, dsb.nya)”.
Bangun Purba di Kabupaten Rokan
Berdasarkan kelima kategori tersebut,
Hulu”. Di dalam tulisan itu disimpulkan
onduo termasuk ke dalam kategori
bahwa tradisi Ayun Budak merupakan
nyanyian rakyat karena bentuk onduo
perwujudan syukur kepada Tuhan, media
adalah nyanyian yang berupa pantun dan
penyampaian nasihat, doa, dan prosesi
syair yang disampaikan dengan
membangun hubungan sosial di dalam
menyanyikan atau menyenandungkannya.
masyarakat. Adapun Yulita Fitriana
Adapun konservasi adalah“‘1.
(2013) dalam esai “Onduo di Tengah
pemeliharaan dan perlindungan sesuatu
Gempuran Lagu-Lagu Dangdut”
secara teratur untuk mencegah kerusakan
menyampaikan kecenderungan masya-
dan kemusnahan dengan jalan
rakat di Desa Ulakpatian yang mengganti
mengawetkan; pengawetan; peles-
nyanyian pengantar tidur untuk anak-anak
tarian; 2. proses menyaput bagian dalam
menjadi nyanyian dangdut yang diputar di
badan mobil, kapal, dan sebagainya untuk
telepon genggam.Wahyuni (2017)
mencegah karat’”(KBBI, 2015). Di dalam
menulis “Revitalisasi Sastra Lisan Bonai”
penelitian ini, arti konservasi yang tepat
yang menyebutkan bahwa sastra lisan
adalah arti yang pertama. Sementara itu,
Bonai mulai ditinggalkan oleh masya-
revitalisasi adalah‘proses, cara, perbuatan
rakatnya sehingga perlu direvitalisasi.
menghidupkan atau menggiatkan
Untuk merevitalisasi sastra lisan Bonai
kembali’ (KBBI, 2015). Jadi, upaya
tersebut, Wahyuni mengaitkannya dengan
konservasi dan revitalisasi yang dimaksud
usulan pengangkatan sastra lisan ini
di dalam penelitian ini adalah upaya-
sebagai materi ajar di sekolah.
upaya pemeliharaan, perlindungan,
Dengan melihat hasil-hasil pene-
pelestarian, dan penggiatan kembali
litian yang sudah dilakukan tersebut,
onduo di dalam masyarakat sehingga
terlihat bahwa penelitian mengenai upaya-
terhindar dari kemusnahan.
upaya konservasi dan revitalisasi yang
Konservasi dan revitalisasi dapat
khusus terhadap onduo belum pernah
dilakukan apabila ada tradisi yang
dilakukan. Penelitian yang demikian
dianggap sudah terlihat atau terindikasi
penting dilakukan karena melalui
eksistensinya mulai memudar atau hilang.
penelitian tersebut diketahui upaya-upaya
Hal tersebut ditandai dengan semakin
konservasi dan revitalisasi yang sudah
jarangnya tradisi tersebut dilakukan atau
dilakukan dan yang dapat dilakukan di
disaksikan oleh masyarakat. Akan tetapi,
masa yang akan datang. Dengan
sebelum upaya konservasi kemudian
demikian, diharapkan tradisi lisan ini
dilanjutkan dengan revitalisasi, sebaiknya
dapat kembali eksis di tengah masyarakat.
dilakukan upaya penelitian mengenai
vitalitas (daya hidup) terhadap tradisi
yang dianggap mulai punah tersebut.
Mengadopsi dari kajian vitalitas bahasa,

90
dari hasil penelitian vitalitas tersebut, https://www.youtube.com/watch?v=DQYt
akan diketahui bagaimana kondisi sebuah oDlTX9w, lagu “Onduo Anak”Wahidin
sastra lisan. Menurut Ibrahim (2019), T. (2016) dalam https://www.
akan ditemukan enam kondisi vitalitas, youtube.com/ watch?v= YNJGH
yaitu:(1) aman, (2) rentan, (3) mengalami DUzYpM., dan Ijal Rohul(2016) “Tradisi
kemunduran, (4) terancam punah, (5) Unik Rokan Hulu Menimang Anak
kritis, atau (6) punah. (Onduo)” dalam https://www.
Di dalam Petunjuk Teknis youtube.com/watch?v=L5R1HA9oTHQ.
Program Prioritas Badan Pengembangan Langkah kerja yang dilakukan di
dan Pembinaan Bahasa (2017) dalam penelitian ini sebagai berikut.
disebutkan bahwa konservasi dan Pertama, menemukan dan mendata teks
revitalisasi memiliki tiga tujuan praktis, dan berbagai informasi mengenai onduo
yaitu: “(1) melestarikan informasi tentang ada di dalam masyarakat. Data ini
keanekaragaman bahasa dan sastra untuk diperlukan untuk mendeskripsikan onduo.
generasi yang akan datang; (2) Kedua, menemukan upaya-upaya
menciptakan peluang dan strategi baru konservasi dan revitalisasi onduo yang
dalam mempertahankan bahasa dan sudah dilakukan selama ini oleh berbagai
sastra, serta (3) memperkenalkan dan pihak. Ketiga, mencari transformasi
menanamkan tanggung jawab dalam onduo ke bentuk lain. Keempat,
pelindungan bahasa dan sastra”. mengklasifikasi data dan informasi yang
sudah didapat sehingga diketahui
3. METODE PENELITIAN beberapa upaya yang sudah dilakukan
Penelitian ini bersifat kualitatif- untuk melestarikan onduo. Kelima,
deskriptif. Menurut Endraswara (2006), menemukan hal-hal yang dapat dilakukan
penelitian kualitatif sesuai dilakukan dalam rangka upaya konservasi dan
untuk kajian yang objek kajiannya revitalisasi onduo yang mungkin
merupakan bagian dari hasil budaya yang dilakukan di Kabupaten Rokan Hulu,
menjadi bagian dari kajian humaniora. Riau. Kelima, diambil simpulan terhadap
Satori dan Komariah (2011) menyatakan penelitian ini.
bahwa di dalam penelitian kualitatif,
peneliti mengungkap fenomena-fenomena 4. PEMBAHASAN
yang tidak dapat dikuantifikasikan. Di dalam pembahasan ini,
Data mengenai onduo ini didapat diungkapkan dua hal. Pertama, upaya
melalui data lapangan dan data pustaka. konservasi dan revitalisasi onduo yang
Data lapangan diambil melalui teknik sudah dilakukan. Kedua, upaya
wawancara dengan pelaku tradisi lisan konservasi dan revitalisasi yang belum
onduo, seorang maestro sastra lisan, dan dapat dilakukan.
Taslim bin Faham yang bergelar Datuk
Mogek Intan (66 tahun). Taslim 1. Upaya Konservasi dan Revitalisasi
berdomisili di Pasir Pengarayan, Rokan Onduo
Hulu, Riau. Adapun data pustaka didapat Dari hasil wawancara ketika
melalui teknik dokumentasi dari berbagai berada di dalam masyarakat Rokan Hulu,
sumber berupa artikel di dalam buku terlihat bahwa tidak semua orang
Folklor Suku Bonai (Fitriana dkk., 2014), mengenal onduo apalagi mampu
laporan penelitian “Vitalitas Onduo di mendendangkannya. Pengakuan dari
Kabupaten Rokan Hulu, Riau” (Irwanto maestro tradisi lisan Melayu Rokan Hulu
dkk., 2017)dan audio visual (Youtube), bahwa onduo yang lengkap semakin
yaitu lagu “Onduo Anak Rokan”oleh jarang ditampilkan, juga memperkuat
Raby RM dan Enny Rohul (2014) dalam pendapat tersebut. Penelitian “Vitalitas

91
Onduo di Kabupaten Rokan Hulu, Riau” Penghargaan ini diprakarsai oleh
yang dilakukan Balai Bahasa Riau pada Direktorat Jenderal Kebudayaan,
2017 juga mengindikasikan bahwa tradisi Kementerian Pendidikan Republik
lisan ini semakin ditinggalkan oleh Indonesia di Gedung Perfilman Usmar
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan Ismail Jakarta.
upaya pelestarian tradisi ini sehingga Maestro Taslim ini sudah tampil
tidak hilang ditelan zaman. di berbagai tempat. Grup ini juga sudah
Pembicaraan mengenai konservasi dua kali tampil di Taman Mini Indonesia
dan revitalisasi onduo di dalam penelitian Indah (TMII), Jakarta. Pada 2007, dia
ini dibagi atas dua bagian, yaitu upaya pernah menampilkan bakoba “Timang
yang sudah dilakukan berbagai kalangan dan Tumbai” berkolaborasi dengan
untuk tetap melestarikan onduo dan tukang Koba, Rasyid, dari Desa Ulak
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk Patian di Lampung dalam Festival
melestarikan onduo. Krakatau (Zal/Mad, 2014).
Pada April 2016, grup ini
2.1 Upaya Konservasi dan Revitalisasi mengikuti pelatihan sekaligus juga tampil
yang Sudah Dilakukan dalam kegiatan “Memperkenalkan
Selama ini, sudah ada kesadaran Onduo” di Hotel Sapadia, Rokan Hulu,
bahwa eksistensi onduo semakin Riau. Pelatihan itu diselenggarakan Balai
berkurang di dalam masyarakat Rokan Kajian Sejarah, Tanjungpinang. Pada
Hulu. Oleh karena itu, berbagai elemen 2019, Balai Bahasa Riau juga
baik pemerintah, maupun masyarakat melaksanakan kegiatan “Revitalisasi
sudah pula melakukan upaya-upaya Onduo di Kabupaten Rokan Hulu” yang
konservasi dan revitalisasi terhadap melibatkan Dinas Pendidikan Kabupaten
onduo. Berikut beberapa upaya yang Rokan Hulu, guru, dan siswa Sekolah
sudah dan masih dilakukan dalam rangka Menengah Pertama.
pelestarian onduo. Taslim sudah melakukan upaya
regenerasi dengan mengajarkan tradisi
2.1.1 Pendirian Grup Onduo onduo ini kepada Asmeli (33 tahun),
Berdasarkan keterangan yang anaknya. Asmeli merupakan salah
diberikan Taslim bin Faham (66 tahun), seorang pelopor dalam Grup Onduo
seorang maestro sastra lisan di Rokan tersebut. Dia menjadi ketua dari grup
Hulu, pada awalnya, ada tiga grup onduo yang beranggotakan sekitar 15 orang yang
di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Akan anggotanya sebagian besar merupakan
tetapi, sekarang tinggal satu grup onduo siswa Madrasah Tsanawiyah di Pasir
yang masih aktif berkegiatan. Pangarayan, tempatnya mengajar.
Grup Onduo yang masih aktif 2.1.2 Perekaman
tersebut didirikan oleh Taslim yang Salah satu cara yang dilakukan
bergelar Datuk Mogek Intan. Dia pernah untuk mengonservasi onduo adalah
mendapat penghargaan Anugerah Seni dengan merekam pada saat pementasan
dari Gubernur Riau dan Anugerah Sagang onduo. Selama ini, sebagian besar
2007. Pada 2014, dia mendapat perekaman ini dilakukan oleh orang per
Penghargaan Maestro yang diberikan orang, tetapi ada pula yang dilakukan
Muhammad Nuh, Menteri Pendidikan dan oleh institusi. Rekaman ini kemudian
Kebudayaan (Mendikbud) Republik diunggah ke Youtube sehingga dapat
Indonesia pada Malam Anugerah ditonton oleh masyarakat luas. Berikut
Kebudayaan dan Penghargaan Maestro beberapa rekaman onduo yang dapat
(AKPM) Seni Tradisi 2014 ke-3. ditemukan di kanal Youtube.

92
“Tradisi Unik Rokan Hulu Menimang Anak (Onduo)”
https://www.youtube.com/watch?v=L5R1HA9oTHQ

Rekaman berbentuk video ini pantun-pantun nasihat dilantunkan


diunggah oleh Ijal Rohul pada 31 Juli saat menidurkan anak dalam
2016. Waktu tayangnya hanya 1.54 menit. buaian. Pesan nasihat yang
Pemetasan ini juga dilakukan oleh Grup terkandung dalam Onduo tidak
Onduo Taslim. Di dalam keterangannya, hanya ditujukan pada sang anak,
Ijal mengatakan sebagai berikut. namun semua orang yang dapat
mendengar Onduo dimana pun
“Onduo merupakan tradisi sastra
dilantunkan, entah di ladang,
lisan zaman dulu yang berkembang
rumah, dan sebagainya”.
di tengah masyarakat sepanjang
Sungai Rokan. Onduo berisi
Video lain yang ditemukan di Youtube adalah video berikut.

“Koba Menimang Anak (Onduo)”

93
Pak Taslim F Datuk Mogek Intan
https://www.youtube.com/watch?v=h7eFrlEVxJs

Video ini diunggah oleh Channel Kipeh-kipeh Nak si baju buok


Telusur Rokan Hulu pada 20 Desember Banyak nyamuk di ujung tanjung
2016. Tayangan ini berdurasi 8.20 menit. Dongalah… dongalah… donga
Video yang berjudul “Sang Maestro Dongalah… dongalah… donga
Sastra Lisan” ini merupakan publikasi
Sastra Lisan Melayu yang diprakarsai Iko pupatah uyang Tambusai
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Dalam bokawan dai lawan 2x
Pemerintah Provinsi Riau. Etlalo nak si Kamaruddin
Rekaman-rekaman sejenis banyak Jangan lamu poi bolaya
dijumpai di media-media dalam jaringan
(daring). Rekaman-rekaman ini sebagian Olah tudogak di tongah malam
besar diunggah oleh orang per orang Timanglah anak ciumlah dolu
dengan kualitas rekaman yang tergolong Tah kotitah kelapo mudo
biasa/rendah. Hal tersebut disebabkan Dapek kelapo penggulai boluik
rekaman-rekaman tersebut tidak di- (untuk membuat) belut’
kerjakan oleh orang-orang profesional di
bidang perekaman visual. Namun, Sumonjak anak ayah ado
perekaman-perekaman tersebut sangat Dapeklah ayah kawan bugoluik
penting dalam upaya pelestarian onduo Awan-awan tumbuh di awan 2x
dan mengenalkan tradisi ini kepada Cendawan tumbuh di batang bodui
masyarakat luas.
Dalam bokawan dai lawan 2x
2.1.3 Lagu Elok putenggang badan sondii
Upaya pelestarian terhadap onduo Etlalo nak si Kamaruddin
perlu dilakukan. Salah satu yang sudah Jangan lamu poi bolaya
dilakukan adalah dengan menciptakan
lagu yang terinspirasi dari nyanyian Etlalo nak si Kamaruddin
menidurkan anak yang hidup di dalam Jangan lamu poi bolaya
masyarakat Rokan Hulu. Padi kito budendang masak
Lagu berjudul “Onduo Anak Ayam jantan bucampuo lomak
Rokan” ini dinyanyikan oleh Raby RM
dan Enny Rohul, dua penyanyi yang Kipeh-kipeh Nak si baju buok
berasal dari Rokan Hulu. Banyak nyamuk di ujung tanjung
Lagu ini tersimpan di Youtube. Dongalah… dongalah… donga 2x
Video ini diunggah oleh Jagan Rokan dan Iko pupatah uyang Tambusai
dipublikasikan 1 Maret 2014. Video yang
berdurasi 6,21 menit ini sudah dikunjungi Dalam bokawan dai lawan 2x
sebanyak 2,569 kali (16 Agustus 2019). Etlalo nak si Kamaruddin
Teks “Onduo Anak Rokan” adalah Jangan lamu poi bolaya
sebagai berikut. Olah tasintak si tali balam

Etlalo nak si Kamaruddin Tali balam bonang punconu


Jangan lamu poi bolaya (benang tiga warna)
Padi kito budendang masak Olah tudogak tongah malam
Ayam jantan bucampuo lomak Timanglah anak ciumlah dolu
Tah kotitah kelapo mudo

94
Dapek kelapo penggulai boluik ‘Dalam berkawan dari lawan 2x
Elok urusi badan sendiri
Sumonjak anak ayah ado Etlalo nak si Kamaruddin
Dapeklah ayah kawan bugoluik Jangan lama pergi berlayar’
Awan-awan tumbuh di awan 2x
Cendawan tumbuh di batang bodui ‘Etlalo nak si Kamaruddin
Jangan lama pergi berlayar
Dalam bakawan dai lawan 2x Padi kita berdendang masak
Elok putenggang badan sondii Ayam jantan bercampur enak’
Etlalo nak si Kamaruddin
Jangan lamu poi bolaya Kipas-kipas Nak si baju buruk
Banyak nyamuk di ujung tanjung
Terjemahannya: Dengarlah… dengarlah… dengar
‘Etlalo nak si Kamaruddin 2x
Jangan lama pergi berlayar Ini pepatahorang Tambusai
Padi kita berdendang masak
Ayam jantan bercampur enak’ ‘Dalam berkawan dari lawan 2x
Etlalo nak si Kamaruddin
‘Kipas-kipas Nak si baju buruk Jangan lama pergi berlayar
Banyak nyamuk di ujung tanjung Sudah tertarik si tali balam’
Dengarlah… dengarlah… dengar
Dengarlah… dengarlah… dengar’ ‘Tali balam bonang punconu
Sudah rindu tengah malam
‘Ini pepatah orang Tambusai Timanglah anak ciumlah dahulu
Dalam berkawan dari lawan 2x Tah kotitah (sejenis rebana)
Etlalonak si Kamaruddin Dapat kelapa penggulai belut’
Jangan lama pergi berlayar’
‘Semenjak anak ayah ada
‘Sudah rindu di tengah malam Dapatlah ayah kawan bergelut
Timanglah anak ciumlah dahulu Awan-awan tumbuh di awan 2x
Tah kotitah kelapa muda Cendawan tumbuh di batang
Dapat kelapa penggulai berduri’

‘Semenjak anak ayah ada ‘Dalam berkawan dari lawan 2x


Dapatlah ayah kawan bergelut Elok urusi badan sendiri
Awan-awan tumbuh di awan 2x Etlalo nak si Kamaruddin
Cendawan tumbuh di batang Jangan lama pergi berlayar’
berduri’

95
Lagu “Onduo Anak Rokan”
https://www.youtube.com/watch?v=DQYtoDlTX9w

Video lain yang berkenaan dengan Lagu lain yang juga diadaptasi
onduo adalah video “Onduo Anak “ yang dari Onduo adalah lagu “Onduo Anak”.
dinyanyikan oleh Inar Pujud. Durasi video Lagu ini diciptakan oleh Wahidin T. dan
ini 7.13 Menit. Video ini diunggah oleh J. dinyanyikan oleh Inar Pujud. Video ini
Channel pada 30 September 2016. diunggah oleh JChannel pada 30
September 2016.

Lagu “Onduo Anak”


https://www.youtube.com/watch?v=YNJGHDUzYpM

Teks lagu ini adalah sebagai berikut. Tiduo anakku tiduo


Susah iduik nak muncai makan
“Onduo Anak”
Batang botik nak tumbuh di imbo
Ayah boposan Buahnyo masak dimakan musang
Tolong dongakan
Onduo anakku Onduo
Kuonduo dalam buaiyan Batang botik nak tumbuh di imbo
Buahnyo masak dimakan musang
Tiduo anakku tiduo Dai sonik omak ayah mumbolo
Kalau dah godang pumbolo badan
Haok di hati monumpang badan
Onduo anakku Onduo
Kuonduo dalam buaiyan Dai sonik omak ayah mumbolo

96
Haok di hati monumpang badan Tiduo nan lolok ayah dendangkan

Onduo anakku Onduo


Kuonduo dalam buaiyan Terjemahannya.
Tiduo anakku tiduo
Tiduo nan lolok ayah dendangkan “Onduo Anak”

Nasi sapuluik pombuek kotan ‘Ayah berpesan


Dimakan uyang di pagi ai Tolong dengarkan
Susah iduik Nak ayah asokan Onduo anakku Onduo
Makonyo jadilah anak bobakti Ku-onduo dalam buaian’

Kaen batik Nak pakai boludu ‘Tidur anakku tidur


Dibaok uyang poi bolaya Kalau dah besar pemelihara badan
Dai sonik Nak elokkan laku Onduo anakku Onduo
Supaya uyang sayang ko awak Ku-onduo dalam buaiyan’

Buah pauh Nak selimang batu ‘Tidur anakku tidur


Anak sembilang di tapak tangan Susah hidup mau mencari makan
Bialah jauh di nogoi satu Batang betik nak tumbuh di rimba
Jaso omak ayah jangan dilupokan Buahnya masak dimakan musang’

‘Batang betik nak tumbuh di


Onduo anakku Onduo rimba
Kuonduo dalam buaiyan Buahnya masak dimakan musang
Tidue …. Dari kecilibu ayah memelihara
Harap di hati menumpang badan’

Batang goluguo tumbuh di lombah ‘Dari kecilibu ayah memelihara


Harap di hati menumpang badan
Buah monimpu si uek manggih Onduo anakku Onduo
Ku-onduo dalam buaian
Bia tokubuo badan di tanah Tidurlah anakku tidur
Sayang dianak indok kan habih Tidur nan lelap ayah dendangkan’

‘Nasi sepulut pembuat ketan


Kayu ao Nak salindong bulan Dimakan urang di pagi hari
Kumbang moisok bungu muanti Susah hidup Nak ayah rasakan
Makanya jadilah anak berbakti’
Nyawo di badan ayah tauhkan
‘Kain batik Nak pakai beludru
Sayang dianak tabaok mati Dibawa orang pergi berlayar
Buah pauh Nak selimang batu Dari kecil Nak elokkan laku
Anak sembilang di tapak tangan Supaya orang sayang ke awak’
Bialah tokubuo badan di tanah
‘Buah pauh Nak selimang batu
Onduo anakku Onduo (sejenis kayu)
Kuonduo dalam buaiyan Anak sembilang di tapak tangan
Tiduo anakku tiduo Biarlah jauh di negeri satu

97
Jasa ibu ayah jangan dilupakan’ Hulu. Ada juga buku Nilai-Nilai dalam
Ayun Budak pada Masyarakat Kecamatan
‘Onduo anakku Onduo Rambah yang ditulis Hendrizal (2014).
Ku-onduo dalam buaian Selain berupa buku,
Tidur’ pendokumentasian onduo juga dilakukan
sejumlah peneliti. Sebut saja, Zurmanita
‘Batang gelugur tumbuh di lembah (2014) yang menulis “Nilai-Nilai Religius
Buah menimpa si urat manggis dalam Bo’onduo pada Masyarakat Desa
Biar terkubur badan di tanah Lubuk Bendahara Kecamatan Rokan IV
Sayang di anak tidakkan habis‘ Koto”. Ada pula Suaibah dan Asriwandari
(2014) dengan tulisan mereka “Tradisi
‘Kayu ara Nak,Salindong Bulan Ayun Budak pada Masyarakat Bangun
Kumbang mengisap bunga Purba di Kabupaten Rokan Hulu”.
meranti Irwanto, dkk. (2017) dari Balai Bahasa
Nyawa di badan ayah taruhkan Riau juga mengadakan penelitian
Sayang dianak terbawa mati’ “Vitalitas Onduo di Kabupaten Rokan
‘Buah pauh Nak selimang Hulu, Riau.Kondisi onduo dewasa ini
batu(sejenis kayu) juga dibahas dalam sebuah esai “Onduo di
Anak sembilang di tapak tangan Tengah Gempuran Lagu-Lagu Dangdut”
Biarlah terkubur badan di tanah’ oleh Fitriana (2013).
Tulisan-tulisan seperti itu, dapat
‘Onduo anakku Onduo menjadi upaya pendokumentasian
Ku-onduo dalam buaian berbagai versi onduo yang masih hidup di
Tidur anakku tidur dalam masyarakat. Dengan demikian,
Tidur nan lelap ayah dendangkan’ secara tidak langsung ikut melestarikan
onduo tersebut. Melalui penulisan buku
Ketiga lagu tersebut merupakan dan berbagai bentuk tulisan lainnya,
bentuk revitalisasi Onduo yang sudah masyarakat mengetahui berbagai versi
dilakukan oleh masyarakat. Walaupun onduo dan pengetahuan lainnya mengenai
masih bergenre sama, yaitu nyanyian tradisi lisan ini, seperti penutur onduo,
tetapi irama dan liriknya sudah dibuat waktu pelaksanaan onduo, alat musik
berbeda. yang biasa dipergunakan, dan kondisi
onduo dewasa ini.
2.1.4 Penulisan Buku dan Berbagai
Penelitian 2.1.5 Penerbitan Peraturan Daerah
Untuk tujuan konservasi, Pada 2017, sebelas budaya Riau
pengumpulan data mengenai onduo ditetapkan sebagai warisan budaya tak
sangat dibutuhkan. Data tersebut benda (WBTB). Budaya yang berhasil
dikumpulkan dan dipublikasikan dalam mendapatkannya adalah Tunjuk Ajar
bentuk buku, laporan penelitian, artikel, Melayu Tenas Efendi, Sijobang “Buwong
atau esai. Gasiong” (Kampar), Silat Perisai
Setakat ini, didapati sebuah buku (Kampar), Zapin Meskom (Bengkalis),
yang khusus membicarakan masalah Zapin Api (Rupat Utara, Bengkalis),
onduo. Buku tersebut berjudul Onduo: Manongkah (Indragiri Hilir), Perahu
Timang Anak Rokan Hulu (2014) yang Baganduang (Kuantansingingi), Batobo
ditulis oleh Sita Rohana. Buku ini (Kampar), Rumah Lontiak (Kampar),
diterbitkan oleh Lembaga Adat Riau. Selembayung Riau, dan Onduo (Nasution,
Buku ini relatif lengkap membicarakan 2017). Penetapan ini berarti bentuk
onduo yang ada di Kabupaten Rokan pengakuan pemerintah terhadap beragam

98
budaya tersebut, termasuk di antaranya Pada 4 Oktober 2018, Kepala
Onduo Rokan. Dengan penetapan ini, Dinas Kebudayaan Provinsi Riau sudah
diharapkan ada perhatian dan upaya yang pula meresmikan pengurus Forum Guru
lebih serius untuk pelestarian onduo, Budaya Melayu Tingkat Sekolah
terutama dari pemerintah. Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Forum ini
Setakat ini, Provinsi Riau sudah dibentuk sebagai upaya mendukung perda
memiliki Peraturan Daerah (Perda) yang memuat peraturan tentang Muatan
mengenai pelestarian budaya Melayu. Hal Lokal Melayu Riau ini.
tersebut tertuang di dalam Peraturan Kedua perda tersebut dapat
Daerah (Perda) Provinsi Riau Nomor 9 menjadi landasan bagi pemerintah untuk
Tahun 2015 tentang Pelestarian melestarikan berbagai budaya Riau,
Kebudayaan Melayu Riau. Di dalam termasuk onduo. Pemerintah Kabupaten
perda tersebut pada Bab I dinyatakan Rokan Hulu merupakan pemerintah yang
bahwa “pelestarian adalah upaya-upaya paling berkompeten untuk merevitalisasi
perlindungan, pengembangan, onduo karena tradisi ini berada di dalam
pemanfaatan dan pewarisan kebudayaaan wilayah tersebut.
Melayu Riau melalui pengelolaan
kebudayaan untuk menjamin keragaman 2.2 Upaya Pelestarian yang Belum
warisan budaya dan tradisi masyarakat Dilakukan
Melayu Riau.” Selain upaya pelestarian yang
Sebelumnya, Pemerintah Daerah sudah dilakukan, ada upaya-upaya
Provinsi Riau menerbitkan Perda konservasi dan revitalisasi yang bisa
Penyelenggaraan Pendidikan, No. 12 dilakukan sehingga onduo akan tetap
Tahun 2013. Pada Bagian Keempat, Pasal hidup di dalam masyarakat Rokan Hulu.
5, mengenai penyelenggaraan pendidikan Selain cara memasukkan tradisi lisan
meliputi: a. Penyelenggaraan Pendidikan; (termasuk onduo) Rokan Hulu ke dalam
b. Pengendalian Mutu dan Standar pelajaran di sekolah, seperti yang
Nasional Pendidikan; c. Pendidikan diusulkan Wahyuni (2017), ada upaya-
Berbasis Keunggulan Lokal; dan d. upaya lain yang dapat dilakukan oleh
Muatan Lokal Budaya Melayu Riau. berbagai pihak.
Melalui perda tersebut, pada
bagian Muatan Lokal Budaya Riau, ada 2.2.1Transformasi ke Media Lain
kekuatan hukum untuk melestarikan dan Transformasi diartikan sebagai
juga merevitalisasi budaya lokal Melayu bentuk pengubahan bentuk dari satu
Riau, termasuk onduo. Melalui perda bentuk ke bentuk lain dan dari satu media
tersebut, ada kesempatan untuk ke media lain. Di dalam sastra,
pemerintah daerah memasukkan materi transformasi dapat terjadi dari karya
pengenalan dan pelestarian onduo di sastra ke film (ekranisasi), puisi ke prosa
Sekolah Menengah Atas. atau sebaliknya, puisi atau prosa ke
Bersempena dengan ulang tahun drama, dan sebagainya. Transformasi juga
Ke-62 Provinsi Riau, Gubernur Riau dapat dalam bentuk ide atau gagasan yang
menandatangani surat keputusan ada di dalam karya tersebut.
Kurikulum Muatan Lokal Budaya Melayu Setakat ini, transformasi onduo ke
Ria untuk tingkat SMA/SMK/MA. Untuk bentuk tarian sudah dilakukan. Tarian itu
penerapannya di kabupaten, Gubernur diberi judul “Onduo dalam Gorak".
Riau memberi instruksi kepada kepala Tarian itu direkam dalam sebuah
daerah di Riau untuk melaksanakan panggung pertunjukan dan dipublikan
peraturan tersebut di wilayah masing- melalui Youtube oleh Reni Windasari
masing (Mardianto, 2019). pada 30 November 2017. Selain itu, Balai

99
Seni Balai Proco juga mengunggah Tradisi oleh Kementerian Pendidikan dan
sebuah video melalui Youtube. Akan Kebudayaan pada 2014.
tetapi, penampilan tarian “Onduo dalam Pemerintah Provinsi Riau,
Gerak” ini direkam di tempat terbuka Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, dan
dengan tiga orang penari laki-laki dan Balai Bahasa Riau perlu menye-
seorang penyanyi perempuan. Video ini lenggarakan penghargaan serupa ini untuk
diunggah pada 23 September 2018. para budayawan. Tidak hanya pemerintah,
Koreografer tari ini adalah Dasrikal, perusahaan, yayasan, dan institusi lainnya
A.Md. Sn. Selain bertransformasi ke hendaknya turut peduli kepada para
dalam bentuk tarian, ada beberapa bentuk tukang onduo ini. Dengan demikian,
transformasi yang dapat dilakukan. mereka termotivasi untuk tetap
1. Transformasi Onduo ke dalam Puisi menggeluti tradisi yang semakin kurang
Pada dasarnya onduo termasuk ke peminatnya.
dalam genre puisi. Dengan demikian, Diharapkan penghargaan yang
transformasi yang dapat dilakukan diberikan tidak hanya berupa piagam atau
adalah transformasi ide atau gagasan. piala semata, tetapi juga berupa uang
Di dalam onduo terkandung nilai-nilai pembinaan. Uang pembinaan itu
religius dan moral yang diajarkan hendaknya tidak diberikan sekali ketika
orang tua kepada anaknya. Nilai-nilai mereka diundang untuk menerima
ini dapat dijadikan inspirasi untuk penghargaan. Idealnya, berbagai pihak,
penulisan puisi. pemerintah atau swasta, dapat
2. Transformasi Onduo ke dalam Teater menganggarkan dana setiap bulannya
Bentuk pentransformasian yang juga untuk mereka. Dengan demikian,
dapat dilakukan adalah mengubah atau perhatian mereka dapat lebih terfokus
mengadaptasikannya ke dalam bentuk pada pengembangan tradisi onduo.
drama atau teater. Pentransformasian
dalam bentuk ini menuntut banyak 5. SIMPULAN
perubahan. Onduo “bermain” dalam Onduo merupakan tradisi lisan
wilayah kata-kata dan suara. Ketika yang sudah mulai hilang di dalam
bertransformasi ke dalam drama dan masyarakat Melayu Rokan Hulu, Riau.
teater, kata-kata dan suara itu juga Hal tersebut diketahui melalui
harus diikuti dengan gerak. Apabila pengamatan langsung, hasil wawancara
pentransformasian tersebut juga dengan pelaku tradisi onduo, dan hasil
berkenaan dengan ide, akan semakin penelitian.
banyak pula hal yang berubah. Tentu Sebagai bagian dari tradisi Riau
saja, akan dimungkinkan yang sudah pula diakui pemerintah
pentransformasian dalam bentuk lain. sebagai warisan budaya tak benda
Hal tersebut, akan sangat bergantung (WBTB), seharusnyalah dilakukan upaya-
kepada kreatifitas masyarakat. upaya untuk pelestarian onduo. Salah satu
cara pelestarian itu adalah dengan
2.2.2 Pemberian Penghargaan mengonservasi dan merevitalisasi onduo.
Dalam perkembangannya, onduo Melalui penelitian ini dapat
tidak hanya dianggap sebagai tradisi lisan diketahui hal-hal sebagai berikut.
yang dilakukan sehari-hari. Onduo sudah Berbagai pihak sudah berupaya
masuk sebagai sebuah seni pertunjukan. melestarikan onduo dengan berbagai cara.
Hal tersebut dipelopori oleh budayawan Pertama, pendirian grup onduo sehingga
Melayu Rokan Hulu, yaitu Taslim Faham onduo tetap dapat dinikmati oleh
yang mendapat Anugerah Maestro Seni masyarakat. Kedua, melakukan
perekaman, walaupun sebagian besar

100
masih berupa perekaman dengan onduo ke dalam media lain. Dengan
menggunakan alat-alat yang sederhana, demikian, masyarakat mendapat
seperti telepon genggam. Ketiga, menikmati onduo dengan kebaruan yang
menciptakan lagu yang diadaptasi dari dilakukan. Upaya yang juga dapat
onduo. Keempat, penulisan buku dan ditempuh adalah dengan pemberian
berbagai penelitian yang bermanfaat penghargaan kepada pelaku onduo yang
sebagai bentuk pendokumentasian dan tunak menjalankan perannya sebagai
penginventarisasian onduo, serta penjaga tradisi ini.
memberikan pengetahuan mengenai Dengan demikian disimpulkan
fungsi, nilai, dan kondisi onduo dewasa bahwa upaya konservasi dan revitalisasi
ini. Kelima, penerbitan peraturan daerah onduo di Kabupaten Rokan Hulu, Riau
yang dapat menciptakan situasi yang sudah dilaksanakan, baik oleh pemerintah,
kondusif bagi keberlangsungan onduo. maupun masyarakat. Akan tetapi, masih
Ke depan perlu menjadikan onduo diperlukan upaya-upaya yang lebih
sebagai salah satu materi pada muatan sistematis, terstruktur, dan masif sehingga
lokal Melayu Riau di sekolah. onduo benar-benar kembali hidup dan
Selain itu, diperlukan cara-cara berkembang di dalam masyarakat Rokan
yang kreatif seperti mentransformasikan Hulu, Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Antoni dan Marwati. (2015). “Ungkapan Tradisional dalam Upacara Adat Perkawinan
Masyarakat Bajo di Pulau Balu Kabupaten Muna Barat” dalam Jurnal Humanika
No. 15, Vol. 3, Desember 2015.
Danandjaya, James. (1984). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain.
Jakarta: PT Temprint.
Endrawara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta:
Pustaka Widiatama.
Fitriana, Yulita, dkk.. (2014). Folklor Suku Bonai. Pekanbaru: Palagan Press.
Fitriana Yulita. (2013). “Onduo di Tengah Gempuran Lagu-Lagu Dangdut”. Riaupos, 25
Agustus 2013 dalam http://riaupos.co/1418-spesial-onduo-di-tengah-gempuran-lagu-
lagu-dangdut.html#.WgkvjfmCzIU.
Hendrizal. (2014). Nilai-Nilai dalam Ayun Budak pada Masyarakat Kecamatan Rambah.
Pekanbaru: Unilak Press.
Ibrahim, Ali Gufran. (2019). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Konservasi Bahasa dan Sastra.
Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa.
Irwanto, dkk.. (2017). “Vitalitas Onduo di Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Laporan
Penelitian Balai Bahasa Riau.
Mardianto, Rico. (2019). “Gubernur Riau Tanda Tangani SK Kurikulum Muatan Lokal
Budaya Melayu” dalamhttps://www.riaumandiri.co/read/detail/72942/gubernur-riau-
tandatangani-sk-kurikulum-muatan-lokal-budaya-melayu\. Jumat, 09 Agustus 2019
Matabudaya. (2017). “Onduo: Timang Anak Orang Rokan” dalam
https://lamriau.id/onduo-timang- anak-orang-rokan/. 7 Februari 2017.
Nasution, Nasuha.(2017). “Inilah 11 Warisan Budaya Bukan Benda Riau yang Disahkan
Pusat” dalam https://pekanbaru.tribunnews.com/2017/08/23/inilah-11-warisan-
budaya-bukan-benda-riau-yang-disahkan-pusat. Rabu, 23 Agustus 2017.
Nasution, Nasuha. (2018). “Forum Guru Budaya Melayu Riau Terbentuk Upaya Dukung
Muatan Lokal” dalam http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/10/04/forum-guru-

101
budaya-melayu-riau-terbentuk-upaya-dukung-perda-muatan-lokal Zen.
https://issuu.com/riaupos/docs/2017-11-26/9. Kamis, 4 Okt 2018.
“Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan
Melayu Riau” dalam https://yuridis.id/wp-
content/uploads/2018/07/produkhukum_1466065749.pdf.
“Pemerintah Daerah Provinsi Riau Nomor 12, Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan” dalam
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/PERDANO.12TAHUN2013.pdf.
Rahman, Elmustian, dkk.. (2004). Arsip dan Dokumentasi Penyusunan: Direktori Sastra
Lisan. Pekanbaru: Balai Pengkajian dan Pelatihan Dinas Kebudayaan dan Kesenian
dan Pariwisata, Provinsi Riau.
RM, Raby dan Enny Rohul. (2014). “Lagu Onduo Anak Rokan”. Diperoleh dari
https://www.youtube.com/watch?v=DQYtoDlTX9w#. Diunggah 1 Maret 2014.
Rohana, Sita. (2014). Onduo: Timang Anak Rokan Hulu. Pekanbaru: Asosiasi Tradisi
Lisan (ATL) Riau dan Gurindam Press.
Rohul, Ijal. (2016). “Tradisi Unik Rokan Hulu Menimang Anak (Onduo)” dalam
https://www.youtube.com/watch?v=L5R1HA9oTHQ.
Rumah Seni Balai Proco. (2018). “Onduo dalam Gerak” dalam
https://www.youtube.com/watch?v=Tu6-eS9aXLs. Diunggah 23 September 2018.
Satori, Djama’an dan Komariah, Aan. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Suaibah dan Hesti Asriwandari. (2014). “Tradisi Ayun Budak pada Masyarakat Bangun
Purba di Kabupaten Rokan Hulu”dalam Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Volume 1, No. 1 2014 dalam
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/2318.
Tim Penyusun. (2017). “Petunjuk Teknis Program Prioritas Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa: Konservasi dan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah”.
T., Wahidin. (2016). “Onduo Anak” dalam Lagu “Onduo Anak” dalam
https://www.youtube.com/watch?v=YNJGHDUzYpM.
Tim Penyusun. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-V. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wahyuni, Dessy. (2017). “Revitalisasi Sastra Bonai” dalam Jurnal Gramatika, Volume V,
Nomor 1, Januari—Juni 2017 dalam gramatika.kemdikbud.
go.id/index.php/gramatika/article/download/94/66/.
Windasari, Reni. 2017. “Bakoba Rohul Onduo dalam Gorak" dalam
https://www.youtube.com/watch?v=TY65hy692xU. Diunggah 30 November 2017.
Zal/Mad. (2014). “Sastrawan Lisan Rohul Terima Gelar Maestro dari Mendikbud RI”
dalam http://m.riauterkini.com/isi.php?arr=81656&judul=Sastrawan%20
Lisan%20Rohul%20Terima%20Gelar%20Maestro%20dari%20Mendikbud%20RI.
Ahad, 5 Oktober 2014.
Zurmanita. (2014). “Nilai-Nilai Religius dalam Bo’onduo pada Masyarakat Desa Lubuk
Bendahara Kecamatan Rokan IV Koto”. Skripsi pada Universitas Lancang Kuning.

102

Anda mungkin juga menyukai