Anda di halaman 1dari 2

Nama : Victoria P Kambuaya

NPM : 210301071

Provinsi di Indonesia yang paling toleran dan Intoleran dalam ruang


lingkup beragama.
Berdasarkan penilaian Setara Institute, salah satu alasan Kota Singkawang berhasil menjadi
kota paling toleran dengan skor IKT senilai 6,483. Karena adanya terobosan kebijakan Peraturan
Wali Kota Singkawang Nomor 129 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Toleransi Masyarakat
yang menjadi pedoman bagi daerah tersebut dalam mengawasi, mencegah, dan menindak
setiap tindakan intoleransi yang dapat mengganggu ketentraman serta ketertiban umum warga
setempat.
Selanjutnya, Setara Institute juga mengumumkan sembilan kota lainnya yang termasuk ke
dalam sepuluh besar kota dengan nilai toleran tertinggi di Indonesia pada tahun 2021, yaitu:
-Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (skor 6,400)
-Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah (skor 6,367)
-Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (skor 6,337)
-Kota Tomohon, Provinsi Sulut (skor 6,133)
-Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah (skor 6,020)
-Kota Ambon, Provinsi Maluku (skor 5,900)
-Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat (skor 5,830)
-Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah (skor 5,783)
-Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur (5,733)
Berikut daftar kota dengan indeks intoleransi di Indonesia menurut riset Setara Institute:
-Depok: 3,577
-Banda Aceh: 4,043
-Cilegon: 4,087
-Pariaman: 4,233
-Langsa: 4,363
-Sabang: 4,373
-Padang Panjang: 4,440
-Padang: 4,460
-Pekanbaru: 4,497
-Makassar: 4,517

Sudah menjadi rahasia umum jika kehidupan bermasyarakat di tengah keragaman Indonesia
tidak selalu berjalan mulus. Selalu ada konflik yang mencuat akibat adanya sentimen antar
golongan. Utopia kedamaian di tengah keberagaman yang dimimpikan Pancasila nampak
semakin jauh untuk diraih jika melihat kondisi intoleransi antar agama di Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan enam agama resmi dan banyak kepercayaan lokal yang
tersebar di penjuru wilayahnya. Populasi agama terbesar di Indonesia merupakan muslim
dengan jumlah lebih dari 229 juta manusia yang setara dengan 13% populasi muslim dunia.
Keragaman dan ketimpangan jumlah penganut agama ini seringkali menjadi penyebab konflik
agama di Indonesia.
Kebebasan beragama sudah termaktub pada banyak pasal salah satunya Pasal 29 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya.
Namun pada implementasinya, fakta yang kontras justru ditemukan di lapangan.
Laporan dari BBC News yang menyebutkan dalam sepuluh tahun terakhir terdapat
setidaknya 200 gereja disegel dan ditolak warga. Salah satu portal berita daring juga
menyebutkan hal serupa. Dalam publikasinya berjudul Kasus Intoleransi Terus Bersemi Saat
Pandemi terdapat banyak praktek intoleransi pada umat minoritas selama masa pandemi.
Beberapa kasus yang teridentifikasi sepanjang 2020 adalah jemaat Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) Kota Serang Baru yang diganggu saat beribadah pada 13 September,
sekelompok warga Graha Prima Jonggol menolak ibadah jemaat Gereja Pantekosta Bogor pada
20 September, umat Kristen di Desa Ngastemi dilarang beribadah oleh sekelompok orang pada
21 September, dan larangan beribadah terhadap jemaat Rumah Doa Gereja GSJA Kanaan di
Kabupaten Nganjuk pada 2 Oktober.
Intoleransi dan diskriminasi agama ini bagaikan angin lalu yang tidak digubris dengan pelaku
dibiarkan tanpa diadili. Muncul kekhawatiran ketika kondisi ini terus berulang, orang-orang
akan menganggapnya hal yang normal. Padahal sebagai warga negara Indonesia, bukankah
kedudukan semuanya sama dan tidak ada hirarki pada agama? ~uTak perlu menunggu
penegakan hukum menjadi lebih baik, upaya yang berawal dari inisiatif masyarakatlah yang
dibutuhkan saat ini. Narasi-narasi heroik yang bernafaskan kemanusiaan untuk mengutuk
perbuatan diskriminatif kini harus digaungkan pula di dalam negeri. Tanpa melihat latar
belakang suku, agama, maupun golongan. Mari galakkan toleransi atas dasar rasa prihatin,
prihatin pada sesama manusia yang lahir bersama di negeri Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai