Anda di halaman 1dari 2

PERAN GENERASI Z (INTERNET) DALAM MEMPERKUAT TOLERANSI DAN

KERUKUNAN BERAGAMA DI SULAWESI UTARA

Selamat siang. Syalom, Assalamualaikum Wb. Wab. Om swastyastu. Namo budaya. Salam
kebajikan. Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat Gubernur Sulawesi Utara, Bpk Olly Dondokambey SE. yang saya hormati
segenap panitia, para dewan juri dan rekan-rekan sepemikiran yang saya banggakan, serta para
hadirin sekalian yang berkesempatan hadir pada hari ini.
Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, marilah kita panjatkan puji dan syukur limpah banyak
terima kasih atas tuntunan serta bimbingannya hingga saat ini kita dapat berkumpul dan
mengikuti kegiatan pada saat ini tanpa kurang suatu apapun. Dan pada kesempatan ini saya
Widya Walingkas dari SMA NEGERI 2 MANADO akan menyampaikan pidato saya, yang
bertemakan : “PERAN GENERASI Z (INTERNET) DALAM MEMPERKUAT TOLERANSI
DAN KERUKUNAN BERAGAMA DI SULAWESI UTARA”. Sebagai generasi z kami lah
generasi yang akan bertanggung jawab dalam kemajuan dan keutuhan bangsa dan negara di masa
yang akan datang. Karena arah yang akan di ambil negara ini adalah peranan serta pemberian diri
yang nyata dari kami generasi z.
Para hadirin yang saya hormati toleransi adalah sikap kita sebagai umat manusia untuk saling
menghargai dan menghormati pada setiap perbedaan yang kita miliki. Toleransi merupakan tolak
ukur bagi kita sebagai umat manusia, agar menerima dan menjadikan sebuah perbedaan sebagai
keindahan yang kita dapat wariskan dan ajarkan dari generasi ke generasi. Menjadikan
perbedaan sebagai wujud cinta kasih kita kepada Tuhan, bukan hanya dalam kebersamaan
namun juga dalam keberagaman. Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman yang
sangat banyak jumblahnya. Keberagaman dalam suku bangsa, ras, budaya, golongan, serta
kepercayaan. Dalam hal ini, Indonesia memiliki 6 agama yang diakui oleh pemerintah.
Diantaranya agama Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan Konghuchu. Dengan populasi
penduduk Indonesia yang berjumlah 272,32 juta jiwa pada tahun 2021, dan pastinya akan terus
bertambah dari tahun ke tahun yang akan datang. Sungguh sangat beragam bukan? Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan yang patut kita banggakan.
Di Sulawesi utara sendiri, tercatat pada badan pusat statistika provinsi Sulawesi utara pada tahun
2021 terdapat 2.638.631 jiwa yang berada di Sulawesi utara. Dengan banyaknya populasi yang
ada Sulawesi utara memiliki keberagaman agama yang jumlahnya cukup banyak. Presentase
hasil dari data pada tahun 2019 BPS provinsi Sulawesi utara tercatat sebanyak 62,82% beragama
protestan, 31,77% beragama islam, 4,64% beragama katolik, 0,56% beragama hindu, 0,15%
beragama Buddha, dan 0,06% beragama konghuchu. Dengan pemaparan data yang ada pada 3
tahun terakhir ini, terdeteksi bahwa Sulawesi utara memiliki keberagaman agama yang sangat
besar. Menjadikan kita provinsi Sulawesi utara sebagai indeks kerukunan umat beragama yang
mencapai 2 besar dari 35 provinsi setelah provinsi NTT di seluruh indonesia. Sungguh luar biasa
pencapaian yang kita terima dari keberagaman yang ada di Sulawesi utara ini.
Para hadirin yang saya hormati, sebagai umat katolik, saya meyakini bahwa toleransi yang ada
merupakan bukti kasih Allah yang begitu besar bagi umatnya. Karena kasih yang ia berikan, ia
ingin umatnya dapat mencintai perbedaan yang ada, bukan hanya dengan perkataan semata tapi
dengan tindakan yang nyata. Seperti yang tertulis dalam Injil kitab suci Matius 22 : 37- 40 yang
berkata “kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari
pada kedua hukum ini.”
Para hadirin yang saya hormati Gereja Katolik mengajarkan kasih, kasih yang menjadi roh yang
menghidupkan dalam hidup berkomunitas dan menjaga kesetiakawanan sosial dan cinta kasih
kepada setiap orang tanpa memandang adanya perbedaan. Tidak ada kerukanan dan kedamaian
yang tercipta jika hanya sebatas doktrin teoritikal. “Jadilah garam dan terang dunia yang
menciptakan nuansa kasih diantara mereka yang berbeda iman dan keyakinan”. demikian amanat
Sang Mesias yaitu Kristus Yesus sendiri. Gereja katolik mengajarkan kita agar dapat berpegang
teguh pada prinsip yang kita miliki, dengan demikian hendaknya kita menghormati agama lain
tanpa adanya mengikuti kepercayaan agama lain.
Para hadirin yang saya hormati banyak sekali kasus-kasus yang kita hadapi pada dunia zaman
ini. Permasalahan duniawi yang membawa norma agama dalam masyarakat. Hal-hal yang
menimbulkan perbincangan maupun opini baru yang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat
sekarang ini, apalagi kecanggihan teknologi yang memadai bagi kita untuk mengaksesnya. Oleh
sebab itu peran generasi z untuk dapat menangkal hal negatif yang di timbulkan sangatlah
penting. Dan peran apa yang akan kita lakukan sebagai generasi penerus bangsa agar dapat
mencegah hal-hal tersebut? Apalagi di provinsi kita, provinsi Sulawesi utara. Yaitu mari kita
generasi Z dapat berperan dalam membangun dan menciptakan hal-hal positif dalam media
sosial yang berisikan konten dan pengenalan identitas agama, agar dapat dikenal dan bisa
menjadi bahan pelajaran bagi mereka yang membutuhkan atau bahkan yang masih tersesat dalam
mencari jalan kebenaran. Dengan adanya hal positif seperti ini, saya, anda, dan kita sekalian
dapat menjadi pengguna media sosial yang handal. Bukan hanya dalam berpendapat tapi juga
dalam hal pengajaran dan menjadikan kita sebagai jembatan untuk membantu sesama yang
membutuhkan. Dan mari kita jadikan provinsi Sulawesi utara sebagai wadah yang dapat
menampung segala perbedaan dan keberagaman yang ada serta dapat memajukan dan
mensejahterakan keberagaman menjadi satu kesatuan. Jadikan semboyan “Sitou timou tumou
tou” sebagai validasi yang nyata dari Sulawesi utara.
Demikian pidato dari saya kiranya ini dapat menjadi refleksi dan kesadaran kita bersama sebagai
umat beragama. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau pengucapan dalam pidato saya
pada hari ini. Tuhan menyertai dan memberkati kita sekalian. salam toleransi for torang samua!
Syalom, Assalamualaikum Wb. Wab. Om Shanti Shanti Shanti Om. Salam kebajikan. Sekian
dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai