Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH EDUKASI PENCEGAHAN GONORE DENGAN MEDIA BOOKLET

TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN YANG BERESIKO PIMS DI POLIKLINIK


KULIT KELAMIN RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN
KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH
kristina sucihartati ¹, luluk sulistiono², zuliya indah fatmawati³
mahasiswa program studi SI keperawatan STIKES BCM¹
dosen STIKES Borneo Cendekia Medika²’³
Abstrak

Pendahuluan Penyakit menular seksual adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan
seksual baik secara vaginal, anal dan oral. Gonore merupakan salah satu penyakit infeksi menular
seksual dapat menyebabkan sakit yang berkepanjangan, jika tidak ditangani segera dapat
menyebabkan kemandulan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya Pengaruh Edukasi
Pencegahan Gonore dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Pasien yang Beresiko PIMS di
Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Metode Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif yang pengumpulan data menggunakan metode Penelitian Pre
Experiment dengan One Group Pre Test – Post Test Design, Sampel diambil 30 responden,
menggunakan teknik Qouta sampling dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Test. Hasil
penelitian menunjukkan nilai pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan gonore nilai
pengetahuan dengan kategori pengetahuan baik (13,3%), pengetahuan cukup (33,3%) dan
pengetahuan kurang (53,4%). Setelah diberikan edukasi nilai pengetahuan kategori pengetahuan
baik (56,7%), pengetahuan cukup (43,3%) dan pengetahuan kurang (00,0%). Hasil uji statistik
Wilcoxon Match Pairs Test didapatkan nilai signifikan sebesar P value adalah 0,000 (P<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang bermakna antara Pengaruh Edukasi
Pencegahan Gonore dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Pasien yang Beresiko PIMS di
Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Kata kunci : Edukasi, Pencegahan Gonore, Pengetahuan, Penyakit Seksual Menular

Introduction Sexually transmitted diseases are infectious diseases transmitted through vaginal,
anal and oral sexual intercourse. Gonorrhea is one of the sexually transmitted infectious diseases
that can cause prolonged pain if not treated immediately which can cause infertility. A complaint
that is often experienced by gonorrhea patients is the release of thick fluids such as yellow or
greenish pus from male genitals when urinating. The purpose of this study was to determine the
effect of Gonorrhea Prevention Education using Booklet Media on the Knowledge of Patients at
Risk of Sexually transmitted diseases at the Dermatology and Venereology Policlinic of Sultan
Imanuddin Hospital in Pangkalan Bun. MethodThis is a quantitative study that uses the Pre
Experiment Research with Instrument One Group Pre Test - Post Test Design, Samples were taken
30 respondents, using the Qouta sampling technique and analyzed using the Chi Wilcoxon Signed
Test. Result The results showed that the value of knowledge before being given gonorrhea health
education was in the category of good knowledge (13.3%), sufficient knowledge (33.3%) and poor
knowledge (53.4%). After being given education, the value of knowledge in the categories of good
knowledge (56.7%), sufficient knowledge (43.3%) and poor knowledge (00.0%). The results of the
Wilcoxon Match Pairs Test statistical test obtained a significant value of P value which was 0.000
(P <0.05). Conclution The conclusion of this study is which means that there is an effect of
Gonorrhea Prevention Education with Booklet Media on the Knowledge of Patients at Risk of
Sexually transmitted diseases at the Dermatology and Venereology Polyclinic of Sultan Immanudin
Hospital in Pangkalan Bun.\

Keywords: Education, Gonorrhea Prevention, Knowledge, Sexually Transmitted Diseases


PENDAHULUAN urutan tertinggi dibandingkan penyakit infeksi
Penyakit inveksi menular seksual adalah menular seksual yang lainnya”. (Adzra, 2022).
masalah kesehatan yang banyak terjadi di “Indonesia sendiri telah menerapkan
beberapa negara. Menurut data dari (Kemenkes program pengendalian PIMS (Penyakit Infeksi
RI, 2020) “Penyakit infeksi menular seksual Menular Seksual) untuk mengendalikan kasus
(PIMS) merupakan penyebab masalah infeksi menular seksual salah satunya gonore”
kesehatan, sosial dan ekonomi di banyak (Kemenkes RI, 2015). Jumlah kasus Infeksi
negara“. Menurut (World Health Organization, Menular Seksual (IMS) yang dilaporkan
2019), penyakit menular seksual merupakan dengan pemeriksaan laboratorium adalah sifilis
kondisi infeksi yang dapat disebarkan melalui dini (1.976 kasus), sifilis lanjut (892 kasus),
aktivitas seksual seperti hubungan seks vaginal, gonore (2.482 kasus), uretritis gonore (1.004
anal, dan oral. Penyakit-penyakit ini kasus), uretritis non gonokokal (1.004 kasus) ) .
disebabkan oleh lebih dari 30 jenis Uretritis GO (1.250 kasus), servisitis proktitis
mikroorganisme berbeda, termasuk bakteri, (3.031 kasus), lymphogranuloma venereum
virus, parasit, jamur, dan mikroorganisme (LGV) (13 kasus), trikomoniasis (342 kasus)
lainnya, yang dapat menyebar melalui kontak dan herpes genital (143 kasus) (Dirjen P2P,
seksual.. Gonore adalah salah satu PIMS yang Tahun 2021). Menurut BPS Kalteng jumlah
paling umum di antara banyak PIMS lainnya. data tentang penyakit gonore tidak dijelaskan
Penderita gonore seringkali mengalami secara rinci jumlahnya, namun data yang
keadaan bersamaan, termasuk infeksi menular dijelaskan hanya kasus penyakit infeksi seksual
seksual (IMS) yang dapat menunjukkan gejala menular secara menyeluruh, pada tahun 2021
ulseratif seperti sifilis, herpes genital, mola yang mencapai 264 kasus penyakit menular
ulseratif, dan granuloma inguinale, serta IMS seksual dan terjadi peningkatan 71 kasus pada
nonulseratif seperti Chlamydia trachomatis, periode Januari-April 2022 (Dinkes Provinsi
HIV, kutil kelamin, dan infeksi jamur Candida Kalteng, 2022). “Data yang diperoleh dari
albicans. “Dalam kasus yang lebih parah, dapat Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin
timbul komplikasi seperti epididimitis, orkitis, Barat menyebutkan, total orang yang menderita
prostatitis, dan bahkan risiko infertilitas” penyakit infeksi menular pada tahun 2022
(Riska, 2018). Faktor lain yang berkontribusi ditemukan kasus baru ada sebanyak 147 orang
terhadap penyebaran gonore pada populasi “(Dinkes Kobar, 2022). Berdasarkan data
adalah banyaknya infeksi N. gonorrhoeae pasien yang berobat di Poliklinik RSUD Sultan
tanpa gejala atau gejala ringan yang tidak Imanuddin Pangkalan Bun dalam 3 bulan
diketahui. Orang-orang ini terus aktif secara terakhir periode Desember 2022 – Februari
seksual dan terus menyebarkan gonore. 2023 tercatat sebanyak 63 pasien yang
“Mencegah penyebaran infeksi gonore menjadi menderita penyakit infeksi menular seksual dan
semakin sulit karena tingginya insiden 34 orang diantaranya menderita penyakit
hubungan seksual di luar nikah dan riwayat infeksi menular seksual yaitu gonore. Gonore
berganti-ganti pasangan di Kota-kota besar. adalah salah satu jenis penyakit menular
Penyebab gonore adalah Neisseria seksual yang bisa menyebabkan gejala yang
gonorrhoeae“(Hanifah, 2020). berlarut-larut, dan jika tidak diobati dengan
Berdasarkan laporan dari (World Health cepat, dapat menyebabkan masalah infertilitas.
Organization, 2019), tercatat “78 juta kasus “Keluhan yang sering dialami oleh pasien
baru infeksi gonore pada individu berusia gonore yaitu keluarnya cairan kental seperti
antara 15 hingga 49 tahun”. Sementara itu, nanah berwarna kuning atau kehijauan dari alat
tingkat prevalensi gonore di wilayah Asia kelamin laki-laki saat berkemih. Keluhan
Tenggara mencapai 9,3 juta kasus. Selain itu, tersebut dapat, yang disertai rasa perih atau
“resistensi antibiotik telah meningkat secara panas” (Kemenkes RI, 2020).
global pada kasus gonore, yang menyerang Penyakit menular seksual terjadi akibat
lebih dari 62 juta orang di seluruh dunia dan praktek seksual yang melibatkan pertukaran
penyakit ini umum terjadi baik di negara maju pasangan yang sering, penggunaan alat
maupun negara berkembang”(Bowen, 2017). pengaman yang tidak konsisten atau tidak
“Di Indonesia, infeksi gonore menempati benar, serta kurangnya kesadaran akan
kesehatan reproduksi. Salah satu dari berpikir bahwa akan banyak penyakit yang
karakteristik yang mempengaruhi seseorang didapatkan jika sering bergonta ganti pasangan.
terkena penyakit infeksi menular seksual antara Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
lain pengetahuan. “Pendidikan kesehatan tertarik untuk mengkaji secara mendalam
merupakan salah satu cara yang efektif untuk bagaimana Pengaruh Edukasi Pencegahan
meningkatkan pengetahuan seseorang tentang Gonore dengan Media Booklet terhadap
kesehatan gonore dan pencegahan penyakit Pengetahuan Pasien yang Beresiko PIMS.
menular seksual lainnya” (Sa’adah, 2022).
“Proses informasi yang ditangkap oleh panca METODE
indra kemudian diterima oleh saraf sensorik di
panca indra untuk dikirim ke otak menjadi Penelitian ini mengadopsi desain pre-
sebuah memori dan otak akan mengelola atau experiment dengan metode pre test dan post
menyimpan dan mengingat informasi apa saja test, yang melibatkan pengukuran atau
yang didapatkan kemudian memunculkan observasi pada tahap sebelum eksperimen (O1)
kembali informasi yang telah disimpan” dan setelah eksperimen (O2). Rancangan
(Siregar, 2020). penelitian ini tidak menggunakan kelompok
Hal ini sejalan dengan penelitian yang pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan oleh (Khoradiyah, 2018) yang mengetahui pengaruh Edukasi Pencegahan
mencatat “dampak metode ceramah pendidikan Gonore dengan Media Booklet Terhadap
kesehatan reproduksi terhadap peningkatan Pengetahuan Pasien yang Beresiko PIMS.
pengetahuan dan sikap terhadap perilaku Populasi mencakup semua pasien yang
seksual preventif”. Dalam hal pencegahan mencari perawatan di poliklinik kulit dan
terjadinya infeksi menular seksual (salah kelamin yang memiliki risiko terkena penyakit
satunya gonore), perawat dapat melakukan menular seksual (PIMS). Sampel dalam
lebih dari sekedar memberikan asuhan dengan penelitian ini adalah sebagian pasien yang
cara mempromosikan pekerjaannya yaitu berobat ke poliklinik kulit dan kelamin yang
dengan memberikan informasi melalui berjumlah 30 orang. pengambilan sampel
pendidikan kesehatan. Hal ini didukung oleh menggunakan teknik Qouta sampling.
(Martha, 2021) yang menyatakan bahwa Penelitian ini menggunakan uji Uji Wilcoxon
“pengetahuan pasien yang mendapatkan Signed Rank Test untuk menentukan korelasi,
pendidikan kesehatan dan pengetahuan tentang didapatkan hasil uji Uji Wilcoxon Signed Rank
penyakit infeksi menular seksual dapat Test menunjukkan nilai p value sebesar 0,000.
memberikan dampak yang signifikan”.
Memberikan informasi dan pengetahuan
tentang penyakit infeksi menular seksual, HASIL
dimana pencegahan penyakit infeksi menular
seksual harus dijelaskan sehingga Anda dapat Karakteristik Responden
menggunakan informasi atau pengetahuan yang Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Anda miliki dalam upaya pengendalian dan Karakteristik Jumlah Persentase (%)
pencegahan penyakit infeksi menular seksual. Jenis Kelamin
Berdasarkan studi pendahuluan yang Laki-laki 22 73,3
Perempuan 8 26,7
dilakukan peneliti terkait pengetahuan dan Usia
pencegahan penyakit menular seksual terutama 22 - 27 6 20,0
penyakit gonore didapatkan bahwa ada 28 - 33 12 40,0
beberapa faktor yang menyebabkan pasien 34 - 39 8 26,7
terkena penyakit infeksi menular seksual, salah > 40 4 13,3
Pekerjaan
satunya yaitu kurangnya pengetahuan atau Buruh 6 20,0
dampak yang terjadi jika suka bergonta ganti Swasta 7 23,3
pasangan dengan lawan jenis mereka Wiraswasta 10 33,3
menganggap jika resiko yang terjadi apabila PNS 1 3,3
sering melakukan hubungan dengan lawan IRT 4 13,3
Tidak/Belum 2 6,7
jenis hanya terjadi kehamilan, mereka tidak
Bekerja
Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian di
Tidak tamat 0 00,0 identifikasi bahwa, pengetahuan responden
SD
SD 3 10,0
tentang gonore sebagian besar kategori kurang
SMP 10 33,3 sebanyak 16 responden (53,3%). Salah satu
SMA 11 36,7 indikator yang tidak dikuasai oleh responden
D3/PT 6 20,0 adalah tidak memahami penyebab gonore pada
indikator penyebab gonore dengan nilai sebesar
Tabel 2. Karakteristik pengetahuan responden sebelum
0,56. Ketidakpahaman responden tentang
dilakukan pendidikan kesehatan
Pengetahuan Jumlah Persentase (%) penyebab gonore salah satunya adalah bahwa
Baik 4 13,3 perilaku sek oral/anal dapat meningkatkan
Cukup 10 33,3 resiko gonore (0,37). Responden berpendapat
Kurang 16 53,4 bahwa gonore hanya bisa ditularkan melalui
Total 30 100 aktifitas seksual kelamin. Penyakit gonore
Pada tabel 2. Menunjukkan bahwa sebagian besar selain ditularkan melalui aktifitas seksual
responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 16
responden (53,4%). kelamin juga bisa ditularkan melalui aktifitas
seksual oral/anal. Menurut (Hanifa, 2020)
Tabel 3. Karakteristik pengetahuan responden sesudah “Gonore merupakan Penyakit Infeksi Menular
dilakukan pendidikan kesehatan Seksual (PIMS) yang diakibatkan oleh bakteri
Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Nisseria gonorrhoeae”.
Baik 17 56,7
Cukup 13 43,3
Penyakit ini bisa ditularkan melalui orang
Kurang 0 00,0 ke orang melalui kontak atau aktifitas seksual
Total 30 100 yang melibatkan mukosa vaginal, oral dan anal.
Pada Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar Selain itu responden juga beranggapan
responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 penggunaan toilet yang sama dapat
responden (56,7%). menyebabkan gonore, responden beranggapan
bakteri penyebab gonore bisa menempel dan
Tabel 4. Hasil Uji Analisi Wilcoxon Pengaruh Edukasi
Pencegahan Gonore dengan Media Booklet Terhadap bertahan hidup di dudukan toilet atau pada air
Pengetahuan Pasien yang Beresiko PIMS di bak penampungan. Pada kenyataannya
Kelompok bakteri gonore tidak bisa bertahan hidup diluar
Tingkat Sebelum Sesudah tubuh manusia, sehingga penyakit ini tidak bisa
Pengetahuan menular melalui dudukan toilet, berbagai
N % N %
peralatan makan atau handuk, ciuman ataupun
Baik 4 13,3 17 56,7
Cukup 10 33,3 13 43,3 di kolam renang. Menurut (Attara Rafilia
Kurang 16 53,4 0 00,0 Adhata, 2022). “Gonorrhoae adalah golongan
Jumlah (n) 30 100,0 30 100,0 diplokoko, bersifat tahan asam bentuknya
Uji Wilcoxon Match Pairs P : 0,000 menyerupai biji kopi dengan dimensi lebar 0,8
Pada tabel 4. Hasil pengujian statistik um serta Panjang 1,6 um”. Pada sediaan
Wilcoxon Match Pairs Test menghasilkan nilai langsung dengan pewarna gram, kuman ini
signifikansi sebesar 0,000, yang menunjukkan bersifat gram negative, mempunyai pili
bahwa nilai tersebut lebih kecil daripada 0,05 dipermukaannya, tidak bergerak secara aktif,
(0,000 < 0,05). Dengan demikian, dapat nampak di luar dan di dalam leukosit, tidak
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, tahan lama di udara luar, mudah mati pada
yang mengindikasikan adanya pengaruh. kondisi kering, tidak tahan temperature di atas
Edukasi Pencegahan Gonore dengan Media 39 oC serta tidak tahan zat disinfektan.
Booklet Terhadap Pengetahuan Pasien yang Responden juga kurang memahami
Beresiko PIMS di Poliklinik Kulit Kelamin pengertian gonore dengan nilai rata-rata 0.57
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. (lampiran 6) sebagian responden tidak
mengetahui apa itu Neisseria gonorhoeae.
PEMBAHASAN Responden beranggapan tidak terlalu penting
Pengetahuan pasien yang berisiko PIMS mengetahui nama atau penyebab penyakit.
sebelum diberikan edukasi pencegahan Peneliti beranggapan ketidakperdulian
gonore responden pada nama atau penyebab penyakit
menyebabkan ketidakmampuan merespon dan Selain kurang memahami tanda dan
mengatasi penyakit. Menurut (Notoatmojo, gejala gonore, responden juga hanya sebagian
2018) “Edukasi merupakan langkah belajar yang mengerti tentang pencegahan dan
yang membantu individu, kelompok, dan pengobatan gonore dengan nilai sebesar 0,59
masyarakat untuk berpindah dari ketidaktahuan (lampiran 6). Sebagian responden beranggapan
tentang masalah kesehatan menjadi memiliki penggunaan kondom saat aktivitas seksual
pengetahuan, serta dari ketidakmampuan hanya untuk mencegah kehamilan dan
mengatasi masalah kesehatan mereka sendiri mengurangi kenikmatan. Kebanyakan
menjadi memiliki kemampuan”. Selain itu pasangan kurang menyukai penggunaan alat
sebagian responden menganggap gonore bukan kontrasepsi kondom karena dianggap tidak
merupakan penyakit menular seksual. Sebagian praktis, padahal alat kontrasepsi sangat
responden mengaku tidak mengetahui apa itu dianjurkan untuk digunakan untuk pencegahan
gonore. Peneliti beranggapan hal tersebut bisa gonore. Menurut (Hanifa, 2020) ”ada beberapa
dimaklumi karena masyarakat pada umumnya cara untuk mencegah dan mengobati pasien
mengenal istilah kencing nanah dibandingkan gonore yaitu tidak berganti-ganti pasangan,
gonore. Menurut (Notoatmojo, 2018) menggunakan kondom saat berhubungan seks,
“Pengetahuan merupakan hasil kesadaran yang tidak berhubungan seks jika anda atau
terjadi setelah seseorang mempersepsikan suatu pasangan menderita gonore dan melakukan
obyek melalui penglihatan, penciuman, pemeriksaan rutin jika anda beresiko tinggi
pendengaran, perabaan dan pengecapan”. terserang gonore”. Selain itu sebagian
Selain itu indikator lain yang tidak responden beranggapan penyakit gonore dapat
dikuasai oleh responden adalah sebagian tidak sembuh dengan sendirinya, mereka
memahami tanda dan gejala tentang gonore beranggapan bila banyak minum air putih dan
dengan nilai rata-rata 0.58 (lampiran 6) sering kencing maka penyakit akan keluar
sebagian responden beranggapan jika nyeri saat melalui kencing. Pada kenyataannya gonore
buang air kecil tanpa disertai keluarnya nanah / tidak bisa sembuh dengan sendirinya, pasien
cairan putih dari ujung kelamin, itu bukan yang malu berobat ke fasilitas kesehatan sering
tanda dan gejala gonore. Responden kali berusaha mengobati dirinya sendiri dengan
beranggapan pasien penderita batu di saluran meminum obat yang dianggap bisa
kencing atau penderita prostat juga mengalami menyembuhkan. Seperti yang dikemukakan
nyeri saat buang air kecil. Peneliti beranggapan oleh (Rima, 2020) “Sebagian besar penyebab
pendapat responden tentang hal tersebut adalah penis bernanah adalah infeksi bakteri, sehingga
wajar sehingga perlu dikaji lagi anamnese yang mengobatinya perlu menggunakan antibiotik.
lebih jauh untuk menegakkan diagnose. Hal ini Obat ini mesti dan wajib dikonsumsi sesuai
sesuai dengan pendapat (Rima, 2020) dengan anjuran dokter”.
menyatakan bahwa “gejala utama penyakit Ketidakfahaman responden sebelum
gonore adalah keluarnya cairan berwarna diberikan edukasi tentang gonore disebabkan
kuning keruh saat berkemih, yang terkadang oleh beberapa factor tambahan diantaranya
disertai rasa gatal, panas, dan nyeri di sekitar adalah usia dan tingkat pendidikan.
lubang penis”. Responden juga beranggapan Berdasarkan hasil penelitian di identifikasi
bahwa gonore menyebabkan penderita bahwa, hampir separuh responden berusia 28-
mengalami demam tinggi, responden 33 tahun (40,0%). Pada usia interval 28-33
beranggapan setiap terjadi infeksi akan tahun responden banyak pengalaman dan
menyebabkan peningkatan suhu badan. pembelajaran, sehingga bisa dikatakan telah
Menurut peneliti peningkatan suhu badan pada banyak pengetahuan dan pengalaman yang
penderita gonore hampir tidak terdengar telah didapat oleh seseorang. Hal ini sesuai
sampai menyebabkan demam tinggi, dengan (Siregar, 2020) yang menyatakan
kebanyakan penderita mengeluh nyeri dan bahwa salah satu yang mempengaruhi
demam. Menurut (Attara Rafilia Adhata,2022) pengetahuan seseorang ialah usia, semakin
“gejala pada pria biasanya keluar pus saat tinggi usia seseorang maka semakin konstruktif
miksi, dysuria, kadang disertai demam, kadang dalam menerima informasi yang didapat dan
asimtomatik”. semakin banyak pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki dan semakin bertambah usia akan peningkatan dari nila rata-rata sebelumnya
semakin berkembang pula daya tangkap dan menjadi nilai rata-rata 0,74 setelah diberikan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang edukasi tentang pencegahan gonore. Dari hasil
diperolehnya semakin baik. tersebut terlihat adanya perubahan positif pada
Berdasarkan hasil penelitian di nilai-nilai responden, dan peneliti berhipotesis
identifikasi bahwa, sebagian responden bahwa peningkatan nilai pengetahuan tersebut
pendidikan terakhir hanya SMA (36,7%). Pada dipengaruhi oleh pengetahuan tentang penyakit
Pendidikan setingkat SMA kurangnya gonore yang diperoleh responden dari
kurikulum Pendidikan tentang gonore. Secara pendidikan kesehatan. . Hasil penelitian ini
umum masyarakat yang berpendidikan tinggi juga sejalan dengan teori (Preharto, 2020)
mempunyai pengetahuan yang lebih luas bahwa “pengetahuan seseorang dapat
dibandingkan dengan masyarakat yang meningkat karena beberapa faktor, salah
berpendidikan rendah. “Masyarakat yang satunya dengan memberikan informasi kepada
berpendidikan tinggi akan merespon lebih seseorang”. Informasi tersebut dapat diberikan
rasional terhadap informasi yang mereka terima dalam berbagai bentuk, dan pemberian
dan memikirkan seberapa besar manfaat yang pendidikan kesehatan merupakan salah satu
bisa mereka peroleh dari ide tersebut”. upaya memberikan informasi kepada pelajar
(Notoadmodjo, 2018). Seseorang yang yang akan berdampak pada peningkatan
pendidikan tinggi maka akan mudah menyerap pengetahuan responden.
informasi, jika responden menerima informasi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang diberikan perawat saat menyampaikan yang dilakukan oleh (Matha, 2021) yang
edukasi kesehatan mereka menerima dan melakukan penelitian untuk mengetahui
mengerti, maka tindakan selanjutnya yang “perbedaan pengetahuan mengenai HIV/AIDS
dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut pada responden yang diberikan pendidikan
bisa tercapai. Hal ini sesuai dengan (Pranata, kelompok sebaya dengan kelompok kontrol,
2020) bahwa “informasi yang lengkap dan jelas didapatkan hasil bahwa terjadinya peningkatan
akan memberikan kepercayaan klien terhadap rata-rata skor pengetahuan pada kelompok
pemberi pelayanan keperawatan”. intervensi, terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok intervensi dan kelompok
Pengetahuan pasien yang berisiko control”.
PIMS sesudah diberikan edukasi
pencegahan gonore Pengaruh edukasi pencegahan gonore di
Memperhatikan tabel 5.7 maka dapat poliklinik kulit kelamin RSUD Sultan
disimpulkan bahwa setelah diberikan edukasi Imanuddin Pangkalan Bun
pencegahan tentang gonore pengetahuan Memperhatikan tabel 5.7 menunjukkan
responden tentang gonore mengalami bahwa didapatkan hasil uji wilcoxon Signed
peningkatan yang signifikan setelah diberikan Ranks Test menunjukkan nilai p value =
edukasi pencegahan gonore sebagian besar sebesar 0,000. Karena nilai p < 0,05, sehingga
responden dikategorikan baik (56,7%). H1 diterima sehingga bisa dikatakan Ada
Menurut Notoadmojdo (2018) menyatakan Pengaruh Edukasi Pencegahan Gonore dengan
bahwa pengetahuan adalah hasil pengindraan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Pasien
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap yang Beresiko PIMS di Poliklinik Kulit
objek melalui alat indra (mata, hidung, telinga, Kelamin RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
dan sebagainya). Hal yang dimaksud disini Bun. Hasil pengujian menunjukkan terdapat
responden dapat mengetahui segala bentuk perbedaan yang signifikan pengetahuan
informasi tentang gonore. Peningkatan skor responden tentang penyakit gonore sebelum
rata-rata pengetahuan mengenai pengertian dan sesudah intervensi menggunakan media
gonore cukup jelas terlihat dari hasil posttest booklet. Hal ini terlihat dari adanya perubahan
yang diperoleh dengan nilai sebelumnya pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, hal
menjadi 0,75 setelah diberikan edukasi ini diharapkan dari pemberian media pamflet
pencegahan gonore. Pengetahuan tentang tentang penyakit gonore. Sebagaimana
penyebab terjadinya gonore juga mengalami dikemukakan oleh (Notoatmodjo, 2018),
“pendidikan kesehatan dalam jangka pendek meningkat menjadi sekitar 71.56% yang
dapat menghasilkan perubahan yang menjawab dengan benar. Ini mengindikasikan
meningkatkan pengetahuan individu, kelompok bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses
dan masyarakat”. yang terencana untuk mengubah perilaku
Pengetahuan responden dapat diartikan individu, kelompok, atau masyarakat dari
sebagai kondisi dimana seseorang mengetahui ketidaktahuan tentang nilai-nilai kesehatan
sesuatu. Dalam penelitian ini pengetahuan yang menjadi pemahaman, serta dari ketidaktahuan
dimaksud adalah kemampuan responden dalam dalam mengatasi masalah kesehatan menjadi
menjawab 25 pertanyaan terkait penyakit kemampuan untuk mandiri dalam mengatasi
gonore. Pasien yang menjadi responden masalah tersebut.
menerima kuesioner (Prettest) sebelum Peneliti berpendapat dari penggunaan
diberikan pengobatan untuk mengukur booklet sebagai alat pembelajaran memiliki
pengetahuan berupa edukasi dengan dampak positif terhadap peningkatan
menggunakan media booklet. Intervensi ini pengetahuan. Booklet, yang seringkali
dilakukakan dengan menggunakan media menggabungkan teks, gambar, dan informasi
booklet tentang gonore, yang berisi terkait visual lainnya, memiliki potensi untuk
dengan pengertian, penyebab, tanda gejala serta menyampaikan informasi secara efektif dan
pencegahan dan pengobatan gonore. Setelah menarik perhatian pembaca. Dalam konteks
selesai diberikan edukasi menggunakan media pendidikan formal maupun informal, booklet
booklet, peneliti kembali mengukur mampu membantu dalam menjelaskan konsep-
pengetahuan responden (Posttest) mengenai konsep kompleks dengan lebih sederhana,
gonore. Pemberian edukasi media booklet sehingga memudahkan pemahaman dan retensi
dilakukan dengan memberikan informasi pengetahuan.
secara bertahap agar pemahaman informasi
menjadi lebih terang benderang. Intervensi KESIMPULAN
kesehatan menggunakan media booklet Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka
bertujuan untuk memperjelas konsep atau dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
pesan yang disampaikan kepada individu, dan Sebagian besar responden di poliklinik kulit
juga membantu mereka mengingat kembali kelamin RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
materi yang telah dibaca. Media booklet Bun sebelum diberikan edukasi pencegahan
mengenai gonore ini tidak hanya berisi gambar gonore memiliki pengetahuan kurang.
saja, melainkan juga terdapat teks yang Sebagian besar responden di poliklinik kulit
menjelaskan gambar-gambar yang ada dalam kelamin RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
media tersebut, Sehingga dapat disimpulkan, Bun sesudah diberikan edukasi pencegahan
seseorang yang terpapar suatu materi akan gonore memiliki pengetahuan baik.
mengalami peningkatan pengetahuan yang Ada pengaruh dari Edukasi Pencegahan
lebih besar dari pada seseorang yang tidak Gonore dengan Media Booklet Terhadap
terpapar informasi. Pengetahuan Pasien yang Beresiko PIMS di
Hal ini dapat dibuktikan dengan data Poliklinik Kulit Kelamin RSUD Sultan
pengetahuan baik 13,3 % meningkat menjadi Imanuddin Pangkalan Bun.
56,7 %, pengetahuan cukup 33,3 % meningkat
menjadi 43,3 %, pengetahuan kurang 53,4 SARAN
meningkat menjadi 00,0 % (tabel 5.5 dan tabel Pasien dan Keluarga
5.6 ). Penelitian ini menggambarkan temuan Hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu
dari (Zulaekah, 2016) yang menunjukkan informasi untuk menambah wawasan
bahwa “melakukan intervensi pendidikan gizi pengetahuan pasien dan keluarga tentang
dua minggu sekali menggunakan booklet gonore, bahwa gonore merupakan penyakit
langsung kepada siswa mengakibatkan infeksi seksual menular yang perlu dilakukan
peningkatan pemahaman mereka mengenai pengobatan.
anemia pada anak”. Sebelum intervensi, hanya Rumah Sakit
sekitar 54.11% siswa yang menjawab dengan Hasil penelitian ini dapat mendukung data
benar, namun setelah intervensi, angka tersebut bahwa perlu adanya edukasi untuk pengobatan
dan pencegahan pada pasien gonore salah Surveillance 2018. Atlanta: U.S.
satunya dengan menggunakan media booklet. Department of Health and Human
Institusi Pendidikan Services.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai Dela, H. et al. (2019) ‘Risk factors associated
informasi terkait pengetahuan dan pencegahan with gonorrhea and chlamydia
penyakit infeksi menular seksual (gonore). transmission in selected health facilities
Perawat in Ghana’, BMC Infect Dis, 19, p. 425.
Hasil penelitian ini dapat menambah Direktur Jenderal P2P. 2021. “Laporan
pengetahuan wawasan terutama perawat untuk Perkembangan HIV AIDS & Penyakit
sering melakukan pendidikan kesehatan. Infeksi Menular Seksual (PIMS)
Peneliti Selanjutnya Triwulan I Tahun 2021.” Kementerian
Mengkaji secara mendalam pada indikator Kesehatan RI 4247608(021):613–14.
pengetahuan yang masih rendah dipahami Dwi Murtiastutik (2018). Infeksi Menular
responden yakni pencegahan gonore dan Seksual. Surabaya: Airlangga University
pengobatan gonore. Press
Fitriany, N. N., Ibnusantosa, R. G., Respati, T.,
DAFTAR PUSTAKA Hikmawati, D., & Djajakusumah, T. S.
Adzra, A. A. (2022). Hubungan Antara (2019). Pengetahuan tentang Dampak
Penggunaan Kondom Dengan Kejadian Infeksi Gonore pada Pasien Pria dengan
Penyakit Gonore Pada Wps Studi Gonore. Jurnal Integrasi Kesehatan &
Observasional Analitik di Puskesmas Sains, 1(1), 1-5.
Bergas Kabupaten Semarang (Doctoral French, K. (2022). Kesehatan Seksual:
dissertation, Universitas Islam Sultan Kesehatan Seksual (Terjemahan). Bumi
Agung). Medika.
Anita, A., Purwati, P., Udani, G., & Hardhanto, Gejir, I. N., Agung, A. A. G., Ratih, I. A. D.
E. (2023). Cegah Infeksi Menular K., Mustika, I. W., Suanda, I. W.,
Seksual (IMS) dan HIV-AIDS dengan Widiari, N. N., & Wirata, I. N.
Pengetahuan Perilaku Seksual Sehat: (2017). Media komunikasi dalam
Absent, Be Faintful, Condom, Drugs, dan penyuluhan kesehatan. Penerbit Andi.
Education. Jurnal Kreativitas Hanifah Ardiani. (2020). Buku Ajar
Pengabdian Kepada Masyarakat Epidemiologi Penyakit Menular Seksual
(PKM), 6(7), 2738-2748. dan HIV/AIDS. Penerbit : Uwais
Bowen, V. et al. (2017) ‘Gonorrhea’, Current Inspirasi Indonesia.
Epidemiology Reports, 4, pp. 1–10. Heri, H., & Selviana, M. (2019). Media booklet
Chan, P. A. et al. (2012) sebagai media promosi kesehatan
‘Recommendations For the Diagnosis of peningkatan pengetahuan dan self
Neisseria gonorrhoeae and Chlamydia efficacy orangtua memberikan
trachomatis, Including Extra-Genital pendidikan seksual remaja. Jurnal
Sites’, Med Health R I, 95(8), pp. Publikasi Kesehatan Masyarakat
BPS (2022). Provinsi Kalimantan Tengah Indonesia, 6(3), 83-97.
Dalam Angka. [diunduh 23 Maret 2023]. Hulu, V. T., Salman, Supinganto, A.,
Tersedia dari: Amalia, L., Khariri, Sianturi, E.,
http://kalteng.bps..go.id/publication/2023 Nilasari, Siagian, N., Hastuti, P., &
/02/28/ 45c828b0139ad9d3b848ca Syamdarniati. (2020). Epidemiologi
Brooks, GF., Carroll KC, Butel JS, Morse, and Penyakit Menular: Riwayat Penularan
all (2017). Mikrobiologi Kedokteran dan Pencegahan. Yayasan Kita Menulis.
Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. I Made I., Putri A., Dodiet A.S., (2022).
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta:
Dinkes Kobar (2022). Laporan Bulanan Tahta Media.
Pelayanan IMS. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Penanganan
Centers for Disease Control and Prevention. Infeksi Menular Seksual 2015. Jakarta:
(2019). Sexually Transmitted Disease Kemenkes RI; 2020. [diunduh 23 Maret
2023]. Tersedia dari: Ramadhani, A., & Ramadani, M. L. (2020).
http://siha.depkes.go.id/ Pengaruh pendidikan kesehatan dengan
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Estimasi metode ceramah dan audiovisual
dan Proyeksi HIV-AIDS di Indonesia terhadap pengetahuan tentang infeksi
tahun 2019-2024. Jakarta: Kemenkes RI. menular seksual pada remaja. Jurnal
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Laporan Keperawatan Muhammadiyah.
Triwulan 3. Jakarta: Kemenkes RI. Rima Wirenviona, S. S. T., Riris, A. A. I. D.
[diunduh 12 Juli 2023]. Tersedia dari: C., & ST, S. (2020). Edukasi kesehatan
http://siha.depkes.go.id/ reproduksi remaja. Airlangga University
Khoradiyah, H., Natosba, J., & Fitri, E. Y. Press.
(2018). Pengaruh Peer Education Riska Ratnawati (2019). Buku Ajar
Terhadap Pengetahuan Tentang Infeksi Eidemiologi PMS & HIV AIDS. Penerbit
Menular Seksual Pada Wanita Pekerja : Uwais Inspirasi Indonesia.
Seks Tidak Langsung. Jurnal Sa'adah, L. Q. (2022). Pengaruh Peer
Keperawatan Sriwijaya, 5(1), 30-39. Education Dalam Meningkatkan
Korownyk, C., Kraut, R. Y. and Kolber, M. R. Pengetahuan Remaja Tentang
(2018a) ‘Vaginal self-swabs for Pencegahan HIV/AIDS (Doctoral
chlamydia and gonorrhea’, Can Fam dissertation, Universitas dr.
Physician, 64(6), p. 448. SOEBANDI).
Martha., Nompo, R. S., & Arvia, A. (2021). Siregar, I. A., Siagian, M., & Wau, H. (2019).
Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Ims (Infeksi Menular Seksual) Terhadap Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit
Pengetahuan Remaja Di Sma Ypk Menular Seksual Pada Anak Buah Kapal
Diaspora Kotaraja Jayapura. Sentani Di Pelabuhan Belawan 2019. Jurnal
Nursing Journal, 4(1), 1-8. Kebidanan Kestra (JKK), 2(1), 1-8.
Meyer, T. and Buder, S. (2020) ‘The laboratory Siregar, P. A., Harahap, R. A., & Aidha, Z.
diagnosis of neisseria gonorrhoeae: (2020). Promosi Kesehatan Lanjutan
Current testing and future demands’, Dalam Teori dan Aplikasi. KENCANA
Pathogens, 9(2), p. 91. Sugiyono (2019). Metode Penelitian
doi:10.3390/pathogens9020091. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Newman, L., Rowley, J., Vander Hoorn, S., Bandung : Alphabet.
Wijesooriya, N. S., Unemo, M., Low, N., Timotius, K. H. (2017). Pengantar metodologi
... & Gottlieb, S. (2015). Global estimates penelitian: pendekatan manajemen
of the prevalence and incidence of four pengetahuan untuk perkembangan
curable sexually transmitted infections in pengetahuan. Penerbit Andi.
2012 based on systematic review and World Health Organization. (2019). WHO
global reporting. PLoS One, 10(12), guidelines for the treatment of Neisseria
e0143304. gonorrhoeae. Geneva: WHO Press.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Yulina, V. V., Jawiah, J., & Pastuty, R. (2022).
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Knowledge and Attitude of Integrated
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Citizens at Ar-Rahman Foundation
Keperawatan (4th ed). Jakarta : Salemba Towards the Behavior of Preventing
Medika Sexually Transmitted Infections. Journal
Pranata, L., Indaryati, S., & Daeli, N. E. of Maternal and Child Health Sciences
(2020). Perangkat Edukasi Pasien dan (JMCHS), 2(1), 157-164.
Keluarga dengan Media Booklet (Studi
Kasus Self-Care Diabetes
Melitus). Jurnal Keperawatan
Silampari, 4(1), 102-111.
Prehanto, D. R., Kom, S., & Kom, M.
(2020). Buku Ajar Konsep Sistem
Informasi. Scopindo Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai