Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PELABUHAN

DOSEN :

DR. IR. AHMAD PERWIRA MULIA, M.SC.


NIP : 196604171993031004

DIKERJAKAN OLEH :

ULLY ANNISA LUBIS


NIM : 170404048

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
TUGAS
PELABUHAN

DOSEN :

DR. IR. AHMAD PERWIRA MULIA, M.SC.


NIP : 196604171993031004

DIKERJAKAN OLEH :

SYIFA SALSABILA
NIM : 170404034

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
TUGAS
PELABUHAN

DOSEN :

DR. IR. AHMAD PERWIRA MULIA, M.SC.


NIP : 196604171993031004

DIKERJAKAN OLEH :

NUR THIFAL SABRINA


NIM : 170404017

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
TUGAS
PELABUHAN

DOSEN :

DR. IR. AHMAD PERWIRA MULIA, M.SC.


NIP : 196604171993031004

DIKERJAKAN OLEH :

SHAFINA NUR HUWAYDA


NIM : 170404023

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
PROSEDUR PEMASANGAN
SPUN PILE UNTUK TRESTLE DAN JETTY

1. Peralatan :
a. Trailer atau Boogy

b. Tiang Pancang Tipe Spun Pile

Sebelum digunakan, fisik material tiang pancang harus diperiksa kembali :


 tidak ada yang retak, cacat dan pecah.
 plat sambung pada ujung badan tiang pancang tetap utuh dan dalam kondisi
bagus.
 ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi, dengan
toleransi sebagai berikut :
 penampang tiang pancang tidak boleh kurang atau tidak lebih dari 6 mm
dari penampang tiang pancang desain.
 setiap sisi tiang pancang tidak boleh melengkung lebih dari 6 mm tiap 3 m.

c. Crane
2. Proses Pemancangan :
a. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titikpancang yang telah ditentukan.
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.
c. Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
a. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
d. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay‟
sambildiperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul -betul vertikal.
e. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan center gate pada
dasar “driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan,terutama
untuk tiang batang pertama.
f. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyu ke
atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
g. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya
bila level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras
yang diharapkan belum tercapai.
h. Melaksanakan kalendering pada saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final
Set 3 cm untuk 10 pukulan terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log.
i. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah mencapai
lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
j. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang ditentukan sesuai shop drawing
1. Pemancangan dengan Alat Pancang Agogo (Crane Tripodal atau crane
keranjang dengan leader tertanam mati di Tongkang)

Alat ini terhitung agak susah bilamana bottom pile(Tiang pancang pertama),
terlalu panjang sedangkan panjang leader yg digunakan tidak sampai untuk
menopang tiang pancang tersebut Agar mencapai dasar Laut, Cara yang bisa
digunakan yaitu dengan memasang Tiang Pancang yang ukurannya sesuai dengan
panjang Leader, biar pun belum bisa mencapai dasar Laut, Tiang pancang itu di
tancapkan ke air lalu di gap(di ikat) di bibir Tongkang agar bisa menopang Tiang
Pancang berikutnya untuk di Join(di Las), Terus sampai Tiang Pancang tersebut
mencapai Dasar Laut dan tertancap kokoh untuk menyambung dan dimulainya
penumbukan(Dripling) sampai mencapai Daya Tumpu Tiang Pancang yang di
tentukan. Pastikan Leader dalam posisi Mati dengan Tongkang, Agar mengurangi
resiko terbalik atau terjungkal dari getaran hammer dan hantaman Ombak yang suatu
saat bisa saja terjadi.

2. Alat pancang Dengan Hamer Gantung

Biasanya Menggunakan Crane Crawler Besar Dengan ukuran 150 Ton ke


Atas. Cara yang berikut ini terbilang lebih efektif , karna dengan menggunakan Crane
superbesar, dan tanpa menggunakan Leader(penopang Hammer), sepanjang apapun
Tiang Pancang yang ditancapkan bisa dengan mudah diangkat atau ditancapakn
dengan stabil, bahkan Teknik ini Pemancangan bisa dilakukan tanpa penyambungan,
cukup sesuaikan ukuran Panjang Tiang pancang dalam satu batang yang panjangnya
bisa mencapai kedalaman yang ditentukan. Akan tetapi Teknik Pemancangan dengan
hammer gantung ini tidak sesederhana seperti di uraikan diatas, karna Lokasi yang
kita pancang ini adalah Laut lepas dengan kedalaman Air yang sangat dalam, dan
tentunya harus diperhitungkan pula besar gelombang(Ombak), yang akan kita hadapi,
tentunya ada proses-proses Teknik yang harus dikerjakan Agar saat pemasangan
Tiang pancang bisa menopang hammer yang tergantung dan tidak roboh saat hammer
dipasang atau terhempas Ombak.

Cara-Cara Pemasangan tiang pancang dengan hammer gantung diantaranya:


a. Pemasangan Breasing
Breasing ini dirakit untuk pengikat atau penopang Tiang Pancang saat di
pasang, Bresing ini bisa di buat dengan 3 atau 4 kaki dan di pasang pula Alat
sejenis Gap(pengikat) tapi dengan 4 roll agar Tiang pancang yang di Gap bisa
dengan lancar meluncur kebawah, adapun breasing dibuat munggunakan pipa
berdiameter 30,40,atau 50 tergantung perhitungan beban yang akan di Topang,
sedangakan panjang breasing di sesuaikan dengan kedelaman air samapi
mencapai dasar, Bresing ini di pasang tepat di Titik Pancang yang ditentukan,
pastikan posisi bresing tertancap sempurna dan kokoh, bila perlu breasing di
tumbuk menggunakan Vibro Hammer sampai benar-benar kokoh untuk
menopang beban Tiang pancang.

b. Pemasangan Tiang Pancang


Setelah pemasangan Breasing terpasang dengan kokoh, barulah Tiang
Pancang dipasang dan di tancapkan, akan tetapi Tiang pancang yang dipasang
Terlalu panjang cukup sulit saat pemasangan Hammer Gantung, maka Tiang
pancang tersebut di tumbuk terlebih dahulu mengunakan Vibro Hammer samapi
batas kemampuan Vibro Hammer tersebut, tentunya tiang pancang dan breasing
tertanam kokoh untuk menopang Hammer Gantung, barulah Hammer di pasang
dan mulai menumbuk.

c. Pemasangan Hammer Gantung


Hammer Gantung Dirakit agar pemancangan bisa dilakukan walau tanpa
mengunakan Leader panjang, dan memancang dalam posisi jarak jauh
setidaknya mengurangi proses manufer Tongkang dan bisa leluasa untuk
melego(menjeburkan Jangkar dalam bahasa perkapalan) Jangkar dengan kokoh,
Hammer yang digunakan bisa menggunakan Hammer apa saja seperti Hammer
diesel atau Hemmer Hidroliquit, Hammer terbungkus dangan rangka baja
sedangkan peluncur(rell pemegan kuku Hammer) terpasang di dalamnya juga,
panjang rangka baja pembungkus biasanya berkisar 10m sampai 12m dan agar
Laba-laba(pengikat Hammer atau penggerak Pisto Hammer saat start Dripling)
Hammer bisa dengan bebas naik turun di dalamnya, kadang rangka pembungkus
Hammer terlalu panjang dan tekor saat di pasang di Tiang Pancang, makanya
sebelum Hammer dipasang, Tiang pancang di Vibro terlebih dahulu supaya
Tiang pancang agak lebih masuk kebawah. Barulah Hammer Gantung dipasang
dan mulai pemancangan samapi kedalaman yang ditentukan.

d. Pemasangan Bor Gantung(Drilling Koring/Cleaning Soil)


Biasanya Tiang Pancang yang digunakan Adalah Tiang pancang Dari Pipa
baja(pile pipe steel) Dan pipa tersebut dibiarkan polos tanpa dibuat meruncing
seperti Bottom Pile yang lainnya, sebab kalau Tiang Pancang Pipa tertutup rapat
di bagian bawahnya, maka akan terjadi perlawanan tekanan dari udara yang
terperangkap dari dalam pipa, mengakibatkan pukulan Hammer tidak Maximal
bahkan disaat Hammer diangkan Tiang Pancang itu akan naik kepermukaan
kembali, ya ibarat memukul Balon Besar ke dalam Air, begitupun kalau Tiang
Pancang tersebut dibuat tertutup rapat. Dengan pipa terpasang polos, proses
penumbukan akan lancar dan pukulan Hammer pun akan stabil dan maksimal,
daya tumpu pun bisa tercapai, akan tetapi dengan kondisi pipa yang polos maka
Air, Lumpur, dan Tanah akan masuk mengisi ruang kosong dalam pipa disaat
penacapan dari mulai permukaan Air sampai ke dasar, bahkan disaat
penumbukan pun, dengan begitu Proses pengeboran pun dilakukan agar tanah
dan lumpor terkuras habis dari dalam pipa sehingga di saat pengisian
pengecoran beton(Concrete) dan spiral tulangan besi bisa dengan mudah masuk
dan terisi penuh kedalam Pipa Tiang pancang, Adapun Teknik pemasangan Bor
Gantung, dilakukan setelah Tiang pancang tertancap dengan sempurna, Bor
Gantung memang agak berbeda dengan kebanyakan alat Bor coring lainnya tapi
pungsinya tetap sama, Rotari Drill, terpasang secara tergantung oleh
hock( pancing/kaitan sling crane) begitu juga dengan Motorik Drillnya,
sedangkan Drill Bit(mata Bor) menggunakan Cliner Bit pada kebanyakan Alat
Bor coring lainya, Stang Bor(Kelli Drill) disesuaikan dengan Rotari Drill dan
disesuaikan pula dengan perakita Alat Bor yang dirakit seefisien mungkin,
tergantung Teknik perakitan masing-masing. setelah Pengeboran selesai
dikerjakan, barulah sepiral besi dan cor beton dimasukan dengan sempurna,
setelah itu baru dicabut kembali Breasing yang berpungsi penopang tiang
pancang tadi, dicabut dan digunakan kembali untuk pemancangan di Titik
berikutnya

Anda mungkin juga menyukai