Proses Apa
1-2 isobarik 0
2-3 Adiabatik ¿1
3-4 isokorik ∞
4-1 isotermal 1
= P2 T1 ¿ T2
V1 ¿ v2 P1
P2 ¿ P3 T2 ¿ T3
P3 ¿ P4
T3 ¿ T4
P4 ¿ P1
T4 = T1
v2 ¿ v3
v3 ¿ v4
v4 ¿ v1
2. Sebuah sistem yang terdiri dari 3kg udara (R= 0,287 kJ/kgK),
mempengaruhi perubahan politropik yang ditunjukkan pada diagram PV.
Analisis data dan isi ruang kosong di tabel.
Catatan: Pada lintasan 1 ke 2, kita diberikan data k=1.4, oleh karena itu lintasan ini
bersifat adiabatik, yaitu T1 ≠ T2.
Gunakan persamaan proses politropik P1V1^k=P2V2^k untuk menentukan
lintasan 1 yang tidak diketahui.
Langkah 2: Jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu dihitung dengan
menerapkan rumus kalor:
Q (tambahan kalor) = m (massa) * Ce (kalor spesifik) *ΔT (perubahan suhu)
Formula Panas Q:
Q = m* Ce*ΔT dimana ΔT = Tf -To
Q = m* Ce* (Tf -To)
Q = 200 g * 0,033 kal/g ºC * (100ºC -20ºC)
Q = 528 kalori.
4. Pertimbangkan air jenuh dalam keadaan termodinamika tetap
dengan tekanan 0,15 MPa dan suhu 384,5 K. Temukan nilai
entalpi dalam keadaan itu.
Langkah 1: suhu dikonversi dari Derajat Kelvin ke Derajat Celcius untuk dapat
diidentifikasi nanti di tabel:
385.5 ° K −273.15=111.35° C
Langkah 2: Air jenuh pada suhu 111,35 °C diidentifikasi.
Langkah 3 : Dari tabel sifat diketahui bahwa air jenuh sesuai dengan:
kJ
u=2 ,519.2
kg
3
m
v=1.1594
kg
Langkah 4: Gantikan nilai ke dalam rumus:
h=u+ Pv
3
kJ ( m
+ 1∗10 kPa ) ( 1.1594 )
2
h=2519.2
kg kg
Kj
h=2,693.1
kg