Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ADELIA MAHABU

NIM : 291423085
KELAS :B
MATA KULIAH : PENULISAN KREATIF

1. Kebijakan Jalur Mandiri SPMB PTN Perlu di Evaluasi

Kebijakan jalur mandiri pada Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) perlu dilakukan evaluasi. Pasalnya, kebijakan tersebut dalam
pelaksanaannya berpotensi melemahkan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Tidak adanya
pembatasan, baik dalam waktu maupun kuota, menjadikan PTS harus bersaing dengan PTN
secara kurang proporsional.

Sudah bisa diduga, PTN tentu lebih banyak diuntungkan, sementara PTS hanya menerima
limpahan atau bahkan sisa. Terlebih jika PTN yang membuka jalur mandiri itu telah
memiliki image sebagai PTN favorite, maka daya magnetnya jelas membuat para calon
mahasiswa memilih PTN meski kadang biayanya juga tidak beda jauh.
Kebijakan tentang penerimaan jalur mandiri “tanpa batas” tersebut seperti upaya memaksa
dunia pendidikan mengikuti hukum pasar bebas, dimana masing-masing pelaku (Perguruan
Tinggi Negeri dan Swasta) menawarkan produk/jasa seluas-luasnya. Masalahnya, kondisi
masing-masing PT tidak seimbang, terutama antara PTN dan PTS.

Dunia pendidikan, terutama Pendidikan Tinggi, sebaiknya tidak diserahkan sepenuhnya


kepada mekanisme Pasar bebas. Hal itu jelas akan merugikan, baik lembaga pendidikan
maupun masyarakat, dan jangka panjang adalah kualitas SDM bangsa Indonesia.

Betapa tidak, sekarang ini kita sebenarnya masih sangat butuh lebih banyak lagi jumlah
Perguruan Tinggi untuk bisa memastikan pendidikan tuntas bagi para generasi. Namun, jika
berlaku hukum pasar bebas, alih-alih menambah jumlah Perguruan Tinggi, mempertahankan
yang sudah ada sungguh luar biasa karena persaingan yang tidak seimbang.

Analisis konten : opini berisi tentang kebijakan jalur mandiri pada penerimaan
mahasiswa baru yang berpotensi melemahkan perguruan tinggi

Isu : dikarenakan adanya jalur mandiri dibeberapa ptn menyebbabkan


dunia pendidikan hanya diserahkan kepada pasar bebas yang merugika ptn tersebut.

Ide solusi : penulis memberikan solusi bahwa sebaiknya dalam Pendidikan


terutama perguruan tinggi tidak serahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar bebas karena
merugikan Lembaga Pendidikan dan masyarakat.

Resume : artikel ini membahas tentang perlunya evaluasi dalam penerimaan


jalur mandiri pada pmb di beberapa ptn. Sudah bisa diduga, PTN tentu lebih banyak
diuntungkan, sementara PTS hanya menerima limpahan atau bahkan sisa. Terlebih jika PTN
yang membuka jalur mandiri itu telah memiliki image sebagai PTN favorite, maka daya
magnetnya jelas membuat para calon mahasiswa memilih PTN meski kadang biayanya juga
tidak beda jauh.

Penulis memberikan solusi dalam artikel ini bahwa sebaiknya tidak diserahkan sepenuhnya
kepada mekanisme Pasar bebas. Hal itu jelas akan merugikan, baik lembaga pendidikan
maupun masyarakat, dan jangka panjang adalah kualitas SDM bangsa Indonesia. Betapa
tidak, sekarang ini kita sebenarnya masih sangat butuh lebih banyak lagi jumlah Perguruan
Tinggi untuk bisa memastikan pendidikan tuntas bagi para generasi. Namun, jika berlaku
hukum pasar bebas, alih-alih menambah jumlah Perguruan Tinggi, mempertahankan yang
sudah ada sungguh luar biasa karena persaingan yang tidak seimbang.

2. Pentingnya menjaga Kesehatan mental

Oleh : Lisdawati Hanim Susanto


Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universtas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Kesehatan mental adalah kesehatan yang berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan
psikis seseorang. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan RI, angka gangguan kesehatan
jiwa yang dialami masyarakat Indonesia mencapai 20%. Yang artinya, terdapat 1 dari 5
penduduk Indonesia yang mengalami gangguan kejiwaan. Permasalahan ini sering dianggap
masalah yang tidak serius oleh kebanyakan orang. Nyatanya, menjaga kesehatan mental tidak
kalah pentingnya dengan menjaga kesehatan tubuh.

Kesehatan mental penting di setiap tahap kehidupan, mulai dari masa kanak-kanak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia. Masa remaja merupakan fase yang paling beresiko untuk mengalami
kesehatan mental. Karena pada saat memasuki masa remaja, mereka mulai mengalami
berbagai macam perubahan dan tantangan baru yang mereka akan hadapi. Maka dari itu,
mereka memerlukan kesehatan mental yang baik agar dapat terus berkembang secara optimal.
Jika masalah tersebut tidak ditangani, maka akan berdampak pada tingkat hormon yang tidak
seimbang sehingga berdampak pada prestasi akademik dan juga resiko masalah fisik dan
mental di usia selanjutnya.

Mungkin banyak dari kalian masih yang menganggap sepele terhadap masalah ini, bahkan
tidak menyadari dampak apa saja yang terjadi saat gangguan kesehatan mental. Dampak dari
kesehatan mental adalah memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain,
selalu merasakan cemas dan khawatir yang berlebihan, selalu merasakan suasana hati yang
buruk dan perasaan sedih yang berkelanjutan, serta merasa putus asa dan tidak berharga. Dari
dampak yang sudah disebutkan tadi, sudah terlihat jelas bahwa dampak tersebut sangat
merugikan diri sendiri.

Lalu, bagaimana cara kita menjaga kesehatan mental dengan baik? Dimulai dengan diri
sendiri yaitu selalu berusaha berfikir pofitif dalam situasi dan kondisi, menjaga pola hidup
yang sehat dan seimbang, dan pastinya selalu mensyukuri segala sesuatu yang dimiliki dan
diberikan oleh sang pencipta. Jika kalian menemui teman atau orang lain yang mengalami
ganguan pada kesehatan mental, maka cobalah membantunya. Dengan cara mengajak mereka
melakukan kegiatan yang positif dan menyenangkan, tidak berusaha menjatuhkan atau
menjelekkan kekurangan seseorang serta menunjukan sikap rasa peduli dan kasih sayang
terhadap mereka.

Dengan menjaga kesehatan mental, maka kita dapat mencapai keberhasilan diri. Setelah lelah
menghadapi kerasnya dunia dengan tekanan yang terlalu tinggi, tentunya membuat kita perlu
memberikan penghargaan kepada diri sendiri sebagai bentuk apresiasi. Kemudian opini-opini
mengenai diri sendiri dari yang positif maupun negatif mejadi pilihan yang menjadikan
motivasi untuk terus mengembangkan potensi diri.

Analisis konten : opini berisi tentang pentingnya menjaga Kesehatan mental dan
dampak dampaknya yang sangat merugikan yakni dampak dari kesehatan mental adalah
memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, selalu merasakan cemas dan
khawatir yang berlebihan, selalu merasakan suasana hati yang buruk dan perasaan sedih yang
berkelanjutan, serta merasa putus asa dan tidak berharga.

Isu : opini ini ditulis berdasarkan isu yang ada pada data bahwa
berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan RI, angka gangguan kesehatan jiwa yang
dialami masyarakat Indonesia mencapai 20%. Yang artinya, terdapat 1 dari 5 penduduk
Indonesia yang mengalami gangguan kejiwaan.
Ide solusi : penulis memberikan solusi bahwa ada cara cara dalam menjaga
Kesehatan mental yakni Dimulai dengan diri sendiri yaitu selalu berusaha berfikir pofitif
dalam situasi dan kondisi, menjaga pola hidup yang sehat dan seimbang, dan pastinya selalu
mensyukuri segala sesuatu yang dimiliki dan diberikan oleh sang pencipta. Jika kalian
menemui teman atau orang lain yang mengalami ganguan pada kesehatan mental, maka
cobalah membantunya. Dengan cara mengajak mereka melakukan kegiatan yang positif dan
menyenangkan, tidak berusaha menjatuhkan atau menjelekkan kekurangan seseorang serta
menunjukan sikap rasa peduli dan kasih sayang terhadap mereka.

Resume : Kesehatan mental penting di setiap tahap kehidupan, mulai dari masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Dampak dari kesehatan mental adalah
memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, selalu merasakan cemas dan
khawatir yang berlebihan, selalu merasakan suasana hati yang buruk dan perasaan sedih yang
berkelanjutan, serta merasa putus asa dan tidak berharga. Dari dampak yang sudah disebutkan
tadi, sudah terlihat jelas bahwa dampak tersebut sangat merugikan diri sendiri.

penulis memberikan solusi bahwa ada cara cara dalam menjaga Kesehatan mental yakni
Dimulai dengan diri sendiri yaitu selalu berusaha berfikir pofitif dalam situasi dan kondisi,
menjaga pola hidup yang sehat dan seimbang, dan pastinya selalu mensyukuri segala sesuatu
yang dimiliki dan diberikan oleh sang pencipta.

3. Biaya Pendidikan yang tak terjangkau

Oleh : Yaumi Maghfiroh


Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Pendidikan adalah salah satu sarana meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam diri
manusia agar potensinya dapat berkembang. Pendidikan menjadi hal penting, karena pada
dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan yang tak berdaya sehingga perlu belajar untuk
melangsungkan hidupnya. Pendidikan memiliki tujuan agar manusia dapat menjadi makhluk
yang dapat memecahkan berbagai masalah, bertanggung-jawab, berilmu, dan beradab. Peran
fasilitas dan lingkungan yang diberikan lembaga pendidikan juga tak dapat dilupakan dalam
memaksimalkan tujuan tersebut. Fasilitas dan lingkungan yang baik akan menghasilkan
peserta didik dengan kualitas yang baik pula.

Namun faktanya, orang tua harus merogoh kocek lebih dalam untuk memberikan pendidikan
dengan fasilitas maksimal kepada anaknya. Dilihat secara saksama, biaya pendidikan selalu
meningkat setiap tahunnya. Bahkan, jenjang sekolah dasar saja sudah membuat orang tua
harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah. Melambungnya biaya pendidikan masih
dipertanyakan masyarakat, sebab banyak lembaga pendidikan yang memberikan fasilitas
tidak sepadan dengan biaya yang mahal. Beberapa contohnya seperti gedung yang tak
memadai, tenaga pendidik yang kurang andal, lingkaran pertemanan yang rusak dan masih
banyak lagi.

Biaya pendidikan yang semakin mahal tentu mengancam generasi muda kelas menengah dan
ke bawah. Walaupun pemerintah sudah menerapkan penghapusan biaya sekolah di beberapa
wilayah, tetap saja masih ada biaya lain seperti biaya seragam, uang gedung, uang mutu
pendidikan, dan lain sebagainya. Jika orang tua mereka tidak sanggup mengeluarkan uang
sebanyak itu, mau tidak mau jalan keluarnya adalah putus sekolah. Akibatnya, anak-anak dari
kelas menengah ke bawah tidak dapat mengenyam pendidikan yang seharusnya didapatkan
saat usianya. Hal ini tentu saja mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dari kalangan
menengah ke bawah.

Beasiswa memang menjadi alternatif yang dapat diambil untuk meringankan beban biaya
pendidikan. Namun, realita memang tidak seindah ekspektasi. Seringkali kita jumpai peraih
beasiswa berasal dari kelas atas karena fasilitas penunjang mereka jauh lebih baik daripada
anak-anak kelas bawah. Padahal, banyak orang tua kelas atas yang masih sangat mampu
membiayai pendidikan anaknya sampai ke jenjang tinggi. Seharusnya, seleksi beasiswa
mengutamakan yang tak mampu terlebih dahulu, agar anak-anak kelas bawah dapat
merasakan pendidikan yang sama.

Belum lagi kasus suap dan korupsi dalam lingkup pendidikan yang terjadi di perguruan
tinggi. Kasus suap-menyuap agar seseorang diterima di perguruan tinggi favorit dengan
jurusan terbaik kian merebak. Hal ini tentu saja memutus harapan anak-anak yang tak mampu
untuk meraih cita-citanya. Perlu diingat bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan,
sehingga pemerintah harus bertanggung jawab atas pemenuhan hak tersebut. Permasalahan
biaya pendidikan yang selalu meningkat harus dicari solusinya, sehingga setiap anak dapat
merasakan pendidikan yang sama dan jurang pemisah antara kualitas sumber daya manusia
kelas atas dengan kelas bawah tidak melebar.
Analisis konten : opini ini berisi tentang biaya pendidikan yang semakin mahal yang
tentu dapat mengancam generasi muda kelas menengah dan ke bawah.

Isu : isu yang terdapat dalam opini dapat Dilihat secara saksama dari biaya
pendidikan selalu meningkat setiap tahunnya. Bahkan, jenjang sekolah dasar saja sudah
membuat orang tua harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah.

Ide solusi : penulis memberikan solusi Seharusnya, seleksi beasiswa


mengutamakan yang tak mampu terlebih dahulu, agar anak-anak kelas bawah dapat merasakan
pendidikan yang sama.

Resume : Biaya pendidikan yang semakin mahal tentu mengancam generasi


muda kelas menengah dan ke bawah. Walaupun pemerintah sudah menerapkan penghapusan
biaya sekolah di beberapa wilayah, tetap saja masih ada biaya lain seperti biaya seragam, uang
gedung, uang mutu pendidikan, dan lain sebagainya. Jika orang tua mereka tidak sanggup
mengeluarkan uang sebanyak itu, mau tidak mau jalan keluarnya adalah putus sekolah.
Akibatnya, anak-anak dari kelas menengah ke bawah tidak dapat mengenyam pendidikan yang
seharusnya didapatkan saat usianya. Hal ini tentu saja mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia dari kalangan menengah ke bawah.
penulis memberikan solusi Seharusnya, seleksi beasiswa mengutamakan yang tak mampu
terlebih dahulu, agar anak-anak kelas bawah dapat merasakan pendidikan yang sama. .
Permasalahan biaya pendidikan yang selalu meningkat harus dicari solusinya, sehingga setiap
anak dapat merasakan pendidikan yang sama dan jurang pemisah antara kualitas sumber daya
manusia kelas atas dengan kelas bawah tidak melebar.

Anda mungkin juga menyukai