Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOSOSIAL DAN KEBUDAYAAN

“KONSEP KEHILANGAN”

DOSEN FASILITATOR:
Ns. Dewi Kurnia Putri, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:


Diva Shabrina Salsabila (22031048)
Rifda Arrahim (22031049)
Selfi (22031050)
Theola Lovianita (22031051)
Apriani (22031052)
Indah Cahaya Kurnia (22031053)
Meissy Tamara (22031054)
Amelia Nesyha Nayana (22031055)
Wulan Nura Friani (22031056)
Dhea Mai Riantika (22031057)
Miranda Sriayuningsih (22031058)
Putri Fitra Ramandha (22031059)
Nurul Kamal (22031060)
Adittya Pratama (22031061)
PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HANGTUAH PEKANBARU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul yang tentang “Konsep
Kehilangan”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada sumber-sumber yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan masyarakat.

Pekanbaru, 16 April 2023

Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. Definisi Kehilangan......................................................................................................
B. Jenis-jenis kehilangan...................................................................................................
C. Faktor-faktor kehilangan..............................................................................................
D. Bentuk kehilangan........................................................................................................
E. Tipe-tipe Kehilangan....................................................................................................
F. Kategori Kehilangan.....................................................................................................
G. Skema rentang kehilangan............................................................................................
H. Dampak kehilangan......................................................................................................

BAB III PENUTUPAN...........................................................................................................


A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum


berarti sesuatu yang kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat
disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi/ego dari diri yang
bersangkutan atau disekitarnya. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar
bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan
persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada
informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap (Suseno, 2004).

Perawat berkerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe


kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan menerima kehilangan. Perawat membantu klien untuk memahami
dan menerima kehilangan dalam konteks kultur mereka sehingga kehidupan mereka
dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak berupaya melewati duka cita
setelah mengalami kehilangan yang sangat besar artinya, maka akan terjadi masalah
emosi, mental dan sosial yang serius.

Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam lingkungan
asuhan keperawatan. Sebagian besar perawat berinteraksi dengan klien dan keluarga
yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting bagi perawat memahami
kehilangan dan dukacita. Ketika merawat klien dan keluarga, parawat juga mengalami
kehilangan pribadi ketika hubungan klien-kelurga- perawat berakhir karena
perpindahan, pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan
pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung klien
dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Kehilangan?
2. Apa saja jenis-jenis kehilangan?
3. Apa saja faktor-faktor kehilangan?
4. Apa saja bentuk kehilangan?
5. Apa saja tipe-tipe Kehilangan?
6. Apa saja kategori Kehilangan?
7. Apa saja skema rentang kehilangan?
8. Apa dampak kehilangan?

iv
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Kehilangan.
2. Mengetahui jenis-jenis kehilangan.
3. Mengetahui faktor-faktor kehilangan.
4. Mengetahui apa saja bentuk kehilangan.
5. Menegtahui tipe-tipe Kehilangan.
6. Mengetahui apa saja kategori Kehilangan.
7. Mengetahui skema rentang kehilangan.
8. Mengetahui dampak kehilangan.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kehilangan

Kehilangan merupakan suatu proses pelepasan sesuatu benda atau manusia yang
sangat penting didalam hidup. Kehilangan terjadi jika sesuatu tidak dapat di pegang
lagi atau bila seseorang tidak dapat dijumpai lagi. Jenis kehilangan mengakibatkan
jenis emosi. Kehilangan atau seseorang meninggal dunia bisa mengakibatkan emosi
yang mendalam daripada kehilangan benda atau binatang piaraan (Mubarak,
Indrawati dan Susanto, 2015).
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Potter & Perry, 2005).

B. Jenis-jenis Kehilangan
Ada 5 jenis konsep kehilangan, yaitu :
1) Kehilangan Objek Eksternal
Kehilangan ini mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi usang,
berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka
yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang bergantung pada nilai yang
dimiliki orang tersebut terhadap benda yang dimilikinya, dan kegunaan dari benda
tersebut. Contoh : kehilangan sepeda motor, kehilangan uang, kehilangan rumah.

2) Kehilangan Lingkungan yang telah Dikenal


Kehilangan ini mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama
periode tertentu/kepindahan secara permanen. Contoh : pindah rumah baru dan
alamat baru atau yang ekstrim lagi dirawat di rumah sakit. Kehilangan melalui
perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal dapat terjadi melalui situasi
naturasional, misal : lansia pindah kerumah perawatan.

3) Kehilangan Orang Terdekat


Kehilangan yang terjadi pada orang-orang terdekat seperti orangtua, pasangan,
anak-anak, saudara sekandung, guru, dll. Contoh : pindah rumah, pindah
pekerjaan karena promosi atau mutasi, melarikan diri, dan kematian.

vi
4) Kehilangan Aspek Diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau
psikologis. Kehilangan ini dapat terjadi karena penyakit, cedera, atau perubahan
perkembangan situasi. Kehilangan seperti ini dapat menurunkan kesejahteraan
individu, mengalami kehilangan kedudukan, mengalami perubahan permanen
dalam citra tubuh dan konsep diri. Contoh : kehilangan anggota tubuh dan harus
diamputasi karena kecelakaan lalu lintas, menderita kanker organ tubuh yang
ganas, terkena penyakit HIV/ AIDS.

5) Kehilangan Hidup
Kehilangan ini ada pada orang-orang yang akan menghadapi kematian sampai
dengan terjadinya kematian. Hal ini sering menyebabkan kehilangan kontrol
terhadap diri sendiri, gelisah, takut, bergantung pada orang lain, putus asa dan
malu. Contoh : pasien yang divonis menderita kanker otak, luekimia atau penyakit
langka lainnya yang tidak bisa disembuhkan oleh dokter.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehilangan

1. Faktor Perkembangan
A. Anak-anak

 Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan.


 Belum menghambat perkembangan.
 Bisa mengalami regresi.

B. Orang dewasa
 Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup, tujuan
hidup.
 Menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari.

2. Faktor Keluarga
Keluarga mempengaruhi respond an ekspresi kesedihan. Anak terbesar
biasanya menunjukkan sikap kuat, tidak menunjukkan sikap sedih secara
terbuka.

3. Faktor Sosial Ekonomi


Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab ekonomi keluarga,
berarti kehilangan orang yang dicintai sekaligus kehilangan secara ekonomi.
Dan hal ini bisa mengganggu kelangsungan hidup.

4. Faktor Kultural
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur barat menganggap
kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya pribadi sehingga hanya diutarakan
pada keluarga, kesedihan tidak ditunjukkan pada orang lain. Kultur lain

vii
menganggap bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak dan
menangis keras-keras.

5. Faktor Agama
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman. Menyadarkan
bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar agama. Tetapi ada juga yang
menyalahkan Tuhan akan kematian.

6. Faktor Penyebab Kematian


Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan
menyebabkan goncangan jiwa yang berat dan tahapan kehilangan yang lebih
lama. Ada yang menganggap bahwa kematian akibat kecelakaan diasosiasikan
dengan kesialan.

Kebutuhan keluarga yang kehilangan membutuhkan hal-hal sebagai berikut.

1) Harapan
Perawatan yang terbaik sudah diberikan. Keyakinan bahwa mati adalah akhir
penderitaan dan kesakitan.

2) Partisipasi
Memberi perawatan. Sharing dengan staf perawatan.

3) Dukungan
Dengan dukungan seseorang bisa melewati kemarahan, kesedihan, dan
penyangkalan. Dukungan bisa digunakan sebagai koping dengan perubahan yang
terjadi.

4) Kebutuhan Spiritual
Berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Mendapatkan kekuatan dari
Tuhan.

D. Bentuk Kehilangan
a. Kehilangan Maturasional
Kehilangan yang diakibatkan oleh transisi kehidupan normal untuk pertama
kalinya, contoh: Anak yang mulai berjalan kehilangan citra tubuh semasa bayinya.
Wanita yang mengalami menopause kehilangan kemampuan untuk mengandung.
b. Kehilangan Situasional
Kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba dalam merespons kejadian ekternal
spesifik, contoh: kematian mendadak dari orang dicintai

viii
E. Tipe-tipe Kehilangan
a. Kehilangan Nyata
Kehilangan yang dapat diidentifikasi oleh individu atau orang lain.
Contoh: Amputasi, Kehilangan fungsi tubuh, dll

b. Kehilangan yang dirasakan


Kehilangan yang dapat dirasakan oleh individu, tetapi tidak oleh orang lain
Contoh: Menurungnya harga diri, Menurunnya kepercayaan/rasa aman, dll

F. Kategori Kehilangan
a. Kehilangan Benda Eksternal
Mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi uang, berpindah tempat, dicuri,
atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang tergantung pada nilai dan kegunaan dari benda
tersebut.

b. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal


Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah dikenal
mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama periode tertentu
atau kepindahan secara permanen.

c. Kehilangan orang terdekat


Orang terdekat mencakup Orang tua, pasangan, saudara kandung, anak-anak,
teman dan rekan kerja. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan, pindah,
promosi di tempat lain, dan kematian.

d. Kehilangan Aspek diri


Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau
psikologis.

e. Kehilangan hidup
Seseorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berfikir dan
merespons terhadap kejadian dan orang sekitarnya sampai terjadinya kematian.
Meskipun sebagian besar orang takut tentang kematian dan gelisah mengenai
kematian, masalah yang sama tidak akan sama pentingnya bagi sikap orang.

G. Rentang Respon Kehilangan

Berikut penjelasan skema rentang respon kehilangan.

ix
 Fase Denial (Penyangkalan)
Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan yang ada. Selalu ada
verbalisasi “itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya itu terjadi” yang tercantum
dalam otaknya. Terjadi perubahan fisik seperti letih, lemah, pucat, mual, diare,
gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

 Fase Anger (Kemarahan)


Mulai sadar akan kenyataan. Marah diproyeksikan pada orang lain. Terjadi reaksi
fisik seperti muka merah, nadi cepat, gelisah, sudah tidur, tangan mengepal.
Berperilaku agresif.

 Fase Bargaining (Tawar Menawar)


Adanya tawar menawar seperti verbalisasi “kenapa harus terjadi pada saya?“
dinetralkan menjadi “seandainya saya berhati-hati, pasti tidak terjadi pada saya”.
Maksud disini adalah adanya suatu mekanisme pertahanan diri untuk tidak
menyalahkan diri sendiri.

 Fase Depression (Depresi)


Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa. Gejala yang
timbul adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

 Fase Acceptance (Penerimaan)


Pikiran pada objek yang hilang berkurang. Verbalisasi ”apa yang dapat saya
lakukan agar saya cepat sembuh?” dan juga “yah, akhirnya saya harus operasi”.

H. Dampak Kehilangan

Kehilangan bisa mengakibatkan dampak dalam hidup seseorang seperti berikut ini.

 Pada masa anak-anak


Kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang, kadang akan
timbul regresi serta rasa takut untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.

 Pada masa remaja atau dewasa muda


Kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi dalam keluarga atau suatu
kehancuran keharmonisan keluarga.

 Pada masa dewasa tua


Kehilangan khususnya kematian pasangan hidup dapat menjadi pukulan yang
sangat berat dan menghilangkan semangat hidup orang yang ditinggalkan.

x
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu


kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.
Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

Kehilangan dan berduka merupakan istilah yang dalam pandangan umum


berarti sesuatu yang kurang enak atau nyaman untuk dibicarakan. Hal ini dapat
disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan emosi/ego dari diri yang
bersangkutan atau disekitarnya. Pandangan-pandangan tersebut dapat menjadi dasar
bagi seorang perawat apabila menghadapi kondisi yang demikian. Pemahaman dan
persepsi diri tentang pandangan diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan
yang komprehensif. Kurang memperhatikan perbedaan persepsi menjurus pada
informasi yang salah, sehingga intervensi perawatan yang tidak tetap.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai makalah yang berjudul
“Konsep kehilangan”. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa keperawatan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk
perbaikan makalah kami selanjutnya.

xi
DAFTAR PUSTAKA

UKI, P. D. K. F. V., & No, J. M. S. BAB 3 KONSEP KEHILANGAN, KEMATIAN DAN


BERDUKA. PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN.
Wahdaniah. 2010. Konsep Kehilangan. http://wahdaniah-ns.blogspot.com/2010/10/konsep-
kehilangan.html. Diakses pada tanggal 16 April 2023
Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia : Kehilangan, Kematian,
dan Berduka dan Proses Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto
Faikanto. 2009. Metode Koping pada Orang yang Kehilangan, Kematian, dan
Dukacita. http://faikanto.multiply.com/journal/item/3/
METODE_KOPING_PADA_ORANG_YANG_KEHILANGAN_KEMATIAN_DAN
_DUKA_CITA. Diakses pada tanggal 16 November 2011

xii

Anda mungkin juga menyukai