Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ibu. N DENGAN MASALAH UTAMA LOSS AND GRIVING

Dosen : Dr. Hj. Lilik Ma’rifatul Azizah S.Kep. Ns. M.Kes

KELOMPOK 3
KELAS D

ERIN TENTUA (201801160)


VIVI NUR WIJAYA (201801147)
HERLINA MARDALINA (201801152)
PHIKA PRICILIA LEPITH (201801153)
FIKRI RACHMAD PURWOAJI (201801157)
KURNIAWAN HADI PRASTYO (201801165)
ADZIN AMMAR DYSCHA (201801139)
AHMADI ARMAN SYAH (201801144)
YONAS TAYANAN (201801167)
ADOLFINA REGINA SYANE OHOIWUTUN (201801174)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


JL RAYA JABON KM. 6 MOJOKERTO
TELP./FAX (0321) 390203 EMAIL:STIKES_PPNI@YAHOO.CO.ID

Page
1
LEMBAR PENGESAHAN

Kami yang bentanda tangan di bawah ini,

Menyatakan bahwa makalah yang kami buat ini adalah sah dan asli hasil diskusi yang di kerjakan sebaik-
baiknya. Dengan ini kami kelompok 3 2D S1 Ilmu Keperawatan menyerahkan makalah ini pada :

Hari/Tanggal :
Tempat :
Pukul :
Oleh :

Mojokerto, 31Maret 2020

Penyusun

Mengetahui dan menyetujui

Fasilitator PJMK Dosen

(…..…………..…………….) (………..………………….)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa karena atas rahmatnya
kita diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Ibu... DENGAN MASALAH UTAMA LOSS AND GRIVING DI RUANG ...RSJ...dengan cukup baik.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai pemenuhan nilai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Pada kesempatan ini kelompok ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kelompok dalam penyusunana makalah tersebut baik berupa pemahaman
maupun material berupa buku dan lainya. Tanpa kerja sama yang baik dari pihak-pihak tersebut maka
makalah ini tidaklah sempurnah. Tidak lupa kelompok ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam penyusunan makalah ini ada kesalahan teknik dan sebagainya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Mojokerto, 31 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................(1)
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………(2)
KATA PENGANTAR................................................................................(3)
DAFTAR ISI...............................................................................................(4)
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................(5)
1. Latar Belakang......................................................................................(5)
2. Rumusan Masalah.................................................................................(5)
3. Tujuan...................................................................................................(5)
BAB II PEMBAHASAN............................................................................(9)
1. Triger Case............................................................................................(9)
2. Asuhan Keperawatan............................................................................(9)
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................(10)
1. Tringer Case........................................................................................(10)
2. Asuhan Keperawatan.........................................................................(11)
BAB IV PENUTUP…………… ………………………………………..(20)
1. Kesimpulan……………………………………………………………()
2. Saran…………………………………………………………………..()
DAFTAR PUSTAKA................................................................................(28)
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Lahir, kehilangan, kematian dan berduka merupakan suatu fase dalam perjalanan kehidupan
manusia yang harus dilalui, integral dengan kehidupan dan bersifat unik bagi setiap individu yang dapat
menjadi stressor yang membutuhkan dukungan dalam menghadapinya. Hidup merupakan suatu rangkaian
kehadiran dan kepergian, ada dan tiada akan selalu berlangsung bergantian.
Kehilangan dan kematian merupakn kata yang kurang `enak` untuk membicarakannya, karena lebih
banak melibatkan emosi yang bersangkutan. Menjelang ajal atau ajal itu sendiri mempunyai aspek yang
membangitkan rasa takut, kegelisahan, dan sesuatu yang tidak menentu. Tidak ada orang yang mempunyai
pengalaman dengan mati, membuat orang bertanya-tanya tentang kematian seperti : seperti apa rasanya
mati itu?, kalau ada kehidupan lain, bagaimana bentuk dan rasanya, bagaimana dengan orang-orang
tercinta yang kita tinggal, dan lain sebagainnya.
Selama dalam konteks pembicaraan, ada kecenderungan menghindari topik kehilangan dan kematian.
Pengetahuan bahwa mati pasti akan terjadi dan sudah ditetapkan pada waktu yang ditentukan, sehingga
kondisi ini menambah perasaan ketautan, cemas, bimbang dan ketidakpastian. Style of dying seseorang
menggambarkan sikap tentang kematian tergantung pada kepercayaan dan kekuatan emosionalny,
Sigmund Freud menyatakan bahwa dibawah sadar tidak mati. Secara nyata orang selalu ingat kematian,
karena di bawah sadar orang tidak memikirkan bahwa dirinya tidak bisa mati, Akan tetapi karena sering
mendengar tentang kematian, maka memaksa orang untuk memikirkan tentang kematian.
Berdasarkan pandangan tersebut, perlunya perawat mengetahui tentang konsep kehilangan dan
berduka, serta bagaimana menangani klien dengan mekanisme koping dalam menghadapi dan menerima
kehilangan yang berbeda-beda, dan mendampingi klien dalam memahami dan menerima kehilangan agar
kehidupan harus tetap berjalan.

B. KEHILANGAN (LOSS)
Adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak
kejadian tersebut. Segala kehilangan yang signifikan membutuhkan adaptasi melalui proses berduka. Tipe
kehilangan mempengaruhi tingkat distress seseorang.
Kehilangan, mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa dengan kekerasan atau traumatic,
diantisipasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total, bisa kembali atau tidak dapat kembali.
1. Sifat Kehilangan
- Aktual atau dirasakan mudah diidentifikasi seperti perceraian, perpisahan, dan kematian.
- Kurang nyata : seperti hilangnya kepercayaan diri.
2. Macam-macam kehilangan
- Kehilangan Maturasi : Kehilangan yang diakibatkan oleh transisi kehidupan normal untuk
pertama kalinya.
- Kehilangan Situsional : Kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba. Misal kematian mendadak.
3. Kategori Kehilangan
a. Kehilangan seseorang yang di cintai
Kehilangan orang yang bermakna atau yang sangat berarti mebuat stress dan mengganggu individu.
Contoh kehilangan karena perceraian, pengasingan, kematian dan penyebab lain dari penolakan secara
emosional atau berpisah karena jarak. Kehilangan ini membawa dampak yang besar karena keintiman,
intensitas, dan ketergantungan dari ikatan/jalinan yang ada.
b. Kehilangan benda esternal
Seperti kehilangan uang, perhiasan, barang yang sudah rusak, tanah, pekerjaan, dan lain-lain.
c. Kehilangan lingkungan yang telah di kenal
Kehilangan diartikan dengan perpisah dari lingkungan yang sangat dikenal, termasuk dari
kehidupan latar belakang keluarga dalam satu periode, seperti pindah tempat tinggal yang akan memiliki
tetangga baru dan penyesuaian baru. Juga bisa kehilangan karena terpisah dari keadaan yang begitu dikenal,
seperti proses maturasi dan karena sakit atau perlukaan.
d. Kehilangan aspek diri (Lossofself)
Anggapan perasaan terhadap kehilangan diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, peran dalam
kehidupan, dan dampaknya. Seperti bagian tubuh, fungsi tubuh, fisiologi, dan psikologis (daya ingat, daya
tilik, kemampuan intelektual).
e. Kehilangan kehidupan
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran, dan respon pada kegiatan atau
orang di sekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya. Tidak anya tentang kematian itu sendiri,
tetapi juga rasa nyeri dan hilangnya control. Setiap orang mempunyai respo yang berbeda tentang kematian,
orang yang hidup sendiri dan menderita penyakit terminal menganggap kematian sebagai suatu pembebasan
dari penderitaan dan jalan memasuki kehidupan lain dan menemui orang yang di surga.
Kehilangan kekuatan pada penyakit kronis meliputi kesehatan, rasa kontrol diri, Privacy,
Kesopanan (modesty), bentuk tubuh, hubungan timbal balik, peran yang di bangun didalam dan diluar
rumah, status social, percaya diri, kepemilikan, keamanan keuangan, sarana untuk berprodusi dan
pemenuhan diri, gaya hidup, rencana dan fantasi masa depan, uang, kegiatan sehari-hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan
- Karakteristik personal (usia dan jenis kelamin, pendidikan dan status sosial ekonomi.)
- Sistem kehilangan
- Sifat kehilangan
- Kebudayaan dan keyakinan spiritual
- Nilai dari keadaan yang hilang
- Kecepatan proses kehilangan
- Kemampuan koping individu

Type Kehilangan
- Actual loss (fisik)
- Percoived loss (psikologi)
- Anticipatory loss

Kehilangan merupakan tema dominan yang dicirikan dengan berbagai aspek kehidupan bagi lansia.
Kehilangan dapat dialami melalui berbagai tahap kehidupan, tetapi efek komulatifnya dirasakan secara akut
oleh lansia. Beberapa lansia menghadapi kehilangan tersebut secara lebih baik dibandingkan orang lain.
Sedangkan bagi yang lainnya, setiap kehilangan menandakan kematian kecil, membawanya lebih dekat pada
kematiannya sendiri. Kehilangan biologis, psikologis, pribadi, sosial, identita, fungsional, dan filosofi dapat
menimbulkan kehampaan pada kehidupan seseoranng.
Perawat tidak selalu menyadari signifikansi dari kehilangan yang terjadi pada lansia. Berduka
sering mengikuti kehilangan. Mampu berdiskusi dengan pasien lansia dan pengasuhnya tentang signifikansi
kehilangan yang akan terjadi, baik kehilangan sesuatu peristiwa atau seseorang atau bahkan judul atau ide
sekalipun merupakan hal yang penting bagi perawat. Penerimaan terhadap kehilangan yang tidak
terhindarkan dan berhubungan dengan kematian dapat menyebabkan penerimaan terhadap proses akhir
kehidupan.
C. BERDUKA (GRIEVING)
Adalah reaksi emosi terhadap kehilangann, biasanya akibat perpisahaan. Dimanifestasikan dalam
perilaku, perasaan, dan pemikiran. Grieving juga merupakan proses mengalami reaksi psikologis, fisik
dan sosial terhadap kehilangan yang dipersepsikan. Respon yang ada dalam grieving yaitu keputusasaan,
kesepian, ketidakberdayaan, kesedihan, ketidakberdayaan, kesedihan, rasa bersalah dan marah. Grieving
juga mencakup pikiran, perasaan dan perilaku.
Breavement adalah respon subjektif (dalam masa berduka) yang dilalui selama reaksi berduka.
Biasanya berefek terhadap kesehatan. Sedangkan meurning (berkabung) adalah periode penerimaan
terhadap kehilangan dan berduka yang terjadi selama individu dalam masa kehilangan. Sering
dipengaruhi oleh kebudayaan dan kebiasaan.
1. Reaksi Berduka
a. Menolak dan isolasi
- Tidak percaya terhadap hal tersebut
- Tidak siap menghadapi masalah
- Memperhatikan kegembiraan yang dibuat-buat (menolak berkepanjangan)
b. Marah (anger)
- Marah terhadap orang lain untuk hal-hal sepele : iritabel/sensitif.
c. Bargaining/tawar menawar
- Mulai tawar menawar terhadap loss.
- Mengekspresikan rasa bersalah, takut, putisment, terhadap rasa berdosa, baik nyata maupun
imajinasi.
d. Depresi
- Rasa berduka terhadap apa yang terjadi
- Kadang bicara bebas atai menarik diri
e. Acceptance/penerimaan
- Penurunan interest lingkungan sekitar
- Berkeinginan untuk membuat rencana-rencana.
2. Konsep Teori Berduka
a. Teori Engel (1964)
- Syok dan tidak percaya
- Mengembangkan kesadaran
- Mengenali dan restitusi
b. Teori Kubler – Ross (1969)
- Denial (Mengingkari)
- Anger (marah)
- Bergaining (tawar menawar)
- Depression (Depresi)
- Acceptance (Penerimaan)
c. Teori Rando (1991)
- Penghindaran
- Konfrontasi
- Akomodas
Meskipun tidak ada dua orang yang bereaksisam terhadap kematian dan ajal,namun
responfisologis danp sikologis terhadap kematian, yangdikenal sebagai berduka, telah digambarkan dalam
tahapan-tahapan oleh orang-orang terkebal seperti engel,linderman,parkes,bolbey,dankubler-ross.
Berduka merupakan respon yang normal dan universal terhadap kehilangan yang dialami
melalui perasaan,perilaku dan penderitaan emosional, berduka adalah proses pergeseran melewati nyeri
akibat kehilang.kehilangan kesehatan,temen,
kerabat,pekerjaandankeamananfinansialmerupakansebagiandarikehilangankumulatif yang
menyebabkanberdukapadalansia.periodeberdukaadalahwaktupenyembuhan,adaptasidanpertumbuhan .
Meskipun banyak orang yang setujuh terhadap kesamaan proses berduka,namun ada juga yang
menyetujui bahwa setiap orang melewati proses berduka secara berbeda, namun,mengambarkan serangkaian
fase yang mencirikan reaksi berduka merupakan hal yang mungkin untuk dilakukan.fase-fase ini mencakupi
syok awal dan rasa tidak percyaan,yang menyebabkan kesadaraan dan kemudian protes yang akhirnya
menyebabkan reorganisasi dan resitusi.
Asuhan keperawatan untuk pasien dan pemberian perawatan yang berduka memerlukan rasa
saling memberi yang sensitif, peduli dan empati.berbagi pendapat perasan dan ketenangan merupakan
intervensi keperawatan yang tepat. Bimbingan keperawatan adatif dapat membantu mempersiapkan orang
yang menjelang ajal untuk menghadapi nyeri dan persaan alamiah mereka yang berhubungan dengan proses
berduka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR PROSES KEPERWATAAN LOS &GRIVING


1.PENGKAJIAN
-Perawatmenghindarimembuatasumsi
-Memberikesempatanklienuntukekplorasiperasaan
-Pengkajianpadakliendankeluargatentangmaknakehilanganmereka
-Gunakankomunikasiterbuka
-Kajireaksiklienselamaberduka
-Perilakukehilanganmungkinurut,mungkinjugatidakatauberulang
-Kaji factor-factor yang mempengaruhipenerimankehilangan
-Pengkajiankarakteristik personal sepertiusia ,jeniskelamin,status social ekonomi
-Sifathubungan dg subjek yang hilang
-karakteristikkehilangan
-keyakinankulturdan spiritual
-sistimpendukung

2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
-Berdukadisfungsional
-Berduka yang diantisipasi
-Impair adjustment(penyesuaiandiriterganggu)

3.PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


-Komunikasiteraputik
-Mempertahankanhargadiri
-Peningkatanaktivitaskembalikekehidupan
-Meningkatkankenyamananspriritualitas
-Pencegahankonsentrasidanisolasi
-Dukungankeluarga
-Memberikanperhatianpada care giving
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Trigger Case

Di sebuah desa di kota A ada sepasang suami istri yang baru 1 bulan menikah, sang suami
bernama Arza berusia 34 Tahun dan sang istri bernama Ningrum berusia 31 Tahun. Mereka satu
sama lain sangat mencintai, apabila Arza sakit sang istripun ikut merasakan sakit, begitu pula
sebaliknya. Ketika itu Ningrum baru saja di ketahui positif hamil. Arsa dan Ningrumpun sangat
senang dan berusaha semaksimal mungkin melindungi dan menjaga calon anak mereka itu. Pada
suatu hari Arsa mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Arza meninggal. Ibu Ningrum
mengatakan hal ini membuat Ningrum sangat terpukul dia terus menangis, tidak mau makan dan
keluar kamar dia mengurung diri dan memandang foto Arza, dia menjadi jarang bicara dan terkadang
sering teriak memanggil nama Arza. Dia sering berkata bahwa tidak percaya Arza telah pergi selain
itu dia sering terbangun dan menangis keras memanggil Arza. Saat pengkajian Ningrum tampak
lemas, wajak tampak kusut. Klien tampak putus asa dan sedih, klien susah berkonsentrasi ketika
perawat bertanya. Tampak kantung mata, Tanda-tanda Vital N=75x/m, S=37℃, TD=120/80 mmHg
dan RR=24x/m.
B. Proses Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA Ibu. N DENGAN LOSS AND


GRIVING

Ruang rawat : X
Tangal di rawat/MRS: XX

PENGKAJIAN
I. Identitas klien
Nama : Ny. N (Laki-laki/Perempuan)
Umur : 31 Tahun
Nomor CM : xxxxxxxx
II. Alasan masuk
Ibu Klien mengatakan klien Terpukul dan terus menangis.
III. Faktor predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Trauma
Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik
- - -
Tahun
Aniaya seksual
- - -
Tahun
Penolakan
- - -
Tahun
Kekerasan dalam
- - -
RT Tahun
Tindakan kriminal
- - -
Tahun
Lain-lain 34
Arza Suaminya Ningrum Ibu Ningrum
Kehilangan Tahun
Jelaskan No 1,2,3:.......................................................................................

4. Anggota keluaga yang gangguan jiwa ? Ya Tidak


Bila ada : Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat pengobatan :-

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ? Klien baru saja di tinggal Suaminya
meninggal dunia.

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda-tanda Vital: TD: 120/80 mmHg N: 75 x/m S: 37℃P: 24 x/m
2. Ukuran : Berat Badan (BB): 50 Kg. Tinggi Badan (TB): 160 cm
3. Keluhan fisik : Tidak ada Ada, Jelaskan: Pasien tampak Lemas
V. Psikososial
1. Genogram :-
2. Konsp diri : Ibu klien mengatakan Klien merasakan menajadi orang tua bagi
anaknya sendirian, klien merasa stres karena harus menanggung dua peran sebagai ibu dan
ayakh bagi anaknya. Klien mengharapkan adanya sisi seorang suami untuk memenuhi
segenap kebutuhan keluarganya. Klien memiliki hubungan baik dengan keluarga.
3. Hubungan sosial : Orang yang berarti bagi klien suaminya, ibu klien mengatakan klien
selalu mengurung diri dalam kamar, dan jarang bicara.
4. Spiritual : Klien beragama Islam, klien selalu mematuhi perintah
keyakinannya.
VI. Status mental

1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai
cara berpakaian tidak seperti biasa Lain-lain, jelaskan ............

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkohorensi Apatis Lambat Membisu
Tidak Mampu memulai pembicaraan Lain-lain, Jelaskan: Sesekali klien bernada
kasar.
Jelaskan : Klien terus menangis

3. Aktifitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi TIK
Grimas Tremor Kompulsif Lain-lain,
Jelaskan............................................

4. Afek dan emosi


a. Afek: Datar Tumpul Labil Tidak sesuai Lain-lain,
Jelaskan................
b. Alam perasaan (emosi): Sedih Ketakutan Putus asa Kuatir
Gembira
Lain-lain, Jelaskan:-

5. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah tersinggung Kontak Mata Kurang
Defensif Curiga Lain-lain, Jelaskan:-

6. Persepsi sensorik
Apakah ada gangguan: Ada Tidak ada
Halusinasi : Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan
Penghidu
Ilusi : Ada Tidak ada Lain-lain, Jelaskan:-

7. Proses pikir
a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir):
Sirkumtasial Tangensial Blocking Kehilangan asosiasi Flight of
Idea
Pengulangan pembicaraan/perseverasi Lain-lain, Jelaskan.................................
b. Isi pikir : Obsesi Hipokondria Depersonalisasi Pikiran magis
Ide Terkait
Waham: Agama Somatik Kebesaran Curiga Nihilistik Sisip
Pikir
Siar Pikir Kontrol Pikir Lain-lain, Jelaskan: klien mengatakan
kehilangan asosiaso, flight of idea dan depersonalisasi.

8. Tingkat kesadaran:
Bingung Sedasi Stupor Lain-lain, Jelaskan:

Adakah gangguan orientasi (Disorientasi):


Waktu Orang Tempat
Jelaskan : Klien sering menggangga suaminya masih hidup.

9. Memori:
Gangguan Daya Ingat Jangka Panjang Gangguan Daya Ingat Jangka Pendek
Ganguan Daya Ingat Jangka Menengah Koafabulasi
Lain-lain, Jelaskan:-

10. Tingkat konsetrasi dan berhitung:


Mudah Beralih Tidak Mampu Berkonsentrasi
Tidak Mampu Berhitung Sederhana Lain – lain, Jelaskan:-

11. Kemampuan penilaian:


Gangguan ringan Gangguan bermakna Lain – lain, Jelaskan:-

12. Daya Tilik diri:


Mengingkari Penyakit Yang Diderita Menyalakan Hal-Hal Di Luar Dirinya
Lain-lain, Jelaskan: Klien menyalahkan Tuhan dalm kematian suaminya.

VII. Mekanisme Koping


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum akohol
Mampu meneyelesaikan masalah Reaksi lambat atau berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif  Menghindar
Olahraga Menciderai diri
Lain-lain Lain-lain: Mengurung diri.

Jelaskan: Ibu klien mengatakan klien sering mengurung diri di dalam kamar dan jarang bicara.

VIII. Masalah psikososial dan lingkungan


masalah dngan dukungan kelompok, spesifiknya:-
masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya:-
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya:-
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya:-
masalah dengan perumahan, spesifiknya: Klien akan mengingat suaminya jika ia melihat foto
suaminya.
masalah dengan ekonomi, spesifiknya:-
masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya:-
Masalah lainnya, spesifiknya:-

IX. Aspek Medis


Diagnosa medik: F60
Terapi medik:-

X. Analisa data
No Data Masalah
Subjektif: Dukacita terganggu
Ibu klien mengstakan klien sedih setelah
1 kepergian suanyinya.
Objektif:
Klien tampak sedih
Subjetif: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Ibu klien mengatakan klien tidam mau kebutuhan tubuh.
makan
2
Objektif:
1. Klien tampak lemas
2. BB =50, IMT= 18
Subjektif: Gangguan identitas diri
Ibu klien mengatakan klien merasa
menjadi orang tua dan menanggung dua
3
peran.
Objektif:
Wajah klien terlihat bingung.
Subjektif: Isolasi sosial
Ibu klien mengatakan klien mengurung diri
dalam kamar.
4
Objektif:
Klien terlihat tidak ingin mendekat dengan
siapapun.
Subjektif: Gangguan komunikasi Verbal
Ibu klien mengatakan klien jarang
berbicara dengan orang lain.
5
Objektif:
Klien terlihat apatis
Klien terlihat sesekali bernada kasar

XI. Diagnosa keperawatan

1. Dukacita terganggu berhubungan dengan kematian orang terdekat


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan
diet.
3. Gangguan identitas diri berhubungan dengan disfungsi proses keluarga.
4. Isolasi sosia berhubungan dengan ketidakadkuatan sumber daya personal.
5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan lingkungan (ketiadaan orang
terdekat)

XII. Pohon masalah


Pathway
Dukacita terganggu

Gangguan identitas diri: Disfungsi proses keluarga

Isolasi sosial: ketidakadekuatan sumber daya personal

Gangguan komunikasi verbal: hambatan lingkungan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari nkebutuhan tubuh: kurang


asupan diet

XIII. Rencana keperawatan

Nama : Ibu. N Ruangan :-

Nomor RM : xxxxxxxx Diagnosa Medis :


F60

Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa Kriteria Tindakan Rasional
Tujuan
Evaluasi Keperawatan
Dx Kep 1 TUM: 1. Klien 1. Identifikasi 1. Menilai respon
DS: Setelah tampak respon emosional klien
Ibu klien melakukan ceria emosional terhadap kondisi.
mengatakan klien tindakan 2. Klien tidak terhadap kondisi 2. Mengetahui
sedih setelah perawatan sedih saat ini. permasalah klien
kepergian selama 2. Dengarkan 3. Agar klien
suanyinya. 3x24 jam masalah, mengetahui
DO: klien dapat perasaan dan kemajuannya
Klien tampak mengalami pertanyaan 4. Agar klien mampu
sedih penguranga keluarga. melakukan koping
n gangguan 3. Informasikan terhadap
Dukacita dukacita. kemajuan klien masalahnya.
terganggu secara berkala.
berhubungan TUK: 4. Ajarkan
dengan kematian Setelah ketrampilan
orang terdekat melakukan koping dan
tindakan penyelesaian
keperawata masalah baru.
n selama
1x24 jam di
harapkan
klien dapat
mengalami:
Peningkatan
pengetahua
n,
psikomotor,
afektif.
Dx Kep 2 TUM: 1. Klien 1. Identifikasi 1. Mengetahui
DS: Setelah mau status nutrisi status nutrisi
Ibu klien melakukan makan 2. Sajikan klien
mengatakan klien tindakan 2. Klien makanan 2. Mengundang
tidam mau keperawata tidak secara nafsu makan
makan n selama lemas menarik klien.
DO: 3.24 jam 3. BB= dngan suhu 3. Meningkatkan
1. Klien kebutuhan 52,IM yang sesuai pengetahuan
tampak nutrisi klien T= 3. Jelaskan tentang diet
lemas terpenuhi. 18,5 tujuan
2. BB =50, kepatuhan
IMT= 18 TUK: diet
Setelah terhadap
Ketidakseimbang melakukan kesehatan.
an nutrisi kurang tindakan
dari kebutuhan keperawata
tubuh n selama
berhubungan 1x24 jam di
dengan kurang harapkan
asupan diet klien dapat:
Mengerti
tentang
pentingnya
nutrisi bagi
tubuh,
mampu
makan
sendiri, dan
melakukan
diet nutrisi
secara tepat.
Dx Kep 3 TUM: 1. Klien 1. Identifikasi 1. Keluarga siap
DS: Setelah mampu kesiapan terlibat dalam
Ibu klien melakukan menerima keluarga untuk perawatan klien
mengatakan klien tindakan perannya terlibat dalam 2. Adanya hubungan
merasa menjadi keperawata 2. Klien perawatan terapeutik yang
orang tua dan n selama tampak 2. Ciptakan baik antara klien
menanggung dua 3x24 Jam tidak hubungan dan keluarga
peran. Gangguan bingung terapeutik klien 3. Keluarga harus
DO: identitas dengan keluarga memahami kondisi
Wajah klien diri teratasi. 3. Jelaskan kondisi yang di alami
terlihat bingung. klien kepada klien.
TUK: keluarga
Gangguan Setelah
identitas diri melakukan
berhubungan tindakan
dengan disfungsi keperawata
proses keluarga n selama
1x24 Jam
diharapkan
pengetahua
n klien
tentang
identitasnya
menigkat,
klien dapat
melakukan
peran sesuai
identitasnya
, klien
mampu
menerima
keadaan.
Dx Kep 4 TUM: 1. Tidak 1. Identifikasi sifat 1. Jika sangat
DS: Setelah mengurun keterikatan pada terikat dengan
Ibu klien melakukan g diri orang yang orang
mengatakan klien tindakan dalam meninggal meninggal
mengurung diri keperawata kurun 2. Tunjukan sikap maka akan
dalam kamar. n selama waktu 24 menerima dan semakin sedih.
DO: 3x24 jam jam empati 2. Agar klien
Klien terlihat klien dapat 2. Klien 3. Motifasi untuk melihat
tidak ingin menunjukan tampak menguatkan kepedulian
mendekat dengan sikap berinteraks dukungan perawat
siapapun. bersosialisa i dengan keluarga atau kepadanya.
si kembali. masyaraka orang terdekat 3. Keluarga harus
Isolasi sosial t. 4. Jelaskan kepada di berikan
berhubungan TUK: pasien dan motifasi agar
dengan Setelah keluarga bahwa mampu
ketidakadekuatan melakukan sikap mendukung
sumber daya tindakan mengingkari, klien
personal. keperawata marah, tawar- 4. Agar klien dan
n selama menawar, keluarga
1x24 jam di depresi dan mengerti
harapkan menerima kewajaran
klien dapat adalah wajar sikap
memahami dalam mengingkari,
makna menghadapi tawar-
bersosialisa kehilangan. menawar,
si, 5. Mengidentifikas depresi dan
melakukan i ketakutan menerima.
aktifitas terbesar pada 5. Agar dapat
sebagai kehilangan mencegah
anggota timbul
masyarakat, ketakutan.
aktif dalam
kegiatan
sosial.

Dx Kep 5 TUM: 1. Klien 1. Monitor 1. Mengetahui emosi


DS: Setelah Bicara kecepatan, klien
Ibu klien melakukan dengan tekanan, 2. Sifat klien saat itu
mengatakan klien tindakan orang lain kuantitas, 3. Perlu penyesuaian
jarang berbicara keperawata 2. Tidak volume, dan dengan klien akan
dengan orang n selama apatis diksi bicara lebih menuruti
lain. 3x24 jam 3. Tidak 2. Monitor klien
DO: klien mau bernada frustasi, marah, 4. Muda di pahami,
Klien terlihat berbicara kasar. depresi, atau hal dan rileks
apatis secara lain yang
Klien terlihat verbal mengganggu
sesekali bernada bicara
kasar TUK: 3. Sesuaikan gaya
Setelah komunikasi
Gangguan melakukan dengan
komunikasi tindakan kebuthan.
verbal keperawata 4. Anjurkan
berhubungan n selama berbicara
dengan hambatan 1x24 jam di perlahan.
lingkunga harapkan
(ketiadaan orang klien
terdekat) mampu
memahami
makna
komunikasi
dengan
orang lain.

XIV. Tindakan dan evaluasi keperawatan jiwa


Nama : Ruangan :
Nomor RM : Diagnosa Medis :

Hari/Tgl Paraf
Tindakan
Jam Dx Kep Tujuan Evaluasi Keperawatan dan
Keperawatan
Nama
Senin, Dukacita terganggu 1. Mengidentifikasi 1. S: Klien
30/03/2020 berhubungan respon emosional merespon saat
08.00 WIB dengan kematian terhadap kondisi menggungkit
orang terdekat saat ini. tentang
2. Mendengarkan suaminya
masalah, perasaan O: klien tampak
dan pertanyaan sedih
keluarga. 2. S: Klien Masih
3. Menginformasikan belum berbicara
kemajuan klien O: klien tampak
secara berkala. diam.
4. Mengajarkan 3. S: klien Masih
ketrampilan merasakan
koping dan dukacita.
penyelesaian 4. S: Klien
masalah baru. mengatakan
belum bisa
menyelesaikan
masalahnya.

Selasa, Ketidakseimbangan 1. Mengidentifikasi 1. S: Ibu klien


31/03/2020 nutrisi kurang dari status nutrisi mengatakan
08.00 WIB kebutuhan tubuh 2. Memberikan klien tidak
berhubungan makanan secara makan apapun
dengan kurang menarik dngan sejak suaminya
asupan diet suhu yang sesuai meninggal.
3. Memberi O: Klien tmapak
penjelaskan tujuan lemas
kepatuhan diet 2. S: Klien
terhadap menyukai
kesehatan. maknan yang di
berikan
O: Klien tampak
lahap
memakannya
3. S: Klien
mengatakan
mengerti
terhadap
penjelasan
4. O: klien
kooperatif.
09.00 WIB Gangguan identitas 1. Mengidentifikasi 1. S: keluarga
diri berhubungan kesiapan keluarga mengatakan siap
dengan disfungsi untuk terlibat dalam
proses keluarga dalam perawatan membantu klien.
2. Melakukan O: Keluarga
hubungan terlihat sangat
terapeutik klien prihatin dengan
dengan keluarga keadaannya.
3. Menjelaskan 2. Adanya
kondisi klien hubungan baik
kepada keluarga antara klien dan
keluarga
3. S: Keluarga
mengatakan
telah mengerti
dengan kondisi
klien
O: Keluarga
terlihat antusias
dalam merawat
klien.
09.15 WIB Isolasi sosial 1. Identifikasi sifat 1. S: Klien
berhubungan keterikatan pada mengatakan
dengan orang yang sangat menyangi
ketidakadekuatan meninggal suaminya.
sumber daya 2. Tunjukan sikap O: Klien tampak
personal. menerima dan menangis saat di
empati tanya.
3. Motifasi untuk 2. Klien
menguatkan melanjutkan
dukungan keluh kesahnya
keluarga atau 3. S: Klien
orang terdekat mengatakan
4. Jelaskan kepada keluarga selalu
pasien dan perhatian
keluarga bahwa kepadanya
sikap 4. Ibu klien
mengingkari, mengatakanmen
marah, tawar- gerti dengan
menawar, depresi sikap klien.
dan menerima
adalah wajar
dalam menghadapi
kehilangan.
5. Mengidentifikasi
ketakutan terbesar
pada kehilangan
09.15 WIB Gangguan 1. Monitor 1. O: Klien
komunikasi verbal kecepatan, berbicara dengan
berhubungan tekanan, kuantitas, nada kasar tak
dengan hambatan volume, dan diksi selalu
lingkunga bicara 2. Klien sensitif
(ketiadaan orang 2. Monitor frustasi, terhadap hal-hal
terdekat) marah, depresi, tentang
atau hal lain yang suaminya
mengganggu 3. Klien hanya
bicara ingin duduk.
3. Sesuaikan gaya 4. Klien bicara
komunikasi perlahan namun
dengan kebuthan. kadang.
4. Anjurkan
berbicara
perlahan.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai