Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR MA

Sumber Daya manusia (SDM) adalah penggerak utama dari organisasi yang
harus dikelola dengan efektif dan professional untuk mencapai sasaran strategis
sehingga penataan sistem SDM mutlak untuk dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan dengan tujuan meningkatkan profesionalisme aparatur/personal
sebuah organisasi. Dalam kemampuan kerja setiap Aparatur Sipil Negara yang
mencakup aspek pengetahuan , keterampilan, dan sikap kerja yang mutlak diperlukan
dalam melaksanakan tugas- tugas jabatannya. Sehingga sistem penataan
manajemen SDM harus dipetakan, promosi berdasarkan kapabilitas, integritas dan
kompetensi, mutasi pegawai menjadi bagian penting penataan organisasi,
pengembangan kompetensi melalui Training Need Analysis, pembinaan
profesionalitas pegawai dilakukan secara rutin dan berkesinambungan dan System
reward and punishment diterapkan secara konsisten.

Standar kompetensi jabatan yang digunakan oleh Mahkamah Agung adalah


kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural
sebagaimana termaktub dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB) Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil dimana Setiap PNS
memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan
kompetensi dengan memperhatikan hasil penilaian kompetensi PNS yang
bersangkutan. Standar kompetensi manajerial dan sosiokultural ASN telah diatur
secara nasional dalam peraturan menteri tersebut, sedangkan standar kompetensi
teknis dibuat oleh kementerian dan lembaga masing-masing sesuai dengan jabatan
yang ada di kementerian dan lembaga tersebut.

Pengembagan Kompetensi bagi setiap PNS dilaksanakan paling sedikit 20


(dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) Tahun dan dilaksanakan melalui pendekatan
pembelajaran terintegrasi (Corporate university).
Setiap ASN di Mahkamah Agung memiliki kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pengembangan kompetensi, sesuai dengan aturan dan ketentuan
pada bagian kerjanya masing-masing. 3 (tiga) bagian pada instansi Mahkamah
Agung, yaitu:

1. Hakim;

2. Kepaniteraan; dan

3. Kesekretariatan

Pengertian Kompetensi :kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek


pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standarisasi yang
diharapkan.

Kompetensi merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan dan


keterampilan individu untuk mencapai hasil yang diharapkan, dapat juga diartikan
sebagai karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan untuk menunjuk perilaku
dan performa kerja tertentu pada diri seseorang.

3 Jenis Kompetensi yang dikembangkan pada Pusdiklat Badan Litbang


Mahkamah Agung

I. Kompetensi Teknis
Adalah kemampuan dasar yang dibutuhkan oleh seseorang untuk mengerjakan
pekerjaannya dan kemampuan tersebut direfleksikan dalam bentuk perilaku kerja,
sehingga dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Kompetensi Teknis terdiri dari :
1. Program PPC (Pendidikan dan Pelatihan Calon Hakim): Umum,Agama,TUN dan
Militer
2. Program CJE (program berkelanjutan untuk Hakim hakim Muda ,Lanjutan dari
program PPC)
3. Pelatihan Teknis Yudisial: diantara 4 badan peradilan yaitu Peradilan
umum,agama,TUN, dan MIliter antara lain:
- Teknis Yudisial kejahatan kemaritiman
- Teknis Yudisial Hak kekayaan Intelektual
- Teknis Yudisal terorisme
- Teknis Yudisial akad syariah (Peradilan Agama)
- Teknis Yudisial gugatan sederhana
- Teknis Yudisial bukti elektronik (peradilan Umum dan Agama)
- Teknis Yudisial sengketa perizinan (Peradilan TUN)
- Teknis Yudisial bagi Panitera Pengganti
- Teknis Yudisial bagi Juru sita

4. Pelatihan Sertifikasi, antara lain: Sertifikasi adalah bertujuan untuk memastikan


kompetensi seseorang khusus yang didapat dari hakim melalui pembelajaran,
pelatihan ,maupun pengalaman kerja.
- Sertifikasi Tindak pidana Korupsi
- Sertifikasi Hakim PHI
- Sertifikasi Hakim Niaga
- Sertifikasi Untuk Mediator/Mediasi
- Sertifikasi Hakim Lingkungan
- Sertifikasi SPPA (system Peradilan Pidana Anak)
Kompetensi Teknis tersebut diantaranya mempelajari hal hal sebagai berikut:

1. Pengelolaan Sidang.
Kemampuan dalam melaksanakan proses persidangan, menerapkan hukum
acara, mengelola waktu dan prioritas sidang, serta melakukan penyelesaian
sengketa dalam rangka kelancara dan kesuksesan persidangan;

2. Pengumpulan Informasi dan Fakta;


3. Penyusunan Argumentasi Hukum;
4. Penyusunan Putusan;
5. Penyusunan Berita Acara Persidangan;
6. Penyusunan Minutasi Perkara;
7. Pelaksanaan Putusan.

Kegiatan pengembangan kompetensi teknis bagi ASN di lingkungan peradilan


diselenggarakan oleh :
Kompetensi Teknis Peradilan, diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Teknis Peradilan - Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia; dan

II. Kompetensi Manajerial


Adalah pengetahuan dan keterampilan terkait kemampuan untuk memimpin
dan/atau mengelola unit organisasi. Kompetensi manajerial meliputi:

1. Integritas, yaitu perilaku ASN yang selaras dengan nilai, norma dan/atau
etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan
kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, menciptakan
budaya etika tinggi, bertanggungjawab atas tindakan atau keputusan
beserta risiko yang menyertainya;
2. Kerjasama, yaitu mampu menjalin, membina, mempertahankan hubungan
kerja yang efektif, memiliki komitmen saling membantu dalam penyelesaian
tugas, dan mengoptimalkan segala sumberdaya untuk mencapai tujuan
strategis organisasi;
3. Komunikasi, yaitu mampu menjelaskan pandangan dan gagasan secara
jelas, sistematis disertai argumentasi yang logis dengan cara-cara yang
sesuai baik secara lisan maupun tertulis, memastikan pemahaman,
mendengarkan secara aktif dan efektif; mempersuasi, meyakinkan dan
membujuk orang lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi;
4. Berorientasi Pada Hasil, yaitu mampu mempertahankan komitmen pribadi
yang tinggi untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan, bertanggung
jawab, mampu secara sistimatis mengidentifikasi risiko dan peluang
dengan memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan hasil,
untuk keberhasilan organisasi;
5. Pelayanan Publik, yaitu melaksanakan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan dan kegiatan pemenuhan kebutuhan pelayanan publik
secara profesional, transparan, mengikuti standar pelayanan yang objektif,
netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh
kepentingan pribadi/kelompok/golongan/partai politik;
6. Pengembangan Diri dan Orang Lain, yaitu mampu meningkatkan
pengetahuan dan menyempurnakan keterampilan diri, menginspirasi orang
lain untuk mengembangkan dan menyempurnakan pengetahuan dan
keterampilan yang relevan dengan pekerjaan dan pengembangan karir
jangka panjang, mendorong kemauan belajar sepanjang hidup,
memberikan saran/bantuan, umpan balik, bimbingan untuk membantu
orang lain untuk mengembangkan potensi dirinya;
7. Mengelola Perubahan, yaitu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru
atau berubah dan tidak bergantung secara berlebihan pada metode dan
proses lama, mengambil tindakan untuk mendukung dan melaksanakan
insiatif perubahan, memimpin usaha perubahan, mengambil tanggung
jawab pribadi untuk memastikan perubahan berhasil diimplementasikan
secara efektif;
8. Pengambilan Keputusan, yaitu mampu membuat keputusan yang baik
secara tepat waktu dan dengan keyakinan diri setelah mempertimbangkan
prinsip kehati-hatian, dirumuskan secara sistematis dan seksama
berdasarkan berbagai informasi, alternatif pemecahan masalah dan
konsekuensinya, serta bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
Pelatihan ini terdiri dari :
1. Latsar adalah Pondasi para CPNS sebelum menjalani tugas dan
jabatannya
2. PKA
3. PKP
4. Latihan Kepemimpinan
5. Pelatihan Kearsipan dan kepustakaan
6. Pelatihan Administrasi Umum (Muatan Lokal) terdiri dari :
1. Kepemimpinan
2. Perencanaan
3. SDM
4. Keuangan
5. Manajemen
6. Pengawasan
7. Komunikasi/Media
8. Umum
9. Bahasa Asing
10. Teknologi Informasi
11. Court Exellen

Kegiatan pengembangan kompetensi manajerial bagi ASN di lingkungan


peradilan diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan - Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

III. Kompetensi Sosial Kultural

Adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku terkait dengan


pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip,
yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja
sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan. Kompetensi sosial kultural ditunjukkan oleh
perilaku:

1. Peka memahami dan menerima kemajemukan di lingkungan sekitarnya;

2. Aktif mengembangkan sikap saling menghargai, menekankan persamaan dan


persatuan;

3. Mempromosikan, mendorong dan mengembangkan sikap toleransi dan


persatuan;

4. Mendayagunakan perbedaan secara konstruktif dan kreatif untuk meningkatkan


efektifitas organisasi;

5. Sebagai wakil instansi yang mampu membangun hubungan sosial psikologis


dengan masyarakat sehingga menciptakan kelekatan yang kuat antara ASN dan
para pemangku kepentingan.

Kegiatan pengembangan kompetensi manajerial bagi ASN di lingkungan


peradilan diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan - Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai