Anda di halaman 1dari 26

DI SAMPAIKAN PADA KEGIATAN PELATIHAN

PUBLIKASI ILMIAH ANGKATAN V PADA KANTOR


KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ENDE.
JUMAT, 24 JUNI 2022 DI ENDE
Oleh : YOSEF JEMALI, SE
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatus Sipil
Negara;
3. PP No. 19 Thn 2017 Ttg Perubahan Atas PP
No.74 Thn 2008 tentang Guru;
4. PP No. 17 Thn 2020 Ttg Perubahan Atas PP
No.11 Thn 2017 Ttg Manajemen Pegawai Negeri
Sipil;
5. PP No.94 Tahun 2021 Ttg Displin Pegawai Negeri
Sipil;
6 . Perpres No.83 Thn.2015 tentang
Kementerian Agama;
7. Perpres No.68 Thn.2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
8. Perpres No.97 Thn. 2012 tentang
Perubahan Atas Kepres No.87
Thn.1999 Ttg Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil.
 Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik
dan buruk di dalam masyarakat. Nilai dapat
dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam
menentukan sikap serta mengambil keputusan.
 Secara sederhana Nilai adalah segala hal yang

berhubungan dengan tingkah laku manusia


mengenai baik atau buruk yang diukur oleh etika,
moral dan tradisi yang berlaku dalam masyarakat.
Contoh nilai moral, nilai estetika, nilai
kesalehan/religious.
Beberapa Sosiolog baik dari Dalam Negeri maupun dari
Luar Negeri memberikan pengertian NILAI sebagai berikut:
1. Hendropuspito:
Nilai adalah segala sesuatu yang memiliki kegunaan bagi
perkembangan hidup, sehingga mendapat penghargaan dari
masyarakat. Nilai tersebut kerap dijadikan pedoman perilaku
untuk sekelompok masyarakat tertentu.
2. Soerjono Soekanto:
Nilai dianggap sebagai konsep yang abstrak dan ada
dalam diri tiap individu. Beliau menjelaskan bahwa
nilai dapat dianggap baik ataupun buruk.
3. Robert M. Z. Lawang:
NILAI adalah gambaran mengenai segala hal yang
pantas dan berharga. Nilai tersebut memiliki
pengaruh terhadap perilaku sosial tiap-tiap orang.
4. Horton & Hunt:
Dalam bukunya, Horton & Hunt menganggap nilai
sebagai buah pikiran yang digunakan untuk
menentukan penting atau tidaknya suatu tindakan.
5. Karel Veeger:
Sosiolog Karel Veeger mengemukakan bahwa nilai adalah
tolok ukur atas perbuatan yang dilakukan oleh orang lain.
Apabila dianggap baik maka akan mendapatkan apresiasi,
namun jika sebaliknya maka akan mendapat teguran.
6. Alvin Bertrand:
Nilai dimaknai sebagai kesadaran atau gagasan yang
dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain ataupun objek
tertentu. Dalam hal ini, nilai dapat merujuk pada sesuatu
yang baik dan buruk. Kedua anggapan tersebut
tergantung dari interpretasi tiap individu.
Secara umum, nilai merujuk pada ukuran yang
pemakaiannya bergantung pada tiap individu.
1. Nilai Kebenaran:
Adalah pandangan yang sumbernya
dari akal dan pikiran manusia. Jenis
nilai ini bersifat mutlak artinya hanya
memiliki satu maksud yakni benar atau
salah.
2. Nilai Sosial:
Dalam kehidupan masyarakat
terdapat nilai sosial yang melekat dan
berkaitan erat dengan sikap dan
perilaku setiap individu dalam
kelompok tersebut.
3. Nilai Moral:
Adalah Nilai yang sumbernya berasal dari
kemauan dan kehendak. Dengan adanya nilai
moral, masyarakat dapat saling bergaul dengan
semestinya tanpa menimbulkan konflik.
4. Nilai Agama:
Sifat dari nilai agama adalah mutlak dan
tertinggi. Sumbernya sudah jelas yakni dari
Tuhan sehingga manusia tidak dapat
menyangkal. Nilai agama dijadikan pedoman
dalam kehidupan manusia.
5. Nilai Keindahan:
Adalah Nilai Bersumber dari nilai rasa.
Pendapat terhadap bagus atau jeleknya sesuatu
tergantung dari setiap individu.

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah
suatu potensi yang dimiliki oleh setiap
orang untuk mewujudkan sesuatu
sebagai makhluk sosial. Atau SDM
yaitu kemampuan daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki seorang individu dan
berprilaku dipengaruhi oleh keturunan
maupun lingkungannya serta bekerja
karena termotivasi oleh keinginannya
untuk memenuhi kebutuhannya.
Beberapa Teori Sumber Daya Manusia (SDM) Menurut para
Ahli:

1. Sonny Sumarsono (2003)


Sumber Daya Manusia (Human Resources) menurut beliau
memiliki dua arti yang berbeda di antaranya adalah :
- suatu usaha atau jasa yang memang diberikan dengan tujuan
dalam melakukan proses produksi. Dengan kata lain SDM adalah
kualitas usaha yang dilakukan seseorang dalam jangka waktu
tertentu guna menghasilkan jasa atau barang.

- manusia mampu bekerja menghasilkan sebuah jasa atau barang


dari usaha kerjanya tersebut. Mampu bekerja berarti mampu
melakukan beragam kegiatan yang memiliki nilai ekonomis atau
dengan kata lain adalah kegiatan tersebut bisa menghasilkan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Hasibuan (2003):
 Menurut beliau, SDM memiliki arti keahlian terpadu yang
berasal dari daya pikir serta daya fisik yang dimiliki oleh
setiap orang. Yang melakukan serta sifatnya dilakukan
masih memiliki hubungan yang erat seperti keturunan dan
lingkungannya, sedangkan untuk prestasi kerjanya
dimotivasi oleh sebuah keinginan dalam memenuhi
keinginannya.
 SDM meliputi daya pikir dan daya fisik pada setiap individu.
SDM merupakan suatu kemampuan pada setiap manusia
yang ditentukan oleh daya pikir dan daya fisiknya. SDM
atau manusia menjadi unsur yang sangat penting dalam
berbagai kegiatan yang dilakukan.
 Meskipun peralatan yang ada cukup canggih, tanpa adanya
SDM berkualitas hal tersebut tidak akan berarti apa-apa.
Sebab Daya Pikir merupakan modal dasar yang dibawa
sejak lahir sedangkan keahlian dapat diperoleh dari usaha
(belajar dan pelatihan). Kecerdasan seseorang dapat diukur
dari tingkat Intellegence Quotient (IQ) dan Emotional
Quality (EQ).
3. Mary Parker Follett:
 SDM adalah Suatu seni yang dilakukan dengan tujuan
organisasi / perusahaan tertentu melalui pengaturan
pihak lain dalam melaksanakan berbagai
kegiatan/pekerjaan yang dibutuhkan atau yang
melakukan berbagai pekerjaan itu sendiri.
 SDM memiliki arti yang terkait dengan para manajer
untuk mencapai berbagai tujuan organisasi /perusahaan
dari berbagai setingan pihak lain dalam melakukan
kegiatan atau pekerjaan yang dibutuhkan.
 Dengan kata lain, pihak manajemen masih erat
hubungannya dengan berbagai fungsi perencanaan
seperti penetapan (apa yang akan dilakukan),
pengorganisasian (perencanaan dan penugasan
kelompok kerja), penyusunan personalia (penarikan,
seleksi, pengembangan, penilaian prestasi kerja, dan
pemberian kompensasi), pengarahan (kepemimpinan,
motivasi, integrasi, dan pengelolaan konflik) dan
pengawasan.
4. Mathis dan Jackson (2006)
SDM merupakan suatu rancangan dari berbagai
sistem formal pada sebuah organisasi dengan
tujuan memastikan penggunaan keahlian manusia
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi / perusahaan sesuai dengan keinginan.
 Sumber daya manusia (SDM) adalah Individu yang
produktif dan bekerja sebagai penggerak organisasi,
baik itu organisasi yang ada di dalam suatu instansi
atau perusahaan dan merupakan sumber daya yang
tidak dapat di gantikan serta menjadi aset yang
penting.
 Sumber daya manusia merupakan satu-satunya
sumber daya yang memiliki akal, perasaan,
keterampilan, pengetahuan dan kretifitas.
 Fungsi sumber daya manusia umumnya untuk
meningkatkan produktivitas dalam menunjang
organisasi supaya lebih kompetitif dan tercapainya
tujuan.
 Sumber daya manusia merupakan suatu hal yang
penting dan harus dimiliki oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya karena Sumber daya manusia
merupakan elemen utama organisasi jika di
bandingkan dengan elemen sumber daya lain seperti
teknologi, modal, bahan baku karena manusia dapat
mengendalikan faktor lain.
 Jadi seorang individu yang bekerja sebagai
penggerak organisasi baik dalam suatu institusi
maupun perusahaan dan sebagai aset berharga yang
harus dilatih dan terus dikembangkan
kemampuannya.
Pada Bab II, Pasal 4, menyatakan Nilai Dasar
Meliputi:
1. Memegang Teguh Ideologi Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Pemerintahan yang sah;
3. Mengabdi kepada Negara dan Rakyat
Indonesia;
4. Menjalankan Tugas secara Profesional dan
tidak berpihak;
5. Membuat Keputusan berdasarkan prinsip
keahlian
6. Menciptakan lingkungan kerja yang
nondiskriminatif;
7. Memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerjanya kepada publik;
9. Memiliki kemampuan dalam
melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun;
11. Mengutamakan Kepemimpinan
berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerja sama;
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
dan
15. Meningkatkan efektifitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.
 Berkenaan dengan perbaikan atau perubahan
Budaya Kerja di Organisasi Kementerian Agama RI, Menteri
Agama Lukman Hakim Saefuddin (Masa Bhakti 2014 – 2019)
meluncurkan program Budaya Kerja di Kementerian Agama.
Budaya Kerja ini meliputi Lima (5) Nilai Budaya Kerja yaitu:
Integritas, Profesional, Inovasi, Tanggung jawab, dan
Keteladanan.
 Ide merancang lima nilai tersebut bermula dari
keinginan Menteri Agama yang ingin mengembalikan
citra dan kepercayaan baik Kemenag di mata publik
dengan dibuktikan dengan kinerja yang baik. Maka,
upaya pelayanan kepada publik berbasis akuntabilitas
dan transparansi harus didukung oleh pelayanan yang
ikhlas dari seluruh Aparatur Kementerian Agama.
1. INTEGRITAS
Keselarasan antara hati, pikiran, perkataan dan
perbuatan yang baik dan benar.
Indikasi Positif :
@ Bertekad dan berkemauan untuk berbuat yang baik dan benar;
@ Berpikir positif, arif dan bijaksana dalam melaksanakan tugas
dan fungsi;
@ Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
@ Menolak korupsi, suap atau gratifikasi
Indikasi Negatif :
* Melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan;
* Melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi;
* Menerima pemberian dalam bentuk apapun di luar ketentuan.
2. PROFESIONALITAS
Bekerja secara disiplin, kompeten dan
tepat waktu dengan hasil terbaik.
Indikasi Positif :
@ Melakukan pekerjaan sesuai kompetensi jabatan;
@ Disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja;
@ Melakukan pekerjaan secara terukur;
@ Melaksanakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu;
@ Menerima reward and punishment sesuai dengan ketentuan.
Indikasi Negatif :
* Melakukan pekerjaan tanpa perencanaan yang matang;
* Melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan tugas dan fungsi;
* Malas dalam bekerja;
* Melakukan pekerjaan dengan hasil yang tidak sesuai dengan standar.
3. INOVASI
Menyempurnakan yang sudah ada dan
mengkreasi hal baru yang lebih baik.
Indikasi Positf :
@ Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan
berkelanjutan;
@ Bersikap terbuka daam menerima ide-ide baru yang konstruktif;
@ Meningkatkan kompetensi dan kapasitas pribadi;
@ Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan
masalah;
@ Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
bekerja secara efektif dan efisien.
Indikasi Negatif :
* Merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai;
* Bersikap apatis dalam merespon kebutuhan stakeholder dan
user;
* Malas belajar, bertanya dan berdiskusi
* Bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan.
4. TANGGUNG JAWAB
Bekerja secara tuntas dan konsekuen.
Indikasi Positif :
@ Menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu;
@ Berani mengakui kesalahan, bersedia menerima konsekuensi
dan melakukan langkah-langkah perbaikan;
@ Mengatasi masalah dengan segera;
@ Komitmen dengan tugas yang diberikan.
Indikasi Negatif :
* Lalai dalam melaksanakan tugas;
* Menunda-nunda dan/atau mneghindar dalam melaksanakan
tugas;
* Selalu merasa benar dan suka menyalahkan orang lain;
* Menolak resiko atau hasil pekerjaan;
* Meimilih-milh pekerjaan sesuai dengan keinginan pribadi;
* Menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab .
5. KETELADANAN
Menjadi contoh yang baik bagi orang lain.
Indikasi Positif :
@ Berakhlak terpuji;
@ Memberikan pelayanan dengan sikap yang baik, penuh
keramahan dan adil;
@ Membimbing dan memberikan arahan kepada bawahan
dan teman sejawat;
@ Melakukan pekerjaan yang baik dimulai dari diri sendiri.
Indikasi Negatif :
* Berakhlak tercela;
* Melayani dengan seadanya dan sikap setengah hati;
* Memperlakukan orang berbeda-beda secara subjektif;
* Melanggar peraturan perundang-undangan;
* Melakukan pembiaran terhadap bentuk pelanggaran;

Anda mungkin juga menyukai