Dokumen
Dokumen
Npm : 211010554
Perusahaan yang modalnya berasal dari masyarakat luar negeri. Pada BUMS asing, ada pihak dari
luar negeri yang menanamkan modal sementara pelaksanaan perusahaannya ada di Indonesia.
Perusahaan swasta yang mana kegiatan usahanya dijalankan di berbagai negara dan bersifat
internasional.
Perusahaan kelompok atau konglomerasi adalah gabungan beberapa perusahaan yang mandiri
secara yuridis, tetapi memiliki kesatuan dalam bidang ekonomi. Ketentuan tentang perusahaan
kelompok di Indonesia hanya diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas, sebagaimana telah mengalami revisi menjadi Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007.
Ketentuan di dalam undang-undang tersebut pun sebatas pada proses menjadi perusahaan
kelompok, yang mana dapat melalui merger (penggabungan), konsolidasi (peleburan), dan akuisisi
(pengambilalihan). Kelompok usaha memiliki dua jenis hubungan, yaitu anak perusahaan (subsidiary
company) dan perusahaan afiliasi (affiliated company).
1. Subsisidiary Company merupakan anak perusahaan yang mana presentase kepemilikan saham
oleh induk perusahaan sekurang-kurangnya 51% dari total saham.
2. Affiliated Company merupakan perusahaan yang berada di bawah kontrol perusahaan lain, tetapi
secara umum presentase kepemilikan sahamnya tidak kurang dari 50% dari total saham. Affiliated
company tergabung dengan perusahaan asing.
1. Prosedur Residu
Alur dari prosedur residu yaitu berawal dari sebuah perusahaan yang dipisahkan berdasarkan sektor
usaha masing-masing.
2. Prosedur Penuh
Prosedur penuh berbeda dengan prosedur residu, sebab prosedur penuh tidak melalui sisa
perusahaan asal yang telah dipecah, melainkan dari perusahaan penuh dan mandiri.
3. Prosedur Terprogram
Prosedur ini dilakukan sejak awal memulai bisnis. Perusahaan pertama yang didirikan dalam
bisnisnya merupakan perusahaan kelompok. Untuk bisnis-bisnis yang dijalankan setelahnya, akan
melalui pembentukan atau diakuisisi oleh perusahaan lain.
1. Perusahaan induk memiliki kendali atas seluruh anak perusahaan, hal ini memudahkan dalam hal
pengawasan. Induk perusahaan memiliki kendali lebih besar terhadap anak perusahaan, meskipun
saham pada anak perusahaan kurang dari 50%.
2. Meskipun berada dalam grup usaha yang sama, anak perusahaan masing-masing memiliki
tanggung jawab dan beban risiko yang terpisah. Hal ini dikarenakan tiap-tiap anak perusahaan dalam
kelompok usaha berbadan hukum secara terpisah satu sama lain.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan secara terpusat menjadikan tingkat akurasinya lebih
terjamin. Alasannya ialah, keberadaan staf yang lebih kompeten di pusat yang juga memahami
persoalan manajamene anak perusahaan, dapat menentukan keputusan yang sesuai berdasarkan
kondisi tiap anak perusahaan.
4. Ada kondisi di mana anak perusahaan saling bekerja sama sehingga terapai efisiensi perusahaan,
misalnya saat diadakan pelatihan dan seminar.
5. Dengan adanya citra yang melekat bahwa anak perusahaan besar lebih terpercaya, maka akan
memudahkan perusahaan untuk memperoleh sumber modal.
Perusahaan kelompok memiliki beberapa jenis ditinjau dari dua aspek. Aspek pertama yaitu
keterlibatan perusahaan kelompok dalam berbisnis, meliputi:
Jenis perusahaan kelompok ini dalam praktiknya hanyalah sebagai pemegang saham dan
mengontrol anak perusahaan.
Sementara perusahaan kelompok jenis ini, selain sebagai pemegang saham dan mengontrol anak
perusahaan, juga sebagai pelaku dalam bisnis secara praktik. Aspek kedua yaitu dilihat dari
keterlibatan perusahaan dalam pengambilan keputusan, meliputi:
1. Grup manajemen, merupakan jenis perusahaan induk yang mana meskipun tidak berinvestasi,
tetap terlibat dalam hal manajemen anak perusahaannya.
2. Grup investasi, merupakan jenis perusahaan induk yang tidak melibatkan diri dalam manajemen
anak perusahaan, tetapi menjadi pemegang saham mayoritas.