Anda di halaman 1dari 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis mengambil tempat di Keraton Surakarta, sebagai
objek utama penelitian yang akan dilaksanakan. Di samping itu, penulis juga
menggunakan studi pustaka yang dilaksanakan dengan mengunjungi beberapa
perpustakaan dan kantor pemerintahan, antara lain:
a. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sebelas Maret
b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret
c. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret
d. Perpustakaan Jurusan Sejarah Universitas Sebelas Maret
e. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
f. Perpustakaan Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
g. Monumen Pers Surakarta (Perpustakaan, Dokumentasi dan Arsip Media
Digitalisasi)
h. Perpustakaan Mangkunegaran (Reksa Pustaka)
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian direncanakan setelah persetujuan judul pada tanggal 27
Juli 2013 sampai dengan selesainya penelitian dan penuliasan sekripsi ini yaitu
pada bulan Februari 2014.

B. Metode Penelitian
Metode merupakan salah satu dari proses penelitian yang dapat
dikategorikan dalam proses yang penting, sebab dengan metode kita dapat
menentukan arah guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Menurut Helius
commit to user
Sjamsudin (1994) menyatakan “Merupakan suatu prosedur, proses, dan teknik
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu untuk mendapatkan objek
(bahan - bahan) yang akan diteliti” (hlm 2).
Metode yang digunakan adalah metode historis dengan studi pustaka.
Metode Historis dari pendapat Nugroho Notosusanto (1971) mengatakan bahwa:
metode penelitian sejarah merupakan proses pengumpulan, menguji,
menganalisis secara kritis rekaman-rekaman dan penggalian-penggalian
masa lampau menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya, metode ini
merupakan proses merekonstruksi peristiwa-peristiwa masa lampau,
sehingga menjadi kisah yang nyata.
Penelitian ini berusaha menyajikan dan merekonstruksikan peristiwa
yang sudah terjadi pada massa lampau, yaitu berkaitan dengan adanya kehidupan
yang sudah terjadi. Daliman (2012: 27) “mengemukakan bahwa metode sejarah
dapat diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarahdengan
menggunakan cara, prosedur atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas - asas
dan aturan ilmu sejarah”.
Metode penelitian sejarah adalah prosedur pemecahan masalah dengan
menggunakan data masa lalu atau beberapa peninggalan baik untuk memahami
kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu dan terlepas dari
keadaan masa sekarang (Hadari Nawawi. 1998).
Menurut Louis Gottschalk memaknai metode sejarah sebagai proses
menguji dan menganalisis secara kritis rekaman, dokumen - dokumen dan
peninggalan masa lampau yang otentik dan dapat dipercaya, serta membuat
interpretasi dan sintesis atas fakta - fakta tersebut menjadi kisah sejarah yang
dapat dipercaya (2012).
kesimpulan dari beberapa pendapat ahli, penulisan dengan metode
historis atau metode penelitian sejarah merupakan proses menelusuri dan
mengumpulkan sumber data yang sudah ada serta berkaitan dengan pokok
permasalahan yang akan dikaji, selanjutnya dapat diuji secara teoritis dan kritis
sehingga menjadi suatu karya yang menarik untuk dipahami dan dipercaya. Dapat
digunakan sebagai data penelitian yang baik dalam suatu karya ataupun hasil dari
proses yang telah terlampaui dengan matang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

C. Sumber Data
Sumber sejarah merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai alat
bantu pengumpulan informasi tentang peristiwa yang sudah terjadi dimasa
lampau. Menurut Kuntowijoyo(1995: 94), ”data” merupakan bentuk jamak dari
kata tunggal datum (bahasa latin) yang berarti pemberitaan. Menurut Dudung
Abdurrahman (2011: 35) data sejarah merupakan bahan sejarah yang memerlukan
pengolahan, penyeleksian, dan pengkategorisasian.
Adapun beberapa sumber data yang dipergunakan penulis dalam
penyusunan, diantaranya adalah :
1. Sumber Data Tertulis
Sumber data tertulis dapat digolongkan menjadi beberapa hal diantaranya
sebagai berikut :
a. Primer
Menurut Helius Sjamsudin (1994): “sumber pertama ialah evidensi
(bukti) yang kontemporer (sezaman) dengan sesuatu peristiwa yang sedang
terjadi” (hlm 80). Bukti yang sebenarnya dan langsung didapatkan oleh orang
yang mengalami dan menjalankan masalah.
Penelusuran sumber primer tertulis yang dilaksanakan penulis dengan
menggunakan sumber primer dari kajian Pustaka. Penelusuran sumber primer
penulisan dapat dijelaskan seperti berikut :
1) Riwayat hidup Pakubuwana XII, yang berjudul Sampeyandalem Hingkang
Sinoehoen Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono Senapati Ing Ngalago
Ngabdurahman Sayidin Panotogomo Ingkang Kaping Kalih Welas. Dicetak
pada tahun 1994, oleh keraton Surakarta Hadingrat.
2) Artikel berjudul Sampeyandalem Hingkag Sinuhun Kanjeng Susuhunan
Pakoe Boewono XII di Keraton Surakarta Hadiningrat. Karipta dening
KRMH Yosodipura tahun 1994.
3) Artikel tentang keluarga Pakubuwana XII, berjudul Dirk Vlasnblom dalam
harian NRC Handelsblad tanggal 20 Februari 1993. Dan telah dialih bahasa
oleh KRT Husodo Pringgokusumo, kepala perpustakaan Rekso Pustoko,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Istana Mangkunegaran, merupakan salah satu arsip dari koleksi


perpustakaan Rekso Pustaka Mangkunegaran.
4) Buku karya Gusti Kanjeng Ratu Ayu Koes Indriyah atau putri Sinuhun
Pakubuwana XII, berjudul Jahipuba, Jalan Hidup Putri Bangsawan, tahun
2012.
5) Buku karya GRAy Koes Ismaniah, SH atau putri Sinuhun Pakubuwana XII.
Berjudul Mau Kemana, Keraton Surakarta, tahun 2013.
b. Sekunder
Merupakan data yang sudah tersedia baik dalam pustaka maupun
sumber tertulis lainnya, penulis tinggal mencari dan mengumpulkannya sesuai
dengan pembahasan yang penulis sajikan. Selanjutnya dipadukan dan diuji
kebenarannya agar dapat disesuaikan dengan permasalahan yang sedang
diteliti. Dalam penelusuran sumber sekunder penulis memberdayakan titeratur
yang sesuai dengan pembahasan yang akan dilteliti, jadi tidak semua sumber
yang berkaitan dengan masalah dipergunakan sebagai penunjang penulisan,
melainkan melalui pemilihan sumber yang sekiranya pantas dipergunakan
untuk sumber penulisan.
Sumber sekunder penelitian ini, penulis menyajikan sumber dari studi
pustaka. Dari beberapa buku yang relevan dengan pembahasan. Sumber
tersebut diperoleh dari objek penelitian pustaka yang sudah ditentukan, dan
diharapkan mampu menyediakan kebutuhan penulis dalam melaksanakan
penelitian. Diantaranya buku yang membahas mengenai kekuasaan jawa
karangan Moejanto, Refleksi Paham Kekuasaan Jawa dalam Indonesia
Modern. Buku yang membahas tentang perempuan Jawa, seperti Kuasa wanita
Jawa, Sang Nyai, Perempuan dan Wacana Pemerkosaan. Serta terkait tentang
kekeluargaan Jawa, karangan Hilderd Gertz. Beberapa sumber berkaitan
dengan pembahasan selanjutnya disaring, atau dipilih mana yang sekiranya
sesuai dan diterapkan penulis dalam kajian tugas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

2. Sumber Data Tidak Tertulis


Dapat pula disebut dengan sumber lisan, menurut Sjamsudin & Ismaun
(1996) “ sumber lisan dapat ceritera sejarah lisan, yang menjadi sumbernya adalah
manusia hidup, yang menyampaikan berita atau ceritera sejarah secara lisan
mengenai peristiwa sejarah” (hlm 64).
Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini juga diimbangi dengan
adalah sumber data tertulis yang di dalamnya terdapat sumber primer dan sumber
sekunder, disisi lain peneliti juga membutuhkan sumber tidak tertulis guna
memperkuat argumen yang akan disajikan dalam karyanya. Sumber data primer
yang akan dipergunakan adalah dari narasumber pada objek penelitian, yaitu dari
hasil wawancara di Keraton Surakarta dan sekitarnya yang terkait dalam
pembahasan penelitian penulis.
Penulis juga merekontruksikan sumber primer dengan sumber sekunder,
dengan melaksanakan kritik dan melakukan filter terhadap sumber, sebab sumber
tidak tertulis (lisan) merupakan sumber yang sulit untuk dipahami. Proses filter
atau penyaringan sumber dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
karya yang dapat dipertanggungjawabkan. Selnjutnya penulis dapat menuliskan
hasil dari sumber lisan yang sudah didapatkan.
Adapun macam sumber lisan menurut Helius (1996), diantaranya :
a. Sejarah lisan, ingatan tangan pertama yang dituturkan secara lisan oleh orang –
orang yang diwawancarai oleh sejarawan.
b. Tradisi lesan, narasi dan diskripsi dari orang dan peristiwa – peristiwa pada
masa lalu disampaikan disampaikan dari mulut – mulut selama beberapa
generasi.
Terkait penjelasan diatas penulis menerapkan tradisi lisan dan lesan,
sebab dalam prosesnya akan terasa lebih prosedural. Dalam pelaksanaannya
penulis dapat mewawancari objek yang masih ada dan objek yang diwawancarai
hendaknya dipilih sesuai dengan kajian penelitian. Selanjutnya melalui proses
penyaringan, yaitu tidak semua hasil wawancara akan disajikan dalam hasil
penelitian. Dalam proses wawancara seorang penulis hendaknya memikirkan
commit
konsep dan pertanyaan yang sesuai, to user
agar pembahasan dalam wawancara tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

melebar, selanjutnya juga dapat mempermudah penulis dalam menyimpulkan


hasil wawancara.
Tradisi lesan dipergunakan penulis sebagai proses penelusuran sejarah
lisan yang sulit ditemui, dikarenakan perbandingan kurun waktu penelitian tidak
memungkinkan untuk melaksanakan penelusuran sumber sejarah lesan langsung
dengan objek utama yang akan dikaji.
Sumber data tidak tertulis dalam penelitian ini, penulis menerapkan
sistem wawancara dengan beberapa sumber terkait pembahasan tentang latar
belakang tokoh yang menjadi objek penelitian, selanjutnya diuji dan
direkonstruksikan dengan beberapa sumber yang sedang berkembang, sehingga
didapatkan suatu hasil atau sumber yang dapat disajikan dalam penelitian yang
mempunyai nilai hampir sesuai atau sama dengan fakta yang ada. Serta tidak
menimbulkan suatu permasalahan baru bagi penikmat atau pembaca hasil
penelitian yang sudah tersaji dengan baik.
Narasumber yang dipilih penulis, dalam penelitian kali ini adalah tokoh
terkait dengan pembahasan utama, yaitu yang berada didalam objek penelitian
penulis di Keraton Surakarta. Narasumber yang dipihih penulis, diantaranya
sebagai berikut:
e. KGPH Puger, BA , anak dari selir Pakubuwana XII.
f. GKR Retno Dumilah, anak dari Selir Pakubuwana XII
g. GRAy Pakuhadinagoro (Gusti Dyah), anak dari Selir Pakubuwana XII
h. Mbah Tinah, Abdi Dalem Kraton Kasunanan yang mengabdi sejak awal
Sinuhun Pakubuwana XII bertahta hingga sekarang.
Dengan adanya beberapa sumber baik primer, sekunder, maupun tidak
tertulis sangat membantu proses penelitian, sebab tanpa adanya sumber yang
terkait dengan masalah pembahasan penelitian tidak akan dapat dilaksanakan.
Sebab dalam melaksanakannya perlu adanya beberapa faktor pendukung, dan
sumber data yang dimaksudkan merupakan salah satu faktor penting sebagai
pendukung adanya penelitian yang akan dilaksanakan.

commit
D. Teknik to user Data
Pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

Dalam proses pengumpulan data, terdapat beberapa teknik yang


selanjutnya dapat dipergunakan penulis dalam melaksanakan penelitian.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan studi pustaka,
yaitu dengan pengumpulan sumber dari beberapa buku literatur guna memperoleh
sumber yang berupa fakta. Proses ini menekankan pada pemahaman terhadap
suatu topik dari sumber buku literatur yang telah ditemukan. “Teknik studi
pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh data ataupun fakta sejarah, dengan cara membaca buku-buku
literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan di
dalam perpustakaan” (Koentjaraningrat, 1986: 31). “Teknik pengumpulan data
studi pustaka adalah suatu penelitian yang berjuang untuk mengumpulkan data
dan informasi dengan menggunakan bermacam - macam materi yang terdapat
dalam buku, majalah, dokumen dan surat kabar” (Kartini Kartono, 1990: 67).
Teknik studi pustaka dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, namun
dalam penelitian ini penulis lebih menekankan cara katalok. Dengan katalok
diharapkan dapat mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini. Seperti
pendapat Louis Gottschalk (1983: 46-47) bahwa “tempat penelitian yang lazim
bagi seorang sejarawan adalah perpustakaan dan alat yang paling bermanfaat bagi
seorang sejarawan adalah katalogus”. Mengenai katalogus perpustakaan, biasanya
terkandung keterangan mengenai suatu masalah yang mencantumkan nama
pengarang, judul buku, subyek yang dicatat dan sumber pada halaman. Dengan
demikian peneliti akan merasa mudah dalam pencarian sumber penelitian.
Teknik katalok ini ternyata sudah diterapkan oleh beberapa perpustakaan
tempat penelian, sehingga peneliti tidak akan merasa kesulitan apabila
menemukan masalah yang harus segera dipecahkan. Dan penulis sangat berharap
dengan adanya beberapa fasilitas pendukung teknik penelitian dapat mendukung
serta membantu penulis agar dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu atau
sesuai dengan target yang telah direncanakan sebelumnya, tanpa menemui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

permasalahan yang mendasar, dengan demikian penerapan teknik pengumpulan


sumber dapat dikatakan sukses.
2. Wawancara
Teknik wawancara dipergunakan penulis guna menunjang keabsahan
informasi berupa fakta dari peristiwa yang akan disajikan. Pada proses wawancara
penulis tidak secara langsung menuangkan hasil dari narasumber melainkan
melalui beberapa proses, sebab setiap narasumber pasti memiliki cara yang
berbeda sesuai dengan perencanaan dalam menyampaikan informasi. Dengan
demikian dalam pencarian narasumber pun harus diperhatikan.
Penulis mengharapkan dengan adanya teknik wawancara dapat
membantu dalam proses penelusuran sumber, khususnya dalam pencarian sumber
primer. Dengan adanya wawancara diharapkan mampu membantu peneliti dalam
melakukan pengujian sumber. Meskipun dalam perjalanannya teknik wawancara
ternyata lebih sulit apabila dibandingkan dengan studi pustaka, sebab dalam
pelaksanaannya memerlukan beberapa proses yang prosedural, diantaranya :
peneliti darus mencari perijinan penelitian terkait permasalahan yang akan dikaji,
selanjutnya penulis harus mampu memilih tempat dimana harus melaksanakan
wawancara, dalam proses wawan cara peneliti wajib memperhatikan etika serta
peraturan dalam melaksanakan wawancara.
Proses wawancara tidak semudah apa yang dibayangkan sebelumnya,
sebab dalam melakukan wawancara terhadap narasumber perlu adanya
penyaringan hasil atau yang sering disebut kritik terhadap sumber, suatu kritik
tidak boleh terlampau jauh dari kenyataan sehingga penulis harus benar
memperhitungkan hasil yang telah didapatkan. Hasil dari beberapa narasumber
tidak selamanya sama dan teruji kebenarannya. Sebab, wawancara merupakan
proses pengumpulan sumber secara lesan, dan setiap perkataan yang keluar daeri
lesan seseorang tidak sama. Dan dari permasalahan tersebut, peneliti wajib
melakukan suatu uji hasil yang diharapkan dapat menghasilkan sumber yang
terbukti keabsahannya.
Metode yang diterapkan penulis dalam proses wawancara adalah
commit
pemilihan narasumber yang sesaui to user
dan dilakukannya kritik sumber. Sebab dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

pencarian narasumber yang sesuai mampu memberikan informasi yang nyata dan
tepat guna sesuai dengan penyajian penelitian yang dilakukan penulis. Selanjutnya
juga menggunakan metode kritik sumber dalam wawancara, sebab dalam
pelaksanaan wawancara seorang narasumber pasti akan memberikan informasi
sesuai posisi dan kedudukan narasumber dalam menyoroti sudut pandang
permasalahan. Dengan demikian penulis harus melaksanakan kritik sumber demi
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan hampir mendekati dengan fakta. Dalam
pelaksanaannya penulis hendaknya memperhatikan sumber yang lain,
memadupadankan sumber lisan (wawancara) dengan literatur lain, sehingga untuk
mendapatkan fakta akan terasa lebih mudah.
Metodeyang diterapkan penulis merupakan instrumen penting bagi
penulis dalam penelusuran sumber, selanjutnya langkah yang dilaksanakan
penulis dalam penelusuran sumber adalah, sebagai berikut:
1) Mengumpulkan beberapa sumber terkait dengan pembahasan, yaitu Keraton
Surakarta sebagai objek utama penelitian. Dalam proses penelusuran sumber
penulis tidak hanya berkutat pada objek utama, melainkan mencari beberapa
sumber lain, baik secara pustaka di Perpustakaan Program Studi Pendidikan
Sejarah FKIP UNS, Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan Jurusan Sejarah
UNS dan dibeberapa objek yang berkaitan dengan tema pembahasan yaitu ke
perpustakaan Mangkunegara dengan nama Reksa Pustaka.
2) Melaksanakan studi pustaka terkait tema penulisan yang akan disajikan, dalam
melaksanakan kegiatan ini penulis menentukan objek yang akan dipergunakan
untuk melaksanakan penelitian. Studi pustaka dilaksanakan penulis sebagai
acuan utama penyusunan dan perumusan beberapa substansi untuk
melaksanakan proses penelitian yang selanjutnya.
3) Wawancara, merupakan proses inti penelitian penulis dalam menyajikan hasil
karyanya. Dengan demikian penulis merujuk objek utama di Keraton surakarta
dan Sekitarnya yang ada kaitannya dengan tema pembahasan. Pada proses ini
diharapkan penulis dapat memperoleh sumber yang kongkrit dan sesuai dengan
fakta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

4) Merekonstruksikan anatara sumber tertulis dengan sumber lesan hasil


wawancara, selanjutnya melaksanakan kritik terkain beberapa sumber yang
dihasilkan sehingga dapat menarik suatu kesimpulan yang hampir mendekati
fakta.

E. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah
teknik analisis historis. Teknik analisis historis yang mengutamakan ketajaman
dan kepekaan dalam menginterpretasikan data sejarah menjadi fakta sejarah.
Menurut Helius Sjamsuddin (1996: 89) ”teknik analisis data historis adalah
analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk
menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah”.
Analisis data merupakan langkah yang penting, dimulai dari melakukan
kegiatan pengumpulan data kemudian melakukan kritik ekstern dan intern untuk
mencari otensitas dan kredibilitas sumber yang didapatkan. Dari langkah ini dapat
diketahui sumber yang benar dibutuhkan dan relevan dengan materi penelitian.
Selain itu, membandingkan data dari sumber sejarah yang ada dengan bantuan
seperangkat kerangka teori dan metode penelitian sejarah, kemudian menjadi
fakta sejarah agar memiliki makna yang jelas dan dapat dipahami, fakta Tersebut
dapat ditafsirkan dengan cara merangkaikan fakta menjadi karya yang meneluruh
dan masuk akal.
Penulis menerapkan teknik analisis dalam setiap menelusuran sumber,
dalam pelaksanaan penelitian khususnya dalan sumber tidak tertulis atau lesan,
sebab dalam sumber itulah yang sangat riskan untuk melakukan penarikan
kesimpulan. Analisis data terhadap sumber tidak hanya dilaksanakan penulis
dalam penelusuran sumber lesan, melainkan juga dalam penelusuran sumber
tertulis.
Proses penelusuran sumber tertulis, penulis hendaknya tidak hanya
memilih buku yang sesuai dengan tema pembahasan, melainkan juga melalui
proses analisis. Sebab tidak semua buku akan menyajikan informasi yang sesaui
dengan fakta. Banyak sumber yang commit to user
beredar dalam suatu permasalahan namun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

memiliki sudat pandang yang berbeda. Dengan demikin proses ini sangat
diharapkan penuis demi mendapatkan keabsahan sumber.

F. Prosedur Penelitian
Suatu penelitian memiliki prosedur atau proses yang berbeda, tergantung
dengan penulis akan menyajikan karyanya dengan prosedur apa yang akan
dipergunakan sesuai dengan perencanaan. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan empat prosedur penelitian, dengan pertimbangan permasalahan
yang diteliti oleh penulis terkait masalah atau peristiwa yang sudah lampau.
Dengan demikian penulis menggunakan beberapa prosedur yang disusun runtut,
diantaranya sebagai berikut :
1. Heuristik
Merupakan proses menghimpun jejak sejarah masa lampau dan mencari
sumber sejarah. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka
dan diperkuat dengan adanya wawancara terhadap objek sajian. Menurut G.J.
Reiner yang dikutip oleh Dudung Abdurahman (2011: 104) “heuristik adalah
suatu teknik, suatu seni dan bukan suatu ilmu. Dengan demikian heruistik
merupakan suatu proses penghimpunan sumber primer maupun sekunder, dalam
proses penelitian”.
Pencarian sumber dilakukan dengan sebaik mungkin, guna mendapatkan
hasil yang maksimal. Sumber primer dilakukan dengan studi pustaka yaitu
penelusuran sumber dari perpustakaan Reksa Pustaka berupa artikel tentang
Pakubuwana XII beserta silsilah keluarga. Berita tersebut menjadi acuan utama
penulis dalam melakukan penelitian. Disamping itu juga dengan buku berjudul
Keraton Surakarta, merupakan hasil cetak dari Desertasi Purwadi, mengenai raja –
raja serta peristiwa penting di Keraton Surakarta, Nyai dan Pergundikan Hindia
Belanda, Kuasa Wnita Jawa, Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis, Perempuan
dan wacana Pemerkosaan, Perempuan dan Politik dalam Islam, Indis, Babad tanah
Jawi dan beberapa novel yang sangat menarik sebagai reveransi data diantaranya,
Sang Nyai dan Pengakuan pariyem.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

Penelitian dilaksanakan pada lingkungan keraton Surakarta, dengan


metode wawancara terhadap beberapa pihak terkait dengan objek penelitian.
Proses ini merupakan tahap pengumpulan data yang paling penting, sebab melalui
penghimpunan data dengan wawancara, penulis akan mendapatkan sumber
informasi secara langsung dari para pelaku atau pihak yang langsung mengetahui
peristiwa terkait kehidupan selir Pakubuwana XII.
Pengumpulan data juga dilaksanakan dengan studi pustaka, yaitu
menghimpun materi yang relevan terhadap pembahasan. Dilaksanakan dengan
penelusuran di Perpustakaan yang telah ditentukan sebagai objek penelitian,
diantaranya: di Perpustakaan Prodi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Jurusan Sejarah
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret, Perpstakaan
Sasana Pustaka kraton Kasunanan Surakarta, Perpustakaan Rekso Pustaka
Mangkunegaran, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, serta perpustakaan yang
terkait mengenai pembahasan masalah.
Penulis berharap dengan adanya beberapa tempat untuk menunjang
pelaksanaan penelitian, dapat membantu keberlangsungan penelitian dengan baik.
Penulis juga berusaha memilah mana yang harus disajikan. Dengan demikian
proses pelaksanaan penelitian akan berjalan dengan lancar.
2. Kritik
Langkah ini dilaksanakan untuk verifikasi data guna memperoleh
keabsahan sumber sejarah dengan dengan tingkat kebenaran yang tinggi,
setidaknya mendekati dengan fakta dari informasi yang akan disajikan.
Penulis berkeinginan untuk mendapatkan sumber yang benar valid dan
teruji kebenarannya, dengan demikian penulis dalam melaksanakan penelitian
benar menguji apa dan manakah yang layak sebagai bahan dalam penelitian.
Dengan demikian proses kritik tidak bolek dilaksanakan sesuka hati, melainkan
dengan ketelitian yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

Penelitian yang dilaksanakan penulis dalam menghimpun data dengan


wawancara, dalam proses pelaksanaan wawancara pasti akan berhubungan dengan
narasumber. Dalam pelaksanaan penelitian khususnya dalam bidang wawancara
terhadap narasumber, akan sering terdapat beberapa perbedaan nyata dalam
menyatakan pendapat dari individu narasumber. Seorang narasumber pasti akan
memberikan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pemikiran dari individu
narasumber.
Dalam kritik sumber ini penulis melaksanakannya dengan dua prosedur,
sebab dalam pelaksanaan penelitian khususnya wawancara harus memerlukan
kritik secara intern dan kritik secara ekstern. Dengan demikian diharapkan mampu
memberlakukan kritik secara sempurna.
Kritik Ekstern merupakan kritik yang dilaksanakan untuk menentukan
apakah sumber ini asli atau tidak, benar atau salah, asli atau palsu. Pada tahapan
ini penulis memilih untuk menerapkannya dalam penelusuran sumber baik studi
pustaka maupun wawancara, yaitu dengan studi pustakan atas beberapa literatur
tersebut dipilih dan disesuaikan dengan tema pembahsan, diharapkan sumber yang
dijadikan pedoman benar menyajikan informasi yang sesuai dengan fakta.
Pada proses wawancara, kritik eksteren diterapkan setelah melaksanakan
proses penelitian. Sebab dalam wawancara para narasumber dalam memberikan
informasi dengan sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian penulis
menerapkan kritik eksteren sebagai sarana untuk menyaring informasi manakah
yang harus disesuaikan dengan tema. Dalam proses ini penulis melaksanakan
dengan penuh ketelitian, sebab metode wawancara merupakan salah satu proses
penelusuran sumber primer yang dipilih penulis dalam mengolah data.
Kritik intern merupakan kritik yang dilaksanakan dengan
membandingkan atara sumber yang satu dengan yang lain dan selanjutnya ditarik
kesimpulan, dan dianggap sebagai argumen yang benar. Penerapan metode ini
diterapkan penulis demi kelancaran penelusuran sumber, yaitu dalam wawancara
ataupun studi pustaka. Namun pada proses ini penulis lebih menekankan pada
metode penelusuran sumber dengan metode studi pustaka, yaitu dengan
membandingkan beberapa sumbercommit to user
literatur buku ataupun beberapa artikal terkait
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

dengan tema penelitian, selanjutnya disimpulkan berdasarkan beberapa argumen


yang mendekati dengan kebenaran. Dari beberapa sumber yang benyatakan
informasi yang sama belum tentu akan memberikan informasi yang sesuai dengan
fakta, melainkan perlu adanya beberapa pembuktian sumber dengan menggunakan
literatur yang lebih banyak namun sesuai dengan pokok pembahasan. Seperti
dalam proses, penulis menerapkannya dengan membandingkan sumber dari artikel
tentang kehidupan selir Pakubuwana XII beberapa literatur buku yang berjudul
Keraton Surakarta, Nyai dan Pergundikan Hindia Belanda, Kuasa Wanita Jawa,
Perempuan dan Politik Tubuh Fantastis, Perempuan dan Politik dalam Islam, dan
Perempuan dalam Wacana Pemerkosaan. Selanjutnya ditarik kesimpulan dan
diberikan alasan terkait sumber penelitian.
3. Interpertasi
Menafsirkan dan menentukan makna serta hubungan dengan beberapa
fakta yang ada. Dengan adanya proses intepretasi penulis akan dimudahkan dalam
penyelesaian masalah. Apabila mengingat teknik yang dilaksanakan oleh penulis,
diharapkan mampu menerapkan aturan terkait dengan kenyataan atau fakta.
Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011) bertujuan
untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber
sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke dalam suatu
interpretasi yang menyeluruh, sehingga dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
analisa.
Inetretasi yang dilaksanakan oleh penulis dengan tujuan, mendapatkan
suatu bukti fakta sejarah, yaitu berdasarkan beberapa metode yang telah
dilaksanakan serta dukungan dari tempat pelaksanaannya. Dari beberapa sumber
yang beragam pasti akan menemui titik kontra atau beberapa pendapat sumbang
yang didapatkan dari beberapa titik penelitian. Dengan adanya permasalahan
tersebut diharapkan mampu diselesaikan dengan proses intepretasi, yaitu dengan
menyelesaikan permasalahan, baik beberapa argumen kontra ataupun pendapat
sumbang yang ditemui saat penelitian, selanjutnya akan ditarik kesimpulan yang
matang sesuai dengan informasi yang baik dan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

4. Historiografi
Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah untuk
menyampaikan susunan fakta sejarah menjadi cerita sejarah menggunakan bahasa
ilmiah, logis sehingga dapat diterima secara ilmiah. Dari beberapa proses
sebelumnya, penulis dianggap sudah mendapatkan pengakuan. Jadi dalam
kenyataan suatu fakta belum tentu benar dari kenyataan, sebab penyelewengan
informasi pasti bukan berasal dari peneliti melainkan sebagaian besar berasal dari
narasumber.
Langkah terakhir yang dilaksanakan penulis dalam penyusunan tugas ini
adalah historiografi, merekonstruksi sumber data yang diperoleh, dengan menguji
dan menganalisis secara kritis beberapa sumber yang digunakan sebagai acuan
yang relevan dalam penelitian. Historiografi diterapkan penulis sebagai wujud
konfirmasi dari hasil penelusuran sumber, diantaranya sumber primer, sumber
sekunder, yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Selanjutnya diuji dan dianalisis
sehingga dapat mnghasilkan sebuah karya yang relevan sesuai dengan apa yang
sudah direncanakan.
Penerapan yang dilaksanakan penulis adalah dari metode wawancara dan
studi pustaka yang dilaksanakan, selanjutnya dilakukan pengujian dan analisis.
Setelah terlampaui, penulis dapat mengambil kesimpulan dari beberapa data baik
dari wawancara maupun studi pustaka untuk merumuskan penulisan hasil
penelitian kedalam tugas yang disusun.
Seorang peneliti kerap kali masih berlaku egois, yaitu dalam
melaksanakan penelitian hanya praktis, sehingga peneliti langkah terakhir
penulisan sejarah diharapkan dapat terwujud karya ilmiah dengan judul
Kedudukan Selir Pakubuwana XII di Keraton Surakarta (1944 - 2004)

commit to user

Anda mungkin juga menyukai