Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM MENENTUKAN

HARGA JUAL PRODUK LIQUID HERO 57


STUDY KASUS PADA CV. CLOUD HEAVEN
MAKASSAR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
ABSTRAK

Bagi sebuah perusahaan, biaya produksi dan harga jual merupakan dua hal yang
sangat penting dan menentukan dalam proses produksi agar pendapatan/laba yang
dihasilkan dapat optimal. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan perlu melakukan
analisis biaya produksi sehingga dapat menentukan biaya yang tepat untuk dikeluarkan
sehingga biaya-biaya yang gunakan dalam proses produksi menunjukkan harga pokok
sesungguhnya. Dalam akuntasi biaya terdapat beberapa metode perhitungan biaya
produksi, diantaranya adalah metode Variable Costing dan Metode Full Costing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara garis besar komponen biaya produksi
Liquit Hero 57 terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead,
berdasarkan hasil analisis diketahui bila metode yang digunakan perusahaan dalam
menghitung biaya produksi yaitu Full Costing, sedangkan untuk menghitung harga jual
perusahaan menggunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up. Total biaya produksi
hasil perhitungan perusahaan sebesar Rp. 1.079.703.000 atau Rp.107.970/pcs.
Sedangkan hasil perhitungan dalam penelitian menggunakan metode Variable Costing
sebesar Rp.962.600.000 atau Rp.96.260/pcs. Perhitungan harga jual oleh perusahaan
sebesar Rp. 1.400.000.000 atau Rp. 140.000, sama dengan hasil perhitungan penelitian
menggunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up. Kontribusi masing-masing
komponen biaya produksi terhadap harga jual yaitu, biaya overhead sebesar 64,72%,
biaya bahan baku 21,71% dan biaya tenaga kerja sebesar 13.51%.

DAFTAR ISI
.......................................................................................................................... Hal
HALAMAN JUDUL.. ......................................................................................... i
HALAMAN MOTTO.. ........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
ABSTRAK...................................................................................................................................vi
DAFTAR ISI...............................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................x

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan ……………………..………….……………………….. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Biaya Produksi............................................................................................. 8
B. Harga Jual Produk ...................................................................................... 15
C. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 30
D. Kerangka Pikir ............................................................................................. 36

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39 B


Defenisi Operasional .................................................................................. 39
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 40
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 40
E. Jenis dan Data ............................................................................................ 40
F. Sumber Data .............................................................................................. 41
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 41
1. Penelitian Lapang (Field Research).................................................... 41
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) ....................................... 42
H. Metode Analisis Data .................................................................................. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian … ................................................... 43

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………………….. 45


1. Sistim Akuntansi Perusahaan CV.. Clouds Heaven Makassar…….. 45
2. Analisis Biaya Produksi CV. Clouds Heaven Makassar…….………. 47
2.1. Biaya Bahan Baku .. ................................................................. 48
2.2. Biaya Tenaga Kerja ... .............................................................. 50

iii
2.3. Biaya Overhead ........................................................................ 53
2.4. Perhitungan Biaya Produksi… .................................................. 55 2.4.1.
Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 ............... 55
menggunakan Variable Costing
2.4.2. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57…. ........... 59
oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar

3. Perhitungan Harga Jual …………………………….…………………… 63


3.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan……………………………. 64
3.1.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan.. .......................... 64
menggunakan Variable Costing.
3.1.2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan…........................ 67
oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar
3.2. Perhitungan Persentase Mark-Up…………………..…………… 69
3.3. Perhitungan Harga Jual……………………………………………. 70
3.3.1. Perhitungan Harga Jual dengan Metode…. ................. 70
Variable Cost-Plus Mark-up
3.3.2. Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen… ................ 73
CV. Cloud Heaven Makassar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 77
5.2. Saran .…………………………………………………………………………… 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 80

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 30


Tabel 2. Biaya bahan baku Tahun 2019 ……………………………………… 49

Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja Tahun 2019…………………….……………….. 51


Tabel 4. Biaya Overhead Tahun 2019 …….………………………..……….. 54
Tabel 5. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode………………………… 57
iv
Variable Costing Tahun 2019
Tabel 6. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 …. ............................. 60
Tahun 2019

Tabel 7. Perhitungan Harga Pokok Penjualan menggunakan …………………. 65


Metode Variable Costing bulan Tahun 2019

Tabel 8. Kontribusi Biaya – Biaya Operasional terhadap……………………….. 67


Harga Pokok Penjualan

Tabel 9. Perhitungan Harga Pokok Penjualan oleh …................................ 68


Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar
Tahun 2019

Tabel 10. Perhitungan Harga Jual dengan Metode …. .................................. 71


Variable Cost-Plus Mark-up Tahun 2019

Tabel 11. Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen…. ................................. 73


CV. Cloud Heaven Makassar

DAFTAR GAMBAR

Gambar .1. Kerangka Pikir ............................................................................... 37


Gambar .2. Struktur Organisasi CV. Clouds Heaven Makassar …………. .... 44

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia usaha yang dibarengi dengan

persaingan ketat saat ini menuntut perusahaan untuk senantiasa mampu

mempertahankan dan meningkatkan usahanya agar dapat tetap eksis. Dalam

konteks ini perhitungan atau perencanaan yang matang sangat diperlukan terutama

terhadap faktor biaya produksi dan penentuan harga jual.

Syahyunan(2009) perusahaan bahwa “perencanaan harus dibuat sebelum

melaksanakan tindakan-tindakan agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan

baik. Oleh sebab itu perencanaan harus disusun dengan baik, teliti dan seksama

sehingga memungkinkan bagi manajer perusahaan dalam melakukan pilihan-pilihan

terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan.”

Bagi sebuah perusahaan, biaya produksi dan harga jual merupakan dua hal yang

sangat penting dan menentukan dalam proses produksi agar pendapatan/laba yang

dihasilkan dapat optimal. Disamping itu, untuk memenangkan persaingan di pasaran,

maka perencanaan atau penetapan biaya produksi dan harga jual benar-benar

perlu dilakukan secara cermat sebab akan sangat berpengaruh terhadap mutu

barang yang akan dipasarkan. Biaya produksi yang murah lebih cenderung

mengakibatkan mutu produk kurang baik, sedangkan biaya produk yang tinggi

cenderung akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian yang diakibatkan

oleh barang tidak laku dipasaran. Idealnya apabila produk yang dihasilkan dapat di

jual murah dengan mutu yang terjaga, maka perusahaan akan dapat meningkatkan

1
penjualan. Dalam kaitan ini, pihak manajemen perlu mengetahui dan melakukan

perbaikan melalui kebijakan perusahaan, tidak hanya dalam hal biaya yang sudah

dikeluarkan atau biaya produksi, tetapi juga berapa biaya yang seharusnya, yaitu

melalui penetapan biaya-biaya standar dan juga biaya aktual yang akan dijadikan

acuan dalam perhitungan biaya produksi dan harga jual karena tanpa standar biaya,

manajer akan menemui kesulitan dalam mengevaluasi biaya yang sesungguhnya

yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk.

Kegagalan dalam merencanakan dan atau menetapkan biaya produksi serta

menentukan harga jual dapat berakibat fatal bagi sebuah perusahaan, dan salah

satu akibat yang fatal itu adalah perusahaan akan mengalami kerugian yang terus

menerus yang pada akhirnya perusahaan terpaksa harus menghentikan kegiatan

bisnisnya. Dengan demikian adalah sangat penting bagi suatu perusahaan

memperhitungkan dua aspek ini yaitu biaya produksi dan harga jual agar bisa tetap

bersaing dan tidak dilindas oleh perusahaan lainnya.

Dalam penentuan harga jual yang tepat, seyogyanya pihak perusahaan terlebih

dahulu harus mengetahui harga pokok produksi, karena harga pokok produksi

merupakan dasar bagi perusahaan untuk menentukan harga jual, dan merupakan

komponen biaya yang langsung berhubungan dengan produksi itu sendiri. Oleh

sebab itu, manajemen perusahaan perlu melakukan analisis biaya produksi sehingga

dapat menentukan biaya yang tepat untuk dikeluarkan sehingga biaya-biaya yang

gunakan dalam proses produksi menunjukkan harga pokok sesungguhnya. Dalam

akuntasi biaya terdapat beberapa metode perhitungan biaya produksi, diantaranya

adalah metode Variable Costing dan Metode Full Costing.

2
Biaya produksi pada hakekatnya adalah segala biaya yang dikeluarkan dalam

mengelola bahan baku menjadi barang jadi. Sebagaimana yang dikemukakan

Mulyadi (2018: 14), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Sedangkan harga jual

merupakan suatu nilai atau beban biaya yang ditetapkan pada masing-masing hasil

produk. Menurut Batistian Bustami dan Nurlela(2006; 178) “terdapat hubungan

secara langsung antara biaya produksi dan harga jual, dimana harga jual dari suatu

produk lebih banyak ditentukan oleh biaya produksi”.

Beberapa penelitian juga telah dilakukan untuk menjelaskan pengaruh biaya

produksi dalam menetukan harga jual yang dilakukan oleh Devi Satria Saputra

(2016), menunjukkan bahwa ada pengaruh positif biaya produksi terhadap harga

jual, artinya setiap kenaikan biaya produksi akan diikuti kenaikan harga jual dan

penurunan biaya produksi akan diikuti pula dengan penurunan harga jual.

Sedangkan hasil penelitian terhadap biaya produksi dalam menentukan harga jual

yang dilakukan oleh Raras Maftukhah(2016),menunjukkan bahwa biaya produksi

yang dikeluarkan meliputi biayabahan baku, biaya tenaga kerja atau gaji karyawan

dan biaya tak terduga atau biaya overhead. Ketiga biaya tersebut tidak memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap harga jual yang dikeluarkan.

CV. Clouds Heaven merupakan sebuah perusahaan yang bergerak

dibidang usaha perdagangan Produk Liquid Hero 57 yaitu sebuah produk refill rokok

eletronik yang dipasarkan atau dijual secara eceran dan atau grosiran. Berdasarkan

observasi yang dilakukan pada CV. Clouds Heaven Makassar diketahui bahwa

dalam hal penetapan harga jual, manajemen memperhitungkan beberapa faktor,

antara lain, rantai pasok dan distribusi produk, serta harga produk sejenis dipasaran,

sehingga mampu mencapai hasil yang memadai. Demikian halnya dalam hal

3
penentuan biaya produksi, manajemen perusahaan memperhitungkan berbagai

komponen biaya sebagai harga dasar produksi sehingga mendapat hasil yang cukup

menggemberikan. Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh, perusahaan

ini mampu meraih peningkatan penjualan sebesar lebih kurang 25% pada semester

pertama tahun 2020. Namun dalam hal penetapan atau menghitung biaya produksi

dan harga jual, penulis belum menemukan data/informasi mengenai metode yang

digunakan dalam penentuan biaya produksi dan atau harga jual dimaksud.

Pada akuntasi perusahaan terlihat dalam menentukan Harga Jual produk,

perusahaan hanya menghitung Harga Pokok Penjualan kemudian ditambah di Mark

Up atau laba yang diharapkan, sementara itu, dalam menentukan Mark Up atau

laba, pihak perusahaan cenderung hanya mempertimbangkan harga jual produk

sejenis dipasaran atau pesaing. Secara teoritis, apa yang dilakukan perusahaan

dalam menentukan harga jual/laba termasuk dalam metode Competitive Based

Pricing (penetapan harga berdasar pendekatan persaingan) yaitu metode yang

berorientasi pada kekuatan pasar, di mana harga jual dapat sama dengan produk

pesaing, bisa lebih mahal atau lebih murah. Perusahaan akan menurunkan harga

lebih murah dari produk pesaing jika pengecer bertujuan pada total penjualan

dengan keuntungan relatif kecil (Lilian Yulia Abadi,2016). Metode ini cukup riskan

bagi perusahaan yang baru berkembang seperti CV. Clouds Heaven, karena pada

kenyataannya seringkali konsumen kurang memperhatikan harga dalam

pembeliannya, tetapi konsumen lebih mengutamakan brand dari suatu produk atau

kualitas yang akan diperolehnya dari barang, dan biasanya hanya perusahaan yang

sudah memiliki reputasi yang akan memenangkan persaingan.

4
Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis akan mengadakan penelitian lebih

mendalam guna mengetahui bagaimana dan atau metode apa yang digunakan CV.

Clouds Heaven dalam menganilisis, menghitung atau menetapkan biaya produksi

dan harga jual, sekaligus untuk mengetahui seberapa besar kontribusi biaya

produksi terhadap harga jual produk pada CV. Clouds Heaven dengan judul

penelitian “Analisis Biaya Produksi dalam menentukan Harga Jual Produk

Liquid Hero 57 pada CV. Clouds Heaven”.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari konsep pemikiran yang diuraikan pada latar belakang masalah

tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini

adalah : “bagaimana perhitungan biaya produksi dalam menentukan harga jual

produk Liquid Hero 57 pada CV. Clouds Heaven?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ;

1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan biaya produksi dalam menentukan

harga jual produk Liquid Hero 57 pada CV. Clouds Heaven.

2. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam menghitung biaya

produksi dan harga jual.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

5
Dapat menambah pengetahuan bagi penulis dalam hal implementasi konsep

atau teori akuntasi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan

bagi pengusaha atau perusahaan dalam mengelolah dan mengembangkan

usahanya terutama dalam hal tata kelola akuntansi perusahaan.

b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penulis mengenai biaya

operasional perusahaan.

markup, serta

E. Sistematika Penulisan.

BAB I. PENDAHULUAN

Pada Bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan Sistematika penulisan

skripsi. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


menggambarkan mengenai kerangka berpikir.

BAB III. METODE PENELITIAN

Pada Bab ini dikemukakan tentang jenis penelitian, defenisi operasional,

tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis data,

sumber data, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini dikemukakan tentang gambaran umum lokasi

penelitian,sistim akuntansi CV. Clouds Heaven Makassar, analisis biaya

produksi pada CV. Clouds Heaven Makassar, perhitungan harga pokok

penjualan, perhitungan persentase Mark-Up dan perhitungan harga jual.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada hakekatnya, setiap perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang optimal

dalam usahanya agar perusahaan dimaksud dapat tumbuh dan berkembang serta

mampu bertahan dan memiliki daya saing dengan para kompetitor. Oleh sebab itu

manajemen perusahaan perlu melakukan perencanaan yang matang, dan kajian yang

mendalam terhadap semua faktor pengaruh baik internal maupun eksternal lingkungan

perusahaan terutama dalam perhitungan biaya produksi dan penetapan harga jual

produksi agar dapat memperoleh laba yang optimal. Untuk itu, harus dipahami apa itu

biaya produksi dan apa yang dimaksud dengan harga jual produk.

A. Biaya produksi

Dalam akuntansi biaya dikenal istilah biaya produksi dan harga pokok produksi yang

kadang kala penggunaannya disama artikan. Namun dari pendapat para ahli kedua

istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Berbicara mengenai biaya produksi ada

banyak ahli yang memberikan pendapatnya atau pengertian tentang biaya produksi.

Secara umum biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan

kegiatan/proses produksi dari bahan baku sampai menjadi barang jadi. Hal ini

sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Sodikin (2015: 22) biaya produksi

merupakan biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku

(mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual.

Biaya produksi pada perusahaan pemanufakturan terdiri atas elemen-elemen biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.” Sedangkan

pengertian harga pokok produksi menurut Setiadi (2014) harga pokok adalah

sejumlah nilai aktiva (aset) tetap apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut

8
dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus

dikonversikan ke beban.

Senada dengan Setiadi, Mulyadi (2018: 16) lebih rinci mengemukakan bahwa,

“biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan

baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi adalah biaya biaya yang

dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran, kegiatan

administrasi dan umum”.

Dari pendapat ahli tersebut di atas dapat diketahui bahwa biaya produksi itu pada

dasarnya terdiri dari 2(dua) unsur yaitu ;

a. Biaya produksi, dan

b. Biaya non produksi.

Kedua unsur tersebut diatas, jika ditelaah lebih dalam dapat ditemukan beberapa

komponen biaya dari unsur tersebut,yaitu;

a. Biaya produksi

Secara umum komponen biaya produksi terdiri dari, harga bahan baku, tenaga

kerja dan over head atau keuntungan. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Rainborn dan Kinney (2011: 48), akuntansi yang berbasis

akrual membutuhkan biaya tenaga kerja dan overhead sehubungan dengan

konversi bahan baku mentah atau perlengkapan yang diakumulasikan dan

dilekatkan pada barang produk. Hal senada juga dikemukan oleh Baldric dkk.

(2011: 38) bahwa, “biaya produksi di klasifikasi menjadi tiga, yaitu;

a) Biaya bahan baku (raw material cost);

b) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost);

c) Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost).”

9
Biaya tenaga kerja langsung merupakan kompensasi berupa gaji,

diberikan kepada tenaga kerja yang terlibat proses produksi. Tak hanya gaji,

tunjangan dan asuransi (bila ada) juga perlu dimasukkan dalam parameter ini.

Sedangkan biaya bahan baku merupakan biaya produksi langsung yang

dikeluarkan untuk membuat sebuah produk atau memastikan jasa bisa

tersampaikan dengan baik ke tangan konsumen.

Menurut Syahyunan (2004: 2) “biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa

yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Sesuai dengan fungsi

dimana karyawan bekerja, biaya tenaga kerja dapat digolongkan ke dalam biaya

tenaga kerja pabrik, biaya tenaga kerja pemasaran, biaya tenaga kerja

administrasi dan umum, serta fungsi keuangan. Biaya tenaga kerja langsung

adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang manfaatnya dapat

diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan oleh

perusahaan”

Biaya overhead pabrik yaitu biaya produksi selain biaya tenaga kerja dan bahan

baku, namun diperlukan untuk membuat sebuah produk yang mendatangkan

keuntungan bagi perusahaan. Contoh biaya overhead yang tidak langsung

adalah tagihan listrik, sewa gedung, perbaikan mesin, dan hal lainnya yang sulit

dilacak dalam proses produksi. Dalam kaitan ini, Mulyadi(2018: 195)

mengemukakan bahawa ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead

pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead

pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya overhead pabrik tetap, biaya

overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel. Pada bagian

lain Mulyadi(2018: 199) mengemukakan bahwa ada berbagai macam dasar

10
yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk,

diantaranya adalah: (a) satuan produk, (b) biaya bahan baku, (c) biaya tenaga

kerja langsung, (d) jam tenaga kerja langsung,…

Perlunya memahami klasifikasi biaya produksi ini karena acap kali, manajemen

perusahaan hanya berpatokan pada biaya produksi yang terlihat dalam bentuk

pengeluaran uang saja, seperti pembayaran gaji karyawan atau

4) Biaya adminstrasi dan umum 5)

Biaya pemasaran.

b) Variable Costing

Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke

dalam harga pokok produk.

Dalam kaitan ini Mulyadi (2018;19) mengemukakan bahwa total harga produk

terdiri dari;
melaksanakan
2) Kegiatan adminstrasi dan umum.

Merupakan biaya untuk mengkoordinir kegiatan produksi dan pemasaran

produk.

Pada sisi lain Syahyunan(2009), mengemukakan beberapa komponen

biaya produksi, yaitu;

a) Persediaan barang dalam proses

b) Total biaya pabrikasi

11
c) Total produksi

d) Biaya produksi

Sedangkan komponen biaya non produksi terdiri dari;

a) Gaji dan tunjangan

b) Biaya kantor

c) Biaya sewa

d) Biaya telex, listrik, telepon

e) Pajak dan retribusi

f) Biaya asuransi

g) Biaya pengangkutan

h) Biaya penyusutan

i) Biaya umum

Pengertian lebih luas mengenai biaya produksi dalam suatu perusahaan

menurut Haryanto dalam Sukirno(2002: 2) , dapat dibedakan menjadi :

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya Total (Total Cost)

12
1.

2.

3.

4. Biaya Rata-rata (Average Cost)

5. Biaya Marginal (Marginal Cost)

Haryanto dalam Sukirno(2002: 22), menjelaskan bahwa “biaya tetap merupakan

biaya yang dalam kurun waktu tertentu jumlahnya tetap dan tidak berubah. Biaya ini

tidak tergantung dari banyak sedikitnya barang atau output yang dihasilkan.

Misalnya biaya gaji pegawai tetap, manajer, sewa tanah, penyusutan mesin, bunga

pinjaman bank. Biaya tetap ini dibedakan menjadi dua macam yaitu;

a) Biaya tetap total (total fixed cost), merupakan jumlah keseluruhan biaya yang

dikeluarkan dalam jumlah tetap dalam jangka waktu tertentu.

b) Biaya tetap rata-rata (average fixed cost), merupakan biaya tetap yang

dibebankan pada setiap satuan output yang dihasilkan

Sedangkan biaya variabel merupakan pengeluaran yang jumlahnya

tidak tetap atau berubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Dalam

hal ini, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula biaya

variabelnya. Biaya variabel ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a) Biaya variabel total (total variable cost), merupakan seluruh biaya yang harus

dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu

b) Biaya variabel rata-rata (average variable cost), merupakan biaya variabel

yang dikeluarkan untuk setiap unit output

13
Biaya variabel total merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi semua output, baik barang maupun jasa. Biaya ini dapat dihitung

dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya variabel total.

Biaya rata-rata merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk setiap unit output

dan Biaya marginal merupakan kenaikan dari biaya total yang diakibatkan oleh

diproduksinya tambahan satu unit output”.

Afrida Musaidila (2019), mengemukakan beberapa langkah yang

diperlukan dalam menetapkan harga pokok produksi, yaitu;


a) Mendeskripsikan perhitungan pokok produksi perusahaan degan menjabarkan

biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode

tertentu.

b) Menentukan prosedur penentuan harga pokok menurut metode Full Costing

atau variable costing.

c) Membandingkan prosedur perhitungan harga pokok produksi dari kajian teori

dengan prosedur dari perusahaan.

d) Mendeskripsikan perhitungan harga jual menurut perusahaan berdasarkan

data yang diperoleh seperti biaya non produksi dan presentase laba yang

digunakan oleh perusahaan.

e) Menentukan prosedur penentuan harga jual menurut metode Full Costing atau

variable costing.

f) Mengumpulkan data produksi dan non produksi dalam periode tertentu.

g) Mendeskripsikan dan melakukan perhitungan harga jual sesuai metode Full

Costing atau Variable Costing.

h) Membandingkan prosedur perhitungan harga jual menurut perusahaan dengan

harga jual menurut metode Full Costing atau Variable Costing.

14
i) Melakukan analisis terhadap perbandingan tersebut untuk mendapatkan hasil

apakah ada perbedaan dengan teori.

B. Harga Jual Produk

Pada hakekatnya, harga jual produk merupakan hal yang penting bagi sebuah

perusahaan untuk ditetapkan dengan benar dan seimbang dengan kebutuhan para

konsumen karena harga jual dapat mempengaruhi para konsumen dalam

keputusannya untuk membeli suatu produk. Oleh sebab itu dalam menetapkan harga

jual, suatu perusahaan perlu memperhatikan dan

mengindetifikasi faktor-faktor yang menetukan harga jual produknya.

Pada umumnya harga jual itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan internal perusahaan

dan faktor lingkungan eksternal perusahaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Kotler

dan Armstrong dan Fandi Tjiptono(1997: 154) yang mengemukakan bahwa secara

umum ada dua faktor utama yang perlu

dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual, yaitu faktor internal perusahaan dan

lingkungan eksternal.

1. Faktor Internal Perusahaan

Faktor internal perusahaan melingkupi;

a) Tujuan pemasaran

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan

pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan meraih pangsa pasar

yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi

persaingan, melakukan tanggung jawab sosial dan lain lain

15
b) Strategi Bauran

Pemasaran Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran.

Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan

bauran pemasaran lainnya, yaitu produk,distribusi dan promosi.

c) Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang

harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena

itu setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur

biaya (tetap dan variabel) serta jenis jenis biaya lainnya, seperti out of pocket

cost, incremental cost, opportunity cost, dan replacement cost .

d) Organisasi

Managemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus

menetapkan harga. Setiap perusahaan menangani masalah penetapan

harga menurut caranya masing-masing. Pada perusahaan kecil, umunya

harga ditetapkan oleh manajemen puncak, pada perusahaan besar,

seringkali masalah penetapan harga ditangani oleh divisi atau manager suatu

lini produk. Dalam pasar industri para wiraniaga (sales people)

diperkenankan untuk bernegosiasi dengan pelanggannya guna menetapkan

rentang (range) harga tertentu. Dalam industri dimana harga merupakan

faktor kunci (misalnya perusahaan minyak, penerbangan luar angkasa)

biasanya setiap perusahaan memiliki departemen pemasaran atau

manajemen puncak. Pihak-pihak lain yang memiliki pengaruh terhadap

16
penetapan harga adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer

keuangan dan akuntan.

2. Faktor Lingkungan Eksternal

a) Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang

dihadapinya, apakah termasuk pasal persaingan sempurna, persaingan

monopolistik, oligopoli atau monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya

adalah elastisitasnya permintaan.

b) Persaingan

Kekuatan pokok yang mempengaruhi persaingan dalam suatu

industri ada lima, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk

substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru.

Informasiinformasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik

persaingan yang dihadapi antara lain:

• Jumlah perusahaan dalam industri.

• Ukuran relatif setiap anggota dalam industri.

• Diferensiasi produk.

Martina (2018), juga mengemukkan pendapat yang senada bahwa ada 7

(tujuh) faktor yang menentukan harga jual, yaitu:

1) Target konsumen

Perusahaan harus mengetahui tipe-tipe konsumen yang kelak akan menjadi

pelanggan perusahaan itu sendiri. Yang terpenting adalah pembagian konsumen

dari ekonomi kelas menengah ke bawah maupun ke atas. Diusahakan agar

17
harga jual yang ditetapkan dapat dijangkau oleh konsumen dengan kelas

ekonomi menengah ke bawah dan menengah ke atas agar terjadi keseimbangan

Jika konsumen lebih mementingkan kualitas produk maka perusahaan dapat

lebih meningkatkan kualitas produknya dengan menetapkan harga yang relatif

lebih tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Namun, jika

konsumen lebih mementingkan harga jual produk maka perusahaan dapat

memilih kualitas bahan baku produk yang biasa sehingga harga produksi tidak

terlalu mahal namun diproduksi dengan berbagai variasi yang berbeda, sesuai

dengan trend zaman kini. Dengan begitu, harga jual produk akan relatif lebih

murah.

2) Harga jual produk pesaing

Sebelum menetapkan harga jual produk, ada baiknya bagi sebuah

perusahaan untuk melakukan riset lapangan terlebih dahulu untuk melihat

harga-harga produk yang ditetapkan oleh pesaing-pesaing yang ada di

pasaran. Setelah mengetahui harga jual rata-rata para pesaing tersebut,

penjual bisa menentukan harga jual produk yang sama dengan para pesaing

atau harga jual produk yang lebih tinggi sedikit namun mengandalkan kualitas

bahan baku yang terbaik atau bisa juga harga jual produk yang lebih rendah

sedikit namun dengan kualitas bahan baku yang biasa dan disertai dengan

beragam variasi yang ditampilkan dibanding pesaing-pesaing lain hingga

menarik perhatian konsumen.

3) Biaya hasil produksi suatu produk

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari awal pembuatan produk hingga

akhir produk tersebut diperjual belikan, menjadi bagian terpenting dalam

18
menentukan harga jual suatu produk. Jangan sampai perusahaan mengalami

kerugian atas penetapan harga jual produknya.

4) Biaya produksi

Merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat produk masih dalam tahap

produksi. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku produk, biaya tenaga kerja

langsung, dan sebagainya.

5) Biaya pemasaran

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan atau

mempromosikan produk baru sebuah perusahaan.

6) Biaya operasional

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat bisnis sebuah

perusahaan tetap berjalan seperti biaya gaji karyawan, biaya listrik, biaya PAM,

biaya telepon, iuran bulanan, iuran kebersihan, dan lain sebagainya.

7) Biaya pengiriman

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman produk yang dijual oleh

produsen kepada konsumen. Namun sekarang, kebanyakan dari produsen

yang membebankan biaya pengiriman kepada konsumen. Hal ini dapat dilihat

dari transaksi jual beli online baik melalui web maupun aplikasi belanja.

Salian ke-tujuh faktor tersebut di atas, manajemen perusahaan juga perlu

memperhitungkan unsur-unsur atau komponen biaya yang terdapat didalam rantai

pasok. Menurut Ricky Virona M(2019: 1) rantai pasok adalah “sistim logistik

terintegrasi yang mengkoordinasikan keseluruhan proses di dalam

organisasi/perusahaan yang mempersiapkan dan menyampaikan produk/barang

kepada konsumen. Proses ini mencakup perencanaan(plan), sumberi input(source)

19
yaitu bahan mentah dari pemasok, transformasi bahan mentah menjadi barang

jadi(make), transportasi, distribusi, pergudangan(deliver),sistim informasi,

pembayaran barang, sampai barang dikonsumsi oleh konsumen, dan tahap akhirnya

adalah layanan pengembalian produk/barang(return) yang mencakup kegiatan daur

ulang, pengembalian barang rusak, atau penggantian barang rusak dengan barang

baru.”

Lebih lanjut Ricky Virona M(2019: 10-15) mengemukakan 5 komponen utama rantai

pasok yaitu:

1) Fasilitas

Fasilitas di dalam distribution Mix berupa fasilitas fisik (pabrik,gudang, dan

terminal)…semakin banyak penyeberan fasilitas secara geografis maka semakin

tinggi tingkat responsive perusahaan terhadap kebutuhan konsumen. Namun,

hal tersebut akan menimbulkan biaya tinggi dan proses yang tidak efisien

sehingga diperlukan kajian yang mendalam untuk kebijkan lokasi yang

menyeimbangkan biaya pengadaan fasilitas dengan tingkat responsive yang

dikehendaki. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain tenaga kerja,

infrastruktur, dan pajak.

2) Proses produksi

Proses produksi mencakup akativitas perencanaan kapasitas sumber daya

perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa, pengendalian kualitas, dan

perencanaan bahan kerja. Strateginya terdiri dari chase, level, atau outsource.

3) Inventori

Perbedaan waktu produksi dan lamanya pengiriman menyebabkan

20
risiko proses produksi atau penjuan terhambat sehingga disediakan inventori

tambahan supaya setiap proses terus berjalan dengan baik. Setiap unit barang

yang disimpang dalam inventori(gudang) harus dipantau secara efektif. Setiap

jenis barang yang berbeda jenis, dimensi, dan warna harus memiliki nomer

indentitas tersendiri.
4) Informasi

Informasi merupakan alat bantu koordinasi antarpihak di dalam suplay

chain, sangat penting terutama dalam mendukung opersional harian.

5) Harga.

Harga yang dimaksud adalah harga jual kepada konsumen dan harga jual

antarpihak di dalam supply chain. Kualitas dan harga jual produk/jasa sangat

ditentukan oleh kinerja setiap komponen yang ada didalam supplay chain.

Kekurangan pada salah satu komponen dapat menyebabkan hasil akhir yang

tidak diharapkan.

Sama halnya dengan biaya produksi,menentukan harja jual produk perlu

dilakukankan secara cermat dengan pertimbangan yang matang sebab kesalahan

dalam menetukan harga jual maka perusahaan akan menghadapi masalah yaitu

produk atau barang yang dijual tidak laku karena terlalu mahal atau perusahaan

akan merugi karena harga terlalu murah sehingga tidak dapat menutupi biaya

produksi. Dalam kaitan ini, Heri Kusdianto mengemukakan 4 faktor yang menetukan

harga jual produk yaitu:

1) Konsumen

Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk konsumen oriented, bahwa prioritas

perusahaan dalam proses bisnis adalah para pelanggan. Artinya dalam hal

menentukan harga jual harus seuai dengan daya beli konsumen yang

21
menjadi target.

2) Biaya

Biaya merupakan faktor utama dalam menetukan harga jual produk.

Oleh sebab itu dalam menetukan harga jual perusahaan harus menghitung

semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Jangan sampai

harga jual produk lebih rendah dari biaya produksi atau tidak dapat menutupi

biaya produksi.

3) Kompetitor

Dalam hal ini, perusahaan harus harga pasaran untuk produk sejenis yang

ditawarkan oleh kompetitor. Perusahaan dalam menetukan harga jual harus bisa

memastikan untuk harga produk dengan kualitas yang sama, perusahaan

memiliki harga yang dapat bersaing dengan kompetitor.

4) Keuntungan usaha

Dalam menetukan harga jual produk, perusahaan harus menetapkan

besarnya laba yang ingin dicapai. Harga jual produk bisa dikatakan baik apabila

dapat memberikan laba sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam kaitan dengan penetuan harga jual,Afrida Musaidila(2019), juga

mengemukakan 2 cara pendekatan, yaitu;

1. Penetapan harga biaya plus

Dalam menentukan harga jual per unit produk dengan menggunakan metode ini

harus menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk

menutup laba yang anda kehendaku pada unit tersebut.

2. Penetapan harga mark-up

22
Penetapan harga mark up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus.

Perusahaan lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini, karena

cara ini lebih sederhana.

Mulyadi (2001: 348-355) juga mengemukakan metode penentuan harga

jual,yaitu:
a) Cost-Plus Pricing

Cost-Plus Pricing merupakan metode penentuan harga jual dengan cara

menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan

datang untuk memproduksi dan memasarkan produk.

Rumus yang digunakan untuk menentukan harga jual produk sebagai berikut;

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan, yang perlu

dipertimbangkan dalam penentuan harga jual adalah: Cost of capital, Risiko

bisnis dan besarnya capital employed.

Dalam kaitan ini, Supriyono(2001: 334) dalam Monica Felicia Mutiarasari Putri

(2017) menyatakan, taksiran biaya penuh dapat dihitung menggunakan dua

pendekatan yaitu:

1). Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi penuh (Full CostPlus

Mark-Up).

Dalam pendekatan harga pokok penuh dalam penentuan harga

jual berdasarkan cost-plus, pengertian biaya dalam hal ini adalah biaya untuk

memproduksi satu unit produk. Dalam pengertian biaya tersebut tidak

termasuk biaya non produksi. Oleh karena itu, target harga jual dengan

23
menggunakan pendekatan ini ditentukan sebesar biaya produksi ditambah

dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (required profit margin)atau

mark-up yang diinginkan sehingga pendekatan ini disebut pula dengan

metode biaya penuh ditambah mark-up. Mark-up yang ditambahkan tersebut

digunakan untuk menutup biaya nonproduksi dan untuk menghasilkan laba

yang diinginkan. Rumus penghitungan yang digunakan adalah:

Biaya bahan baku Rp xx


Biaya tenaga kerja langsung Rp xx
Biaya overhead variable Rp xx
Biaya overhead tetap Rp xx+
Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx
Jumlah biaya variabel Rp xx
Mark-up= ...% x Rp xx = Rp xx+
Harga jual per unit produk Rp xx

2). Penghitungan harga jual berdasar harga pokok produksi variabel (Variable

Cost-Plus Mark-up)

Pendekatan harga pokok produksi penuh sebagai dasar

penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasar fungsi,

sedangkan pendekatan biaya variabel sebagai dasar penentuan harga jual

menekankan penggolongan biaya berdasarkan perilakunya. Pendekatan biaya

variabel disebut juga pendekatan laba kontribusi. Pada pendekatan biaya

variabel, penentuan harga jual produk atau jasa ditentukan sebesar biaya

variabel ditambah mark-up yang harus tersedia untuk menutup semua biaya

tetap dan untuk menghasilkan laba yang diinginkan. Metode ini disebut pula

metode biaya variabel ditambah mark-up.

Rumus penghitunganyang digunakan dalam penentuan harga jual

dengan metode harga pokok variabel ditambah mark-up adalah;


Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx

24
Biaya overhead variabel Rp xx+
Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx
Jumlah biaya variabel Rp xx
Mark-up= ...% x Rp xx = Rp xx+
Harga jual per unit produk Rp xx

b) Perhitungan Harga Jual per Unit

Dalam perhitungan/penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang secara

langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai dasar penentuan

harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi

oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang diharapkan

untukkepentingan perhitungan persentase markup.


Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat dinyatakan

sebagai berikut :

Biaya Harga jual per unit = berhubungan langsung + presentase mark


up dengan volume (per unit)

Markup adalah selisih antara harga jual dengan biaya untuk memproduksi

barang atau jasa. Dengan kata lain, ini merepresentasikan keuntungan yang

diperoleh penjual untuk setiap unit produk atau jasa.

Presentase markup dapat dihitung menggunakan rumus

(Cerdasco: 2019)

Persentase MarkUp = (harga jual – biaya)


biaya

Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam pendekatan

Full Costing maupun Variable Costing , biaya penuh masa yang akan datang

25
dibagi menjadi dua: biaya yang dipengaruhi secara langsung oleh volume produk

dan biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk.

c) Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing )

Penentuan harga jual ini ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba

yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini biasanya digunakan pada

perusahaan jasa atau perusahaan yang menjual jasa reparasi suku cadang

sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa dihitung berdasarkan waktu

yang diperlukan untuk melayani konsumen, sehingga perlu dihitung harga jual

per satuan waktu yang dinikmati oleh konsumen.

Sebelum menghitung harga jual, penting untuk mengatahui harga pokok penjualan,

agar laba dapat diperhitungkan dengan baik. Menurut Novia Widya Utami (31

Desember 2019), Harga Pokok Penjulalan (HPP) merupakan total keseluruhan biaya

yang dikeluarkan secara langsung oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau

jasa yang dijual. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya

produksi yang akan dikeluarkan perusahaan saat akan memproduksi barang atau

jasa. Dan dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk, menghitung laba

rugi perusahaan dari penjualan produk, dan melihat realistis atau tidaknya biaya

produksi yang diterapkan. Umumnya, biaya HPP terdiri atas biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, dan biaya overhead.

Pada bagian lainnya, Novia Widya Utami (31 Desember 2019) mengemukakan

bahwa ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menghitung HPP

perusahaan, yaitu:

1. Menghitung Seluruh Bahan Baku yang Digunakan

Rumus yang digunakan untuk menghitung bahan baku, yaitu;

26
Bahan Baku Terpakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian
Bahan Baku - Saldo Akhir Bahan Baku.

2. Menghitung Biaya Produksi Lainnya.

Biaya-biaya tersebut diantaranya adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead seperti biaya bahan baku yang bersifat tidak pokok seperti biaya listrik,

biaya reparasi, biaya pemeliharaan, dan sebagainya.

3. Menghitung Total Biaya Produksi.

Total biaya produksi merupakan sebagian biaya yang dikeluarkan saat barang

telah masuk ke dalam proses produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk

produksi barang tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya produksi yaitu:

Total Biaya Produksi = Bahan Baku Yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja
Langsung + Biaya Overhead Produksi.

4. Menghitung Harga Pokok Produksi

Rumus yang digunakan untuk menhitung Harga Pokok Produksi, yaitu:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Persediaan Barang Dalam


Proses Produksi Awal – Persediaan Barang Dalam Proses Produksi Akhir.

5. Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rumus yang digunakan untuk menghitung Harga Pokok Penjualan,

yaitu:

27
Harga Pokok Penjualan (HPP) = Harga Pokok Produksi + Persediaan
Barang Awal – Persediaan Barang Akhir.

Selanjutnya untuk menghitung harga jual dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang Diharapkan.

Mereview kelima langkah tersebut diatas dapat disusun rumus perhitungan

Harga Pokok Penjualan sebagai berikut:

HPP = Bahan Baku Terpakai + biaya tenaga kerja + Biaya Overhead +


Persediaan barang(Inventori) awal - Inventori akhir.

Kaitan dengan penentuan Harga Pokok Penjualan, Jan Horas Veriyadi Purba dan

Ade Rosandi dan (2015) mengemukakan bahwa penentuan harga pokok barang

yang dijual atau harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur agak berbeda

jika dibandingkan dengan perusahaan dagang. Didalam perusahaan dagang, harga

pokok penjualan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Persediaaan Awal Barang Dagangan (+)


Pembelian Barang Dagang (-)
Persediaan Akhir Barang Dagangan =
Harga Pokok Penjualan

Pada perusahaan - perusahaan industri dimana barang yang dijual bukan berasal

dari pembelian, tetapi berasal dari hasil produksi dalam perusahaan itu sendiri, maka

perhitungan harga pokok penjual dilakukan sebagai berikut;

Persediaan Awal Barang jadi (+)


Harga Pokok Produksi Yang Selesai Dikerjakan (-)
Persediaan Akhir Barang Dagangan =
Harga Pokok Penjualan

28
Dengan membandingkan kedua perhitungan diatas, Jan Horas Veriyadi Purba dan

Ade Rosandi menyimpulkan bahwa harga pokok barang yang selesai dikerjakan

pada perusahaan industri, sama kedudukannya dengan pembelian barang dagangan

perusahaan dagang.

No Nama Judul Artikel S/O Kesimpulan

1 Sherly Ramwaty Pengaruh Biaya Kuantitatif Biaya produksi memiliki


Dewi;2017 Produksi Terhadap pengaruh yang kuat dan
Harga Jual Pada PT besar terhadap harga
Shamrock manufac- jual, juga dipengaruhi
turing Corporation. oleh variabel lain, seperti
permintaan di pangsa
pasar dan persaingan
pasar. Biaya yang
digunakan untuk produksi
dalam
penelitian ini adalah
Biaya Bahan Baku,
Overhad pabrik dan
Menelaah dan mencermati pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa penentuan biaya produksi dipengaruhi oleh biaya langsung dan tidak

langsung. Sedangkan dalam penetapan harga jual dipengaruhi tidak hanya oleh

biaya produksi, tapi juga dipengaruhi olek faktor eksternal seperti kebutuhan
C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. Kegunaanya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu kemudian dijadikan referensi penelitian. Beberapa hasil

penelitian terkait dengan judul peneilitan yang berhasil dihimpun sebagai table 1

berikut di bawah ini;

Tabel 1.

Hasil Penelitian Terdahulu

29
komsumen, kompetitor, dan keuntungan usaha. Disamping itu analisis biaya

borduksi dapat dilakukan dengan metode Full Costing dan Variable Costing.

30
Biaya Tenaga Kerja

2 Wisnu Pengaruh Biaya Kuantitatif biaya produksi dan


Prihandoko; 2016 Produksi dan Biaya biaya penjualan
Penjualan terhadap berpengaruh secara
Laba (Studi Kasus signifikan terhadap laba
pada Industri Tahu UKM
di Kecamatan
Bantul)
3 Heniy Undaryani Engaruh Biaya kuantitatif adanya pengaruh yang
Dewi, 2017 Produksi terhadap positif antara biaya
Penetepan Harga produksi terhadap
Jual Kue penetapan harga jual
KeringBakpia pada
UO.
New Tweety Desa
Takeran RT 04 RW
01 Kecamatan
Takeran Kabupaten
Magetan
4 Lestariadi
Pengaruh Biaya kuantitatif pertama, biaya
Marwasputra,
Produksi dan Biaya produksi berpengaruh
2010
Penjualan terhadap secara signifikan
Hasil Penjualan terhadap pendapatan
Pengrajin Keramik di pengrajin keramik.
Kecamatan Kedua, biaya penjualan
Purworejo Klampok berpengaruh secara
Kabupaten signifikan terhadap
Banjarnegara pendapatan pengrajin
keramik. Ketiga, biaya
produksi dan biaya
penjualan berpengaruh
secara signifikan
terhadap pendapatan
pengrajin keramik di
Kecamatan Purworejo
Klampok
Kabupaten Banjarnegara

31
5 Devi Satria Pengaruh Biaya kuantitatif Persamaan regresi
Saputra, 2016 Produksi terhadap sederhana dapat
Harga Jual Produk diketahui adanya
Marmer pada pengaruh positif biaya
Politeknik Aceh produksi terhadap harga
Selatan jual. Artinya setiap
kenaikan biaya produksi
akan diikuti pula dengan
kenaikan harga jual dan
penurunan biaya
produksi akan diikuti pula
dengan penurunan harga
jual. Biaya produksi
dengan harga jual
terdapat pengaruh
sebesar 93,8 %
sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel
lain, faktor ekstern seperti
elastisitas permintaan,
sasaran produk dan
persaingan pasar, selera
konsumen, kondisi
perekonomian,
pengawasan
pemerintahan

32
6 Yusni Arni, 2018 Presentase Biaya kuantitatif Hasil penelitian
Bahan Baku, Biaya menunjukan bahwa
Tenaga kerja, Biaya Pada PT. Maju Tambak
Overhead pabrik Sumur Besar biaya
terhadap Harga bahan baku memberikan
Pokok Produksi persentasenya terhadap
pada PT. Maju harga pokok produksi
Tambak Sumur selama tahun 2014
sebesar 41,09%. (2)
Biaya tenaga kerja pada
PT. Maju Tambak Sumur
terlihat persentasenya
sebesar 14,50%. (3)
Biaya Overhead Pabrik
pada PT. maju Tambak
Sumur memberikan
persentase terhadap
harga pokok produksi
sebesar 44,41%. Dan (4)
Jumlah rasio
(persentase) biaya
bersama terhadap harga
pokok produksipada PT.
Maju Tambak Sumur
sebesar 13,30%.

7 Yunita Pengaruh Biaya kuantitatif Dari hasil penelitian


Puspaningrum, Produksi terhadap diperoleh persamaan
2006 Harga Jual Kacang regresi sederhana dapat
Atom pada diketahui bahwa biaya
Perusahaan Gajah produksi memiliki
Semarang pengaruh yang besar
(positif) terhadap harga
jual

33
8 Raras Maftukhah, Pengaruh Biaya kuantitatif Berdasarkan riset yang
2016 Produksi dalam dilakukan pada pabrik
Menentukan Harga bantal dan kasur lantai
Jual pada pabrik “Sapanyana” diperoleh
Bantal dan Kasur bahwa biaya produksi
Lantai yang dikeluarkan
“SAPANYANA” meliputi biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja
Desa Dawuhan

Wetan Kedung atau gaji karyawan dan


Banteng, Banyumas, biaya tak terduga atau
Jawa Tengah biaya overhead. Ketiga
biaya tersebut tidak
memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
harga jual yang
dikeluarkan oleh pabrik
bantal dan kasur lantai
“Sapanyana” karena
minimnya biaya yang
dikeluarkan untuk proses
produksi. Sehingga
dapat menciptakan harga
jual yang sangat
terjangkau oleh
konsumen

9 Heri Narko;2016 kuantitatif Menurut hasil analisis


yang sudah ditemukan
bahwa variable Laba,
produk dan penjualan
produk, Biaya
mempengaruhi
penetapan harga penjual
bensin eceran di
Kecamatan Grabag
Mageleng.

34
10 Amirul Fuadi, Elly Analisis faktor - faktor kuantitatif Hasil analisis koefisiensi
Susanti, Suyanti yang determinasi ( R² )
Kasimin; 2017 mempengaruhi diperoleh nilai sebesar
harga jual kedelai di 0,827 yang berarti
tingkat petani pada bahwa tingkat produksi,
sentral produksi di kualitas, penanganan
Kecamatan pascapanen, dan saluran
ditribusi pemasaran
Peudada Kabupaten
mempengaruhi harga
Bireuen
jual kedelai sebesar
82,7%, sedangkan
sisanya 17,3%
dipengaruhi oleh faktor
lain. Hasil analisis secara
serempak (uji-f) bahwa

tingkat produksi,
Kualitas, Penanganan
pascapanen, dan saluran
distribusi pemasaran
berpengaruh nyata
terhapap harga jual
kedelai tingkat petani di
Kecamatan Peudada
Kabupaten Bireuen.
Analisis secara parsial
(uji-t) menyatakan bahwa
faktor kualitas dan
penanganan
pascapanen yang
berpengaruh nyata
terhadap harga jual
kedelai tingkat petani.

35
11 Iman kualitatif proses penetapan harga
Romansyah; dimulai dari pembelian
2016 bahan baku, persediaan,
cek total biaya produksi,
sampai penetapan harga
jual produk. Perhitu ngan
harga yang berpedoman
pada metode berbasis
biaya.

12 Mellisa, D.Y., Faktor-faktor yang kualitatif Dari hasil penelitian ini


Silalahi, 2011 Mempengaruhi dapat disimpulkan
Penetapan Harga bahwa perhitungan
jual Perumahan harga jual perumahn
pada PT. Putera Anggrek Sari Emerald
Karyasindo Prakarsa didasarkan pada harga
(Batam) pokok, biaya, dan
keuntungan yang
diinginkan

D. Kerangka Pikir

Secara umum tujuan dari dari setiap perusahaan baik itu perusahaan barang

maupun jasa adalah memperoleh laba dari hasil penjualan produk yang dihasilkan.

Oleh sebab itu, penetapan harga jual produk tentunya akan sangat menentukan

besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan.

Besar kecilnya. penentuan harga jual suatu produk akan dilihat dari berapa besar

biaya poduksi yang dikeluarkan. Maka dari itu perusahaan berusaha untuk

menetapkan biaya produksi tersebut dengan cermat agar menghasilkan harga pokok

produk yang tepat dan berdaya saing.

36
Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, Mursyidi dalam Yusni Arni(2018)

mengingatkan bahwa “masalah biaya pokok produksi merupakan hal yang sangat

penting diperhatikan, karena kesalahan dalam menentukan biaya pokok produksi

akan membawa pengaruh tidak baik terhadap kontinuitas usaha dan menyebabkan

kegagalan bagi perusahaan yang bersangkutan. Komponen biaya produksi terdiri

dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik”.

Termasuk dalam biaya produksi langsung yaitu bahan baku langsung dan biaya

tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik yaitu biaya bahan baku

tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Selain kedua biaya overhead

pabrik tersebut juga terdapat biaya overhead pabrik lainnya seperti; biaya

pemeliharaan, biaya penyusutan, biaya pembangkit listrik dan lain sebagainya.

Gambar 1. Kerangka Pikir

37
akibat dari proses produksi, dari bahan baku hingga menjadi sebuah produk yang siap

dijual. Secara umum ada 3 komponen biaya yang dibutuhkan untuk mendukung proses

produksi, yaitu:

1. Biaya bahan baku/persediaan barang

2. Biaya tenaga kerja

3. Biaya over head pabrik


Ketiga komponen utama inilah yang merupakan biaya produksi yang sering

38
diperhitungkan dalam penentuan harga jual produk. Dalam konteks inilah, penulis ingin

mengetahui bagaimana manajemen CV. Clouds Heaven menghitung biaya produksi

dalam mementukan harga jual produk Liquid Hero 57.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus,yaitu

melaksanakan penelitian terhadap obyek penelitian tertentu yang populasinya

terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi

obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

Menurut Creswell(dalam Sugiyono: 2014) Studi Kasus merupakan jenis pendekatan

yang digunakan untuk menyelidiki dan memahami sebuah kejadian atau masalah

yang telah terjadi dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang kemudian

diolah untuk mendapatkan sebuah solusi agar masalah yang diungkap dapat

terselesaikan.

B. Defenisi Operasional

Sesuai judul penelitian, terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu;

1. Biaya produksi yang merupakan variable independen (vliabel X)

39
Yang dimaksud dengan biaya produksi dalam penelitian ini adalah biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam

rangka proses produksi.

2. Harga jual produk yang merupakan variabel Dependen

Yang dimaksud dengan harga jual dalam penelitian ini adalah nilai tukar atau

nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan

biaya lain untuk memproduksi suatu barang ditambah dengan sejumlah

keuntungan yang diinginkan.dari produk yang ditentukan dengan uang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada CV. Clouds Heaven Makassar dengan alamat

Jl. Pettarani Makassar.

Penelitian ini akan dilakukan selama 45 hari atau 1,5 bulan.

D. Metode Pengumpulan Data.

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

metode yang digunakan adalah:

1. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung di

CV. Clouds Heaven Makassar.

2. Interview, yaitu dengan menggunakan wawancara dengan pimpinan manajer,

dan beberapa responden pada CV. Clouds Heaven Makassar yang terkait

dengan penelitian.

3. Dokumentasi, yaitu mengadakan penelitian terhadap laporan kegiatan

operasional perusahaan, struktur organisasi dan operasional.

40
E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :

1. Data Kualitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data yang bukan angka

seperti sejarah berdirinya perusahaan dan struktur organisasinya.

2. Data Kuantitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data angka-angka

seperti neraca dan rugi laba pada perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar.

F. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian atau penulisan skripsi ini yaitu :

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan wawancara langsung


kepada pimpinan beserta karyawan CV. Clouds Heaven Makassar.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan -laporan neraca dan rugi

laba serta dokumen -dokumen yang erat hubungannya d engan objek yang

sedang dibahas.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Lapang (Field Research)

Penelitian lapangan ini dilakukan dengan dua metode yaitu;

a). Observasi

Metode o bservasi ini digunakan untuk mengamati secara

langsung pada CV. Clouds Heaven Makassar dalam berbagai masalah

yang muncul pada obyek penelitian sehubungan permasalahan yang dikaji .

b). Wawancara
1.

41
Metode ini digunakan untuk mendapat informasi atau keterangan secara

langsung dari responden terkait dengan penelitian.

c). Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data mengenai yang diteliti.


2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literature yang

berhubungan dengan judul yang diajukan, sebagai landasan teori sekaligus

sebagai bahan pertimbangan untuk membuktikan permasalahan yang diajukan.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam peneilitan adalah metode

diskriptif kuantitafi dan kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu menganlisis

dan mendiskripsikan data kegiatan operasional usaha terutama yang terkait dengan

biaya produksi dan penetapan harga jual yang biasa dilakukan pada CV. Clouds

Heaven Makassar kemudian menyimpulkannya.

Analisis data dimulai dengan melakukan pengumpulan data melalui

wawancara dan atau penelusuran documen, kemudian membuat reduksi data, yaitu

mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang

tidak diperlukan, selanjutnya menganalisis dan mendisikripsikan data dan

mengambil kesimpulan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

42
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

CV. Clouds Heaven Makassar yang beralamat di Jl. Andi Pangeran Pettarani Ruko

New Zamrud Blok G No.2 merupakan sebuah perusahaan yang didirikan pada

tahun 2018 yang bergerak dibidang usaha perdagangan Produk Liquid Hero 57 yaitu

sebuah produk refill rokok eletronik yang dipasarkan atau dijual secara eceran dan

atau grosiran. Disamping itu, produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini juga

terdapat 303 item atau varian dengan harga beli barang persediaan terendah

Rp.10.000,- dan yang tertinggi Rp.3.200.000,-. Rata-rata penjualan bersih pada

semester pertama tahun 2020 (januari s/d juli) sebesar Rp.946.681.495,00-

(sembilan ratus empat puluh enam juta enam ratus delapan puluh satu ribu empat

ratus sembilan puluh lima rupiah). Sedangkan laba bersih yang diperoleh

perusahaan pada semester pertama sebesar Rp.118.829.317.00- (seratus delapan

belas juta delapan ratus dua puluh sembilan ribu tiga ratus tujuh belas rupiah).

Strukutur Organisasi CV. Clouds Heaven Makassar terdiri dari:

1. Owner/Direktur

2. Manajer Marketing

3. Manajer Kuangan

4. Accounting

5. Kepala Toko

6. Vaprorista
Jumlah karyawan sebanyak 5 orang dengan rincian 4 orang manajemen dan 5 orang

karyawan.

Gambar 2. Struktur Organisasi CV.. Clouds Heaven Makassar

target-target yang ingin dicapai perusahaan kepada para karyawannya.

43
2. Manajer Marketing

Manajer Marketing mempunyai tugas membantu pimpinan menyusun

perencanaan strategi pemasaran, analisis peluang pasar, dan menyusun

rencana tindakan antisipatif dalam menghadapi pluktuasi permintaan pasar

3. Manajer Keuangan

Manajer Keuangan mempunyai tugas membantu pimpinanan menyusun

perencanaan bisnis, keuangan dan atau pembiayaan operasional/investasi.

4. Accounting

Accounting mempunyai tugas mencatat transaksi, memproses dan mengelola

laporan keuangan.

5. Kepala Toko

Kepala Toko mempunyai tugas mengelola toko dan SDM seluruh karyawan,

laporan penjualan setiap hari, menjaga suasana toko tetap kondusif.

6. Vaprorista

Vaprorista/karyawan mempunyai tugas menyiapkan peralatan, bahan baku,

mengemas dan mengepak barang yang akan di jual serta melayani pesanan

pelanggan.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Sistim Akuntansi Perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar.

Pada prinsipnya, akuntasi perusahaan atau sistim akuntansi perusahaan adalah

suatu mekanisme pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan yang

disediakan oleh sebuah perusahaan atau badang usaha. Hal ini sejalan dengan

apa yang dikemukakan Suparwoto L (1992) dalam Dewi Maharani Indah

Reswari menyatakan bahwa akuntansi sebagai suatu system atau tehnik untuk

44
mengukur dan mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil

pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak intern dan

ekstern perusahaan.

Kaitan dengan hal tersebut di atas, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

CV. Clouds Heaven Makassar sebagai sebuah perusahaan yang baru

berkembang memiliki 8 jenis pencatatan/pembukuan transaksi keuangan yaitu,

sebagai berikut;

1) Jurnal Umum Penjualan

Jurnal umum penjualan berisi informasi mengenai keadaan Kas, Penjualan,

Harga Pokok Penjualan dan Persediaan sampai pada akhir periode

akuntansi.

2) Jurnal Umum Pengeluaran

Jurnal umum pengeluaran berisi informasi mengenai keadaan

Kas, Utang, persediaan serta beban penjualan seperti ongkos kirim, biaya

konsumsi, dan lain lain, sampai pada akhir periode akuntansi

3) Jurnal Umum Persediaan

Jurnal umum persediaan berisi informasi mengenai keadaan

utang, dan persediaan sampai pada akhir periode akuntansi.

4) Buku Besar

Buku kas berisi informasi atau catatan mengenai setiap penerimaan atau

pendapatan, pengeluaran baik secara tunai maupun melalui ukun

perusahaan sampai pada akhir periode akuntansi.

5) Neraca Saldo

45
Neraca saldo berisi informasi ringkasan dari akun transaksi beserta

saldonya yang berfungsi sebagai dasar untuk menyiapkan laporan

keuangan atau sebagai bahan evaluasi sampai pada akhir periode

akuntansi.
6) Laba Rugi

Laporan laba rugi berisi informasi menganai data-

data pendapatan sekaligus beban biaya yang ditanggung oleh perusahaan

sampai pada akhir periode akuntansi untuk dijadikan sebagai dasar evaluasi

untuk langkah kebijakan perusahaan selanjutnya.

7) Perubahan Modal

Laporan perubahan modal berisi informasi mengenai modal yang dimiliki

perusahaan serta berisi informasi atau hal-hal yang menyebabkan modal

tersebut berubah, baik bertambah maupun berkurang sampai pada akhir

periode akuntansi

8) Laporan Keuangan.

Laporan keuangan berisi segala macam transaksi yang

melibatkan uang, baik transaksi pembelian maupun penjualan dan kredit

yang dibuat dalam priode akuntansi tertentu sebagai bahan untuk

mengevaluasi dengan tepat kondisi keuangan peruahaan.

2. Analisis Biaya Produksi CV. Clouds Heaven Makassar

Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa CV. Clouds Heaven

Makassar mampu meraih peningkatan penjualan secesar rata 25% pertahunnya

dengan laba rata-rata perbulan pada tahun 2019 sebesar 12 % dan pada pada

priode semeneter pertama tahun 2020 laba yang dicapai sebesar

46
15 %. Jadi ada peningkatan 2%.
Sesuai data penelitian (laporan keuangan) diketahui bahwa biaya produksi pada

CV. Clouds Heaven Makassar berdasarkan data hasil penelitian yang berhasil

dikumpulkan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:

2.1. Biaya Bahan Baku

Hakekatnya, bahan baku merupakan bahan dasar yang akan

diolah menjadi sebuah produk. Bahan baku merupakan salah satu faktor

kunci kelancaran proses produksi. Apabila persediaan bahan baku lancar

maka proses produksi juga akan berjalan lancar. Oleh sebab itu,

kelancaran proses pengadaan bahan baku harus dijaga atau diorganisir

dengan baik agar pasokan bahan baku dari distributor tidak terganggu.

Pada perusahaan besar, proses pengadaan bahan baku melibatkan

banyak unsur, seperti transportasi, pergudangan, asuransi, pembongkaran,

pemeriksaan, dan akuntansi, dimana semua itu memiliki beban biaya

dalam proses pengadaan bahan baku. Dalam konteks ini, menurut prinsip

akuntasi semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan

untuk menempatkannnya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan

unsur harga pokok bahan baku yang dibeli (Mulyadi,2018: 281-282).

Namun dalam kenyataan, pada umumnya hanya harga beli sesuai faktur

pembelian yang dicatat sebagai biaya bahan baku, sedangkan yang

lainnya dicatat atau diperhitungkan sebagai biaya overhead. Hal ini sejalan

dengan yang dikemukakan Mulyadi(2018: 282) bahwa di dalam praktik,

pada umumnya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli

menurut faktur dari pemasok. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan

47
untuk memperoleh bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku dalam

keadaan siap untuk diolah, pada umumnya diperhitungkan sebagai unsur

biaya overhead.

Kaitan dengan hal tersebut di atas, bagaimana praktiknya pada

perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar dapat dijelaskan sebagai

berikut, pada penelitian ini, analisis biaya produksi dilakukan pada transaksi

yang terjadi pada akhir priode akuntasi tahun 2019 atau per 31 Desember

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa bahan baku produk liquit yang dibeli

sampai akhir tahun 2019 sebesar Rp. 209.000.000,- terdiri dari 4 jenis

bahan baku, dimana biaya yang dicatat itu merupakan harga beli menurut

faktur pembelian dari pemasok yaitu; pertama Proplylene sebanyak 1000

48
kg yang dibeli dengan harga satuan/kg Rp. 39.000,- sehingga total biaya

pembelian sebesar Rp.39.000.000,-; kedua Vegetable Glycerin sebanyak

1000 kg, dibeli dengan harga satuan/kg Rp.40.000,- sehingga total biaya

pembelian sebesar Rp.40.000.000,-; ketiga pembelian Perisa Makanan

sebanyak 1000 kg dengan harga satuan/kg Rp.95.000,- sehingga total

biaya pembelian sebesar Rp.95.000.000,-; dan yang keempat pembelian

Nikotin sebanyak 1000 kg dengan harga satuan/per-Kg Rp.35.000,-

sehingga total biaya pembelian sebesar Rp.35.000.000,-.

Di dalam pembelian bahan baku tersebut di atas, perusahaan juga

membayar biaya atau angkos kirim sebesar Rp.12.463.000, namun biaya

tersebut diperhitungkan dalam biaya overhead.

2.2. Biaya Tenaga Kerja

Pada hakekatnya, tenaga kerja adalah orang-orang yang terlibat dalam

proses produksi baik secara tidak langsung maupun secara langsung.

Tenaga kerja tidak langsung adalah orang orang yang tugasnya bukanlah

membuat tetapi merencanakan dan mengawasi produksi, memasarkan,

serta melakukan kegiatan administrasi, sedangkan tenaga kerja langsung

adalah mereka yang bekerja dan turun langsung dalam proses pembuatan

atau produksi suatu produk. Dalam kaitan ini, jumlah tenaga kerja CV.

Clouds Heaven Makassar sebanyak 9 orang terdiri dari 4 orang

manajemen yang melaksanakan tugas seperti pengorganisasian,

perencanaan, pengawasan, pencatatan(akuntan), pemasaran, dan 5 orang

karyawan merupakan tenaga kerja yang biasanya terjun langsung pada

49
proses produksi yaitu mengolah bahan baku, mengemas dan mengepak

produk hingga melayani konsumen.

Biaya tenaga kerja yaitu harga yang dibebankan untuk membayar upah

mereka yang bekerja atau terlibat langsung dalam proses produksi.

Menurut Mulyadi (2018: 320), biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam

tiga golongan besar sebagai berikut:

1). gaji dan upah regular yaitu jumlah gaji dan upah bruto dikurangi

potongan-potongan seperti pajak penghasilan karyawan dan asuransi

biaya hari tua;

2). Premi lembur

3). Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related

costs).

Kaitan dengan hal tersebut di atas, bagaimana praktiknya pada

perusahaan CV. Clouds Heaven Makassar dapat dijelaskan sebagai

berikut, biaya tenaga kerja yang dicatat dalam pembukuan biaya tenaga

kerja adalah gaji karyawan yang dibayarkan perbulan dan upah lembur

yang dibayarkan pada saat keryawan bekerja melebihi jam kerja perusahan

yaitu dari pukul 08.00 s.d 17.00 wita.

Gaji dan upah lembur dikeluarkan tiap bulannya pada priode tahun 2019

sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 Biaya Tenaga Kerja tahun 2019

No. Uraian Sat. Vol Besaran gaji Jumlah/bln Total (12 bln)

1 2 3 4 5 6 7

Biaya Tenaga Kerja

50
1 Gaji karyawan Org/bln 5 Rp. 2.000.000 Rp.10.000.000 Rp.120.000.000

2 Gaji manajemen: 4 Rp. 4.500.000 Rp. 6.500.000 Rp. 78.000.000

- Gaji Owner Org/bln 1 Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 30.000.000

- Gaji manejer Org/bln 2 Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp.48.000.000

3. Gaji Kepala Toko Org/bln 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 Rp.18.000.000

4. Upah Lembur Org/bln 5 Rp. 166.667 Rp. 888.335 Rp.10.000.000

Total 1 + 2 + 3 9 Rp. 8.000.000 Rp.18.000.000 Rp.226.000.000


Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja yang dikeluarkan

oleh CV. Clouds Heaven Makassar pada tahun 2019 sebanyak Rp.

120.000.000,- untuk 5 orang karyawan yang terlibat langsung pada proses

produksi Liquid Hero 57, dengan gaji perbulan masing-masing karyawan

sebesar Rp. 2.000.000,- atau Rp. 24.000.000,- per tahun, Gaji manajemen

sebanyak 3 orang sebesar Rp. 78.000.000 terdiri dari gaji Owner/Direktur

sebesar Rp. 30.000.000, dan 2 orang manejer sebesar Rp. 48.000.000,-.

Gaji penjaga Toko 1 orang sebesar Rp.18.000.000 per tahun. Upah lembur

untuk 5 orang karyawan yang terlibat langsung pada proses produksi

sebesar Rp.10.000.000.

Terkait dengan upah lembur, rata-rata jam lembur karyawan yang terlibat

langsung pada proses produksi sebanyak 8 jam per bulannya dengan upah

lembur per jam sebesar Rp.20.000/org. Upah lembur tersebut dihitung

sebagai berikut:

51
Upah Lembur per Orang/Bulan

a. jam kerja = 8 jam

b. upah lembur perjam = Rp. 20.000

Upah Lembur per bulan = Rp. 20.000 x 8 = Rp. 166.667/org

Mengenai pajak penghasilan (PPh 21), berdasarkan Bab V Pasal 9

Peraturan Direktur Jenderal Pajak (PER) Nomor PER-16/PJ/2016, dasar

pengenaan dan pemotongan PPh 21 adalah, antara lain sebagai berikut;

pegawai tidak tetap dengan penghasilan per bulan melewati Rp 4.500.000.

Hal ini berarti bahwa gaji karyawan/tenaga kerja pada CV. Cloud Heaven

Makassar belum dikenakan pajak penghasilan PPh21.

2.3. Biaya Overhead

Pada hakekatnya biaya overhead adalah biaya operasional pabrik selain

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Ditinjau dari perilaku

unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan

volume kegiatan, biaya overhead dapat dibagi menjadi beberapa golongan,

yaitu:

a. Biaya overhead pabrik variabel yaitu biaya overhead pabrik yang

berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya overhead pabrik tetap yaitu biaya overhead pabrik yang tidak

berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.

(Mulyadi,2018: 195).

Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas biaya over head atau biaya rutin

yang dikeluarkan CV. Cloud Heaven Makassar jika digunakan pendekatan biaya

52
overhead Variable terdiri dari 5 jenis/komponen biaya sebagaimana diuraikan

pada tabel 4 berikut:

Tabel 4

Biaya Overhead pada Tahun 2019

No. Uraian Sat. Volume Harga Satuan Jumlah

1 2 3 4 5 6
Rp. 623.600.000
Biaya Overhead
Variabel :

1. Biaya Botol Likquit pcs 10.000 Rp. 20.000 Rp. 200.000.000

2. Stiker pcs 10.000 Rp. 900 Rp. 9.000.000

3. Biaya Listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000 Rp. 9.600.000

4. Biaya Plastik/kemasan pcs 10.000 Rp. 500 Rp. 5.000.000

5. Cukai pcs 10.000 Rp. 40.000 Rp. 400.000.000

Biaya overhead tetap Rp. 21.103.000

7 Wifi thn 1 Rp. 4.620.000 Rp. 4.620.000

8 PDAM thn 1 Rp. 3.600.000 Rp. 3.600.000

9 ATK thn 1 Rp. 420.000 Rp. 420.000

10 Beban ongkos kirim thn 1 Rp. 12.463.000 Rp. 12.463.000

Total Rp. 644.703.000


Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa biaya biaya overhead yang

dikeluarkan oleh CV. Clouds Heaven Makassar pada tahun 2019 sebesar

Rp. 644.703.000,- terdiri dari Biaya Overhead Variable sebesar

Rp. 623.600.000 dan Biaya Overhead Tetap sebesar Rp. 21.103.000.

Biaya overhead variabel untuk pembelian 5 jenis/item yaitu pertama

pembelian Botol Liquid sebanyak 10.000 pcs dengan harga satuan sebesar

53
Rp.20.000,- sehingga total biaya pembelian sebeser Rp. 200.000.000,-,

kedua pembelian Stiker sebanyak 10.000 pcs dengan harga satuan

sebesar Rp.900,- sehingga harga total pembeliannya sebesar

Rp.9.000.000,-, ketiga pebayaran Listrik selama 1 tahun sebesar

Rp.9.300.000,-, keempat, pembelian Pelastik Kemasan 10.000 pcs dengan

harga satuan Rp.500,- sehingga harga total pembeliannya sebesar Rp.

5.000.000,-, dan yang kelima, pembayaran Cukai untuk 10.000, pcs produk

Liquit dengan biaya satuan Rp.40.000,- sehingga total bea Cukai yang

dibayar pada tahun 2019 sebesar Rp.400.000.000,-.

Biaya overhead tetap untuk pembayaran Wifi Rp. 4.620.000 selama satu

tahun, pembayaran PDAM sebesar Rp. 3.600.000 selama satu tahun,

pengadaan ATK(Alat Tulis Kantor) sebesar Rp. 420.000 dan pembayaran

ongkos kirim sebesar Rp. 12.463.000 pertahun.

2.4. Perhitungan Biaya Produksi

2.4.1. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 oleh Manajemen CV. Cloud
Heaven Makassar

Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, diketahui

bahwa dalam hal perhitungan biaya produksi tidak diperoleh informasi

mengenai metode yang digunakan perusahaan dalam menghitung biaya

produksinya, dan dari data yang diperoleh, dalam menghitung biaya

produksinya, CV. Cloud Heaven mengelompokkan

pembukuan

komponen biaya produksi atas 3 bagian, yaitu:

54
1) Biaya pengadaan bahan baku

Pada bagian pembukuan ini, tercatat bahwa CV. Cloud Heaven

Makassar melakukan pengadaan bahan baku produk Liquit Hero 57

dalam se-tahun terdiri dari:

a. Proply Glycol =1.000pcs/kg @Rp. 39.000 = Rp. 39000.000,

b. Vegetable Glycerin =1.000pcs/kg @Rp.40.000 = Rp. 40.000.000,

= Rp. 35.000.000.

= Rp.209.000.000

= Rp. 48.000.000,

= Rp. 10.000.000,

Jumlah = Rp. 226.000.000,

3) Biaya overhead.

Pada bagian pembukuan ini tercatat biaya biaya overhead yang

dikeluarkan oleh CV. Clouds Heaven Makassar pada tahun

2019,- terdiri dari:

55
a. Pembelian Botol Liquid 10.000 pcs = Rp.200.000.000,

@Rp.20.000.pcs

b. Pembelian Stiker 10.000 pcs @Rp.900/pcs = Rp. 9.000.000,

c. Pebayaran Listrik selama 1 tahun = Rp. 9.300.000,

d. Pembelian Pelastik Kemasan 10.000 pcs = Rp. 5.000.000,


@Rp.500

No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya

1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku: Rp. 209.000.000 Rp. 209.000.000

2. Biaya Tenaga Kerja : Rp. 226.000.000 Rp. 226.000.000

3 Biaya overhead : Rp. 644.703.000 Rp. 644.703.000

4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp.1.079.703.000 Rp.1.079.703.000


= Rp.400.000.000,

= Rp. 4.620.000,

= Rp. 3.600.000,

= Rp. 420.000,

= Rp. 12.463.000,

= Rp.644.703.000,

5. Biaya Produksi satuan pcs 1 Rp. 107.970

56
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi Liquid

Hero 57 sebesar Rp. 1.079.703.000,- dengan komponen biaya produksi

Liquid Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,-,

Biaya Tenaga Kerja sebesar Rp. 226.000.000,- Biaya Overhead sebesar

Rp. 644.703.000-. dan hasil produksi Liquid Hero 57 sebanyak 10.000,

pcs. dengan biaya produksi satuannya sebesar Rp. 107.970 yang

diperoleh dari hasil pembagian dari Total Biaya Produksi sebesar

Rp. 1.079.703.000,- di bagi Jumlah Produks sebanyak 10.000,- pcs.

Tabel tersebut juga menunjukkan kontribusi biaya Overhead cukup besar

atau paling tinggi terhadap biaya produksi yaitu sebesar 59,71%,

kemudian disusul oleh biaya Tenaga Kerja sebesar 20,93%. dan yang

paling rendah kontribusinya adalah biaya Bahan Baku sebesar 19,36%.

Apabila dicermati, tabel tersebut di atas terlihat pada komponen biaya

tenaga diperhitungkan biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja

tidak langsung, demikian halnya dengan biaya overhead juga

diperhitungkan biaya overhead tetap. Hal ini apabila dikaitkan dengan

pendapat Mulyadi(2018: 122) yang mengemukakan bahwa metode Full

Costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang

membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berprilaku tetap

maupun variabel kepada produk, maka proses perhitungan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat disimpulkan menggunakan

metode perhitungan biaya produksi Full Costing.

57
Selanjutnya, apabila memperhatikan secara seksama tabel 5

tersebut di atas maka diperoleh gambaran bahwa pada perhitungan biaya

produksi, perusahaan hanya memasukkan total biaya masing-masing

komponen biaya produksi kemudian menjumlahkannya sehingga

diperoleh total biaya produksi. Hal ini tentu akan menyulitkan apabila

seseorang ingin mengetahui rincian belanja/pengeluaran yang

dikeluarkan dalam proses produksi karena harus melihat lampiran hasil

perhitungan komponen biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhead yang telah dihitung secara terpisah.

2.4.2. Perhitungan Biaya Produksi Liquid Hero 57 menggunakan Variable


Costing

Dalam penelitian ini metode Variable costing digunakan untuk

menghitung biaya produksi. Hal ini antara lain didasarkan pada

pertimbangan bahwa Variable Costing menyediakan informasi yang lebih

baik untuk mengendalikan period costs dibandingkan yang dihasilkan

oleh Full Costing; untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek

dan; karena Variable Costing menyajikan data yang bermanfaat untuk

pembuatan keputusan jangka pendek. (Murlyadi,2018: 144-147).

Berdasarkan hasil identifikasi komponen biaya produksi tersebut di atas,

dapat dihitung biaya produksi Liquid Hero 57, dengan rumus sebagai

berikut:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung


+ Biaya Overhead Variable
Biaya produksi satuan = Total Biaya Produksi : Jumlah Produksi(Q)

Selanjutnya perhitungan biaya produksi Liquid Hero 57 dapat di lihat

pada tabel 6 berikut ini:

58
Tabel 6
Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variable Costing
Tahun 2019

No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya

1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku:

- Proply Glycol Kg/pcs 1.000 Rp. 39.000.000

- Vegetable Glycerin Kg/pcs 1.000 Rp. 40.000.000

- Perisa makanan Kg/pcs 1.000 Rp. 95.000.000

- Nicotine Kg/pcs 1.000 Rp. 35.000.000 Rp. 209.000.000


2.
Biaya Tenaga Kerja
Langsung :

Gaji Karyawan Org/bln 5 Rp. 120.000.000 Rp. 120.000.000

Upah Lembur 5 Rp. 888.335 Rp. 10.000.000

3 Biaya Over Head :

- Biaya botol Liquit pcs 10.000 Rp. 200.000.000

- Stiker pcs 10.000 Rp. 9.000.000

- Biaya listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000

- Biaya Plastik/kemasan Pcs 10.000 Rp. 5.000.000

- Cukai Pcs 10.000 Rp. 400.000.000 Rp.623.600.000

4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp.962.600.000

5. Biaya Produksi satuan pcs 1 Rp. 96.260

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi Liquid

Hero 57 sebesar Rp. 962.600.000,- dengan komponen biaya produksi

Liquid Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,-,

59
Biaya Tenaga Kerja Langsung sebesar Rp. 130.000.000,- Biaya Overhead Variabel

sebesar Rp. 623.600.000-. dan hasil produksi Liquid Hero 57 sebanyak 10.000, pcs.

dengan biaya produksi satuannya sebesar Rp. 96.260 yang diperoleh dari hasil

pembagian dari Total Biaya Produksi sebesar Rp. 962.600.000,- di bagi Jumlah

Produksi sebanyak

10.000,- pcs.

Tabel tersebut juga menunjukkan kontribusi biaya Overhead Variabel

cukup besar atau paling tinggi terhadap biaya produksi yaitu sebesar

64,78%, kemudian disusul oleh biaya Bahan Baku sebesar

21,71%, dan yang paling rendah kontribusinya adalah biaya Tenaga

Kerja Langsung sebesar 32,51%. Besarnya komponen biaya overhead

disebabkan karena tingginya biaya Cukai yang harus dibayarkan oleh

CV. Cloud Heaven Makassar sebesar 64,14% dari total biaya overhead.

Bahkan apabila dicermati lebih dalam, maka nampak bea Cukai yang

dibayarkan itu lebih besar dari biaya bahan baku. Komponen biaya

overhead lainnya yang cukup besar kontribusinya terhadap biaya

overhead yaitu pembelian Botol liquit sebesar 32,07%. Besaran biaya

pembelian Botol liquid ini hampir setara dengan pembelian bahan baku

sebanyak 4.000 kg.

Berdasarkan data pada Tabel 6 di atas selanjutnya bisa dihitung

pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Pada bagian

sebelumnya telah dikemukakan 3 metode yang digunakan untuk

membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Dalam hal

penggunaan metode yang digunakan, Mulyadi(2018:

60
199) mengemukakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam

memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah:

a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan

jumlahnya dalam departemen produksi.

b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan

tersebut dan eratnya hubungan sifa-sifat tersebut dengan dasar

pembebanan yang akan dipakai.

Dalam kaitan ini, metode yang digunakan untuk membebankan biaya

overhead pabrik kepada produk yaitu Satuan Produk. Menurut

Mulyadi(2018: 200) metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang

hanya memproduksi satu macam produk, dan CV. Cloud Heaven

Makassar hanya memproduksi satu macam produk yaitu Liquit Hero 57.

Rumus yang digunakan menghitung beban biaya overhad kepada produk

yaitu:
Taksiran biaya overhead pabrik = Tarif biaya overhead/pabrik

Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan per satuan


Perhitungan pembebanan overhead pabrik terhadap produk Liquid Hero

57 berdasarkan data pada tabel 6 di atas, biaya overhead selama satu

tahun sebesar Rp. 623.600.000,- dan target produksi selama satu tahun

sebesar 10.000 pcs dengan demikian pembebanan biaya overhead

terhadap produk sebagai berikut:

Biaya overhead pabrik selama satu tahun = Rp. 623.600.000,-


Target Produksi = 10.000 pcs (:)
Tarif biaya Overhead/ pabrik per satuan = Rp. 62.360
Hasil perhitungan tersebut di atas menunjukkan bahwa tarif biaya

overhead pabrik persatuan sebesar Rp. 62.360.

61
Mencermati lebih jauh mengenai hasil perhitungan pada tabel 5 dan

tabel 6 diketahui ada perbedaan hasil perhitungan biaya produksi,

dimana pada hasil perhitungan pada tabel 6 menggunakan metoda

Variable Costing diperoleh hasil sebesar Rp.962.600.000 sedangkan

hasil yang dicapai pada perhitungan di tabel 5 sebesar Rp.1.079.703.000

atau terdapat selisih harga sebesar Rp. 117.103.000,-. Hal ini

disebabkan karena pada metode Full Costing semua komponen biaya

pada biaya tenaga kerja dan biaya overhead diperhitungkan. Sedangkan

pada metode Variable Costing hanya memperhitungkan komponen biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel.

3. Perhitungan Harga Jual

Pada hakekatnya harga jual merupakan besaran harga yang dibebankan

kepada konsumen. Harga jual merupakan komulasi perhitungan biaya produksi

ditambah dengan biaya nonproduksi serta laba yang diharapkan. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan Mulyadi (2005: 39) yang menyatakan bahwa,

harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen

yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi

dan laba yang diharapkan.

Kaitan dengan hal tersebut di atas,maka sebelum menghitung harga

jual, terlebih dahulu perlu diketahui Harga Pokok Penjualan dan Mark-Up.

3.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan

3.1.1. Menghitung Harga Pokok Penjualan menggunakan Variable Costing.

Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk menghitung harga

62
pokok penjulan menggunakan metode Variable Cost. Harga Pokok

Penjualan atau HPP adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk membayar tenaga kerja, membeli bahan baku dan

biaya overhead dalam proses pembuatan produk sepanjang suatu

periode tertentu.

Wirdya Pangestika (2020), mengemukakan bahwa HPP

merupakan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan secara langsung

oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual.

Perhitungan HPP dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya

biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan saat akan

memproduksi barang atau jasa. Pada umumnya perhitungan Harga

Pokok Penjualan (HPP) terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,

dan biaya overhead.

Lebih lanjut Wirdya Pangestika (2020) mengemukakan komponene

Harga Pokok Penjualan sebagai berikut:

− Persediaan Awal Barang Dagang

− Pembelian Bersih

− Persediaan Akhir Barang Dagang.

Kaitan dengan pendapat tersebut di atas, maka Rumus yang digunakan

untuk menghitung HPP yaitu;

HPP = Bahan baku/material + Tenaga Kerja + Overhead + Inventori


awal – Inventori Akhir.

Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui bahwa besaran biaya

bahan baku yang dikeluarkan oleh CV.Cloud Heaven Makassar sebesar

63
Rp. 209.000.000,-. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.

130.000.000, Biaya overhead variable sebesar Rp. 623.600.000,-

Dengan menggunakan data hasil perhitungan biaya produksi yang sudah

- Cukai Pcs 10.000 Rp. 400.000.000 Rp.623.600.000

4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp.962.600.000

64
0 0 0
(+) Persediaan barang
setengah jadi dalam
proses produksi awal

Harga Pokok Siap


Rp.962.600.000
Proses
0 0 0
(-) Persediaan barang
setengah jadi dalam
proses produksi akhir

Harga Pokok Produksi Rp.962.600.000


0 0 0
(+) Persediaan barang
jadi dalam proses
produksi awal

Harga Pokok Siap Jual Rp.962.600.000


0 0 0
(-) Persediaan barang
jadi dalam proses
produksi akhir

Harga Pokok
Rp.962.600.000
Penjualan
Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa Harga Pokok Penjualan Liquid Hero

57 yang dihitung menggunakan metode Variable Costing sebesar Rp.

962.600.000,- dengan komponen biaya produksi Liquid Hero

57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,-, Biaya Tenaga

Kerja Langsung sebesar Rp. 130.000.000,- Biaya Overhead Vaiabel

sebesar Rp. 623.000.000-.

Sama halnya pada perhitungan biaya produksi, pada tabel tersebut juga

menunjukkan kontribusi biaya Overhead Variable cukup besar atau

paling tinggi terhadap Harga Pokok Penjualan yaitu sebesar 64,72%,

65
kemudian biaya Bahan Baku sebesar 21,71%, dan yang paling rendah

kontribusi biaya Tenaga Kerja Langsung sebesar 13,51%.

Untuk lebih jelasnya kontribusi Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead

3.1.2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan oleh Manajemen CV. Cloud Heaven
Makassar
Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, diketahui bahwa

dalam hal perhitungan harga pokok penjualan tidak diperoleh informasi

mengenai metode yang digunakan perusahaan dalam

menghitung harga pokok penjualan produk Liquit Hero 57. Dari data yang diperoleh,

dalam menghitung harga pokok penjualan, CV. Cloud Heaven mengelompokkan

komponen biaya produksi atas 3 bagian, yaitu:

1) Biaya pengadaan bahan baku

66
2) Biaya tenaga kerja

3) Beban penjualan.

Model perhitungan harga pokok penjualan oleh manajemen CV. Cloud

Rp. 209.000.000,- Biaya Tenaga Kerja Langsung

sebesar Rp. 130.000.000,- Beban Penjualan

sebesar Rp. 623.000.000-.

Mencermati lebih lanjut tabel 9 di atas terutama pada komponen biaya

tenga kerja yang merupakan tenaga kerja langsung sebesar Rp.

130.000.000 dan Beban Penjualan sebesar Rp. 623.000.000 maka dapat

disimpulkan metode perhitungan yang digunakan manajemen CV.

Cloud Heaven Makassar adalah metode Variable Costing.

67
3.2. Perhitungan Persentase Mark-Up.

Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa Mark-Up

adalah selisih antara harga jual dengan biaya untuk memproduksi barang

atau jasa. Pada umumnya Mark-Up ditetapkan dengan tujuan awal untuk

- Biaya tenaga kerja = Rp. 130.000.000,-


- Biaya overhead = Rp. 623.600.000.-
Rp. 962.600.000 (-)
Rp. 437.400.000
3). Biaya = Rp. 962.600.000 (:)
Persentase MarkUp = 45,44%

Hasil perhitungan tersebut di atas meperlihatkan bahwa presentase

Mark-Up sebesar 45,44% yang diperoleh dari hasil perhitungan

Rp. 437.400.000 dibagi Rp. 962.600.000 sama dengan 45,44%.

3.3. Perhitungan Harga Jual

3.3.1. Perhitungan Harga Jual dengan Metode Variable Cost-Plus Mark-up.

Setelah mengetahui Harga Pokok Penjulan dan Mark-Up maka

selanjutnya dilakukan perhitungan Harga Jual. Dalam penelitian ini, untuk

menghitung harga jual digunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up.

Hal ini dipilih untuk memudahkan perusahaan dalam menetapkan harga

jual karena tidak memerlukan survey pelanggan ketika menetapkan

harga jual.

Sehubungan dengan uraian tersebut di atas Harga Penjualan Produk

Liquit Hero 57 akan dihitung dengan pendekatan penghitungan harga

jual berdasar harga pokok produksi variabel (Variable Cost-Plus

Mark-up) dengan rumus sebagai berikut:

68
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xx
Biaya overhead variable Rp xx +
Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx
Jumlah biaya variabel Rp xx
Mark-up= ...% x Rp xx = Rp xx+
Harga jual per unit produk Rp xx

Untuk mengetahui hasil perhitungan harga jual produk Liquit Hero 57

lebih rinci dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini:

Tabel 10
Perhitungan Harga Jual dengan Metode Variable Cost-Plus Mark-up Tahun
2019

No. Uraian Sat. Volume Jumlah Total Biaya

1 2 3 4 6
1. Biaya Bahan Baku: Rp. 209.000.000

- Proply Glycol Kg/pcs 1.000 Rp. 39.000.000

- Vegetable Glycerin Kg/pcs 1.000 Rp. 40.000.000

- Perisa makanan Kg/pcs 1.000 Rp. 95.000.000

- Nicotine Kg/pcs 1.000 Rp. 35.000.000


2. Rp. 130.000.000
Biaya Tenaga Kerja
Langsung :

Gaji Karyawan Org/thn 5 Rp. 120.000.000

Upah Lembur Org/thn Rp. 10.000.000

3 Biaya Over Head : Rp. 623.600.000

- Biaya botol Liquit pcs 10.000 Rp. 200.000.000

- Stiker pcs 10.000 Rp. 9.000.000

69
- Biaya listrik pcs 10.000 Rp. 9.600.000

- Biaya Plastik/kemasan Pcs 10.000 Rp. 5.000.000

- Cukai Pcs 10.000 Rp. 400.000.000

4. Total Biaya Produksi pcs 10.000 Rp. 962.600.000

(+) Persediaan 0 0 0
barang setengah jadi
dalam proses
produksi awal

Harga Pokok Siap


Rp.962.600.000
Proses

(-) Persediaan barang


setengah jadi dalam
0 0 0

70
jumlah produksi sebanyak 10.000,-pcs. sama dengan Rp.140.000,-

Tabel diatas juga menunjukkan bahwa dalam penentuan harga

jual terdapat 2 komponen utama yaitu:

1) Harga Pokok Penjualan

2) Mark-Up.
Apabila dicermati, kontribusi biaya produksi terhadap harga jual sebesar

71
Rp.962.600.000,- atau 69 %, sedangkan MarkUp sebesar

Rp.437.400.000. atau 31%.

3.3.2. Perhitungan Harga Jual oleh Manajemen CV. Cloud Heaven Makassar.

Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan, diketahui bahwa dalam hal

perhitungan Harga Jual tidak diperoleh informasi

No. Uraian Sat. Volume Total Biaya

1 2 3 4
1. Biaya Bahan Baku Kg/pcs 4.000 Rp. 209.000.000

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Org/bln 5 Rp. 130.000.000

3 Beban Penjualan Rp. 623.000.000

4 Harga Pokok Penjualan Rp. 962.600.000

(+) Mark-Up Rp. 437.400.000

72
9 Harga Jual Rp.1.400.000.000

10 Harga Jual Satuan Rp. 140.000


Sumber data: CV. Cloud Heaven Makassar 2020 telah diolah

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa Harga Jual Liquid Hero 57

sebesar Rp. 1.400.000.000,- dengan komponen biaya produksi Liquid

Hero 57 terdiri dari Biaya Bahan Baku sebesar Rp. 209.000.000,- Biaya

Tenaga Kerja Langsung sebesar Rp. 130.000.000,- Beban penjualan

sebesar Rp. 623.000.000-.

Mencermati lebih lanjut tabel 11 di atas terutama pada komponen biaya

tenaga kerja yang merupakan tenaga kerja langsung sebesar

Rp. 130.000.000 dan beban penjualan sebesar Rp. 623.000.000 maka

dapat disimpulkan metode perhitungan Harga Jual yang digunakan

manajemen CV. Cloud Heaven Makassar adalah metode Variable

CostPlus Mark-up.

Dengan hasil perhitungan harga jual tersebut di atas diketahui pula

bahwa dalam perhitungan harga pokok produksi dan harga jual,

perusahaan menggunakan metode yang berbeda, yaitu untuk

perhitungan harga jual, perusahaan menggunakan metode Variable

Costing, sedangkan pada perhitungan biaya produksi, perusahaan

menggunakan metode full casting. Salah satu alasannya menggunakan

full casting dalam perhitungan biaya produksi adalah pembebanan biaya

overhead atas barang yang belum terjual bisa dialihkan untuk

mengurangi atau menambah harga pokok. Sedangkan alasan

perusahaan menggunakan metode Variable Costing dalam perhitungan

harga jual karena untuk perencanaan laba jangka pendek. Hal ini sejalan

73
dengan pendapat Mulyadi(2018: 144) bahwa informasi variable ….costing

dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka

pendek.

Selain hal tersebut di atas, suatu hal yang perlu dikemukakan yaitu

bahwa berdasarkan data yang berhasil diolah diketahui bahwa sebelum

pihak perusahaan menetapkan untuk memberlakukan Harga Jual,

mereka juga mempertibangkan atau memperhitungkan beberapa faktor,

diantaranya daya beli konsumen, target konsumen (kelas menengah,

kelas atas atau kelas bawah), dan harga jual produk pesaing. Hal ini

memungkinkan harga penjualan dapat berubah yaitu bisa di kurangi atau

bisa bertambah.

Hasil penelitian tersebut di atas apabila dikaitkan dengan hasil penelitian sebelumnya,

maka bisa dijumpai beberapa persamaan pada hasil penelitian Raras Maftukah (2016)

yaitu berdasarkan riset yang dilakukan pada pabrik bantal dan kasur lantai “Sapanyana”

diketahui bahwa, biaya produksi yang dikeluarkan meliputi biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja atau gaji karyawan dan biaya tak terduga atau biaya overhead. Ketiga

biaya tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga jual yang

dikeluarkan oleh pabrik bantal dan kasur lantai “Sapanyana” karena minimnya biaya

yang dikeluarkan untuk proses produksi. Pada penelitian ini juga memberi gambaran

yang sama, dimana kontribusi biaya Overhead pada biaya produksi sebesar 64,72%

atau Rp.623.600.000.- dan biaya tenaga kerja sebesar 13,51% atau Rp.130.000.000,-.

Hasil penelitian ini juga memiliki persamaan dengan hasil penelitian Imam

Romansyah(2016) dengan judul penelitian Analisis Penetapan Harga Jual Produk

terhadap Volumen Penjualan dalam Perspektif Ekonomi Islam. (Studi Komparasi pada

74
Yussy Akmal dan Shereen Cake’s and Bread) yang menyatakan bahwa proses

penetapan harga dimulai dari pembelian bahan baku, persediaan, cek total biaya

produksi, sampai penetapan harga jual produk.

Penelitian ini cenderung tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sherly

Ramawaty Dewi(2017) dimana hasil penelitiannya pada PT. Shamrock

Manufaturing Coorporatian yang menemukan bahwa harga jual yang ditetapkan

perusahaan tersebut dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti permintaan pasar dan

persaingan pasar, sementara pada hasil penelitian ini tidak menemukan informasi

adanya pertimbangan faktor lain tersebut di atas.

75
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan

atas hasil analisis biaya produksi dalam menentukan harga jual produk Liquit Hero

57 pada CV. Cloud Heaven Makassar sebagai berikut:

1. Harga jual produk Liquid Hero 57 sesuai hasil perhitungan harga jual

menggunakan metode Variable Costing sebesar Rp. 1.400.000.000,-, dan harga

jual satuan sebesar Rp. 140.000,- sedangkan biaya produksi Liquid Hero 57

sesuai hasil perhitungan biaya produksi menggunakan metode Variable Costing

sebesar Rp. 962.600.000,-, dan biaya produksi per satuan sebesar Rp. 96.260,-

2. Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Kaitan

dengan hasil analisis biaya produksi pada CV. Cloud Heaven Makassar dengan

menggunakan metode Varible Costing, biaya overhead memiliki kontribusi yang

cukup signifikan terhadap biaya produksi yaitu sebesar 64,72% atau

Rp.623.000.000,-, kemudian biaya bahan baku sebesar 21,71% atau

Rp.209.000.000,-, sedangkan kontribusi komponen biaya tenaga kerja sebesar

13,51% atau Rp. 130.000.000,-.

Dalam menentukan harga jual produk Liquid Hero 57 pada pada CV. Cloud Heaven

Makassar menggunakan metode Variable Cost-Plus Mark-up, komponen biaya

produksi yaitu beban penjualan/overhead juga memiliki kontribusi yang cukup

signifikan terhadap perhitungan harga jual yaitu sebesar 64,72%, kemudian

biaya bahan baku sebesar 21,71%, sedangkan kotribusi biaya tenaga kerja

sebesar 13,51%.

76
3. Metode perhitungan biaya produksi yang digunakan oleh manajemen CV. Cloud

Heaven Makassar adalah metode Full Casting. Sedangkan metode yang

digunakan untuk menghitung Harga Jual adalah metode Variable Cost-Plus

Mark-up. B.

Saran.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya maka ada

beberapa saran yang dapat dikemukaan sebagai bahan pertimbangan kepada pihak

terkait sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Hasil analisis biaya produksi pada perusahaan telah menunjukkan tingkat

kontribusi masing – masing biaya produksi terhadap biaya produksi. Kiranya

perusahaan dapat mempertimbangkan hasil analisis dimaksud dalam proses

perencanaan biaya produksi untuk mendapatkan biaya produksi yang

benar-benar efisien.

b. Sama halnya dengan analisis biaya produksi, hasil analisis harga jual juga

telah menunjukkan tingkat kontribusi masing – masing biaya produksi

terhadap harga pokok penjualan. Kiranya perusahaan dapat

mempertibangkan hasil analisis dimaksud dalam proses

perhitungan/penentuan harga jual yang kompetitif dan atau dalam

perhitungan laba rugi perusahaan.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Kepada penelitian selanjutnya, saran yang perlu disampikan yaitu; bahwa

penelitian ini hanya mengumpulkan data dan informasi mengenai faktor-faktor

77
produksi, kemudian mengolah dan menganilisis faktor-faktor produksi dimaksud

untuk kemudian digunakan menghitung biaya produksi dan harga jual. Dalam

kaitan ini kami berharap kiranya peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Afrida Musaidila,2019, Pengaruh Harga Pokok Produksi terhadap Harga Jual; Jurnal;
https://www.kompasiana.com/afridamusaidila/5ccfd59495760e7fad092b1
2/pengaruh-harga-pokok-produksi-terhadap-harga-jual?page=all.

Amirul Fuadi ; analisis faktor - faktor yang mempengaruhi harga jual kedelai di
tingkat petani pada sentral produksi di Kecamatan Peudada Kabupaten
Bireuen; Jurnal; http://jim.unsyiah.ac.id/JFP/article/view/2973

Ayat Hidayat Huang(21 Mey 2019), Populasi dan Sampel; https://teorionline.


wordpress.com/2010/01/24/populasi-dan-sampel/ ; 10 April 2020.

Baldric, S., Bambang, S., Dody, H., Eko, L. W., & Frasto, B. (2011). Akuntansi
manajemen. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Cecily A. R dan, ichael
RK.

Bustami Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi.
yogyakarta: Graha Ilmu.

Cerdasco(1019); Markup; https://cerdasco.com/markup/,; Jurnal: september 2020


Devi Satria Saputra(2016) ; PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP HARGA JUAL
PRODUK MARMER PADA POLITEKNIK ACEH
SELATAN; Jurnal : https://www.neliti.com/id/publications
/255433/ pengaruh-biaya-produksi-terhadap-harga-jual-produk-marmer-
padapoliteknik-aceh-s

Dewi Maharani Indah Reswari; Pengertian Akuntansi dan Pentingnya dalam Bisnis;
Artikel: https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-akuntansi-
danpentingnya-dalam-bisnis/ ; 26 Desember 2019.

Heniy Undaryani Dewi,2017 ; PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP


PENETAPAN HARGA JUAL KUE KERING - BAKPIA PADA UD. NEW
TWEETY DESA TAKERAN RT 04 RW 01 KECAMATAN TAKERAN
KABUPATEN MAGETAN; Skripsi :

78
https://www.researchgate.net/publication/323670706_Pengaruh_biaya_pr
oduksi_terhadap_penetapan_harga_jual_kue_kering_-
_bakpia_pada_UD_New _Tweety_Desa_Takeran_RT_04
_RW_01_Kecamatan_Takeran_Kabupaten_Magetan, april 2020

Heri Narko .2016; Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga Jual Bensin
Murni Eceran (Studi Kasus pada Penjual Bensin Eceran di Kecamatan
Grabag Magelang); Skripsi: http://e-repository
.perpus.iainsalatiga.ac.id/733/1/SKRIPSI.pdf.

Iman Romansyah.2016; Analisis Penetapan Harga Jual Produk Terhadap Volumen


Penjualan dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Komparasi pada Yussy
Akmal dan Shereen Cake’s and Bread), http://repository.
radenintan.ac.id/1168/ 2/IMAN_ROMANSYAH.pdf.

Jan Horas Veriyadi Purba dan Ade Rosandi, Analisis Penaruh Harga Pokok Penjualan
dan Biaya Operasional Terhadap Tingkat Pengembalian Modal;
https://www.researchgate.net/publication/329110625_ANALISIS_PENGA
RUH_HARGA_POKOK_PENJUALAN_DAN_BIAYA_OPERASIONAL_TE
RHADAP_TINGKAT_PENGEMBALIAN_MODAL; November 2015.

Kusdianto,2016:Stretgi Pentepan Harga (Faktor yang menetukan Harga Jual Produk);


Junal: https://www.pojokbisnis.com/pemasaran/strategi-
penetapanharga-faktor-yang-menentukan-harga-jual-produk. April 2020.

Lestariadi Marwasputra.2010; Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan Terhadap


Hasil Penjualan Pengrajin Keramik di kecamatan Purworejo
Klampok Kabupaten Banjanegara; Skripsi: https://lib.unnes.ac.id
/10654/1/6644.pdf; april 2020

Lilian Yulia Abadi,2016,Evaluasi Stretegi Penetapan Harga Jual Dalam Bisnis Gourmet
Land Café, Program studi International Business Management Universitas
Ciputra Surabaya, PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis
Volume 1, Nomor 1, April 2016

Martina, 03 Agustus 2018, Faktor-Faktor yang Menentukan Harga Jual Suatu Produk
Hasil Produksi; https://ukirama.com/blogs/faktor-faktor-yang-
menentukanharga-jual-suatu-produk-hasil-produksi.

Mulyadi. 2018. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi,2001 dalam Syarifah Shella Novianty; Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga
Jual pada Industri Kecil Keripik Tempe di Tanjung Pinang;2013; Pengaruh
Biaya Produksi terhadap Harga Jual pada Industri Kecil Keripik Tempe di
Tanjung Pinang. 07 April 2020.

79
Mursyidi. 2008. dalam Yusni Arni,2018, Persentase Biaya Bahan Baku, Biaya Tenagga
Kerja, Biaya Overhead pabrik Terhadap Harga Pokok Produksi Pada PT.
Maju Tambak; https://jurna.univpgri-palembang.ac.id ; 8 april 2020.

Novia Widya Utami(2019), Contoh Laporan Perhitungan Harga Pokok Penjualan


Perusahaan Dagang & Manufaktur;
https://www.jurnal.id/id/blog/contohlaporan-perhitungan-harga-pokok-
penjualan-perusahaan-dagangmanufaktur/; 13 Desember 2019

Rainborn, Cecily A dan Kinney Michael R. 2011.Akuntansi Dasar dan


Perkembangan.Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta.

Raras Maftukhah.2016, Pengaruh Biaya Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Pada
Pabrik Bantal dan Kasur Lantai “SAPANYANA” Desa Dawuhan Wetan,
Kedungbanteng, Banyumas, Jawa Tengah ;
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/1041/

Ricky Virona Martono,2019. Dasar Dasar Manajemen Rantai Pasok, Bumi Aksara.
Jakarta.

Setiadi, P., David P.E.S., Treesje, R. 2014. Perhitungan harga pokok produksi dalam
penentuan harga jual pada CV.. Minahasa Mantap Perkasa. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol.14 no.2.

Sherly Ramwaty Dewi.2017; Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual Pada PT
Shamrock Manufacturing Corporation.;
http://jurnal.stiebankbpdjateng.ac.id /jurnal/index.php /magisma
/article/view/12, april 2020

Sodikin, dan Slamet, S. 2015. Akuntansi manajemen. Yogyakarta: YKPN.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Method). Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Grafindo


Persada.

Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Edisi


Pertama. BPFE dan STIE-YKPN, Yogyakarta.

Syahyunan. 2009. Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional dalam


Meningkatkan Efisiensi. Fakultas Ekonomi USU.

80
https://www.scribd.com/doc/12781504/Manfaat-an-Dan-
PengawasanBiaya-Operasional-Dalam-Meningkatkan-Efisiensi. (9 April
2020)

Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Wirdya Pangetika (2020), Mau Mulai Bisnis. Kenali Harga Pokok;


https://www.jurnal.id/id/blog/kenali-harga-pokok-penjualan/

Wisnu Prihandoko. 2016 ; Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan Terhadap
Laba (Studi Kasus pada Industri Tahu di Kecamatan Bantul),
https://docplayer.info/31755890-Pengaruh-biaya-produksi-dan-
biayapenjualan-terhadap-laba-studi-kasus-pada-industri-tahu-di-
kecamatanbantul-skripsi.html, april 2020

Yunita Puspaningrum.2006; Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual Kacang


Atom Pada Perusahaan Gajah Semarang;
https://www.google.co.id/search?safe=strict&hl=id&ei=ewC6XsXNGIav9Q
Pd4ZXgCQ&q=jurnal+pengaruh+biaya+produksi+terhadap+harga+jual+pr
oduk&oq=pengaruh+biaya+produksi+terhadap+harga+jual+produk&gs_lc
p=

NALISIS BIAYA PRODUKSI DALAM MENETUKAN HARGA JUAL


PRODUK LIQUID HERO 57 STUDY KASUS PADA CV.. CLOUD
HEAVEN MAKASSAR

LITERATUR MAPPING

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020

N Nama Judul Artikel S/O Kesimpulan


o

81
1 Sherly Ramwaty Pengaruh Biaya Produksi Kuantitati Biaya
Dewi;2017 Terhadap Harga Jual Pada PT Shamrock f produksi
manufac- turing Corporation. memiliki
pengaruh
yang kuat
dan besar
terhadap
harga jual,
juga
dipengaruhi
oleh variabel
lain, seperti
permintaan
di pangsa
pasar dan
persaingan
pasar. Biaya
yang
digunakan
untuk
produksi
dalam
penelitian ini
adalah
Biaya Bahan
Baku,
Overhad
pabrik dan
Biaya
Tenaga Kerja

82
2 Wisnu Kuantitati biaya
Prihandoko;2016 f produksi dan
biaya
penjualan
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap laba
Pengaruh Biaya Produksi
UKM
dan Biaya Penjualan
terhadap Laba (Studi
Kasus pada Industri Tahu
di Kecamatan Bantul)

3 Heniy Undaryani Engaruh Biaya Produksi terhadap Penetepan kuantitatif adanya


Dewi; 2017 Harga Jual Kue Kering- pengaruh
Bakpia pada UO. New yang positif
Tweety Desa Takeran RT antara biaya
04 RW 01 Kecamatan produksi
Takeran Kabupaten terhadap
Magetan penetapan
harga jual

4 Lestariadi Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan kuantitatif pertama,


Marwasputra;201 terhadap Hasil Penjualan Pengrajin Keramik di biaya
0 Kecamatan Purworejo produksi
Klampok Kabupaten berpengaru
Banjarnegara h secara
signifikan
terhadap
pendapatan
pengrajin
keramik.
Kedua,

83
biaya
penjualan
berpengaru
h secara
signifikan
terhadap
pendapatan
pengrajin
keramik.
Ketiga,
biaya
produksi
dan biaya

penjualan
berpengaruh
secara signifikan
terhadap
pendapatan
pengrajin keramik
di Kecamatan
Purworejo
Klampok
Kabupaten
Banjarnegara
5 Devi Satria Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual kuantitatif Persamaan
Saputra; Produk Marmer pada regresi sederhana
2016 dapat diketahui
adanya pengaruh
positif biaya
produksi terhadap
harga jual. Artinya
setiap kenaikan
biaya produksi
akan diikuti pula
dengan kenaikan
harga jual dan
penurunan biaya
produksi akan
diikuti pula
dengan
penurunan harga
jual. Biaya
produksi dengan

84
harga jual
terdapat pengaruh
sebesar 93,8 %
sedangkan
sisanya
dipengaruhi oleh
variabel lain,
faktor ekstern
seperti elastisitas
permintaan,
sasaran produk
dan persaingan
pasar, selera
konsumen,
kondisi
perekonomian,
pengawasan
pemerintahan

Politeknik Aceh

6 Yusni Presentase Biaya Bahan Baku, Biaya kuantitatif Hasil penelitian


Arni;2018 Tenaga kerja, Biaya Overhead pabrik menunjukan
terhadap Harga Pokok Produksi pada PT. bahwa Pada PT.
Maju Tambak Sumur Maju Tambak
Sumur Besar
biaya bahan baku
memberikan
persentasenya
terhadap harga
pokok produksi
selama tahun
2014 sebesar
41,09%. (2) Biaya
tenaga kerja pada
PT. Maju Tambak
Sumur

terlihat
persentaseny

85
a sebesar
14,50%. (3)
Biaya
Overhead
Pabrik pada
PT. maju
Tambak
Sumur
memberikan
persentase
terhadap
harga pokok
produksi
sebesar
44,41%.
Dan (4)
Jumlah rasio
(persentase)
biaya
bersama
terhadap
harga pokok
produksipada
PT. Maju
Tambak
Sumur
sebesar
13,30%.

86
7 Yunita kuantitati Dari hasil
Puspaningrum;200 f penelitian
6 diperoleh
persamaan
regresi
sederhana
Pengaruh Biaya Produksi dapat
terhadap Harga Jual diketahui
Kacang Atom pada bahwa biaya
Perusahaan Gajah produksi
Semarang memiliki
pengaruh
yang besar
(positif)
terhadap
harga jual

8 Raras Maftukhah; Pengaruh Biaya Produksi dalam Menentukan kuantitati Berdasarkan


2016 Harga Jual pada pabrik Bantal dan Kasur f riset yang
Lantai “SAPANYANA” Desa dilakukan
Dawuhan Wetan Kedung pada pabrik
Banteng, Banyumas, bantal dan
Jawa Tengah kasur lantai
“Sapanyana”
diperoleh
bahwa biaya
produksi yang
dikeluarkan
meliputi biaya
bahan baku,
biaya tenaga
kerja atau gaji
karyawan dan
biaya tak
terduga atau
biaya
overhead.
Ketiga biaya

87
tersebut tidak
memberikan
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
harga jual
yang
dikeluarkan
oleh pabrik
bantal dan
kasur lantai
“Sapanyana”
karena
minimnya
biaya yang

dikeluarkan untuk
proses produksi.
Sehingga dapat
menciptakan
harga jual yang
sangat terjangkau
oleh konsumen
9 Heri Faktor-faktor yang kuantitatif Menurut hasil
Narko;2016 Mempengaruhi Harga jual analisis yang
Bensin Murni Eceran sudah ditemukan
(Studi Kasus pada bahwa variable
Penjual Bensin Eceran di Laba, produk dan
Kecamatan Grabag penjualan
Magelang) produk, Biaya
mempengaruhi
penetapan harga
penjual bensin
eceran di
Kecamatan
Grabag
Mageleng.

88
10 Amirul Fuadi, kuantitatif Hasil analisis
Elly koefisiensi
Susanti, determinasi ( R² )
Suyanti diperoleh nilai
Kasimin; sebesar 0,827
2017 yang berarti
Analisis faktor - faktor bahwa tingkat
yang mempengaruhi produksi,
harga jual kedelai di kualitas,
tingkat petani pada penanganan
sentral produksi di pascapanen, dan
Kecamatan Peudada saluran ditribusi
Kabupaten Bireuen pemasaran
mempengaruhi
harga jual
kedelai sebesar
82,7%,
sedangkan
sisanya 17,3%
dipengaruhi oleh
faktor lain. Hasil
analisis secara
serempak (uji-f)
bahwa
tingkat produksi,
Kualitas,
Penanganan
pascapanen, dan
saluran distribusi
pemasaran
berpengaruh
nyata terhapap
harga jual
kedelai tingkat
petani di
Kecamatan
Peudada
Kabupaten
Bireuen.
Analisis secara
parsial (uji-t)
menyatakan
bahwa faktor

89
kualitas dan
penanganan
pascapanen yang
berpengaruh
nyata

90
terhadap harga jual kedelai
tingkat petani.

11 Iman Romansyah; Analisis Penetapan Harga kualitatif proses penetapan harga


2016 Jual Produk terhadap dimulai dari pembelian
Volumen Penjualan dalam bahan baku, persediaan,
Perspektif Ekonomi Islam. cek total biaya produksi,
sampai penetapan harga
(Studi Komparasi pada jual produk. Perhitu ngan
Yussy Akmal dan harga yang berpedoman
Shereen Cake’s and pada metode berbasis
Bread) biaya.

12 Mellisa, D.Y., Faktor-faktor yang kualitatif Dari hasil penelitian ini


Silalahi; 2011 Mempengaruhi Penetapan dapat disimpulkan bahwa
Harga jual Perumahan perhitungan harga jual
pada PT. perumahn Anggrek Sari
Putera Karyasindo Emerald didasarkan pada
Prakarsa (Batam) harga pokok, biaya, dan
keuntungan yang
diinginkan

91

Anda mungkin juga menyukai