Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang
Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat-nya kepada kita, sehingga pada
kesmpatan ini penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi.
“Analisa Pengendalian Kualitas Produk Meteran Listrik pada Proses
Sambungan Kabel pada Department EDMI di PT. NSP Technology Batam
dengan Menggunakan Metode Six Sigma”.
Proposal Skripsi ini dibuat dengan tujuan menambah wawasan kepada
penyusun khususnya dan umumnya kepada pembaca, serta untuk memenuhi tugas
mata kuliah Tugas Akhir. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Ibu drg. Andi Tenri Ummu, SE., MM. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Ibnu
Sina Batam.
2. Bapak Dr. H. Mustaqim Syuaib selaku Rektor Universitas Ibnu Sina.
3. Ibu Dr. Sumianti, S.Sos., M.M., M.Pd. Selaku Wakil Rektor I Universitas
Ibnu Sina.
4. Ibu Andi Auliya Ramadhany, S.E., M.Ak selaku Wakil Rektor II Universitas
Ibnu Sina.
5. Bapak Dr. Sumardin, S.E., M.Si selaku Wakil Rektor III Universitas Ibnu Sina.
6. Bapak Dr. Ir. Larisang, M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Ibnu
Sina dan selaku pembimbing I yang telah memberikan saran dan arahan
dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
7. Bapak Ir. Sanusi, S.T., M.Eng., IPM, selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik
Universitas Ibnu Sina.
8. Bapak Okta Veza M.Kom, selaku wakil dekan II Faakultas Teknik Universita
Ibnu Sina.
9. Bapak Ir. Herman, ST., MT selaku Ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Ibnu Sina.
iii
10. Bapak Albertur L. Setyabudhi,M.MT.,IPM, selaku pembimbing II saya yang
telah banyak memberikan saran dan kontribusi dala pengerjaan serta
penyusunan skripsi ini hingga selesai.
11. Bapak Asep Dadang Romansyah dan Alm. Nur Asiah, terimakasih doa dan
dukungan serta nasihat dan semangat yang diberikan hingga saya bisa sampai
pada titik akhir penulisan skripsi ini hingga selesai.
12. Terimakasih kepada saudara saya abang riski dan kedua adik saya nopi dan
raida terimakasih sudah menjadi sosok dua adik yang membuat saya kuat
sampai sekarang ini.
13. Terimakasih kepada Yusril Pratama Mahendra selaku orang yang saya
sayangi sudah menjadi support sistem dalam pembuatan laporan ini.
14. Terimakasih kepada teman terdekat saya Lince Carolina yang sudah saya
anggap menjadi keluarga.
15. Tim reog juga selaku teman seperjuangan seambis hingga bisa lulus dengan
cepat dan tepat waktu.
Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ I-1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... I-6
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... I-6
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... I-6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ I-7
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................... I-7
v
2.1.7 Tahap-Tahap Implementasi Six Sigma...................................................I-8
2.2 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... II-17
2.3 Kerangka Pikir .............................................................................................. II-19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Hasil Produksi Proses Blade-Lug Welding 2022 I-3
Tabel 2.1 Cara Memperkirakan Kapabilitas Proses untuk Data Atribut II-12
Tabel 2.2 Lembar Pemeriksaan II-13
Tabel 2.3 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu II-18
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis data
sehingga dapat memberikan usulan kepada perusahaan terhadap
pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas tidak bisa dipandang sebagai suatu ukuran yang sempit, yaitu kualitas
produk semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari beberapa pengertian tersebut diatas,
dimana kualitas tidak hanya kualitas produk saja akan tetapi sangat kompleks karena
melibatkan seluruh aspek dalam organisasi serta diluar organisasi. Meskipun tidak
ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari beberapa
definisi kualitas menurut para ahli di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam
elemen- elemen sebagai berikut (M.N Nasution, 2005:3) :
a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses dan lingkungan.
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
Penggunaan metode proses data yang baru dan secara konstan, dapat
meningkatkan kemampuan manajemen informasi untuk dapat menjadi lebih
bermanfaat, lebih akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan yang mendasari
keputusan- keputusan yang membimbing masa depan bisnis.
i. Mounting Product Requrements (persyaratan proses produk)
Kemajuan yang pesat didalam perekayasaan rancangan produk memerlukan
kendali yang jauh lebih ketat pada seluruh proses produk.
berikut :
kualitas Six Sigma. Langkah ini untuk mendefinisikan rencana – rencana tindakan
yang harus dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis
kunci. Dimana tanggung jawab dari definisi proses bisnis kunci berada pada
manajemen.
Pada tahap Define pula dilakukan identifikasi masalah, identifikasi spesifikasi
pelanggan, menentukan tujuan (pengurangan biaya dan cacat, serta target waktu), dan
mengidentifikasi area proses yang akan di improve. Define adalah fase menentukan
masalah, menetapkan persyaratan – persyaratan pelanggan, dan mengetahui CTQ
(Critical to Quality).
a. Diagram SIPOC
Diagram SIPOC (Supplier – Inputs – Process – Outputs – Customer) merupakan
suatu diagram paling sering digunakan dalam tahap define untuk memberikan
gambaran secara umum mengenai proses yang ada saat ini. Analisis SIPOC
mencangkup hal hal sebagai berikut :
1) Supplier merupakan orang atau kelompok orang yang mencangkup segala sesuatu
yang menyediakan material atau sumber daya sebagai input atau masukan
terhadap proses.
2) Input merupakan segala sesuatu yang diberikan oleh supplier berupa material,
service, ataupun informasi yang digunakan oleh suatu proses untuk menghasilkan
output.
3) Process merupakan urutan dari suatu aktifitas atau proses yang ada, serta
menambah value kepada input.
4) Outputs merupakan hasil dari proses yang berupa produk, service, ataupun
informasi yang bernilai guna bagi pelanggan.
5) Customer merupakan semua orang atau bagian yang menggunakan output yang
berasal dari proses.
II-8
Contoh penggunaan diagram SIPOC dari suatu proses obat berbentuk tablet pada
industri farmasi PT. ABC ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 2.2 Diagram SIPOC dari proses pembuatan obat tablet pada PT.
ABC (Sumber : Vincent Gaspersz. 2002)
b. Critical to Quality
Critical to Quality (CTQ) digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik
konsumen. CTQ dapat didefinisikan sebagai atribut – atribut dari proses yang sangat
penting dan berpengaruh langsung terhadap pencapaian mutu yang diinginkan
konsumen (Gaspersz, 2002). CTQ merupakan sebuah teknik pengukuran standar
produk yang harus sesuai dengan kepuasan pelanggan. CTQ dapat ditentukan melalui
penelitian, lalu dari hasil penelitian lalu dipilih karakteristik apa saja hal pada proses
yang menyebabkan timbulnya cacat sehingga produk yang diamati dinyatakan gagal.
2. Measure (M)
Measure merupakan langkah operasional kedua dalam program program
peningkatan kualitas Six Sigma. Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam
tahapan measure yaitu :
a. Memilih atau menentukan karakteristik kualitas (CTQ) kunci yang berhubungan
langsung dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan.
b. Mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui pengukuran yang
dapat dilakukan pada tingkat proses, output, atau outcome, dan
II-9
3. Analyze (A)
Langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six sigma adalah
analisis (analyze). Analisis merupakan pemeriksaan terhadap proses, fakta dan data
untuk mendapatkan pemahaman mengenai permasalahan dapat terjadi dan dimana
terdapat kesempatan untuk melakukan perbaikan. Adapun Tools yang digunakan
adalah
:
a. Lembar Pemeriksaan (Checkheet)
Lembar isi merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data.
Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada.
Didalam pengumpulan data maka data yang diambil harus benar- benar sesuai dengan
kebutuhan analisis dalam arti bahwa data harus (Wignjosoebroto, 2006) :
1) Jelas, tepat dan mencerminkan fakta
2) Dikumpulkan dengan cara yang benar, hati-hati dan teliti
Berikut adalah contoh lembar pemeriksaan yang dapat digunakan pada saat
melakukan analisa kecacatan produk.
II-12
Jumah
Std Deviasi
4. Improve (I)
Pada dasarnya rencana-rencana tindakan (action plans) akan mendeskripsikan
tentang alokasi sumber-sumber daya serta proritas dan alternatif yang dilakukan
dalam implementasi dari rencana itu. Bentuk-bentuk pengawasan dan usaha-usaha
untuk mempelajari melalui pengumpulan data dan anlisis ketika implementasi dari
suatu rencana, juga harus direncanakan pada tahapan ini.
Pengembangan rencana tindakan merupakan salah satu aktivitas yang penting
dalam program pentingnya kualitas Six Sigma, yang berarti bahwa dalam tahapan
ini tim peningkatak kualitas Six Sigma harus memutuskan apa yang harusdicapai
(berkaitan dengan target yang ditetapkan), alasan kegunaan rencana tindakan itu
harus dilakukan, di mana rencana tindakan itu akan diterapakan atau dilakukan,
bilamana rencana tindakan itu akan dilakukan, bagaimanamelaksanakan rencana
tindakan itu, dan berapa besar biaya untuk melaksanakan rencana tindakan itu serta
manfaat positif yang diterima dari implementasi rencana tindakan.
Pengendalian kualitas harus dilakukan melalui proses yang terus menerus dan
berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah
satunya dengan melalui penerapan PDCA.
PDCA, singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act"
(Indonesia:Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses
pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam
pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang
sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga
disebut dengan siklus Deming.
II-16
yang telah dicapai dengan target yang ditetapkan dan juga ketepatan jadwal yang
telah ditentukan.
d. Act (Menindak)
Tahap act adalah tahap untuk mengambil tindakan yang seperlunya terhadap hasil-
hasil dari tahap check. Terdapat 2 jenis tindakan yang harus dilakukan berdasarkan
hasil yang dicapainya, antara lain :
1. Tindakan perbaikan (corrective action) yang berupa solusi terhadap masalah
yang dihadapi dalam pencapaian target, tindakan perbaikan ini perlu diambil
jika hasilnya tidak mencapai apa yang telah ditargetkan.
2. Tindakan standarisasi (standardization action) yaitu tindakan untuk men-
standarisasi-kan cara ataupun praktek terbaik yang telah dilakukan, tindakan
standarisasi ini dilakukan jika hasilnya mencapai target yang telah ditetapkan.
Siklus tersebut akan kembali lagi ke tahap PLAN untuk melakukan
peningkatan proses selanjutnya sehingga terjadi siklus peningkatan proses yang
terus menerus (Continuous Process Improvement).
5. Control (C)
Control merupakan tahapan terakhir dalam proyek peningkatan kualitas Six
Sigma. Tim Six Sigma kepada pemilik atau penanggung jawab proses, yang berarti
proyek Six Sigma berakhir pada tahapan ini. Selanjutnya, proyek-proyek Six
Sigma pada area lain dalam proses atau organisasi bisnis ditetapkan sebagai
proyek-proyek baru yang harus mengikuti siklus DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve and Control) (Vincent Gaspersz, 2002).
Terdapat dua alasan dalam melakukan standarisasi yaitu (Vincent Gaspersz, 2002) :
a. Apabila tindakan peningkatan kualitas atau solusi masalah itu tidak
distandarisasikan, terdapat kemungkinan bahwa setelah periode waktu tertentu,
manajemen dan karyawan akan menggunakan kembali cara kerja yang lama
sehingga memunculkan kembali masalah yang telah terselesaikan itu.
II-18
Dalam prosesnya hasil dari produksi dibagi menjadi dua yaitu produk bagus dan
produk gagal (cacat). Kemudian dilakukan analisis dan perhitungan statistika
menggunakan metode six sigma dengan melalui langkah-langkah DMAIC sehingga
akan diketahui data akar masalah dari kecacatan produk yang terjadi. Data hasil
analisis tersebut kemudian dapat digunakan perusahaan untuk mengevaluasi hasil
kerja, baik pada penggunaan bahan baku, proses produksi, peralatan yang digunakan,
termasuk sumber daya manusia yang mengolahnya. Sehingga kedepannya perusahaan
dapat melakukan perbaikan berkesinambungan agar tercapainya tujuan menghasilkan
produk sesuai standar kualitas yang ditetapkan.
Input Process Output
Pengendalian Kualitas:
Melakukan perbaikan dalam
pengendalian kualitasproduk
Meteran Listrik pada proses
Data Internal:
Tools Metode Six Sigma: pengelasan sambungan kabel
Perbandingan data cacat
- Define pada department EDMI
produk dari bulan Januari –
Maret 2022 - Measure dengan menggunakan Metode
- Analyze
- Improve Six Sigma untuk menurunkan
- Control angka cacat produk sesuai
dengan standar sigma yaitu 3,4
(ZeroReject)danmeminimalisir
kan hingga sampa ke tingkat
kesempurnaan
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Define (D)
Pada tahapan ini ditentukan proporsi defect yang menjadi penyebab paling
signifikan terhadap adanya kerusakan yang merupakan sumber kegagalan
produksi. Cara yang ditempuh adalah:
a. Mengdefinisikan masalah standar kualitas dalam menghasilkan produk yang
telah ditentukan perusahaan.
b. Mendefinisikan rencana tindakan yang harus dilakukan berdasakan yang harus
III-4
2. Measure (M)
Tahap pengukuran yang dilakukan melalui 2 tahap dengan pengambilan
sampel yang dilakukan oleh perusahaan Januari - Maret 2022 sebagai berikut:
a. Analisis diagram control (P-Chart)
Diagram kontrol P digunakan untuk atribut yaitu pada sifat-sifat barang yang
didasarkan atas proporsi jumlah suatu kejadian atau kejadian seperti diterima atau
ditolak akibat proses produksi. Diagram ini dapat disusun dengan langkah sebagai
berikut :
1) Pengambilan populasi atau sampel
Populasi yang diambil untuk analisis P Chart adalah jumlah produk Reject
yang dihasilkan dalam kegiatan selama produksi pada department EDMI di PT
NSP Technology Batam pada bulan Agustus 2022 sampai dengan bulan
Januari 2023 yaitu pada produk meteran listrik.
2) Menghitung rata-rata ketidaksesuaian produk
Rata-rata ketidaksesuaian produk adalah produk yang tidak sesuai dengan
kualitas yang telah ditetapkan sehingga tidak layak untuk dikirim kepada
konsumen.
Dapat dicari dengan rumus:
P = np
n
Keterangan:
P : Rata-rata ketidaksesuaian np : Jumlah produk cacat
n : Jumlah sampel
3) Pemeriksaan karakteristik dengan menghitung nilai mean. Rumus mencari nilai
mean:
CL= p = np
n
III-5
Keterangan :
n : jumlah total sampel
np : jumlah total kecacatan
p : rata-rata proporsi kecacatan
4) Menentukan batas kendali terhadap pengawasan yang dilakukan dengan
menetapkan nilai UCL (Upper Control Limit / batas spesifikasi atas) dan LCL
(Lower Control Limit / batas spesifikasi bawah
UCL = p + 3
LCL = p - 3
Keterangan:
p : rata-rata proporsi kecacatan
n : jumlah sampel
(Prawirosentoso, 2002 : 113).
3. Analyze (A)
Mengidentifikasi penyebab masalah kualitas dengan menggunakan :
a. Diagram Pareto
Setelah melakukan measure dengan P-Chart, maka akan diketahui apakah ada
produk yang berada diluar batas control atau tidak. Jika ternyata diketahui ada
produk tersebut akan dianalisis dengan menggunakan diagram pareto untuk
diurutkan berdasakan tingkat proporsi kerusakan terbesar sampai dengan terkecil.
Diagram pareto ini akan membantu untuk memfokuskan pada masalah kerusakan
produk yang lebih sering terjadi, yang mengisyaratkan masalah-masalah mana
yang bila ditangani akan memberikan manfaat yang besar.
b. Diagram Sebab – Akibat
Diagram sebab akibat digunakan sebagai pedoman teknis dari fungsi-fungsi
operasional proses produksi untuk memaksimalkan nilai-nilai kesuksesan tingkat
kualitas produk sebuah perusahaan pada waktu bersaman dengan memperkecil
risiko-risiko kegagalan (Hidayat. 2007: 270)
4. Improve (I)
Merupakan tahap peningkatan kualitas Six Sigma harus melakukan
pengukuran (lihat dari peluang, kerusakan, proses kapabilitas saat ini), pada tahap
ini penelitian dilakukan dengan implementasi dengan melalui penerapn PDCA
singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act" (Indonesia:Rencanakan,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat
langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
Sebagai langkah perbaikan terhadap penyebab terjadinya kerusakan, dapat
dilakukan dengan menyusun daftar berupa tabel 5W1H yang terdiri dari What,
Why, When,Who, Where dan How. Untuk setiap jenis kecacatan memerlukan
perlakuan yang berbeda agar penanggulangan kecacatan produksi lebih fokus dan
terarah.
III-7
5. Control (C)
Merupakan tahap peningkatan kualitas dengan memastikan level baru kinerja
dalam kondisi standar terjaga nilai-nilai peningkatannya yang kemudian
didokumentasikan dan disebarluaskan yang berguna sebagai langkah perbaikan
untuk kinerja proses berikutnya.
Mulai
Latar Belakang
Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tidak
Pengolahan data:
Define
Measure
Analyze
Improve
Control
Selesai