Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Rekam, Vol. 12 No.

2 - Oktober 2016

SEMUT RANGRANG (OECOPHYLLA SMARAGDINA) DAN BENDA-


BENDA BERTEKNOLOGI DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI

Syafriyandi
Mahasiswa Program Studi Penciptaan Fotografi
Program Pascasarjana ISI Yogyakarta
Jalan Suryodiningratan No. 8, Yogyakarta
No. Tlp. (0274) 419791, No. Hp.: 082168441141, E-mail: syafriyandi1@gmail.com

Abstrak

Fotografi ekspresi merupakan ungkapan jiwa yang mengutamakan ekspresi jati diri pribadi
seseorang yang diekspresikan dalam karya seni murni. Penulis mengekspresikan apa yang ada
dalam pikiran berupa fantasi dan kebebasan yang tidak membatasi ide penciptaan. penciptaan
ini menggunakan metode ide, referensi, dan eksplorasi. Foto ini menampilkan objek semut
rangrang (Oecophylla smaragdina) yang merespons benda-benda berteknologi seperti halnya
manusia sekarang yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dengan perkembangan teknologi.
Semut adalah representasi manusia karena semut memiliki makna sebagai serangga yang
tergolong serangga sosial yang kehidupannya saling bekerja sama dan saling menolong seperti
halnya manusia. Karya yang penulis ciptakan diharapkan memiliki daya ganggu yang memicu
emosional dan memunculkan berbagai interpretasi kepada khalayak ramai.

Kata kunci: fotografi ekspresi, rangrang (Oechophylla smaragdina), teknologi

Abstract

Weaver Ants (Oecophylla Smaragdina) and High Technology Objects in Fine Art
Photography. Fine art photography is an expression of one’s soul that promotes the expression
of personal identity as expressed in a work of fine art. The author expresses what is in the mind
in the form of fantasy and freedom that does not restrict the idea of creation. The creation
itself involves ideas, references and exploration. The photos depict weaver ants (Oecophylla
Smaragdina) responding to hi-tech objects just like human who cannot be separated from
the development of technology. Ants are representations of human being because ants are
included in the group of social insects that work in groups and help each other as human being
do. The works created here are expected to have a certain interference power which could
trigger emotional feeling and raise various interpretations for the general public.

Keywords: fine art photography, weaver (Oecophylla smaragdina), technology

PENDAHULUAN untuk mengakses internet yang menyediakan


Kemajuan teknologi semakin tidak fasilitas-fasilitas sosial media. Dari fenomena
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia tersebut terdapat salah satu peribahasa yang
saat ini, khususnya kemajuan teknologi di berkaitan tentang semut, yaitu “Ada gula
bidang komunikasi yang menyediakan fasilitas ada semut”. Semut memiliki makna sebagai
internet. Terlihat di mana-mana di tempat serangga yang tergolong serangga sosial yang
umum disediakan fasilitas wifi gratis, yang akan kehidupannya saling bekerja sama dan saling
membuat tempat-tempat tersebut menjadi ramai menolong seperti halnya manusia.
oleh pengunjung. Pengunjung tersebut selalu Peribahasa tersebut bermakna tempat
membawa gadget, salah satunya smartphone yang mendatangkan keuntungan akan ramai

107
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam Fotografi Ekspresi

dikunjungi orang. Peribahasa itulah yang adalah semut yang merespons benda-benda
menginspirasi ide penciptaan yang akan berteknologi seperti halnya manusia sekarang
diekspresikan menjadi karya seni dengan media yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dengan
fotografi, ber-subject matter semut rangrang perkembangan teknologi.
(Oechophylla smaragdina) sebagai representasi Karya ini menghadirkan subjek semut
manusia yang kehidupannya tergantung sekali rangrang yang merespons benda berteknologi
dengan kemajuan teknologi saat ini. Untuk serta menyatukan benda hidup dan benda
menvisualisasikan karya yang akan dibuat mati menjadi satu kesatuan yang harmonis
dengan media fotografi, penulis memilih genre diharapkan memicu emosional penonton ketika
fotografi ekspresi agar tidak membatasi ide melihat karya tersebut dan menghasilkan daya
kreatif yang akan menampilkan subjek semut ganggu yang memunculkan berbagai interpretasi
yang merespons benda-benda berteknologi. karena melihat subjek semut yang tidak lagi
Dalam buku Pot-Pourri Fotografi merespons benda-benda di ekosistemnya
dijelaskan bahwa: atau di alam bebas, tetapi merespons benda-
Fotografi ekspresi adalah benda berteknologi seperti halnya kehidupan
sebuah karya fotografi yang
dirancang dengan konsep tertentu manusia pada saat ini. Kemajuan teknologi
dengan memilih objek foto yang secara tidak sadar telah mengubah cara hidup
terpilih dan yang diproses dan dan kebudayaan masyarakat saat ini. Penulis
dihadirkan bagi kepentingan
merepresentasikannya lewat subjek semut
si pemotretnya dengan luahan
ekspresi artistik dirinya. Maka rangrang, yang merespons benda-benda yang
karya tersebut bisa menjadi sebuah diciptakan dengan teknologi.
karya fotografi ekspresi. Dalam hal Untuk mewujudkan karya fotografi
ini karya fotografi ekspresi dapat
dimaknakan sebagai suatu medium ekspresi dengan subjek semut, teknik fotografi
ekspresi yang menampilkan makro digunakan agar mendapatkan hasil detail
jati diri fotografi seni. Karya dari subjek semut. Selain itu, digunakan teknik
fotografi yang diciptakannya
lebih merupakan karya seni murni fotografi still life karena adanya penggunaan
fotografi (fine art photography) benda yang disusun sedemikian rupa yang
karena bentuk penampilannya sesuai dengan unsur-unsur keindahan agar
yang menitikberatkan pada nilai
karya tersebut memiliki nilai estetis. Peletakan
estetis seni itu sendiri (Soedjono,
2006:27). pencahayaan dari samping dalam subjek foto
dilakukan agar menimbulkan efek gelap terang
Fotografi ekspresi merupakan ungkapan yang dramatis.
jiwa yang mengutamakan ekspresi jati diri
pribadi seseorang yang diekspresikan dalam
karya seni murni. Penulis mengekspresikan
apa yang ada dalam pikiran berupa fantasi dan
kebebasan yang tidak membatasi ide penciptaan.
Kebebasan ungkapan jiwa yang mengutamakan
kebebasan ekspresi jati diri untuk menciptakan
karya semut rangrang dalam fotografi ekspresi

108
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober 2016

shutter speed diatur lebih kurang 1/60. Karya yang


akan diciptakan oleh penulis sedikit banyak akan
terinspirasi oleh teknik fotografi makro Andiyan
Lutfi, namun akan terdapat perbedaan yang
signifikan dalam perwujudannya. Karena lebih
mengutamakan subjek semut yang merespons
benda-benda pakai masyarakat modern, penulis
mewujudkan berbagai persepsi kepada penikmat
karya dengan bantuan benda-benda yang menjadi
pengakuan status sosial di kalangan masyarakat
modern saat ini.
Tujuan dari penciptaan karya fotografi
Gambar 1. Artwork and Photograph by Andian dengan judul “Semut Rangrang (Oecophylla
Lutfi. Smaragdina) dan Benda-Benda Berteknologi
(https://indonesiaproud.wordpress.com/2011/01/17/
dalam Fotografi Ekspresi” ini adalah
andiyan-lutfi-foto-makronya-jadi-headline-di-
rubrik-dailymail-inggris/Diakses pada pukul 10:11 mencoba menampilkan perilaku semut yang
WIB 29 Maret 2016). merespons benda berteknologi yang digunakan
masyarakat modern saat ini. Subjek semut
Tinjauan tema dan visual mutlak
direpresentasikan sebagai masyarakat modern.
dilakukan untuk bahan komparasi
Dengan melakukan eksplorasi dan melakukan
(perbandingan) serta mungkin juga sebagai
berbagai eksperimentasi diharapkan karya
referensi orisinalitas, bahkan dapat juga menjadi
yang diciptakan dapat memunculkan berbagai
inspirasi. Setelah melakukan pencarian literatur
interpretasi bagi penikmat karya, saat karya
dan pengumpulan informasi dari berbagai
tersebut dipamerkan dalam sebuah pameran
sumber didapatkan beberapa fotografer yang
karya fotografi ekspresi. Semua langkah dan
mempunyai kesamaan tema dan kesamaan
metode penciptaan akan dilampirkan dan
visual dalam karya fotografi. Akan tetapi,
dimuat dalam hasil penelitian dan penciptaan di
terdapat perbedaan yang signifikan dengan apa
akhir nanti sebagai pembelajaran dan kemajuan
yang akan dikerjakan oleh penulis dan yang
dunia keilmuan fotografi.
akan dijabarkan dengan contoh gambar karya
Pada tahapan proses kreatif, dalam hal
yang juga akan disertakan.
ini yang akan dijabarkan adalah bagaimana
Karya yang digunakan sebagai acuan
proses kreatif perancangan dalam penciptaan
adalah karya Andian Lutfi, yang menggunakan
fotografi. Karya yang dihasilkan diharapkan
teknik makro agar mendapatkan perbesaran dan
memiliki daya ganggu, yaitu memiliki sensasi
ketajaman yang maksimal. Pengambilan sudut
dan emosional ketika melihat karya yang
pandang dengan komposisi diagonal dan center
penulis ciptakan.
dengan adanya background mendukung subjek
Teori tentang sensasi menjadi salah
agar terlihat lebih menonjol. Dalam karya tersebut
satu kajian dalam karya semut rangrang dalam
terdapat keunikan, yaitu suatu moment pada
fotografi ekspresi yang akan dibuat. Teori ini
subjek semut yang sedang mengambil makanan.
dipilih sebagai penunjang keberhasilan karya
Agar subjek semut terlihat bergerak, pengaturan

109
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam Fotografi Ekspresi

dalam perwujudannya dikarenakan karya foto Untuk mewujudkan sensasi yang


yang akan dibuat akan menimbulkan sensasi merespons emosi dengan pengalaman secara
visual atau memberikan pengalaman langsung langsung, penulis mewujudkannya dalam karya
kepada penikmat karya. semut rangrang (Oecophyla smaragdina) dalam
Wolman (1981:11) menjelaskan: fotografi ekspresi karena adanya keunikan pada
“Sensations are the elements of immediate subjek semut rangrang yang hidupnya di alam
experience. But sensations are aroused when dan merespons makanan yang ada di alam
a sensory organ is stimulated and sensory bebas. Dalam karya ini penulis menghadirkan
neourons conduct the excitations to the centers semut rangrang yang merespons benda-benda
of the nervous system. Excitations of neurons yang dihasilkan dengan teknologi. Semut
and sensations are parallel phenomena”. rangrang sebagai representasi dari kehidupan
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap manusia zaman sekarang yang hampir tidak
awal dalam penerimaan informasi. Sensasi atau dapat dipisahkan dari teknologi.
dalam bahasa Inggrisnya sensation, berasal dari Teori tentang surealisme menjadi
kata dalam bahasa Latin, sensatus, yang artinya menjadi salah satu kajian dalam karya ini. Teori
dianugerahi dengan indera atau intelek. Secara ini dipilih sebagai penunjang keberhasilan karya
lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek dalam perwujudannya dikarenakan karya foto
kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan yang akan dibuat sarat dengan kesan visual yang
oleh indera manusia, seperti temperatur tinggi, bersifat surealistik. Menurut Breton (1926:26):
warna hijau, dan rasa nikmatnya sebatang “Surrealism is based on the belief in the superior
cokelat. Sebuah sensasi dipandang sebagai reality of certain forms of previously neglected
kandungan atau objek kesadaran puncak yang associations, in the omnipotence of dream, in
pribadi dan spontan. Jadi, dalam karya yang akan the disinterested play of thought. It tends to ruin
penulis buat diharapkan akan menghadirkan once and for all all other psychic mechanism
sensasi kepada khalayak ramai. and to substitute itself for them in solving all the
Menurut Munro dalam Soedarso Sp. principal problems of life” . Dapat dikatakan
(2006:68): “Seni adalah alat buatan manusia bahwa fantasi yang melebihi realitas ataupun
untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas segala bentuk realitas yang ada di dalam mimpi
manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut (walau bertentangan dengan realitas yang
mencakup tanggapan-tanggapan hasil dari sesungguhnya) yang diwujudkan dalam suatu
pengamatan, pengenalan, imajinasi, baik yang karya seni disebut karya surealis.
rasional maupun emosional. Semut-semut yang merespons benda
Dari pemikiran Munro tersebut, seni berteknologi merupakan gambaran yang
harus dapat menimbulkan efek-efek psikologis tercipta dari fantasi pikiran manusia. Permainan
yang merespons emosional dan menimbulkan fantasi subjek semut yang merespons benda-
sensasi-sensasi yang berbeda-beda. Dengan benda berteknologi dapat dikatakan sebagai
kata lain, karya seni haruslah mempunyai pesan fantasi surealistik. Walaupun bukan menjadi
yang tidak saja harus tersampaikan, namun juga tujuan penulis untuk menciptakan karya seni
dapat memengaruhi psikologis atau respons fotografi surelis, visual yang tampak tidak
emosional dari penikmatnya. dapat dimungkiri mempunyai kesan surealistik

110
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober 2016

yang sangat kental sehingga teori surealis semut. IT WORK (2014:10) mendefinisikan:
juga dapat dipakai sebagai kajian teori dalam “Arti kata makro adalah “besar”. Akan tetapi,
penciptaan karya ini. dalam fotografi makro, yang dijadikan sasaran
Tedjoworo (2001:22) juga menjelaskan pemotretan adalah objek-objek yang sangat kecil.
istilah fantasi: “Fantasi itu lebih berkaitan dengan Jadi, lensa-lensa yang digunakan untuk memotret
daya untuk membayangkan sesuatu, khususnya benda-benda kecil dinamakan lensa makro”.
hal yang tidak real atau yang tidak mungkin Sementara itu, fotografi makro menurut
terjadi. Fantasi juga bisa diartikan mirip dengan Rambey:
khayalan. Sementara itu istilah “khayalan” lebih “Fotografi makro adalah seni
merekam dunia renik dalam olah
sering diartikan sebagai hasil fantasi seseorang”. kreatif selayaknya foto lanskap.
Seperti halnya karya yang akan penulis Titik tersulit dalam fotografi
ciptakan, benda-benda berteknologi yang biasa makro adalah: kita belum melihat
“pemandangan” sebelum kita
digunakan oleh manusia dengan adanya fantasi
memotretnya. Maka, kehadiran
yang dihasilkan dalam pikiran menjadi semut orang yang sudah berpengalaman
sebagai perwujudan kembali manusia. Semut dalam memotret makro sungguh
wajib bagi pelaku yang baru
yang merespons benda-benda berteknologi
memulai memotret makro ini”
yang akan diwujudkan dalam karya seni (Rambey dalam Lutfi, 2012:9).
fotografi ekspresi.
Semut rangrang (Oecophylla Dari beberapa pengertian fotografi makro
smaragdina) merupakan serangga
tersebut dapat disimpulkan bahwa fotografi
eusocial (sosial sejati), dan
kehidupan koloninya sangat makro adalah seni merekam dunia renik atau
tergantung pada keberadaan pohon memotret objek-objek yang berukuran kecil
(arboreal). Semut rangrang hidup
atau 1:1 pembesaran. Jadi, untuk menciptakan
dalam kelompok sosial di mana
pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe karya foto dengan subjeksemut rangrang harus
individunya (kastanya). Klasifikasi menggunakan teknik fotografi makro dan
ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: lensa makro karena makro yang sesungguhnya
Arthropoda. Kelas: Insecta. Ordo:
Hymenoptera. Famili: Formicidae. mampu menghasilkan 1:1 pembesaran, yaitu
Genus: Oecophylla. Spesies: besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya
Oecophylla smaragdina (Harlan, dengan benda aslinya.
2006).
Dalam fotografi cahaya merupakan
hal yang penting karena seorang fotografer
Dari kutipan tersebut, semut rangrang bisa disebut sebagai seorang pelukis cahaya.
termasuk serangga sosial yang kehidupannya Jadi, bisa dikatakan bahwa cahaya merupakan
saling bekerja sama seperti halnya kehidupan hal yang terpenting dalam perannya untuk
manusia. Oleh sebab itu, penulis menggunakan menciptakan sebuah karya fotografi. Istilah
objek semut rangrang sebagai representasi fotografi berasal dari bahasa Yunani, photos
manusia. yang berarti cahaya dan graphos berarti
Penciptaan karya seni menggunakan menggambar atau melukis. Sementara itu,
teknik fotografi makro agar menghasilkan kamera berasal dari bahasa Latin, yaitu kamera
perbesaran dan mendapatkan detail dari subjek obscura yang berarti kamar gelap.

111
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam Fotografi Ekspresi

Fotografi sejak ditemukan telah tiday. People generally view a


mengalami perubahan besar baik dari teknologi, photograph as a literal depiction
of reality, even when the image is
kegunaan, bahkan makna kehadirannya. Dari highly manipulated. This gives the
tujuan semula sebagai alat bantu melukis, photographer the power to alter
fotografi kemudian mempunyai bentuk dan reality greatly and still present it
as reality, a power that no other
kemampuan tersendiri dalam membuat gambar.
art form prossesses (Barbaum,
Pada abad XIX fotografi melesat menjadi salah 2010:299).
satu penemuan yang paling banyak berkontribusi
pada zaman revolusi industri dan menguasai Orang biasanya melihat sebuah foto
dunia melalui industri percetakan hingga sebagai gambaran harfiah dari realitas, bahkan
dimulainya ekspansi teknologi televisi dan video. ketika gambar tersebut sangat dimanipulsi.
Hingga saat ini fotografi masih diperhitungkan Hal ini memberikan fotografer kekuatan untuk
kehadirannya dengan bentuk dan format baru mengubah realitas dengan sangat masif dan
(digital). Fotografi masih dipakai sebagai media masih hadir sebagai realitas, kekuatan yang tidak
dengan berbagai macam tujuan termasuk seni. dimiliki oleh genre lain. Hal ini menjelaskan
Menurut Feininger dalam Soelarko bahwa karya penulis memiliki dua realitas
(1999:41): “Napsu untuk mencipta ialah dasar semut rangrang yang seolah-olah merespons
bagi semua juru foto yang besar keinginan untuk benda-benda berteknologi yang tidak ada dalam
mencoba lagi, guna mencapai kesempurnaan, kehidupan semut semestinya tetap saja terbaca
tiap kali mengharapkan untuk mendekati yang sebagai semut yang benar-benar merespons
telah dibayangkan dalam pikiran”. Dengan benda-benda berteknologi walaupun secara
kata lain, eksplorasi mendekatkan penulis pada harfiah penonton juga mengetahui bahwa yang
kesempurnaan visualisasi ide. Eksplorasi juga sedang dilihat itu adalah sebuah mimesis, yaitu
dapat membuat penulis menemukan tata cara yang semut sebagai perwujudan kembali dari manusia
lebih baik, efektif, dan efesien dalam mencapai yang kehidupannya hampir tidak bisa dipisahkan
karya seni yang ideal bahkan sangat mungkin dari benda-benda berteknologi, namun dualitas
menemukan sesuatu yang baru. Mewujudkan makna (dua realitas) itu tidak dapat dibatasi dan
fotografi ekspresi dengan subjek semut rangrang dibantah oleh pikiran penonton.
adalah bentuk eksplorasi yang dilakukan oleh Paparan tersebut menjadi landasan
penulis. Subjek semut rangrang diharapkan dapat penciptaan bagi penulis untuk membuat
mengakomodasi ide penulis dalam menciptakan hasil penelitian dalam penciptaan fotografi
karya seni fotografi yang baru. ekspresi dengan subjek semut rangrang, selain
Sebuah kenyataan yang dirasakan oleh teknis dasar fotografi seperti teknis mekanis
Bruce Barbaum yang juga dirasakan oleh diafragma, kecepatan dan ISO, teknis optis
penulis, bahwa realisme yang melekat pada depth of field atau ruang tajam perspektif, dan
fotografi membuat menjadi genre seni yang teknis pencahayaan. Eksplorasi, komposisi,
paling kuat di dunia saat ini. Ia mengungkapkan: dan penguatan makna menggunakan penanda
In the first chapter, I discussed universal yang sederhana juga menjadi landasan
my feeling that photography’s
yang tidak kalah penting bagi perwujudan karya
inherent realism makes it the most
powerful art form in theworld seni fotografi yang diinginkan oleh penulis.

112
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober 2016

Hal yang paling diperhatikan atau hasil jadinya berupa karya seni. Semakin
bahkan menjadi salah satu unsur terpenting banyak seseorang mempunyai pengetahuan,
dalam penciptaan karya fotografi ekspresi semakin banyak pula keresahan pikiran yang
dengan subjek semut rangrang ini adalah membebaninya. Sebaliknya, semakin banyak
komposisi, seperti yang disinggung oleh Clark referensi yang dimiliki oleh seseorang, semakin
dalam bukunya (2011:280): mudah bagi orang tersebut menemukan ide
The first step to creating fine art is gagasan untuk menuangkan keresahannya
finding subject matter that’s interesting to
you. If you catches your eye in real life, menjadi sebuah karya seni. Seperti halnya
you should be able to compose a beautiful penulis terinspirasi oleh kemajuan teknologi
image of it is a fine art photography has a saat ini khususnya di bidang komunikasi yang
sense of poetry: The shapes, lines, tones,
melahirkan benda-benda berteknologi, salah
and lighting work together to provide an
image that needs no explanation. Viewers satunya smartphone yang menjadi kebutuhan
easily can feel something when looking at primer bagi manusia pada era globalisasi saat ini
a understanding of its intended message. dan direpresentasikan menjadi semut rangrang
yang merespons benda berteknologi. Semut
Langkah pertama untuk menciptakan dipilih karena semut tergolong serangga sosialis
seni rupa adalah menemukan subjek yang yang kehidupannya saling bekerja sama seperti
menarik perhatian. Jika dapat menarik perhatian halnya manusia. Kemudian timbul keresahan
saat melihat secara langsung, bisa dibuat pikiran yang akan dituangkan menjadi suatu
sebuah komposisi karya seni rupa yang indah. karya seni fotografi. Berbekal dari referensi dari
Komposisi juga merupakan hal yang penting. beberapa seniman yang menjadi inspirasi bagi
Komposisi yang sukses dalam fotografi seni penulis, kemudian penulis mencari literatur
rupa adalah yang memiliki jiwa puisi: bentuk, yang lain sebagai tambahan referensi sebagai
garis, nada, dan pencahayaan bekerja sama bahan pengujian orisinalitas, tambahan ide,
untuk membuat gambar yang tidak perlu sekaligus menjadi landasan yang memperkuat
memerlukan penjelasan. Pemirsa dengan pemaknaan dan perwujudan karya seni fotografi
mudah dapat merasakan sesuatu ketika melihat yang akan dibuat.
gambar yang terkomposisi dengan baik; yang Eksplorasi dilakukan sejak awal
selanjutnya akan membawa pemirsa untuk terbentuknya gagasan hingga proses
memerhatikan lebih dalam dan mendapatkan perwujudan. Setiap langkah pengumpulan
pemahaman yang lebih baik dari pesan yang referensi adalah eksplorasi, demikian juga
dimaksudkan. langkah demi langkah menuju perwujudan
adalah bagian eksplorasi. Pencarian ide terus
METODE PENCIPTAAN berlanjut, mencari kemungkinan yang terbaik
Ada banyak cara seseorang mendapatkan dalam hal perwujudan juga terus dilakukan
ide gagasan, biasanya ide timbul dari sering di samping mencari materi terbaik yang akan
melihat-lihat yang sering disukai dan ingin dipakai sebagai objek yang akan ditampilkan.
diekspresikan dalam bentuk seni. Seni adalah
cara seseorang mengekspresikan ide yang ada
di dalam pikiran dan disampaikan kemudian

113
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam Fotografi Ekspresi

adanya teknologi dengan menggabungkan


dengan subjek utama semut rangrang. Dari hasil
eksplorasi ini penulis mendapatkan pengalaman
yang menarik dengan menggunakan subjek
semut sebagai representasi manusia yang
merespons benda-benda berteknologi.
Diharapkan muncul adanya daya ganggu dan
daya pukau yang memengaruhi emosional
kepada khalayak ramai. Dari eksplorasi
Gambar 2. Eksplorasi semut rangrang sebagai tersebut, penulis menyimpulkan akan lebih
subjek foto (dokumentasi penulis) mudah memunculkan daya ganggu kepada
khalayak ramai, memunculkan fantasi berupa
semut yang merespons benda berteknologi
seperti halnya manusia saat ini.
Perwujudan objek dimulai dari
perwujudan ide menjadi visual sketsa kasar yang
kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi
bahan-bahan apa saja yang akan dipakai
sebagai unsur terciptanya karya seni dengan
semut rangrang. Tahap perwujudan selanjutnya
Gambar 3. Eksplorasi fotografi ekspresi dengan memilih benda-benda berteknologi yang
subjek semut rangrang yang merespons benda- sering digunakan dalam kehidupan manusia.
benda (dokumentasi penulis)
Selanjutnya menyediakan tempat pemotretan.
Untuk pemotretan outdoor penulis
Penulis telah mencoba melakukan beberapa
memulai mencari pohon-pohon yang menjadi
eksplorasi dengan mencoba menggunakan
sarang semut karena dahan pohon tersebut
objek semut dalam fotografi ekspresi dengan
menjadi tempat perjalanan semut ke sarang
menggunakan teknik makro agar medapatkan
semut. Lalu penulis menyediakan pencahayaan
perbesaran dan detail yang maksimal karena
eksternal, yaitu flash agar pencahayaan tidak
objek foto tergolong objek yang kecil, dan
hardlight atau cahaya yang menyinari objek
menggunakan teknik still life, yaitu adanya
foto tidak terlalu keras penulis menambahkan
peletakan objek yang disusun dan pengambilan
diffuser atau peredam cahaya agar pencayaan di
sudut pemotrean agar mendapatkan komposisi
objek soft light memiliki gradasi gelap terang
yang diingankan serta menerapkan pencahayaan
yang lembut. Penggunaan flash external agar
dari samping agar memiliki gelap terang yang
objek foto memiliki ketajaman yang maksimal
dramatis.
dan melakukan peletakan background polos
Eksplorasi selanjutnya penulis
ataupun gradasi satu warna agar nantinya objek
menambahkan benda-benda pakai manusia.
menjadi point of view yang menghasilkan
Eksplorasi kali ini mencoba melibatkan salah
dimensi atara objek utama dengan background.
satu bahan yang akan dipakai sebagai penciptaan,
Lalu menyediakan benda-benda berteknologi
yaitu benda-benda yang dihasilkan dengan

114
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober 2016

yang biasanya digunakan dalam kehidupan dalam foto tersebut, meskipun karya foto
manusia saat ini misalnya flashdisk, SD card, yang disajikan telah dibuat semudah mungkin
dan tentunya simcard yang berguna untuk untuk dapat dimengerti oleh orang lain yang
mengakses internet. Agar benda-benda tersebut menikmatinya (melihatnya). Satu per satu karya
direspons semut, benda tersebut diolesi akan diulas, mulai subjek utama, yaitu semut
mentega atau aroma-aroma makanan. Ketika rangrang dan benda-benda berteknologi hingga
benda tersebut mulai direspons semut-semut, aspek fotografis seperti pencahayaan dan
penulis langsung melakukan pemotretan dan komposisi. Pembahasan lebih dititikberatkan
menunggu moment semut merespons benda- pada makna foto dan bukan pada teknis
benda tersebut. pembuatannya yang rata-rata mempunyai teknis
Pemotretan dilakukan dengan yang hampir sama. Membaca foto memberikan
menggunakan kamera DSLR full frame merek pengalaman yang berbeda dengan membaca
Canon EOS 6D dan menggunakan lensa Canon buku atau tulisan. Saat membaca buku dan
EF 100mm f/2.8L Macro IS USM dibantu tulisan, otak kiri terstimulus oleh pengalaman
dengan tripod dan peralatan lain, seperti trigger bahasa yang kemudian memicu otak untuk
sebagai alat pemicu kedua flash. Pengaturan membayangkan atau menggambarkan
sudut pengambilan tidaklah sembarangan, sesuatu yang disebut dalam tulisan tersebut.
komposisi tetap diperhitungkan demi Sebaliknya, ketika seseorang melihat gambar
mendapatkan hasil akhir yang baik. (foto), otak akan mengidentifikasi elemen yang
Proses penyuntingan foto dilakukan ada pada gambar menjadi satu bentuk bahasa
dengan menggunakan komputer dengan yang dimengerti atau memunculkan persepsi
bantuan perangkat lunak penyunting Adobe sesuai dengan pengalaman yang terjadi pada
Photoshop CC. Dalam proses penyuntingan orang tersebut. Dengan menyajikan ulasan
lebih diutamakan hanya sekadar perbaikan makna foto diharapkan pembaca ataupun
komposisi (cropping) dan pengaturan warna penikmat foto dapat merasakan pengalaman
juga gelap terang, namun tidak menutup baru dalam memahami arti sebuah foto secara
kemungkinan penyuntingan tingkat lanjut spontan, yaitu sensasi seperti foto konseptual
juga dilakukan apabila adanya foreground dan yang mempunyai makna yang dibuat untuk
background yang memengaruhi komposisi, disampaikan menggunakan media fotografi.
penulis akan menghapus atau menambah agar
hasil akhirnya sesuai dengan yang diharapkan.

ULASAN KARYA
Dari proses perwujudan yang sudah
dijelaskan, tercipta tiga karya semut rangrang
dalam fotografi ekspresi. Berikut ini akan diulas
karya-karya tersebut satu per satu. Ulasan karya
tersebut diharapkan dapat menjadi tambahan
pengetahuan bagi penonton dan pembaca Gambar 4. Karya Syafriyandi berjudul Explore
tentang maksud dan tujuan yang tertuang (2016)

115
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam Fotografi Ekspresi

Karya Explore bercerita tentang


sekumpulan semut yang sedang membawa
simcard yang berguna untuk mengakses jaringan
komunikasi dan sekarang ini kebanyakan
digunakan untuk mengakses internet guna
menjelajah di dunia maya. Seperti halnya
manusia sekarang yang semakin tidak bisa
dipisahkan dengan adanya fasilitas internet.
My Memory menceritakan semut yang
berusaha mengangkat mini sd yang umumnya Gambar 6. Karya Syafriyandi berjudul Research
digunakan menjadi penyimpan data eksternal (2016)

di dalam gadged. Salah satu gadged yang


Research bercerita tentang semut yang
sering digunakan dan dibawa ke mana pun
seolah-olah mengangkat dan melihat flashdisk
adalah smartphone. Dalam aktivitas sehari-hari
yang sudah tidak ber-cashing atau penutup
manusia sekarang sering menggunakan fasilitas
komponen-komponen yang ada di flashdisk,
di smartphone, yaitu sebagai alat dokumentasi
seperti halnya manusia khususnya para ilmuan
diri ataupun beramai-ramai seperti halnya
berlomba-lomba meneliti dan menciptakan
berfoto selfi untuk dipamerkan di media sosial
penyimpanan data agar transfer file melalui
yang hampir dilakukan setiap waktu ketika
flashdisk semakin cepat yang dulu menggunakan
bepergian di suatu tempat. Karena hampir setiap
USB 2.0 sekarang sudah berkembang menjadi
waktu berfoto, smartphone sering kehabisan
3.0. Para ilmuan tidak berhenti sampai di situ
tempat penyimpanan internalnya dan mini sd
saja, tetap iterus-menerus tanpa adanya batasan
wajib dimiliki agar penyimpanan foto ataupun
untuk research lalu menciptakan benda-benda
video masih dapat disimpan di smartphone.
berteknologi yang terbaru.

SIMPULAN
Setelah melakukan pengenalan,
eksplorasi, pendalaman, dan pembuatan
karya seni, yaitu semut rangrang dan benda-
benda berteknologi dalam fotografi ekspresi,
penulis menemukan pengalaman baru,
yaitu menyatukan benda hidup dan benda
mati menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Diharapkan karya dapat memicu emosional
Gambar 5. Karya Syafriyandi berjudul My Memory
(2016) penonton ketika melihat karya tersebut dan
menghasilkan daya ganggu yang memunculkan
berbagai interpretasi karena melihat subjek
semut yang tidak lagi merespons benda-
benda di ekosistemnya atau di alam bebas,
melainkan semut yang merespons benda-

116
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober 2016

benda berteknologi seperti halnya kehidupan Publishing.


manusia pada saat ini. Sesuai dengan konteks Harlan, I. 2006. Aktivitas Pencarian Makan
foto, yaitu semut sebagai representasi dari dan Pemindahan Larva Semut Rangrang
kehidupan manusia saat ini yang kehidupannya Oecophylla Smaragdina (Formicidae:
hampir tidak dapat dipisahkan dengan adanya Hymenoptera). Bogor: IPB.
perkembangan teknologi khususnya di bidang Lutfi, Andian. 2012. Indonesia Macro
komunikasi, diharapkan ketika melihat karya Photobook. Jakarta: PT Elex Media
tersebut khalayak ramai setidaknya tersadar Komputindo.
bahwa kebudayaan mereka secara tidak Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan,
sadar berubah. Lama-kelamaan hal ini dapat Estetika, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta:
berdampak pada perubahan kebudayaan BP ISI Yogyakarta.
dikarenakan perkembangan teknologi yang Soedjono, Soeprapto. 2007. Pot-Pourri
semakin maju pada era globalisasi ini. Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti.
Dalam pembuatan karya ini ditemui Sontag, Susan.1973. On Photography. New
banyak kesulitan antara lain disebabkan oleh York: Rosseta Books.
cuaca ketika hendak memotret karena pemotretan Sumartono. 1992. “Orisinalitas Seni Rupa
dilakukan di luar ruangan dan aktivitas semut Indonesia, Pengetahuan dan Penciptaan”.
menentukan hasil foto bagus atau tidaknya. SENI, No. II/02, BP ISI Yogyakarta.
Ketika penulis melakukan beberapa pemotretan Tedjoworo. 2001. Imaji dan Imajinasi.
di ruangan dan selalu bereksperimen, penulis Yogyakarta: Yayasan Adikarya dan The
menemukan pengalaman agar semut terlihat Ford Foundation.
agresif, pemotretan dilakukan pada pagi hari Tim IT Works. 2014. Trik Fotografi Makro
karena puncak aktivitas semut adalah pagi hari. Kreatif. Jakarta: PT Grasindo.
Wolmen, Benjamin B. 1981. Contemporary
Theories and Systems in Psychology.
DAFTAR PUSTAKA New York: N.Y.10011.
Buku
Barbaum, Bruce. 2010. The Art of Photography: Pustaka Laman
An Approach to Personal Expression. https://indonesiaproud.wordpress.
California: Rocky Nook Inc. com/2011/01/17/andiyan-lutfi-foto-
Breton, Andre. 1969. Manifestoes of Surrealism. makronya-jadi-headline-di-rubrik-
Ann Arbor: The University of Michigan dailymail-inggris/29, diakses pada 29
Press. Maret 2016, pukul 10:11 WIB.
Clark, Tom. 2011. Digital Photography
Composition for Dummies. Indiana:
Wiley Publishing, Inc.
Feiniger, Andreas. 1965. The Complete
Photographer atau Unsur-Unsur
Utama Fotografi. Terjemahan R.M.
Soelarko.1999. Semarang: Dahara

117

Anda mungkin juga menyukai