Anda di halaman 1dari 20

VISUALISASI BENTUK SEMUT API SEBAGAI IDE

PENCIPTAAN KARYA SENI KERAMIK

Di susun oleh:

MOH.ARVIN ROHMAN HAKIM


2012209022

Dosen Pembimbing

Dra. Dwita Anja Asmara, M.Sn.

PROGRAM STUDI S1 KRIYA SENI


JURUSAN KRIYA
FAKULTAS SENI RUPA
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2022
I. JUDUL

VISUALISASI BENTUK SEMUT API SEBAGAI IDE


PENCIPTAAN KARYA SENI KERAMIK

II. LATAR BELAKANG

Karya seni rupa hadir melalui proses kreativitas dan


serangkaian interpretasi yang tumbuh dari pengalaman serta
pengetahuan pribadi dalam menghadapi berbagai persoalan terkait
objek. Sebagai objek, semut memiliki potensi yang dapat diamati,
diinterpretasi, maupun diwujudkan dalam karya melalui berbagai
pertimbangan artistik pada proses perwujudannya

Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae,


bangsa Hymenoptera.Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis
(spesies), sebagian akbar hidup di kawasan tropika. Sebagian akbar
semut diketahui untuk serangga sosial, dengan koloni dan sarang-
sarangnya yang teratur mempunyai anggota ribuan semut per
koloni. Anggota koloni terbagi dijadikan semut pekerja, semut
pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok
semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai kawasan yang luas
untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala
dikata "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan. Meskipun ukuran tubuhnya yang
relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan
dapat menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat
badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya
dapat menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya
sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang dapat
menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya
sendiri.(yunus 2017).

Berbagai jenis semua yang sering kita jumpai adalah semut


merah (Solenopsis spp ) atau semut api .Semut api adalah salah
satu genus semut yaitu genus Solenopsis. Panjang semut
pekerjanya mencapai 3 mm dan panjang ratu semut mencapai 6
mm . Jenis semut ini berwarna coklat agak kemerahan. Serangga
ini biasanya hidup dalam koloni dengan jumlah koloni bisa
mencapai hingga 100.000 ekor semut. Tiap koloni semut api
dipimpin oleh ratu semut yang menghasilkan telur antara 150 dan
200 telur setiap hari. Semut api membuat gundukan tanah yang
tingginya dapat mencapai hingga 2 kaki. Gundukan tinggi tersebut
biasanya dibuat di tempat yang terbuka dan terkena sinar
matahari. Semut api mampu menyengat binatang dan juga
manusia. Sengatan dari semut api tersebut terasa
menyakitkan. Spesies dari genus ini dapat diidentifikasi
menggunakan mikroskop untuk mengetahui ciri-cirinya. Ciri
serangga tersebut adalah pertama pinggang antara perut dan dada
dapat dilihat dengan jelas Kedua, masing- masing antena memiliki
10 segmen. Jenis semut ini tidak memiliki gigi atau propodeal.

Tanpa kita sadari bahwa semut sangat berguna bagi


kehidupan manusia ,mungkin yang kita tau ,semut adalah jenis
hewan pengganggu bagi kehidupan kita ,tetapi bahwasanya tuhan
tidak menciptakan makluk hidup yang tidak berguna bagi
kehidupan manusia, dilihat dari segi tubuh semut juga memiliki
bentuk yang estektik ,memiliki pola hidup yang bergerombol
,untuk itu sebagai kasih sayang kita terhadap makluk hidup ,maka
penulis mengangkat tema semut api yang dijadikan sebagai karya
seni yang terbuat dari keramik.

Setelah melalui pengamatan dan pertimbangan yang cukup


panjang, kemudian munculah keinginan untuk menghadirkan
wujud semut api dalam sebuah kerya seni keramik tiga dimensi,
melalui berbagai usaha penjelajahan kemungkinan atau eksplorasi
dalam mengolah ide- ide. Berbagai keunikan yang dimiliki semut
api memiliki potensi estetik, tentunya setiap karakteristik maupun
pola dan pertahanan hidupnya yang unik tersebut dapat
tersampaikan dengan jelas dan lebih menarik dalam berbagai
kemungkinan dalam mengeksplorasi bentuk-bentuk baru dengan
melibatkan imajinasi pribadi. Kekhasan, keunikan, dan karakter
semut api dapat terlihat dengan lebih jelas me lalui berbagai
pengorganisasian elemen dasar seni rupa, misalnya garis, teknik,
komposisi bentuk, dan pertimbangan artistik lainnya yang mampu
menampilkan semut api menjadi menarik melalui karya seni
keramik tiga dimensi. Maka dari itu penulis menentukan ide awal
dari wujud dan keestektikan bentuk semut sebagai karya seni
berasal dari keramik yang akan menarik dalam hal bentuk ,juga
mampu menyampaikan pesan pada si penikmat seni sesuai harapan
penulis.

III. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana visualisasi pola kehidupan semut api dalam
penciptaan karya seni keramik tiga dimensi
2. Bagaimana bentuk visualisasi semut api dalam penciptaan
karya seni keramik tiga dimensi
IV. TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Ingin mewujudkan karya seni tiga dimensi bervisualisasi
dari bentuk semut api.
2. Ingin mengetehui visualisasi bentuk pola kehidupan semut
api dalam penciptaan karya seni keramik.

B. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas,
pembaca, ataupun pengamat tentang eksistensi semu api
maupun pengetahuan tentang karya seni keramik.
2. Sebagai tolok ukur dari perkembangan pemikiran pribadi
saat ini dan memberikan pembelajaran bagi diri sendiri.

V. METODE PENDEKATAN DAN PENCIPTAAN

Penciptaan dalam hal ini adalah proses untu menjadi barang yang
belum ada menjadi ada ,dan proses ini dilakukan secara bertahap.
Dalam penciptaan karya ini ada beberapa metode yang digunakan
,diantaranya adalah sebagai berikut:

A. Metode penciptaan
Menurut Gustami, melahirkan sebuah karya seni
khususnya seni kriya secara metodologis melalui tiga tahapan
utama , yaitu eksplorasi 2 (pencarian sumber ide, konsep, dan
landasan penciptaan), perancangan (rancangan desain karya),
dan perwujudan (pembuatan karya) (2004:29 32).
Tahap eksplorasi meliputi langkah pengembaraan jiwa
dan penjelajahan dalam menggali sumber ide. Langkah-
langkah tersebut meliputi penggalian sumber penciptaan yang
diperoleh melalui pengumpulan data referensi mengenai
tulisan-tulisan dan gambar yang berhubungan dengan karya.
Dari kegiatan ini akan ditemukan tema dan berbagai persoalan.
Langkah kedua adalah menggali landasan teori, sumber dan
referensi serta acuan visualuntuk memperoleh konsep
pemecahan masalah secara teoritis, yang dipakai nanti sebagai
tahap perancangan.

Tahap perancangan terdiri atas kegiatan menuangkan


ide dari hasil analisis yang telah dilakukan ke dalam bentuk
dua dimensional atau desain. Hasil perancangan tersebut
selanjutnya diwujudkan dalam bentuk karya. Dalam proses
perancangan langkah yang dilakukan adalah membuat
beberapa desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa
tersebut, akan dipilih beberapa sketsa yang terbaik dan
dijadikan sebagai desain terpilih. Pemilihan tersebut tentunya
mempertimbangkan beberapa aspek, seperti teknik, bahan,
bentuk, dan alat yang akan digunakan. Kemudian tahap kedua
menyempurnakan sketsa terpilih menjadi desain sempurna,
sesuai ukuran, skala, bentuk asli dan penempatannya.
Kemudian tahapan terakhir adalah membuat gambar kerja.

Tahap perwujudan merupakan tahap mewujudkan ide,


konsep,landasan, dan rancangan menjadi karya. Dari semua
tahapan dan Langkah yang telah dilakukan perlu dilakukan
evaluasi untuk mengetahui secara menyeluruh terhadap
kesesuaian antara gagasan dengan karya yang diciptakan.
Proses pembuatan karya akan dilakuakan sesempurna
mungkin, sehingga karya yang akan dihasilkan sesuai dengan
desain yang dibuat pada proses awal.

B. Metode pendekatan

1. Estetis
Pendekatan ini berisikan dan berdasarkan uraian- uraian
estetis yang selanjutnya divisualisasikan dalam bentuk karya.
Menurut Darsono, ada tiga ciri yang menjadi sifat-sifat
membuat indah dari benda-benda estetis, adalah :

a. Unity (kesatuan), merupakan benda estetis ini tersusun


secara baik atau sempurna bentuknya

b. Complexity (kerumitan), benda estetis atau karya yang


bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan kaya
akan isi maupun unsur-unsur yang berlawanan ataupun
mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.

c. Intensity (kesungguhan), suatu benda estetis yang baik


harus mempunyai suatu kualitas tetentu yang menonjol
dan bukan sekedar sesuatu yang kosong. Tak menjadi
soal kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana
suram atau gembira, sifat lembut atau kasar) asalkan
merupakan sesuatu yang intensif atau sungguh sungguh
(Dharsono, 2007:63).

VI. KONSEP PENCIPTAAN


Karya keramik yang terinspirasi dari semut ini diciptakan
menggunakan metode penciptaan seni kriya. Proses penciptaan
karya seni kriya dapat dilakukan secara intuitif, tetapi dapat pula
ditempuh melalui metode ilmiah yang direncanakan secara
seksama, analitis, dan sistematis. Dalam konteks metodologis,
terdapat tiga tahap penciptaan seni kriya, yaitu eksplorasi,
perancangan, dan perwujudan (Gustami, 2007: 329).

1. Tahap eksplorasi meliputi langkah menggali sumber inspirasi


atau ide ,yaitu meliputi langkah penyatuan imajinasi dengan
pengalaman estetis dengan berbagai bentuk jenis semut yang
ada diindonesia ataupun didunia sehinga dalam tahapan ini
penulis memiliki ruang yang luas dalam mengolah berbagai
bentuk semutyang akan diwujudkan menjadi sebuah karya
seni. Dilanjutkan dengan langkah penggalian sumber ide,
pengumpulan data dan referensi, pengolahan dan analisis data,
sehingga diperoleh konsep pemecahan yang signifikan.

Kegiatan eksplorasi ini dilakukan guna memperoleh


informasi- informasi yang berkaitan dengan ide yang diangkat.
Sehingga dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk
menciptakan karya seni. Kegiatan ini meliputi:

a. Pengumpulan informasi melalui studi pustaka dan studi


lapangan untuk mendapatkan pemahaman untuk
menguatkan gagasan penciptaan dalam menyusun konsep
penciptaan karya
b. Pengamatan tentang bentuk semut secara menyeluruh
sehingga dapat menjadi acuan dalam pembuatan dekorasi
bagi penciptaan karya seni keramik tiga dimensi.
c. Melakukan analisis terhadap bentuk, bahan dan teknik
yang digunakan dalam pembuatan karya seni keramik tiga
dimensi.
d. Mengembangkan imajinasi untuk menghasilkan karya seni
tiga dimensi yang lebih menarik.

2. Tahap perancangan yaitu meliputi langkah memvisualisasikan


hasil dari deskripsi verbal data ke dalam berbagai alternatif
desain dua dimensional (sketsa) dan langkah
memvisualisasikan gagasan dari rancangan sketsa terpilih ke
dalam gambar desain sehingga memberikan gambaran yang
akurat dalam perwujudannya.

3. Tahap ini merupakan tahap perwujudan ide, konsep, landasan,


dan rancangan karya. Setelah tahap eksplorasi dan perencanaan
telah dilalui, tahap selanjutnya adalah tahap perwujudan. Tahap
ini akan membahas tentang bahan yang akan digunakan dalam
perwujudan karya keramik, alat yang digunakan untuk
perwujudan karya keramik, dan proses perwujudan karya
keramik itu sendiri.

A. Sumber penciptaan
Semut api merujuk kepada semut yang bewarna merah dan
mampu mengigit makhluk hidup lain. Tubuh semut api terdiri
atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma
(perut). Morfologi semut api cukup jelas dibandingkan dengan
serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural,
dan bagian perut yang berhubungan ke tangkai semut
membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma
(bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut
yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang
dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua,
atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa
terwujud). Tubuh semut api memiliki eksoskeleton atau
kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai
tempat menempelnya otot. Menurut Tarumingkeng (2001)
bahwa, semut api memiliki lubang- lubang pernapasan di
bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam
sistem respirasi mereka. Pada kepala semut api terdapat banyak
organ sensor. Semut api memiliki mata majemuk yang terdiri
dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk
mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya
tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi
perubahan cahaya dan polarisasi. Semut api umumnya
memiliki penglihatan yang buruk, bahkan ada yang buta. Pada
kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu
semut api mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena ini juga
digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi
feromon yang dikeluarkan. Selain itu, antena semut api juga
berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu
yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala juga
terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan
untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun
sarang, dan untuk pertahanan
Semut api biasa hidup di tanah (baik dataran rendah
maupun dataran tinggi/gunung) yang memiliki suhu sedang.
Semut api dikatakan sebagai pekerja keras. Mereka dapat
membangun bukit setinggi 30 cm dan selebar 60 cm, atau
menggali terowongan labirin hingga sedalam 1,5 m di bawah
tanah. Di wilayah-wilayah tertentu, semut api membangun
bukit-bukit kecil hingga lebih dari 350 buah.
Semut mempunyai peranan yang penting di alam ini,
namun peran itu ada yang bersifat positif dan negatif. Peranan
semut di alam juga tidak dapat secara langsung dirasakan oleh
manusia, namun untuk keberlanjutannya sangat bermanfaat
sekali. Manfaat positif dari peran semut adalah sebagai
predator, menguraikan bahan organik, mengendalikan hama
dan bahkan membantu proses penyerbukan. Semut secara
ekonomi kurang bermanfaat, namun jika di lihat secara ekologi
semut sangat bermanfaat bagi tumbuhan dan hewan, karena
dalam rantai makanan memiliki peran yang sangat penting.
Sangat banyak peranan semut bagi manusia ,tetapi banyak
dari kita tidak mengetahuinya ,keberadaan semut itu sendiri
tidak dianggap bagi manusia ,sehinggah dari konsep diatas
penulis merasa tergugah dan kemudian berkeingan untuk
mencipkan karya tiga dimensi yang terbuat dari keramik .

B. Landasan teori
Menciptakan sebuah karya seni membutuhkan sudut
pandang yang obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan,
oleh karena itu perlu penjelasan mengenai permasalahan yang
diangkat. Hal tersebut bertujuan agar terhindar dari meluasnya
pembahasan dan salah penasiran terhadap judul yang diangkat.
Sebuah karya seni tidak hanya sebagai sarana
penyampaian pesan namun juga seharusnya dapat
membangkitkan pengalaman estetis penikmat. Maka didalam
sebuah proses penciptaan perlu adanya sebuah ruang untuk
estetika, namun tidak hanya sekedar keindahan, karena estetika
tidak hanya berarti adanya keindahan pada objek seni
melainkan sebuah kajian tentang proses yang terjadi antara
kreator, karya seni. dan nilai yang ada pada karya seni. Seperti
yang dikatakan Junaedi (2013:30) bahwasanya definisi estetika
adalah kajian tentang proses yang terjadi antara subjek seni,
objek seni, dan nilai terkait dengan parameter, dan properti atas
keindahan maupun kejelekan.
Estetika atau aisthanomal yang secara harafiah dalam
bahasa Yunani berarti memahami melalui pengamatan
inderawi. Kata estetika memiliki akar kata aesthesis yang bisa
diartikan emosi atau persepsi (Junaedi,2013:30). Dengan
memberikan kualitas estetika pada karya sama saja
memberikan suatu ekspresi yang pas dan emosi yang kuat.
VII. PROSES PENCIPTAAN
A. Data Acuan

Gambar 1.
Gambar semut api dalam jarak dekat
Sumber https://pin.it/7EMfBYB
a
m
b
a
r

1
.

Gambar 2.
Gambar semut api dalam jarak dekat
Sumber https://pin.it/34BPG90
B. Rancangan karya

Sketsa 1 dan Sketsa 2


C. Proses Perwujudan

Perwujudan suatu karya, sangat dipengaruhi oleh


penentuan bahan,alat, dan teknik, karena akan berpengaruh
pada keberhasilan dalam perwujudan suatu karya. Suatu karya
yang berhasil adalah suatu karya yang dikerjakan dengan rapi,
craftmanship yang tinggi, menguasai teknik dan ilmu bahan
serta finishing secara sempurna. Seperti hakikat seni karya
menurut (Soedarso Sp, 2006: 109) berikut ini:

Seni kriya harus terbuat dengan rapi, dengan kekriyaan


atau craftsmanship yang tinggi, dan dengan mengindahkan tata
cara teknik yang benar, maksudnya penentuan bahan dan
teknik kerja yang sesuai dengan bentuk yang akan dicapai,
perhatikan dan sifat-sifat bahannya, serta penyelesaian atau
finishing secara penuh.

Untuk mencapai itu semua dalam perwujudan karya


alat dan bahan sangat diperlukan dan sangat berpengaruh besar
dalam proses pengerjaan karya serta hasil dari karya yang telah
dibuat. Berikut adalah alat dan

bahan yang digunakan dalam perwujudan karya seni keramik.


1. Bahan dan Alat
a. Bahan
1) Tanah liat
2) Glatsir
b. Alat
1) Peralatan dekorasi
2) Meja gypsum
3) Papan landasan
4) Butsir
5) Spon dan tempat air
6) Tungku
7) Gas
8) Alat glatsir
9) Air
2. Teknik Pemgerjaan
Teknik pengerjakaan yang digunakkan untuk
Pembuatan karya menggunakan teknik pijit
Teknik pijit merupakan keteknikan dalam pembuatan
keramik dengan cara menekan- nekan tanah liat
menggunkan tangan. Pada saat mengawali proses
pembuatan keramik, harus diingat pengulian tanah liat
merupakan hal yang penting guna mendapatkan tanah yang
plastis serta mengurangi resiko pecahnya benda yang telah
dibuat. Penggunaan alat dalam proses teknik pijit dapat
dikatakan sedikit, akan tetapi ketelitian dalam
pembentukan sangat penting karena tanah yang dipijit atau
ditekan jangan sampai memiliki tingkat ketebalan yang
berlebihan karena benda yang terlalu tebal bisa pecah
ketika melalui proses pembakaran.
Adapun beberapa tahap dalam pembuatanya, sebagai
berikut
1. Dekorasi
Dekorasi merupakan tahapan untuk menghias benda
keramik agar menambah nilai keindahan dari benda
tersebut

2. Pengeringan dan Pengamplasan


Proses selanjutnya setelah dekorasi telah selesai
ialah pengeringan benda dan pengamplasan. Benda
keramik yang telah didekorasi didiamkan dalam
keadaan terbuka agar pengeringan berlangsung
dengan cepat. Proses pengeringan tergantung
dengan cuaca, jika panas maka proses ini akan
berlangsung cepat. Setelah benda keramik kering,
langkah selanjutnya adalah pengamplasan
dilakukan untuk mendapatkan benda keramik yang
halus.

3. Pembakaran Biskuit
Benda keramik yang telah kering dan diamplas
kemudian dibakar biskuit. Pembakaran dilakukan
dengan menggunakan tungku gas . Benda disusun
ke dalam tungku gas, dan mulai pembakaran
sehingga mencapai pada tingkat suhu yang
ditentukan yakni 900o Celcius.

4. Penglasiran
Setelah benda keramik tersebut sudah menjadi
biskuit ,maka tahap selanjutnya yaitu penglasiran
sesuai desain yang di inginkan .

5. Pembakaran glatsir
Dalam tahap ini pembakaran glasir menggunakan
suhu tinggi menekankan pada titik lebur glasir yang
digunakkan, yaitu sekitar 1100 celcius - 1180
celcius,tergantung pada suhu glasir yang
digunakkan.

D. Tahap Perwujudan

IMAJINASI IDE

REFERENSI

SKETSA KONSÙLTASI

PENGERJAAN

PEMBENTUKAN

PENGERINGAN

PEMBAKARAN

GLASIR

PEMBAKARAN 2 FINISHING
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Gustami. SP. Proses Penciptaan Seni Kriya:Untaian Metodologis,


(program pasca sarjana S-2 Penciptaan dan Pengkajian Seni,
Institut seni Indonesia, 2004

Junaedi, Deni. 2013, ESTETIKA Jalinan Subjek Objek, dan Nilai,


Badan Penerbit ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Kartika,Dharsono Sony. 2008, Estetika, Rekayasa Sains, Bandung.

Soedarso, Sp. Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi


Seni, Yogyakarta: STSRI ASRI,1990

Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni "Penciptaan Eksistensi dan


Kegunaan Seni" , Yogyakarta: Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.

Apriyanto, Upik Kesumawati, Hadi , dan Susi Soviana,


“Keragaman Jenis Semut Pengganggu di Permukiman Bogor”,
Jurnal Kajian Veteriner, Bogor, ISSN : 2356-4113, Vol. 3 No. 2
: 213-223
Fransina S. Latumahina, Agus Ismanto, “Pengaruh Alih Fungsi
Lahan Terhadap Keanekaragaman Semut Dalam Hutan
Lindung Nona-Ambon”, Jurnal Agroforestri, Volume VI Nomor
I (Maret 2018)
IX. SISTEMATIKA ISI LAPORAN

HALAMAN JUDUL LUAR


HALAMAN JUDUL DALAM
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat
C. Metode Pendekatan dan Penciptaan

BAB II. KONSEP PENCIPTAAN


A. Sumber Penciptaan
B. Landasan Teori

BAB III. PROSES PENCIPTAAN

A. Data Acuan
B. Analisis data Acuan
C. Rancangan Karya
D. Proses Perwujudan
1. Alat dan Bahan
2. Teknik Pengerjaan
3. Tahap Perwujudan
E. Kulturasi Biaya Pembuatan

Karya BAB IV. TINJAUAN KARYA

1. Tinjauan Umum
2. Tinjauan Khusus

BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
X. JADWAL PELAKSANAN

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5


Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke ke ke ke ke
Studi pustaka
dan
pengumpulan
data
Penyusunan
proposal
Perancangan
desain
Konsultasi
dosen
pembimbing
Penetapan
desain
terpilih
Persiapan
alat dan
bahan
Proses
perwujudan
karya
Penyusunan
laporan
Ujian

Anda mungkin juga menyukai