Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN REKAYASA LALU LINTAS

“ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4A
KETUA : M. FIRZA EKA CAHYO R (G1B021043)
ANGGOTA : IWAN KURNIAWAN (G1B021037)
ABENG ANDHIKA PRATAMA H(G1B021049)
AURA NIRVANA (G1B021070)
NOVRAN WIJAYA (G1B021079)
AZA GEBY ANJELAH (G1B021091)

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Rekayasa Lalu Lintas.
Tujuan penulisan laporan ini agar mahasiswa dapat memahami dan
menerapkan ilmu dan teori tentang rekayasa lalu lintas dalam praktek kerja di
lapangan dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini penyusun menyadari
tanpa adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak tentunya
laporan ini tidak akan terselesaikan. Penyusun menyempatkan banyak terimakasih
kepada bapak Dr.Hardiansyah, S.T., M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Rekayasa Llu
Lintas Universitas Bengkulu serta rekan rekan mahasiswa/i Program Studi Teknik
Sipil Universitas Bengkulu atas kerja samanya dalam penyusunan laporan ini
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi kita
semua. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan hanya milik
Allah swt. maka apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini, penyusun
memohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pembaca. Untuk itu penyusun
memohon saran dan kritik yang membangun guna memperbaiki dan melengkapi
penyusunan laporan ini.

Bengkulu, 19 Februari 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rekayasa lalu lintas adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran lalu
lintas dan perjalanan, studi hukum dasar yang terkait dengan arus lalu lintas dan
bangkitan, dan penerapan ilmu pengetahuan professional praktis tentang
perencanaan, perancangan dan operasi sIstem lalu lintas untuk mencapai
keselamatan dan pergerakan yang efisien terhadap orang dan barang (Afdhal,
Chairil., 2014).
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah atau air, seta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, dan
jalan kabel (UU RI No 38 Tahun 2004). Seringkalinya kita melihat permasalahan
lalu lintas yang ada disekitar kita seperti arus kendaraan pada jam-jam puncak yang
terlalu banyak sehingga terjadi macet. Sehingga kita merasa kurang nyaman
memakai atau melalui jalan tersebut.
Tujuan dari rekayasa lalu lintas adalah untuk mendapatkan atau memberikan
kondisi lalu lintas yang selancar dan seaman mungkin tanpa biaya yang besar bagi
pergerakan manusia, barang dan jasa dengan kondisi geometrik/jaringan dan
lalu lintas yang ada melalui system pengaturan, penataan dan regulasi (anonim,
2011).Untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas diperlukan suatu
sistem penentuan fase dan pengaturan lalu lintas yang baik dan berpengaruh pada
kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan
tersebut. Sistem penentuan fase dan pengaturan lalu lintas biasanya lebih
ditekankan pada lokasi-lokasi dimana terjadi pertemuan jalan atau persimpangan
jalan. Sebagai contoh kami melakukan survey lalu lintas di Kota Bengkulu, Jalan
Bakti Husada,Lingkar Barat,Kec,Gading Cempaka,Kota Bengkulu.
BAB II
ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DI INDONESIA
2.1 Pengertian Arus Lalu Lintas
Menurut (MKJI,1997) arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang
melewati suatu titik jalan per satuan waktu, Nilai arus lalu lintas mencerminkan
komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang.
Dan menurut Gartner, Messer, dan Rathi (2001:1-1) teori arus lalu-lintas berusaha
untuk mendeskripsikan hubungan antara kendaraan dan pengendaranya (komponen
yang bergerak) dengan infrastruktur (komponen yang tidak bergerak) secara presisi.
Analisa Kapasitas jalan di Indonesia dibedakan untuk: jalan perkotaan, jalan luar
kota dan jalan bebas hambatan. Sebagai panduan untuk membedakan antara jalan
perkotaan dan jalan luar kota, dalam buku MKJI memberikan ciri/karakteristik
jalan perkotaan/semi perkotaan yang dapat dilihat dari:
1. Terdapatnya kawasan terbangun secara permanen dan menerus sepanjang
seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu sisi jalan.
2. Jalan pada daerah perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 jiwa selalu
digolongkan dalam kelompok ini.
3. Jalan pada daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 100.000 jiwa
digolongkan dalam kelompok ini, jika mempunya kawasan terbangun secara
permanen dan menerus seperi dijelaskan pada butir (1).
4. Memiliki karakteristik arus lalu-lintas jam puncak pagi dan sore hari lebih
tinggi, dan komposisi lalu-lintas sepeda motor dan kendaraan pribadi yang
sangat dominan, sementara komposisi jenis kendaraan truk adalah rendah.
2.2 Data dan Hasil Survei
2.2.1 Lokasi Jalan
a. Lokasi : Jalan Bakti Husada, Lingkar Barat, Kec.Gading Cempaka,
Kota Bengkulu.
b. Lebar jalan : 6 m
c. Lebar bahu jalan : 2,5 m
d. Lebar drainase : 75 cm
e. Lebar Median : 3,15 m
f. Tipe jalan : Jalan 2 jalur, 4 lajur, 2 arah, dan ada median

2.3 MKJI (1997)


MKJI (1997) mendefinisikan kapasitas sebagai arus maksimum yang melalui
suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu.
Untuk jalan dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah ( kombinasi
dua arah) , tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisah per arah dan
kapasitas ditentukan per lajur. Persamaan dasar untuk menghitung kapasitas ruas
jalan dalam MKJI (1997) adalah sebagai berikut:

Jalan Perkotaan:

C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCCS

Jalan Luar Kota:

C = Co x FCw x FCSP x FCSF

Jalan Bebas Hambatan:

C = Co x FCw x FCSP
Dimana:

C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)

Co = kapasitas dasar (smp/jam)

FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas

FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah

FCSF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping

FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota

Kapasitas dasar (Co) ditetapkan dengan mengacu pada tabel:

Tipe alinyemen untuk jalan luar kota dan jalan bebas hambatan ditentukan dengan
mengacu pada kriteria yang disajikan pada tabel 4.2.
Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas (FCw) ditetapkan
dengan mengacu pada tabel 4.3

Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP) ditetapkan dengan


mengacu pada tabel 4.4.

Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCSF) ditentukan


dengan mengacu pada kelas hambatan samping (side friction). Adapun kelas
hambatan samping ditentukan berdasarkan total jumlah (frekwensi) kejadian dikali
faktor bobot menurut tipe kejadian pada setiap 200 m segmen jalan, seperti
disajikan pada tabel 4.5 dan 4.6.
Setelah diketahui kelas hambatan samping, selanjutnya ditentukan faktor
penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCSF) yang dibedakan untuk:
jalan perkotaan dan jalan luar kota, seperti disajikan pada tabel 4.7, dan 4.8.
Adapun faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCSF) pada
jalan 6 (enam) lajur (baik jalan perkotaan maupun jalan luar kota) ditentukan
dengan mengacu pada FCSF untuk jalan 4 (empat) lajur (tabel 4.7, dan 4.8) dengan
mengalikannya dalam persamaan sebagai berikut:

FC 6,SF = 1 – (0.8 x (1 – FC 4,SF))

Dimana:

FC 6,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping jalan 6 (enam)


lajur

FC 4,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping jalan 4 (empat)


lajur.

Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) khusus untuk jalan
perkotaan, ditetapkan dengan mengacu pada tabel 4.9.

2.4 Hasil Survei Analisa Kapasitas Ruas Jalan


Dari survey yang di lakukan di Kota Bengkulu, Jalan Bakti Husada,Lingkar Barat
Kec,Gading Cempaka kami mendapatkan hasil :
a. Dari tabel 4.1 hasil yang didapatkan Kota Bengkulu, Jl. Bakti Husada,
Lingkar barat,Kec,Gading Cempaka.
bahwa jalan tersebut termasuk ke
dalam jalan perkotaan dengan tipe alinyemen datar.
b. Tipe alinyemen di dapatkan hasil tipe alinyemen datar dari tabel 4.2 yaitu
dengan pembahasan:
Co = 1.650 smp/jam
Datar = <10 m/km
c. Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas (FCw) ditetapkan
dengan mengacu pada tabel 4.3 dengan hasil dari survey yang telah didapat,
bahwa besar nilai lebar lajur lalu–lintas efektif (Wc) adalah sebesar 3,00 m.
FCw = 0,92
d. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP) ditetapkan
dengan mengacu pada tabel 4.4. Dari hasir survey yang didapat, bahwa nilai
FCsp terdapat pada pemisahan arah SP 50%-50% Jalan Perkotaan Empat
Lajur (4/2).
FCsp = 1,00
e. Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCsf) ditentukan
dengan mengacu pada kelas hambatan samping (side friction). Adapun
kelas hambatan samping ditentukan berdasarkan total jumlah (frekuensi)
kejadian dikali faktor bobot menurut tipe kejadian pada setiap 200 m
segmen jalan, seperti disajikan pada tabel 4.5 dan 4.6. Berdasarkan hasil
survey, terlihat bahwa kelas hambatan pada jalan yang disurvey merupakan
kel as “VL” (Sedang Rendah) dengan tipe jalan perkotaan. Sehingga, didapat
nilai : 100
f. Setelah diketahui kelas hambatan samping, selanjutnya ditentukan faktor
penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCSF) yang dibedakan
untuk: jalan perkotaan dan jalan luar kota, seperti disajikan pada tabel 4.7,
dan 4.8.
g. Berdasarkan survey jalan yang telah dilakukan, didapat kelas hambatan
samping yaitu “ VL “ , dengan tipe jalan 4/2 D dan lebar bahu jalan adalah 2,5
meter. Sehingga, dari Tabel 4.7 didapat nilai FCsf untuk jalan perkotaan,
yaitu:
Lebar bahu efektif/Ws = 1,03
Jalan dengan Kereb/Wg = 1,01
h. Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) khusus untuk jalan
perkotaan, ditetapkan dengan mengacu pada tabel 4.9. Dari hasil survey
yang dilakukan, bahwa dari tabel 4.9 didapat nilai ukuran kota (juta
penduduk) adalah sebesar 0,1 - 0,5 juta penduduk.
F C c s = 0,90
i. Persamaan dasar untuk menghitung kapasitas ruas jalan dalam MKJI (1997)
adalah sebagai berikut:
Jalan Perkotaan:
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

Diketahui :

Co = 1650
FCw = 0,92
FCsp = 1,00 ( 50:50 )
FCsf = 1,03
FCcs = 0,90
Penyelesaian :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 1650 x 0,92 x 1,00 x 1,03 x 0,90
= 1407,186 Smp/jam

Kapasitas Ruas Jalan yang di dapat pada Kota Bengkulu, Jalan Bakti
Husada, Lingkar Barat,Kec, Gading Cempaka, yaitu 1407,186 smp/jam
2.5 Dokumentasi Survei Analisa Kapasitas Ruas Jalan

Anda mungkin juga menyukai