Anda di halaman 1dari 15

Penyebab Ikan Cupang Mati dan

Cara Mengatasinya

Ikan cupang adalah salah satu ikan hias yang memiliki ketahanan yang tinggi dan
tidak mudah mati. Ia bisa bertahan di kondisi lingkungan yang ekstrim dan biasanya
memiliki umur yang panjang. Ikan cupang bisa bertahan hidup hingga enam tahun
lamanya jika dirawat dengan baik. Walau begitu, bukan berarti kita bisa merawatnya
secara asal-asalan, dan berharap ikan tersebut dapat terus hidup serta tumbuh
dengan baik. Tetap saja, ikan cupang bisa cepat mati atau mengalami kematian
mendadak karena beberapa faktor. Sebagai pelaku budi daya ikan cupang, tentu
kamu perlu mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan matinya ikan
cupang, agar tahu bagaimana mencegahnya dan tahu apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab matinya ikan
cupang serta cara mengatasinya:

1. Perawatan yang Kurang Telaten

Dalam merawat ikan cupang, kamu harus rajin mengamati ikan cupang tersebut,
serta mencatat apa saja perawatan yang kamu lakukan setiap harinya. Karena, ikan
cupang bukanlah ikan hias yang bisa diberi makan dan ditinggalkan begitu saja,
apalagi jika tujuanmu adalah budi daya. Karena itu, diperlukan perawatan yang
telaten dan berhati-hati. Bahkan, kamu pun sebaiknya memiliki record activity, yakni
catatan mengenai apa saja yang sudah kamu lakukan setiap harinya pada ikan
cupang, serta deskripsi ikan cupang dari hasil pengamatan secara rutin. Apa saja
yang perlu dicatat dan diperhatikan dalam record activity akan dipelajari di materi
PDF berjudul “Buku Record Activity”, yang akan kamu temukan pada pembelajaran
berikutnya.

1
Perawatan yang kurang telaten dapat dikatakan merupakan sumber utama matinya
ikan cupang, karena praktek yang salah akan menyebabkan masalah lainnya. Jika ada
masalah yang muncul pada ikan, entah itu tiba-tiba mati atau memperlihatkan
tanda-tanda sedang sakit, maka catatan mengenai ovservasimu akan membantumu
mengidentifikasi apa yang selama ini kamu lakukan dengan salah, sehingga kamu
bisa belajar dan segera mengatasinya. Perawatan yang kurang telaten bisa
mencakup hal-hal berikut:
 Air tidak diganti atau dibersihkan secara rutin
 Ikan tidak diberi makan secara rutin
 Tidak mengamati fisik dan perilaku ikan cupang
 Tidak membersihkan wadah soliter atau akuarium
 Wadah soliter atau akuarium yang digunakan terlalu sempit

Cara mencegah:

Salah satu cara untuk mencegah matinya ikan cupang karena perawatan yang kurang
telaten adalah rajin mencatat segala aktivitas ikan cupang serta perawatan yang
kamu lakukan, yakni dengan membuat record activity. Selain itu, berikut adalah
beberapa hal yang bisa kamu perhatikan dan lakukan ketika merawat burayak dan
ikan cupangmu:

1. Mengganti ukuran wadah soliter atau akuarium


Ketika ikan cupang berkembang dari benih ikan hingga siap lanjut ke fase budi
daya berikutnya, ikan cupang harus selalu dipindahkan ke tempat yang baru. Pada
dasarnya, semakin dewasa umur ikan cupang, ia perlu wadah soliter atau akuarium
yang lebih besar. Dalam proses budi daya, kita pun sudah harus menyiapkan
wadah soliter plastik atau botol kaca yang minimal berukuran dua liter untuk
menempatkan ikan cupang yang sudah siap di-grooming. Ketika ikan cupang sudah
benar-benar dewasa, bahkan disarankan agar satu ekor ikan cupang ditempatkan
di akuarium atau wadah soliter berisi setidaknya sembilan koma lima liter air. Jika
dalam satu akuarium ada beberapa ikan, maka volume airnya pun harus lebih
banyak.

2
Hal ini perlu dilakukan karena semakin kecil wadah yang digunakan, semakin tinggi
pula konsentrasi racun atau kotoran yang dapat mengendap dalam air. Karena itu,
semakin besar atau semakin dewasa ikan cupangnya, semakin besar pula wadah
soliter atau akuarium yag dibutuhkan.

2. Menguji, mengganti, dan meningkatkan kualitas air


Ketika merawat atau memelihara ikan cupang, air adalah media yang paling
penting, karena itulah lingkungan di mana ikan cupang hidup. Memelihara dan
mengatur lingkungan di mana ikan cupang berada akan sangat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan ikan. Karena itu, penting bagimu untuk menguji,
mengganti, dan memelihara kualitas air secara rutin.

Kamu bisa menguji kualitas air dengan menguji tingkat pH air menggunakan
perangkat uji yang bisa dicelupkan dalam air. Tingkat pH yang paling ideal untuk air
adalah tujuh, menunjukkan bahwa pH air netral atau tidak mengandung amonia,
nitrit, dan nitrat yang berlebihan.

Setelah menguji, kamu juga perlu mengganti air secara rutin. Penggantian air harus
dilakukan secara perlahan agar arus air tidak merusak atau melukai ikan cupang.
Untuk frekuensi penggantian airnya sendiri, setiap fase ikan cupang membutuhkan
frekuensi yang berbeda-beda. Misal, ketika masih menjadi benih ikan atau burayak
yang ditempatkan di kotak styrofoam, airnya perlu diganti setiap hari. Sedangkan
jika sudah dimasukkan dalam botol soliter, air perlu diganti setiap tiga hari sekali.
Lalu kalau sudah dewasa dan dimasukkan ke dalam akuarium besar, bisa jadi
digantinya seminggu sampai tiga minggu sekali, tergantung dengan volume
akuarium yang digunakan. Jadi, selalu perhatikan umur ikan cupangmu serta
kondisi air untuk tahu berapa lama sampai kamu perlu mengganti airnya.

Kamu juga bisa meningkatkan kualitas air dengan menambahkan obat biru, garam,
atau daun ketapang ke dalam air sesuai takaran yang tepat. Selain ketiga hal
tersebut, kamu juga bisa menggunakan bantuan alat seperti filter untuk
membersihkan air secara otomatis, atau alat pemanas untuk mengontrol suhu air
agar selalu konstan dan tidak terlalu dingin.

3
Cara mengatasi:

Jika selama ini kamu tidak telaten dalam merawat ikan cupang atau salah praktek,
maka cara mengatasinya akan bergantung pada efek yang timbul. Misal, jika
perawatan yang tidak telaten mengakibatkan ikan cupang sakit, maka perlu
penangan khusus tergantung penyakit yang diderita ikan cupang. Namun, langkah
pertama yang bisa kamu lakukan adalah, kamu bisa cari tahu atau cek di buku record
activity-mu, apa kira-kira praktek yang selama ini kamu lakukan dengan kurang tepat,
kemudian segera ubah caramu. Misal, ternyata kamu terlalu sering mengganti air,
maka coba ubah kebiasaan mengganti airmu. Atau ternyata caramu mengganti air
terlalu keras dan terburu-buru. Maka, usahakan agar kamu mengganti air secara
perlahan.

2. Luka

Luka juga bisa menjadi salah satu penyebab matinya ikan cupang. Ada beberapa hal
yang bisa membuat ikan cupang luka, salah satunya adalah siripnya sendiri. Sirip ikan
cupang yang panjang dan menjuntai ternyata cukup lancip dan dapat melukai dirinya
sendiri. Luka atau cedera yang ditimbulkan dapat menyebabkan infeksi, yang
kemudian mengarah pada matinya ikan cupang.

Sirip ikan cupang juga sebenarnya merupakan bagian yang paling rentan untuk sobek
atau luka. Karena itu, selain dari siripnya sendiri, luka ikan cupang juga bisa
disebabkan oleh beberapa sebab. Pertama, karena ikan lain, entah ketika mereka
bertengkar atau dari insting ikan-ikan jenis lain yang suka menggigit sirip ikan cupang.
Kedua, karena arus air yang kencang sehingga dapat merobek sirip ikan. Ketiga, bisa
juga karena benda tajam yang berada di sekitarnya.

Cara mencegah:

Untuk mencegah agar ikan cupangmu tidak terluka, kamu bisa memastikan bahwa
tidak ada hiasan atau dekorasi dalam akuarium yang tajam dan dapat membaret
tubuh ikan ketika berenang. Misal seperti hiasan tumbuhan plastik yang ujung-ujung

4
daunnya lancip. Di usia ikan cupang yang masih dalam tahap dibudidayakan, bahkan
kamu tidak perlu sama sekali menggunakan dekorasi karena wadahnya masih
cenderung kecil.

Selain itu, pastikan arus air dalam akuarium tidak kencang. Misal, jika kamu
menggunakan filter, pastikan kamu memilih filter yang menghasilkan arus tenang
dan tidak terlalu kencang. Ketika mengganti air akuarium pun kamu harus berhati-
hati untuk tidak memindahkan ikan cupang secara cepat dan tidak berhati-hati, serta
memasukkan dan mengeluarkan air dalam akuarium atau wadah soliter dengan
perlahan saja.

Kamu juga perlu berhati-hati dalam memasangkan ikan cupang, entah itu dengan
sesama ikan cupang atau dengan ikan jenis lainnya. Ikan cupang memiliki insting
untuk bertarung dan cenderung agresif. Jadi sebaiknya, pisahkan saja ikan cupangmu
dengan ikan cupang lainnya. Kalau ingin hidup berdampingan dengan ikan lain pun
sebaiknya pilih ikan yang tenang dan tidak akan menggigit sirip ikan cupang, misal
seperti catfish, siput, atau udang kecil. Jika dipasangkan dengan ikan lain pun
sebaiknya kamu perlu memberikan banyak dekorasi atau tumbuhan, agar ikan
cupang memiliki tempat persembunyian dan terdistraksi untuk tidak bertarung.

Cara mengatasi:
Luka dapat menyebabkan pembusukan pada sirip ikan. Jika ikan cupangmu sudah
memiliki luka, terutama di bagian sirip, segera lakukan hal-hal berikut ini agar
pembusukan tidak terjadi :
 Karantina ikan cupang yang terluka. Pisahkan ikan tersebut dengan ikan
lainnya ke dalam akuarium atau wadah soliter. Pastikan air di dalam
wadah soliter cukup untuk satu ikan cupang, disesuaikan dengan umur
ikan cupangnya. Misal, kalau masih burayak, cukup dengan air sebotol
bekas air mineral, hingga wadah soliter plastik dua liter. Kalau sudah
dewasa, bisa lebih banyak lagi, hingga sembilan koma lima liter.
 Campurkan airnya dengan garam, obat biru, dan ekstrak daun ketapang.
 Ganti airnya setiap hari. Setiap mengganti air, pastikan airnya diberi garam,
obat biru, dan ekstrak daun ketapang.

5
 Untuk ikan cupang dewasa, sebaiknya pilih pakan jenis larva atau jentik
nyamuk untuk mempercepat perbaikan sirip yang robek.
 Lakukan kegiatan perawatan lainnya dengan telaten dan berhati-hati. Ikan
yang sedang luka atau sakit perlu diamati dengan lebih saksama.
Perhatikan reaksi ikan terhadap air dan pakan yang diberikan, dan
sesuaikan lagi jika masih timbul masalah. Dibutuhkan waktu agar sirip ikan
bisa sembuh kembali. Untuk yang rusaknya parah, bisa memakan waktu
mulai dari dua hingga tiga bulan.

3. Pemberian Pakan yang Tidak Tepat

Pakan juga bisa menjadi salah satu penyebab matinya ikan cupang. Biasanya ini
terjadi ketika ikan cupang diberi makan terlalu banyak. Ikan yang diberi makan
terlalu banyak biasanya akan mengalami gangguan pencernaan seperti sembelit atau
sulit mengeluarkan kotoran. Atau, jika sudah cukup parah, ikan akan memiliki perut
yang buncit. Ketika makan terlalu banyak, ikan cupang bisa jadi kelebihan nutrisi
seperti protein, atau jadi sulit mencerna makanan yang masuk. Kebanyakan kasus
yang terjadi adalah, pemelihara ikan cupang memberi banyak pakan agar ikan
tumbuh dengan cepat. Padahal, hal ini bisa menyebabkan kematian ikan, karena ikan
cupang tidak bisa mengontrol makanannya dan tidak kuat mencerna terlalu banyak
makanan.

Jenis pakan juga perlu disesuaikan. Kamu perlu memahami, mana jenis pakan yang
tinggi akan lemak, dan mana yang rendah akan lemak. Memberikan jenis pakan
tinggi lemak yang terlalu banyak biasanya juga akan menjadi penyebab kematian
ikan.

Cara mencegah:
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi makan secara rutin dan dengan porsi
yang sesuai. Beri makan satu kali setiap hari, di pagi atau siang hari. Jangan beri
makan ikan pada malam hari karena itu waktunya mereka tidur. Jika makanan

6
diberikan pada malam hari dan tidak segera dimakan, makanan bisa saja membusuk
dan mengontaminasi air.

Porsi yang diberikan juga tidak perlu terlalu banyak. Satu ikan cupang biasanya cukup
diberi dua sampai tiga pelet untuk sekali makan. Jangan lupa untuk rendam atau
campurkan pakan ke dalam air dulu sebelum diberikan ke ikan selama kurang lebih
sepuluh menit, terutama jika jenis pakannya berbentuk pelet atau pakan buatan. Ini
dilakukan agar pakan tidak mengembang dalam perut ikan. Jangan pula sering-sering
memberi makan cacing kepada ikan cupang, terutama bloodworm atau cacing darah.
Karena kandungan lemaknya tinggi, sebaiknya kasih sesekali saja, bukan untuk
makanan utama atau rutin.

Jangan lupa untuk selalu membersihkan sisa pakan yang tertinggal dalam air setiap
kali mengganti air. Sisa pakan yang dibiarkan justru dapat mengontaminasi air dan
menyebabkan masalah lainnya.

Cara mengatasi:
Jika kamu sudah melihat tanda bahwa ikanmu kelebihan makan, misal seperti susah
mengeluarkan kotoran, kamu bisa mengurangi porsi pakannya. Jika ikan cupang
sudah sangat buncit, kamu bisa berhenti memberi makan ikanmu, atau biarkan
ikanmu berpuasa selama satu kali dalam seminggu. Ikan cupang masih dapat
bertahan jika tidak makan selama sehari. Membiarkan ikan cupangmu berpuasa
dapat mengistirahatkan dan memperbaiki kondisi pencernaannya.

4. Bertengkar atau Terintimidasi oleh Ikan Lain

Ikan cupang adalah ikan yang agresif dan memiliki insting untuk bertarung. Ketika
melihat refleksi dirinya saja, ia bisa terpancing untuk menyerang refleksinya. Karena
itu, ikan cupang tidak bisa ditempatkan bersama ikan cupang lain atau ikan jenis
lainnya, terutama ikan cupang jantan. Jika disatukan, mereka sangat mungkin untuk
bertengkar dan melukai diri masing-masing. Kalaupun bisa, ikan cupang hanya bisa
disatukan ketika proses pemijahan dilakukan, itupun harus dengan pasangan yang

7
cocok. Atau, bisa juga dengan jenis-jenis ikan tertentu, yang tenang dan tidak aktif
berenang-renang kesana-kemari.

Biasanya, ikan cupang juga akan merasa terintimidasi dengan ikan cupang yang
ukurannya lebih besar darinya. Karena itulah, memindahkan burayak ke tempat-
tempat soliter sangat diperlukan. Pertengkaran dan rasa terintimidasi dapat
menimbulkan stres atau pun cedera, yang akhirnya berujung pada kematian ikan.

Cara mencegah:

Kamu bisa mencegah terjadinya pertengkaran dengan menempatkan ikan cupang


secara terpisah. Sebaiknya, tidak menyatukan ikan cupang dengan ikan lainnya. Ikan
cupang akan merasa lebih tenang ketika mereka sendiri.

Usahakan agar akuarium atau wadah solitermu tidak memliki cermin, atau sangat
bening hingga ikan di dalam dapat melihat refleksi mereka. Jika akuarium atau
wadah soliternya bisa merefleksikan bayangan ikan, maka kamu bisa cat sisi
akuarium atau wadah soliter, atau metutupinya dengan kertas dengan warna yang
gelap. Jika kamu menempatkan dua wadah soliter bening yang isinya ikan cupang
secara berdekatan, sebaiknya berikan sekat antar wadah agar cupang yang satu tidak
dapat melihat cupang lainnya dan terpancing untuk bertengkar.

Cara mengatasi:

Jika ikan cupangmu sudah bertengkar, segera pisahkan ikan cupang ke wadah soliter.
Jika ada luka atau cedera yang timbul, segera lakukan penanganan seperti yang
dijelaskan di atas mengenai cara mengatasi luka pada ikan cupang. Jika sudah
sembuh atau sudah tenang, jangan satukan kembali ikan cupang yang telah
bertengkar.

5. Ikan Mengalami Stres

Selain karena bertengkar atau terintimidasi oleh ikan lain, ikan cupang juga bisa
merasa stres ketika ia tidak nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Misal, karena
airnya terlalu dingin, arus air terlalu kencang, atau karena akuarium atau wadah

8
soliter yang ditempati terlalu kecil. Ikan cupang akan merasa bosan jika hidup di
tempat yang terlalu sempit. Ia juga bisa merasa tidak nyaman jika kualitas air tidak
baik.

Ikan yang stres biasanya dapat diidentifikasi dari perilakunya yang berubah. Misal, ia
tidak seaktif biasanya, atau berenang-renang dengan pola yang tidak biasa. Atau
malah terlihat gelisah dengan melakukan gerakan-gerakan agresif secara tiba-tiba. Ia
juga cenderung suka sembunyi. Ikan cupang memang membutuhkan tempat untuk
bersembunyi, tetapi jika terlalu sering sembunyi, itu tandanya ada yang salah dengan
ikan cupang tersebut. Pada tingkat yang parah, nafsu makan ikan cupang juga bisa
menurun, padahal ia adalah makhluk yang cenderung rakus dan tidak mampu
mengontrol nafsu makannya. Warnanya juga bisa saja berubah, tidak secerah
biasanya.

Cara mencegah:
Kamu dapat mencegah stres pada ikan cupang dengan mengganti air dan
membersihkan akuariumnya dengan baik, memberi makan yang cukup, memastikan
air tenang, memastikan akuarium atau wadah soliter cukup luas, serta tidak perlu
menyatukan ikan cupang dengan ikan cupang lainnya atau ikan jenis lainnya.

Cara mengatasi:

Jika kamu melihat tanda-tanda bahwa ikanmu stres, kamu bisa identifikasi terlebih
dahulu kira-kira apa yang membuatnya begitu. Jika ia hidup dengan ikan lainnya,
melihat refleksi dirinya, atau dapat melihat ikan cupang di wadah lain, maka pastikan
kamu memisahkan ikan cupangmu, serta pastikan ia tidak bisa melihat refleksi
dirinya maupun melihat ikan cupang lainnya di wadah yang berdekatan. Ikan cupang
cenderung lebih tenang jika hidup sendiri. Karena itu, kamu bisa mengkarantina
ikanmu. Dalam karantina atau dalam wadah soliter, pastikan air yang diapatkan
tenang dan bersih. Gunakan pemanas agar suhu air tetap hangat, ikan cupang
semakin rentan jika berada dalam air yang dingin. Berikan makanan yang berkualitas
tinggi agar kekebalan tubuhnya naik, serta pastikan wadah soliter atau akuarium
yang digunakan luas.

9
6. Terjangkit Penyakit

Ikan cupang juga bisa terkena berbagai macam penyakit. Biasanya, penyebab-
penyebab yang sudah disebutkan di atas lah yang menimbulkan bermacam penyakit
pada ikan cupang. Secara umum, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ikan
cupang sedang sakit, yakni:
 Perubahan warna, cenderung memudar dari biasanya
 Sirip menguncup, tidak menjuntai lebar seperti normalnya
 Ikan terlihat lesu dan malas bergerak
 Kehilangan nafsu makan
 Ikan terlihat kurus
 Siripnya rusak atau robek
 Suka bersembunyi
 Berperilaku di luar kebiasaan

Sedangkan tanda-tanda ikan yang sehat adalah sebagai berikut:


 Warna ikan cerah
 Memiliki bola mata yang jernih
 Cenderung agresif dan berani
 Sirip ikan terbuka lebar
 Nafsu makan tinggi

Selain tanda-tanda secara umum, ada pula penyakit-penyakit tertentu yang memiliki
gejala serta penanganan yang lebih spesifik. Berikut
adalah beberapa jenis penyakit yang bisa dijangkit
oleh ikan cupang:

1. Ich atau gatal


Penyakit ich atau gatal adalah penyakit yang
disebabkan oleh parasit. Parasit bisa datang dari air
yang kotor, dari ikan lain, atau dari makanan beku
yang diberikan pada ikan. Ich juga disebut white
Gambar 1. Ilustrasi ikan
spot atau titik putih, karena tanda-tanda ikan yang yang terkena penyakit ich

10
terjangkit penyakit ini adalah adanya titik-titik putih pada sebagian atau sekujur
tubuhnya.

Selain titik putih, gejala lain bahwa ikanmu mengidap penyakit ini adalah ikan
sering menggesekkan tubuhnya ke hiasan akuarium atau sisi akuarium, siripnya
kuncup, dan menjadi kurang aktif.

2. Sembelit atau gangguan pencernaan


Seperti yang sudah dijelaskan dalam poin tentang
pemberian pakan, pemberian pakan yang terlalu
banyak akan menyebabkan gangguan pencernaan,
salah satunya sembelit. Pemberian pakan yang
kering seperti pelet juga cenderung menyebabkan
sembelit.

Sembelit ditandai dengan buncitnya perut ikan,


ikan sulit mengeluarkan kotoran, feses tidak Gambar 2. Ilustrasi ikan
yang sedang sembelit
benar-benar keluar melainkan menempel dan
menjuntai pada saluran pembuangan ikan, serta menurunnya ketertarikan pada
makanan.

Sembelit bisa diatasi dengan membiarkan ikan puasa selama satu sampai tiga hari.
Ketika diberi makanan pun sebaiknya diberi makanan yang hidup dan kurangi porsi
makannya.

3. Infeksi jamur
Infeksi jamur adalah penyakit yang cukup sering
terjadi ikan cupang. Jamur biasa ditandai dengan
semacam serat putih seperti kapas yang
menempel pada badan dan sirip ikan. Biasanya
jamur muncul ketika ikan juga memiliki luka.
Penyakit ini dapat menular ke ikan lainnya.

Selain serat putih yang muncul, tanda ikan


Gambar 3. Ilustrasi ikan
terjangkit infeksi ini adalah menurunnya nafsu yang terkena infeksi jamur

11
makan dan gelagat ikan yang lelah serta berdiam diri di bawah wadah soliter atau
akuarium. Infeksi jamur kadang bisa diobati dengan obat tertentu, atau jamur
diambil secara manual, menggunakan penjepit secara perlahan.

4. Penyakit gelembung renang (swim bladder disease)


Penyakit gelembung renang adalah kondisi di
mana ikan tidak bisa berenang dengan benar,
misal seperti berenang dengan posisi tubuh
terbalik. Penyakit ini disebabkan karena
gelembung renang yang dimiliki ikan terinfeksi.

Gelembung renang biasanya terinfeksi karena


cedera setelah bertarung atau saat ikan dipindah-
pindahkan. Untuk ikan betina, gelembung renang Gambar 4. Ilustrasi ikan
bisa saja terinfeksi setelah ikan melalui proses yang terkena penyakit
gelembung renang
pemijahan atau dikawinkan. Bisa juga terjadi
karena kebanyakan makan atau kualitas air yang tidak baik.

Selain gerakan berenang yang abnormal, penyakit ini juga bisa ditandai dengan
bengkaknya tubuh ikan bagian belakang, atau dekat ekornya. Biasanya, penyakit
ini dapat sembuh dengan sendirinya selama kamu menjaga kondisi air. Jika tidak
kunjung sembuh dan memarah, baru kamu bisa gunakan antibiotik. Kamu juga bisa
membuat air menjadi lebih dangkal agar ikan lebih mudah untuk makan atau
bernapas.

5. Velvet
Penyakit velvet adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit. Parasit akan
menempelkan diri pada tubuh ikan, kemudian membentuk lapisan berwarna karat
atau emas yang menutupi tubuh ikan. Penyakit ini dapat ditularkan pada ikan yang
ditempatkan dalam akuarium yang sama.

Kadang tanda penyakit velvet tidak mudah untuk dilihat. Karena itu kamu bisa
mengeceknya dengan menyinari ikan menggunakan senter dan melihat apakah
lapisan tersebut terlihat di tubuh ikan. Tanda lainnya ditunjukkan dengan sirip

12
yang menguncup, ikan menggesekkan diri pada
sisi akuarium, atau kehilangan nafsu makan.

Penyakit ini dapat diatasi dengan mematikan


lampu yang secara langsung menyinari
akuarium. Kamu juga bisa menaikkan suhu air
hingga 30 derajat celsius jika memungkinkan,
karena parasit dapat mati di suhu tersebut. Gambar 5. Ilustrasi ikan yang
terkena penyakit velvet
6. Popeye
Popeye adalah kondisi di mana mata ikan cupang bengkak dan terlihat seperti
mencuat keluar. Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi bakteri yang timbul karena air
yang kotor atau kualitas air yang kurang
baik. Penyakit ini biasanya dapat
disembuhkan dengan sesederhana
mengganti air secara rutin dan
menambahkan garam, obat biru, dan Gambar 6. Ilustrasi ikan yang
ekstrak daun ketapang ke dalam air. terkena penyakit popeye

7. Dropsy
Dropsy adalah penyakit di mana bakteri masuk ke dalam jaringan organ ikan dan
menyebabkan gagal organ. Penyakit ini cukup fatal dan biasanya jarang terjadi
pada ikan cupang. Dropsy dapat terjadi
karena kondisi air, luka, stres, maupun
kekurangan nutrisi.

Penyakit ini ditandai dengan bengkaknya


badan ikan, sisik yang terbuka jika dilihat dari
atas, mata mencuat keluar, dan feses yang
berwarna pucat serta terlihat seperti tali.
Sayangnya, belum ada perawatan yang spesifik
Gambar 7. Ilustrasi ikan yang
dapat menyembuhkan dropsy.
terkena penyakit dropsy

13
Cara mengatasi:

Setiap penyakit memiliki cara penanganannya yang berbeda-beda. Namun, berikut


adalah beberapa cara umum yang bisa kamu lakukan jika ikanmu terjangkit penyakit
apapun:
 Disinfeksi akuarium dengan cara mengosongkannya, kemudian bersihkan
akuarium dengan disinfektan. Pastikan akurium bersih sebelum air
dimasukkan kembali.
 Karantina ikan yang sakit, serta ikan-ikan lain yang berada pada satu
akuarium. Ini dilakukan untuk merawat ikan yang sakit secara khusus,
serta mencegah terjadinya penularan.
 Buang semua tanaman hidup. Tanaman hidup bisa saja menyimpan parasit
atau bakteri jika terlalu lama di dalam air.
 Jika akurium menggunakan gravel atau batu kerikil, bersihkan semua
gravel dengan memanggangnya di suhu sekitar 230 derajat celsius selama
satu jam. Jika gravelnya plastik atau tidak asli, sebaiknya ganti saja yang
baru.
 Jika penyakit cukup parah, biasanya dibutuhkan antibiotik. Sebaiknya,
kamu konsultasikan permasalahan yang timbul pada dokter hewan
spesialis hewan akuatik.

Kesimpulan

Untuk mencegah ikan cupangmu mengalami kematian mendadak, maka kamu perlu
melakukan perawatan yang telaten. Perawatan mencakup memperhatikan kualitas
air, kondisi akuarium atau wadah soliter, kondisi lingkungan di sekitar air dan
akurium, interaksi dengan ikan lain, serta pola makan ikan.

Setelah mengetahui apa saja yang bisa menyebabkan ikan cupang mati di materi ini,
serta proses budi daya ikan cupang di video-video sebelumnya, kamu pun akan lebih
siap untuk mempelajari cara memanen ikan cupang yang telah melalui fase burayak.
Karena, kamu sekarang sudah paham hal-hal apa saja yang bisa mencegah kematian

14
ikan cupang dan memperpanjang hidup mereka. Simak terus materi selanjutnya
untuk mempelajari seperti apa proses memanen ikan cupang. Happy learning!

15

Anda mungkin juga menyukai