Anda di halaman 1dari 13

Tips Menyembuhkan Jamur Pada Ikan Louhan

Di kesempatan ini saya akan khusus membahas tentang jamur. Seperti sudah kita ketahui bersama,
jamur pada ikan atau bisa juga disebut parasit, merupakan penyakit yang merugikan bagi ikan
louhan kita, karena cepat atau lambat ikan yang terkena jamur di tubuhnya akan lemas dan berakhir
dengan kematian. Penanganan yang cepat dibutuhkan dalam hal ini, dikarenakan penyebaran jamur
pada ikan pun sangat cepat.

Sebelum lebih detail pembahasan jamur, di awal saya sudah pernah membahas tentang macam
penyakit penyakit yang umum menyerang louhan dan pengobatan, bisa dicek juga disini

Nah sekarang kita kembali lagi tentang jamur he he.. Berbagai macam pencegahan dapat dilakukan
oleh kita pemilik sekaligus hobbis ikan louhan, pastinya ga mau kan ikan louhan kesayangan mati? he
hee

Pencegahan yang dapat kita lakukan yakni :

Menguras akuarium teratur & terjadwal

Menguras akuarium dengan teratur memang merupakan kewajiban bagi kita selaku pemilik ikan hias
apapun itu jenisnya, dan pergantian air secara rutin juga merupakan kebutuhan pokok bagi ikan
yang mempunyai siklus hidup di air, setidaknya menguras akuarium secara teratur semisal seminggu
sekali adalah salah satu cara untuk menekan adanya jamur atau parasit lainnya.

Heater / Pengatur suhu air

Memberi Heater di setiap akuarium louhan kesayangan kita merupakan sebuah kewajiban
seharusnya, karena fungsi heater disini juga salah satu langkah mencegah bertumbuhnya jamur
karena suhu air yang hangat dan stabil bisa membunuh pertumbuhan jamur.

Pemberian garam ikan


Pemberian garam ikan pun dapat mencegah sekaligus membunuh berkembangnya jamur, karena
garam bersifat panas terhadap bakteri ataupun jamur. oleh sebab itu pemberian garam ikan sangat
dianjurkan dengan takaran 1 sendok makan tiap 10 liter air.

Pemberian obat ikan

Pencegahan pun dapat dilakukan dengan penggunaan obat dalam perawatan hariannya, tetapi dosis
tentu tidak sama dengan jika ikan sudah terserang penyakit, karena pemberian obat disini hanya
salah satu langkah antisipasi saja, kita dapat menambahkan methyline blue, acriflavine, pomate dan
msh banyak lagi. Dengan dosis masing masing, sudah tertera di tiap bungkus nya karena antara obat
satu dan lainnya berbeda takaran.

Nah di atas sudah saya sebutkan sedikit langkah antisipasi untuk pencegahan berkembangnya jamur
atau parasit yang lainnya, sekarang bagaimana jika ikan sudah terjangkit? Sekarang saya akan
jelaskan sedikit penanganan jika ikan terjangkit jamur & parasit lainnya

Baiklah, begini langkah pengobatannya

Louhan sakit

Langkah pengobatan ikan louhan sakit

Langkah awal, kuras total air akuarium anda, pastikan sampai benar benar bersih.

Selanjutnya, berikanlah garam dengan dosis 3x dari hariannya, seperti yang saya sebutkan di atas
perbandingan dosisnya

Berikan obat dengan takaran untuk "pengobatan", bukan "pencegahan", sudah tertera di masing2
obat tentang dosis, saya menyarankan menggunakan acryflavine, karena terbukti ampuh berantas
jamur, parasit dan lainnya

Setel ulang heater dengan agak sedikit menaikkan suhunya, alias air dibikin agak hangat dari
biasanya.

Yang terakhir, ikan jangan diberi makan dulu sampai kondisi ikan terlihat sedikit lebih baik
Fungsi Garam

Ikan , dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga
dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi maka ikan
yang bersangkutan akan mengalami masalah. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap,
sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang
berinteraksi dengan air adalah insang.

Air secara terus menerus masuk kedalam tubuh ikan melalui insang. Proses ini secara pasif
berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh
ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar.
Dalam keadaan normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan proses
osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan sebutan osmoregulasi. Tujuan utama osmoregulasi
adalah untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan. Apabila ikan tidak mampu
mengontrol proses osmosis yang terjadi, ikan yang bersangkutan akan mati., karena akan terjadi
ketidak seimbangan konsentrasi larutan tubuh, yang akan berada diluar batas toleransinya.

Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak
masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal
ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa
sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal
ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan
mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. Penambahan
garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan
dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau
penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih
tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar
garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk
kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.

Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang
diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan
dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.

Beberapa Keunggulan Garam Ikan

Pemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga
aman bagi manusia.

Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu menyeimbangkan kembali proses


osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya.
Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat
terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan.
Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun,
sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam
kejadian demikian bisa dihindari.

Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri
lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada
waktu diperlukan.

Dosis dan Cara Pemberian

Garam sudah lama digunakan sebagai antiseptik pada akuarium, selain itu juga kerap digunakan
sebagai anti jamur (fungisida). Meskipun demikian akhir-akhir ini penggunaan garam sebagai
fungisida relatif jarang dilakukan karena banyaknya anti jamur lain yang telah dibuat khusus untuk
ikan.

Beberapa dosis penggunaan garam adalah:

Sebagai profilaktik:

Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk
menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per
liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah.
Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru
dimasukan kedalam akuarium. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis
penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress
dan sejenisnya. Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah
melakukan pemulihan.

Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri

Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan
1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga
konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1
%, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan
osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan.
Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur
garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat
peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian
ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.

Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.

Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.

Untuk melepaskan lintah pada ikan

Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5
%. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan.
Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.

Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).

Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang
dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.

Perhitungan

Untuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari
akuarium yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai akuarium dengan
ukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm tapi diisi air setinggai 40 cm saja, maka volume airnya adalah 100 x
50 x 40 cm3 = 2.000.000 cm3 atau sama dengan 200 liter air atau sama dengan 200 kg.

Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x
200 kg = 2 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan
adalah 0.1 % (0.001) x 200 kg = 0.2 kg atau kurang lebih 2 ons atau 200 gram.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua ikan air tawar tahan terhadap pemberian garam. Oleh karena
itu, sebelum melakukan perlakuan pemberian garam, yakinlah terlebih dahulu bahwa ikan yang
dipelihara bukan termasuk ikan yang peka terhadap garam.
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL dalam pengendalian Penyakit Ikan

Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan
menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan efektif
dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat tradisional.
Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak
jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman
mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat
pertumbuhan bakteri).

Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan
memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik
untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri. Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah
hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia.Ketiga, mudah diperoleh dan
tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup murah.

Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar
adalah bawang putih(Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa). Hasil penelitian
lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle
L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun
sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik,
bakterisida, dan fungisida. Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji
selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral.

Beberapa tanaman obat yang sudah ditelitI oleh peneliti dari BRKP DKP pada Tabel 1.

Tabel 1. Tanaman obat dan manfaatnya

No Jenis Tanaman Dosis Perlakuan Peruntukan/Khasiat

1). Meniran

5000 mg/l

Rendam (5 jam)

Anti. Aeromonas hydrophila

2). Kipahit
10.000 mg/l

Rendam (3 jam)

Anti. Mycobacteriosis

3). Daun Semboja

600-700mg/l

Rendam

Anti Aeromonas hydrophila

4). Sambiloto 200-300 mg/l

Rendam (lama)

Anti Aeromonas hydrophila

400 mg/l Rendam (lama) Meringankan KHV

Penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang potensi ekstrak daun kipahit
(Picrasma javanica) dalam penanggulangan penyakit “mycobacteriosis” pada ikan Gurame telah
dilakukan di Laboratorium penyakit ikan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Ekstrak
daun kipahit secara invitro pada berbagai dosis diuji efektifitasnya terhadap bakteri Mycobacterium
fortuitum. LC50 bakteri Mycobacterium fortuitum dan toksisitas ektrak daun juga diuji terhadap ikan
uji. Kegunaan ekstrak daun juga diuji bagi pengobatan ikan Gurame yang telah diinfeksi oleh bakteri
Mycobacterium fortuitum pada level 108 cfu/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun
kipahit pada level konsentrasi 10.000 mg/l dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji, sedangkan
perendaman ikan uji yang terinfeksi bakteri dengan dosis yang sama dengan lama perendaman 3
jam dapat digunakan untuk pengobatan penyakit Mycobacteriosis.
Penggunaan bahan-bahan alami digunakan untuk pengendalian jamur antara lain dapat
menggunakan kunyit, bawang putih, daun sirih, daun pepaya dan brotowali. Bahan-bahan ini dapat
berguna untuk membasmi penyakit jamur yang menempel pada tubuh ikan, walaupun dalam
membasmi suatu penyakit dengan menggunakan bahan-bahan alami memiliki waktu yang lama.
Kemudian dari ke-5 bahan-bahan alami yang dapat menyembuhkan penyakit jamur pada ikan yaitu
bawang putih. Sumber lain menyampaikan informasi adanya manfaat dari tanaman alami untuk obat
seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Tanaman obat dan manfaatnya

No. Jenis Tanaman Dosis Peruntukan/Khasiat

1. Bawang putih 25mg/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin

2. Daun sirih 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele

3. Daun jambu biji 0,2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele

4. Daun sambiloto 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele

5. Daun jombang dan ketapang 60gr/l Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan patin

(Zainal Abidin, 2005)

Daun Jombang.jpg

Ketapang.jpg

PENUTUP

Penggunaan tumbuhan obat tradisional dalam pencegahan dan pengobatan penyakit ikan memiliki
kelebihan antara lain mudah diperoleh, murah, efektif untuk mencegah dan mengobati penyakit
ikan, dan relatif aman bagi ikan, lingkungan, dan manusia yang mengonsumsinya (konsumer). Selain
itu, kelebihan lainnya adalah tidak menimbulkan resistensi pada pathogen.

Selamat Mencoba…..!!!!

Beberapa Tips lainnya yang saya kutip dari beberapa sumber dan pengalaman rekan-rekan yang saya
rangkum disini. Semoga bermanfaat.

Bawang putih
fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri

dosis : 10-20 gr/ kg pakan

aplikasi : tumbuk bawang putih, campurkan ke dalam telur ayam yg sdh di kocok terlebih dahulu lalu
dicampur dengan pakan atau pelet. setelah dicampur rata, keringkan dgn pelet.

Kunyit

fungsi : pencegahan a/ pengobatan penyakit bakteri

dosis : 2,5 gr perasan kunyit/liter air

aplikasi : - tumbuk/blender kunyit, peras, lalu tambah air

- campurkan dalam pelet atau pakan.

Ragi/Yeast

fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri


dosis : 0.1 - 1 % ragi roti dalam pakan

aplikasi : campurkan ke dalam telur ayam (sudah kocok) dan campur dgn pakan atau pele

Daun Sirih

fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri, parasit (8,3ppt) dan anti jamur

dosis : 2 gr/60 ml air

aplikasi : direbus dgn air,setelah dingin rendam ikan yg terkena penyakit

Daun pepaya

fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri

dosis : 2 gr/60 ml air

aplikasi : diremas lalu campur dgn air, rendam ikan yg terkena penyakit selama 24 jam

Buah Mengkudu

Fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri

Dosis : 5 buah / 10mtr2 luas kolam


Aplikasi : Buah Mengkudu diiris kecil-kecil, direndam dalam air probiotik 1 x 24 jam

Ditebarkan ke kolam secara merata beserta air rendamannya.

Buah Mahkota Dewa

Fungsi : pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri

Dosis : 5 buah/ 10mtr2 luas kolam

Aplikasi : Kupas kulit buah mahkota dewa, jemur sampai kering. Rendam daun mahkota dewa yg
kering dalam probiotik 1 x 24 jam dan tebarkan secara merata ke kolam beserta air rendamannya.

note:

aplikasi herbal dilakukan secara terus menerus dengan selang waktu 1 minggu

(1 minggu penggunaan dan 1 minggu tidak)

sebaiknya penggunaan obat herbal tidak hanya 1 jenis tetapi kombinasi dari bbrp jenis herbal.

Saat ini kian banyak yang sadar akan kegunaan obat-obatan alami atau herbal untuk mengatasi
penyakit pada ikan lele. Hal ini seiring dengan semakin banyaknya temuan penelitian yang
mengungkap khasiat sejumlah tanaman dan bumbu dapur untuk memperbaiki kondisi kesehatan
lele. Bahan-bahan yang sudah teruji diantaranya adalah bawang putih, mengkudu, temulawak,
kunyit, meniran, ragi, daun sirih, dun sambiloto, daun pepaya, daun jambu biji, daun paci-paci,
segala pahit-pahitan, dan masih banyak lainnya.

Menambah Nafsu Makan Pada Lele

jangan remeh kan temulawak yang bisanya kita tidak sadar/tidak tahu itu namanya. tanpa kita sadari
bahwa temulawak bisa lho buat menambah nafsu makan ikan lele. ni buat yang punya lele tidak
semangat makanya ini obatnya.

untuk menambah nafsu makan ikan lele metode herbal. di campur dengan pakan. 0.2 : 0,25 : 1 kg
gram:
0.2 kg temulawak, (curcuma) "bahasa latinya"

0,25 kg air (di usahakan air hangat) karna dengan keadaan hangat sari temulawak akan terangkat
secara maksimal)

1 kg pakan / pelet.

pembuatan :

1. parut temulawak

2. campur dengan air hangat 0.25

3. peras dan saring parutan temulawak tadi

4. campurkan air perasan temulawak tadi dengan pelet sebanyak 1 kg.

5. diamkan selama 10 menit.

nb. setelah di camput jangang lebih dari 8 jam.

Bakteri Pseudomonas

Penyebab : Bakteri Psedomonas flurescens.

Gejala : Kulit ikan mengalami pendarahan. Luka biasanya jadi meborok sirip menjadi grepes dan
habis.

Penanggulangan : Dengan mencampurkan Oxytetracyclin 25 mg/kg pakan. Diberikan selama 7 hari


berturut-turut.

Penyakit ikan hias Akibat Bakteri : columnaris pseudomonas dan aeromonas

Penyakit Akibat Bakteri

Selain dari ikan yang terinfeksi bakteri, penyakit ini dapat ditulari melalui pakan alami yang kurang
bersih. Oleh karena itu, kebersihan pakan alami harus selalu diperhatikan. Caranya, pakan alami
dicuci berkali-kali hingga bersih atau dialiri air, terutama untuk cacing dan kutu air. Adapun
beberapa penyakit bakteri yang perlu diwaspadai antara lain sebagai berikut.
1. Penyakit columnaris

Penyakit columnaris (bercak putih atau karat merah) dikenal juga sebagai penyakit fin rot. Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Cytophaga columnaris dan Flexibacter columnaris. Bakteri tersebut lebih
sering menyerang ikan pada musim panas atau saat suhu dan pH tinggi. Penularannya dapat melalui
ikan atau peralatan.

Gejala penyakit ini antara lain ikan tidak ada nafsu makan dan terdapat infeksi pada kulit kepala,
kulit badan, atau bagian tubuh lain. Pada tempat infeksi terdapat bercak-bercak putih halus yang
kemudian menjadi merah karena adanya pendarahan serta sirip menjadi rontok.

Pencegahan penyakit ini dengan menjaga kualitas air. Pengobatan dilakukan dengan cara ikan yang
sakit direndam dalam tawas (CuSO4) selama 1-2 menit. Dosisnya sebanyak 1 ml tawas untuk 2 liter
air. Kemudian, ikan sakit tersebut dapat diberi antibiotik tetrasiklin selama lebih dari 30 menit
dengan dosis 10 mg/2 air.

2. Penyakit pseudomonas dan aeromonas

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. dan Aeromonas sp. Gejala penyakitnya antara
lain pendarahan pada kulit dan terdapat luka atau borok. Terkadang perut ikan menjadi kembung
yang dikenal dengan dropsi. Biasanya serangan bakteri ini diikuti dengan serangan virus.
Serangannya bisa terjadi kalau ikan rentan atau lemah akibat lapar, pakan tidak cocok, dingin, sires,
atau kondisi air tidak baik.

Pengobatan paling baik terhadap penyakit ini adalah dengan antibiotik tetrasiklin 20-30 mg/~ selama
7-10 hari. Selama pengobatan, sebaiknya akuarium ditutup atau diberi naungan agar terlindung dari
sinar matahari langsung. Bila sudah tampak cokelat, airnya harus segera digant

Anda mungkin juga menyukai